Kaisar Dewa

Kakak Saudari Tertua



Kakak Saudari Tertua

0Lady Saint berkata, "Sampai sekarang ini, Lin Yue masih punya peluang yang cukup besar. Meski demikian, keberhasilannya dalam menjadi Ahli Waris Daratan Kunlun masih bergantung kepada keputusan sang Permaisuri."     

"Jika dia mampu mencapai tingkatan Puncak di dalam Dua Pedang ketika masih berada di Alam Fish-dragon, maka dia pasti akan menjadi salah satu Ahli Waris dari Daratan Kunlun. Di masa depan, dia akan menjadi murid istana kekaisaran."     

Semenjak Permaisuri Chi Yao sedang memilih Ahli Waris Daratan Kunlun, maka ia sendiri yang akan mengembangkan mereka semua. Lalu, jika sampai berada di bawah kendali sang Permaisuri, maka Sembilan Ahli Waris tersebut akan menjadi kuat dan tak tertandingi. Mereka semua akan memiliki begitu banyak tanggung jawab, seperti halnya sembilan pilar di Daratan Kunlun.     

Di antara mereka, seorang ahli waris yang paling berbakat akan menjadi ahli waris utama dan melanjutkan kepemimpinan di Daratan Kunlun.     

Langkah pertama untuk menjadi sosok pendominasi di Daratan Kunlun adalah dengan cara menjadi seorang ahli waris. Setelah sembilan ahli waris sudah terpilih, maka mereka semua akan berkompetisi satu sama lain untuk memperebutkan singgasana.     

Setelah mendengar perkataan Lady Saint, maka semua Setengah-Biksu yang hadir di sana langsung menggelengkan kepala masing-masing, sambil tersenyum getir.     

Bagaimana tidak, seseorang yang sudah berhasil mencapai tingkatan Puncak dari Satu Pedang, maka hal tersebut adalah suatu pencapaian yang benar-benar tinggi. Oleh karena itulah, bukan tugas yang mudah untuk menguasainya sampai pada tingkatan Puncak dari Dua Pedang.     

Sejarah mencatat, dalam ribuan tahun terakhir, seantero Daratan Kunlun hanya punya dua orang dari Alam Fish-dragon, yang mampu mencapai tingkatan Puncak dari Dua Pedang.     

Mereka berdua adalah sang Permaisuri dan Kaisar Pedang.     

Sementara itu, tidak ada seorangpun yang akan mengelak jika Lin Yue adalah seorang pertapa yang sangat berbakat, namun di waktu yang bersamaan, tidak ada seorangpun yang juga menganggap bahwa pria itu punya kapabilitas untuk menandingi sang Permaisuri dan Kaisar Pedang.     

Saat itu, Lady Saint sedang memutar kedua mata cantiknya ke arah lima orang Setengah-Biksu yang hadir. Kemudian, ia menunjukkan gigi putihnya, lalu berkata sambil tersenyum, "Para Leluhur, apa kau kira aku sengaja mempersulitnya?"     

"Sejujurnya, mencapai tingkatan Puncak dari Dua Pedang adalah syarat minimal untuk menjadi ahli waris. Jika dia tidak mampu melakukannya, lalu bagaimana mungkin dia mampu mengalahkan para pahlawan pedang di seantero Daratan Kunlun?"     

"Xue Wuye, Sang Gubernur Muda dari Kota Fragrance, sudah sampai pada Alam 'Yin-Yang Blend'. Dalam satu tahun ke depan, seharusnya dia mampu mencapai tingkatan Puncak dari Dua Pedang, dan menjadi orang ketiga dalam sejarah selama ribuan tahun terakhir,"     

Setengah-Biksu Jing Lan menghela nafas dan berkata, "Sebagai seorang keturunan Kaisar Pedang, maka Xue Wuye pasti sudah sangat familier dengan gaya Kaisar Pedang. Selama 500 tahun terakhir, dia sudah dikenal sebagai seorang top jenius dalam hal Tao pedang di Daratan Kunlun. Akan tetapi, sekarang ini, Lin Yue sendiri masih jauh lebih inferior daripada sosok tersebut."     

Lady Saint menambahkan, "Sui Han dari Sekte Qin juga sudah mencapai tingkatan Puncak dari Dua Pedang, bahkan sejak empat tahun silam. Sekarang, dia sudah mempelajari 'Separation of Yin and Yang' dari Dua Pedang. Tingkatan alamnya dalam hal Tao pedang sudah berada dekat dengan Xue Wuye."     

Setengah-Biksu Zixia mengangguk dan berkata, "Sui Han sudah menjadi pahlawan tak tertandingi sejak dia berusia belia. Permainan kecapi dan Tao pedangnya sama-sama sudah mencapai level yang tinggi. Hanya sedikit orang di dunia ini yang bisa disejajarkan dengannya."     

Ada begitu banyak ahli pedang di seantero Daratan Kunlun. Jadi, secara natural, ada begitu banyak jenius dalam hal Tao Pedang. Di antara mereka, Xue Wuye dan Sui Han adalah yang paling menakjubkan.     

Ketika mereka mendengar Lady Saint menyebut nama Xue Wuye dan Sui Han, maka kelima Setengah-Biksu yang hadir di sana merasa seperti baru saja tersiram air es. Seketika itu juga, semangat mereka langsung menurut drastis.     

Bagaimana tidak, kemampuan Lin Yue dalam Tao pedang memang cukup tinggi. Namun, ketika harus dibandingkan dengan Xue Wuye dan Sui Han, maka Lin Yue jelas kalah bersinar; seperti halnya kunang-kunang yang berhadapan dengan sinar rembulan.     

Lady Saint berkata sambil tersenyum, "Sekarang ini, Lin Yue berada di Perubahan Kelima dari Alam Fish-dragon. Jadi, dia punya potensi yang besar. Maka dari itu, bukan hal yang mustahil baginya untuk menyusul pencapaian mereka."     

...     

Menurut aturan di pertarungan final, maka setiap juara memiliki waktu dua jam untuk mengisi kembali Tenaga Chi mereka setiap kali selesai bertarung.     

Zhang Ruochen sendiri tidak menggunakan banyak Tenaga Chi pada pertarungan terakhir, jadi ia dapat kembali ke kondisi optimalnya dengan cepat, hingga ia sudah siap menghadapi pertarungan selanjutnya.     

Sementara itu, penantang kedua yang naik di atas Coliseum adalah seorang pria bungkuk, seorang Elder berjubah cyan. Di usianya yang sudah menginjak angka 120 tahun, saat itu ia berjalan cepat dan mantap; bahkan, pria itu sama sekali tidak terlihat tua.     

"Liu An dari Istana Pure Jade," kata seorang Elder berjubah cyan.     

Melihat itu, Zhang Ruochen langsung menangkupkan kedua tangannya ke arah depan dan membungkuk, sambil berkata, "Elder Liu, tolong."     

"Jika demikian, maka aku tidak perlu lagi bersikap terlalu formal."     

Liu An menggunakan sebuah pedang pertempuran dengan sifat alami es. Jadi, ketika pria tua itu melepaskan gerakan pedangnya, maka seketika itu pula seisi Coliseum langsung berubah menjadi beku.     

Mereka berdua pun mulai bertarung sengit, hingga meninggalkan sebuah bayangan yang saling silang di atas Coliseum.     

Sebenarnya, dengan kekuatan Zhang Ruochen yang sekarang, maka ia mampu mengalahkan Liu An hanya dalam tiga gerakan.     

Akan tetapi, setelah menimbang-nimbang bahwa Liu An adalah sosok pria yang lebih tua daripada dirinya, sekaligus menjadi seorang Elder yang cukup terkenal di dalam Sekte Yin Yang, maka seketika itu pula Zhang Ruochen harus menghormatinya. Maka dari itu, setelah mereka berdua menukar 30 kali gerakan, saat itu Zhang Ruochen akhirnya berhasil mengalahkan sang Elder dengan menggunakan "Pedang Plum Penghancur."     

"Han Wu dari Skill-imparting Yard."     

"Feng Tianlu dari Fire and Thunder Yard."     

...     

Di waktu yang bersamaan, ada tujuh penantang lagi yang naik ke atas Coliseum. Mereka semua naik ke atas sana secara bergantian, namun mereka semua akhirnya tetap dikalahkan oleh Zhang Ruochen.     

Sejauh ini, Zhang Ruochen sendiri sudah berhasil memenangkan sembilan kali pertarungan berturut-turut dengan kecepatan yang tinggi. Sementara itu, baik kecepatan dan keterampilannya berhasil mengejutkan semua murid inti dan murid Biksu yang hadir di sana.     

Para partisipan dari Grup 10 berpikir bahwa mereka adalah orang-orang yang beruntung. Akan tetapi, mereka sama sekali tidak menduga jika Zhang Ruochen mampu mengalahkan para penantang tersebut.     

Sebagaimana mereka sedang mengamati Zhang Ruochen, maka seketika itu pula mereka hanya bisa memaksakan senyuman, sambil menggelengkan kepala.     

Ternyata, para juara adalah para superior yang sesungguhnya.     

"Tidak heran mengapa Lin Yue mampu mengalahkan Zhao Wuyan di babak eliminasi. Sebab, dia jauh lebih kuat daripada yang kukira; yang jelas, aku sama sekali bukan tandingannya," Liu An – yang sudah dikalahkan oleh Zhang Ruochen – mulai menghela nafas sambil tersenyum.     

Liu An sendiri benar-benar paham bahwa Lin Yue memang sengaja mengendurkan dirinya saat berada di pertarungan terakhir, dimana hal tersebut bertujuan untuk menyelamatkan mukanya. Oleh karena itulah, ia pun merasa sangat terkesan dengan kemampuan Lin Yue.     

Sebelumnya, ia selalu memperlakukan pria tersebut seperti seorang lawan atau seorang junior. Tapi sekarang, ia semakin mengapresiasinya dan bahkan mulai mengaguminya.     

Pada saat ini, hari telah malam, dimana obor api mulai dinyalakan di atas 18 pilar tembaga di puncak Gunung Suci Zhiyu. Alhasil, 18 api itu membentuk sebuah cahaya tersendiri, yang menerangi keempat Coliseum.     

Pada tengah malam, maka kontes pedang di Grup Tujuh, Grup Delapan, Grup Sembilan, dan Grup Sepuluh akhirnya berakhir.     

Zhao Wuyan dan Lin Yue berada di posisi pertama di Grup Tujuh dan Grup 10.     

Mo Xin, sebagai sang juara di Grup Delapan, berhasil menempati urutan pertama setelah berhasil memenangkan delapan pertandingan dan kalah satu kali.     

Sementara itu, Han Zhang, sang juara di Grup Sembilan, tidak seberuntung itu. Sebab, ia hanya mendapatkan ranking kedua di dalam grup, setelah berhasil memenangkan tujuh pertandingan dan kalah dalam dua kali pertandingan.     

Selain itu, murid seorang Biksu yang dikenal sebagai "Yang Qi" telah berhasil memenangkan sembilan pertarungan dan menjadi No.1 di Grup Sembilan.     

Hari ini, pertarungan final telah selesai. Dalam dua hari kedepan, akan ada pertarungan final untuk Grup Satu, Grup Dua, Grup Tiga, Grup Empat, Grup Lima, dan Grup Enam. Pada akhirnya, pemenang dari 10 grup tersebut akan ditentukan di sana.     

Para pertapa yang mampu menjadi pemenang grup adalah para master yang akan masuk ke dalam seleksi. Meskipun masih ada beberapa ronde tantangan tambahan, namun daftar 10 partisipan tersebut tidak akan banyak berubah.     

Para pemenang di empat grup hari ini adalah Zhao Wuyan, Mo Xin, Yang Qi, dan Lin Yue. Alhasil, mereka semua pun akhirnya mendapatkan popularitas yang instan. Saat itu, para kerumunan langsung mengelilingi mereka dan meneriakkan nama mereka masing-masing.     

Sambil dikelilingi oleh para murid dari Long-living Yard, saat itu Zhang Ruochen memilih pergi meninggalkan Gunung Suci Zhiyu.     

Xu Changsheng sedang berdiri di tempat yang relatif tinggi untuk mengamati kerumunan. Saat itu, dengan ekspresi murung di wajahnya, diam-diam ia berkata, "Ternyata Lin Yue sudah berhasil naik tingkat lagi."     

"Jika dia bukan orang yang pulang dari suatu petualangan tertentu, maka bisa dipastikan bahwa dia adalah seorang master jahat yang sedang menyamar. Jadi, sebenarnya siapa dia?"     

Saat itu, ia melihat ke arah Qi Feiyu – yang juga pergi dari sana.     

"Wanita itu selalu bersikap cuek kepada orang lain, dan selalu menjaga jarak dengan orang lain. Namun, hanya dengan pergi bersama-sama ke Gunung Dewa Kuno bersama Lin Yue, maka dia sudah sangat dekat dengan pria tersebut."     

"Ini sangat aneh!"     

"Tampaknya dia juga orang yang mencurigakan."     

"Haruskah aku menginvestigasinya terlebih dahulu?"     

Kekuatan Lin Yue sendiri sudah berhasil menakuti Xu Changsheng, namun Qi Feiyu, jauh lebih kuat daripada pria tersebut.     

"Akan sangat sulit jika mereka sampai bekerja sama. Di dalam Sekte Yin Yang sendiri, hanya kakak saudari tertua yang mampu menandingi mereka, selain para Leluhur Setengah-Biksu." Kedua mata Xu Changsheng berubah menjadi tajam.     

Meskipun ia sangat percaya diri, namun ia tidak berani mengusik mereka berdua sekaligus.     

Tanpa adanya bukti, maka ia juga tidak berani mengusik Leluhur Setengah-Biksu.     

Jika Lin Yue dan Qi Feiyu sama-sama tidak bersalah, maka ia akan dianggap sebagai sosok yang cemburu terhadap talenta mereka, hingga akhirnya mendapatkan hukuman yang berat.     

"Aku harus pergi menuju ke Ground-stove Valley dan meminta kakak saudari tertua untuk keluar dari proses pengasingan. Jika hal itu terjadi, maka 10 Lin Yue ditambah dengan 10 Qi Feiyu sama sekali tidak akan bisa mengalahkannya."     

"Swoosh!"     

Xu Changsheng melesatkan tubuhnya dan pergi meninggalkan Gunung Suci Zhiyu.     

Ground-stove Valley sendiri terletak di sebuah lembah yang tandus, dengan tanah berwarna ungu, dan bebatuan yang menutupi area seluas ratusan mil.     

Sementara itu, permukaan tanahnya sendiri sangat panas. Ketika ia melangkahkan kakinya ke atas tanah, maka seketika itu pula terdengar suara "chi chi". Bahkan, sepatunya sampai terbakar.     

Jika diamati lekat-lekat, maka ia akan menemukan api yang melesat keluar dari dalam tanah, dimana hal tersebut membuat temperatur udara di sekitarnya menjadi jauh lebih panas, bahkan lebih panas daripada sebuah air yang mendidih.     

"Swoosh!"     

Kobaran api selalu menyembur keluar dari lembah tersebut – tak terkontrol – seperti aliran air. Sementara itu, kobaran api yang menyembur keluar tersebut akhirnya menumpuk dan berubah menjadi raksasa, hingga akhirnya tampak seperti gunung. Di waktu yang bersamaan, raksasa itu sedang menatap Xu Changsheng yang berada di bawah dan berkata, "Xu Changsheng, mengapa kau menggangguku saat aku sedang mengasingkan diri untuk pemurnian?"     

Suara itu terdengar kencang dan menggelegar seperti petir. Jadi, akan teramat sulit untuk menentukan apakah pemilik suara tersebut adalah seorang pria atau seorang wanita.     

Xu Changsheng berdiri di bawah Fire Titan tersebut. Saat diperbandingkan, maka tubuhnya hanya terlihat seperti sebutir beras. Yang jelas, pria tersebut terlihat seperti seekor semut di hadapan sang raksasa.     

Ia tahu bahwa Fire Titan tersebut adalah sebuah Dharma Laksana milik kakak saudari tertuanya. Maka dari itu, saat itu ia merasa takjub, hingga keringat – sebesar jagung – mulai mengucur dari dahinya.     

Seketika itu juga, ia langsung membungkuk ke arah kakak saudari tertuanya dan memberikan informasi perihal Lin Yue dan Qi Feiyu.     

Beberapa saat kemudian, sang Fire Titan pun bergumam, "Ketika berada di Perubahan Keempat dari Alam Fish-dragon, namun dia sudah berhasil menapakkan kaki di puncak lantai kedua Gunung Dewa Kuno. Pria ini benar-benar brilian."     

"Yang jauh lebih penting, dia sudah berhasil mencapai level kesembilan dari Satu Pedang. Berdasarkan pada pencapaiannya, maka dia bisa dikategorikan sebagai seorang jenius Biksu Pedang. Tidak kusangka, ternyata pihak Sekte telah berhasil melahirkan seorang ksatria yang bertalenta seperti itu, setelah aku mengasingkan diri selama satu tahun belakangan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.