Kaisar Dewa

Hasil yang Tak Terduga



Hasil yang Tak Terduga

0Dengan Pedang Valley-water di tangannya, saat itu Zhang Ruochen naik ke atas Coliseum dan berhadapan dengan Xie Yunfan – yang berdiri pada jarak 33 meter jauhnya.     

"Lin Yue dari Long-living Yard."     

Ketika Xie Yunfan melihat lawannya adalah Lin Yue, maka seketika itu pula ujung bibirnya tampak tersungging, sementara rasa bahagia mulai menyeruak di dalam hatinya.     

Sebab, sudah sedari lama ia ingin memberi Lin Yue pelajaran, namun ia sama sekali tidak menemukan kesempatan tersebut, karena selama itu Lin Yue selalu bersembunyi di Gunung Suci Zixia.     

Tidak disangka, ia bertemu dengan Lin Yue di atas panggung kontes, di antara 368 partisipan.     

Jadi, hal itu tampaknya mirip dengan pepatah lama; seseorang tidak akan bisa menghindari musuhnya di dunia yang sempit ini.     

Hari ini, Xie Yunfan ingin mempermalukan Lin Yue – ketika pemuda itu tengah menjadi sorotan publik – supaya pemuda tersebut selalu menundukkan kepalanya – karena malu – saat menjalani hari-harinya di Sekte Yin Yang di kemudian hari.     

Setelah hal itu terjadi, lalu bagaimana mungkin dia mampu menjaga harga dirinya di depan saudari junior seperguruan Qi?     

Saat kembali memikirkan momen-momen dimana saudari junior seperguruan Qi sedang menggandeng tangan Lin Yue, maka seketika itu pula Xie Yunfan benar-benar kesulitan untuk menata dirinya sendiri. Sebab, ia tampak seperti orang yang sudah tidak sabar lagi ingin menghancurkan tulang-tulang Lin Yue sampai menjadi abu.     

"Apa yang terjadi? Kau tidak berani menampakkan diri karena sangat ketakutan?"     

Xie Yunfan akhirnya bisa menata dirinya dan menghela nafas panjang. Setelah itu, ia mengapit pisaunya di antara sela jari, sambil memainkan pisau tersebut, seolah-olah ia sudah berhasil mengalahkan Zhang Ruochen.     

Di sisi lain, Zhang Ruochen masih meletakkan satu tangan di belakang pinggulnya, sementara tangan yang lain sedang digunakan untuk membawa Pedang Valley-waternya. Saat itu, ia memahami kalau Xie Yunfan tampak sedikit gegabah.     

Hanya karena seorang wanita, Xie Yunfan akhirnya memperlakukan pemuda tersebut seperti sedang bertemu dengan musuh bebuyutan, seperti seorang musuh yang pernah membunuh kedua orang tuanya. Jadi, pria itu selalu mencibir dan memandangnya jijik. Yang jelas, ia selalu menganggap Zhang Ruochen jauh lebih inferior darinya.     

Sebenarnya, sekali atau dua kali terjadi, maka itu tidak masalah bagi Zhang Ruochen, sebagaimana ia juga tidak ingin dianggap sebagai orang yang berpikiran sempit.     

Akan tetapi, setelah berpura-pura untuk waktu yang lama, pada akhirnya, Zhang Ruochen sendiri merasa sangat terganggu dengan hal tersebut.     

Para penonton yang berada di sana sedang tertawa terbahak-bahak. Yang jelas, para murid inti dan partisipan yang menonton tersebut sama-sama memikirkan satu hal; yakni Lin Yue adalah seorang pecundang.     

"Kakak saudara Xie, tendang pantatnya keluar dari Coliseum. Bagaimana mungkin saudari senior seperguruan Qi bisa jatuh hati kepada pria semacam itu?"     

Seorang murid inti dari Long-living Yard menatap Zhang Ruochen dengan ekspresi menimbang-nimbang, lalu berteriak dari kerumunan. "Jika kau takut, sebaiknya kau segera menyerah dan jangan membuat kita malu."     

Mendengar itu, maka Xie Yunfan akhirnya bertambah semakin bahagia, sebagaimana di wajahnya tampak senyuman yang sumringah, "Lin Yue, kau hanya sedang beruntung karena lawanmu adalah aku. Sebab, hal yang paling buruk yang bisa kulakukan hanyalah menghajar wajahmu. Tapi, jika sampai kau bertemu dengan orang lain, yang punya kepribadian lebih buruk, maka kau pasti akan bertemu dengan ajalmu di atas panggung ini."     

"Apa kau sudah selesai? Kau mau bertarung atau bagaimana?"     

Xie Yunfan benar-benar menguras kesabaran Zhang Ruochen, meskipun ia sudah berusaha yang terbaik untuk bersikap tenang.     

Ketika menyaksikan Lin Yue berlaku sangat tidak sopan di hadapannya, maka seketika itu pula ekspresi marah mulai muncul di wajahnya. Kemudian, Xie Yunfan pun mendengus, "Jika kau ingin mati, maka aku akan segera mengabulkannya."     

Xie Yunfan membalik pisau kecilnya dan hendak melemparkannya ke arah Zhang Ruochen.     

Akan tetapi, sebelum pisau itu sempat terlepas, saat itu Xie Yunfan sudah lebih dulu merasakan tiupan angin yang tajam sedang mengarah ke dirinya – yang sangat kuat, hingga ia hampir kesulitan untuk menyeimbangkan tubuh.     

"Ini buruk..."     

Setelah menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres, maka seketika itu pula ekspresi wajah Xie Yunfan berubah menjadi muram. Setelah itu, ia segera melepaskan Divine Bodyshield-nya.     

Xie Yunfan sendiri adalah seorang pertapa di Perubahan Kedelapan dari Alam Fish-dragon dan sudah berhasil membuka lima buah Holy Meridian.     

Alhasil, Chi Suci di dalam tubuhnya menjadi sangat aktif, hingga ia mampu menciptakan sebuah Divine Bodyshield – yang tampak seperti lingkaran bola besi.     

Tiba-tiba, Zhang Ruochen muncul di hadapan Xie Yunfan dan mengirimkan pukulan ke arah Divine Bodyshield-nya, dimana hal itu menciptakan riak-riak energi di udara, dan berhasil menghempaskan Xie Yunfan ke arah belakang.     

Dengan suara "boom", saat itu Xie Yunfan terhempas sampai 10 kaki jauhnya.     

Ketika kakinya kembali menyentuh tanah, namun keseimbangan tubuhnya masih belum stabil, hingga ia masih terhempas ke belakang sampai berada di sudut Coliseum, sebelum akhirnya mampu menyeimbangkan pijakannya.     

Saat itu, Xie Yunfan sedang terengah-engah, sekaligus juga merasa tersentak. Saat ini, ia merasa terkejut karena ternyata tingkat pengolahan Lin Yue benar-benar luar biasa. Jika ia sampai bereaksi lebih lambat, maka kemungkinan besar ia akan kalah dan terhempas keluar dari panggung.     

Tidak lama setelah ia mendapatkan kendalinya, saat itu ia melihat bayangan pedang yang semakin lama semakin membesar di depan matanya – Zhang Ruochen sudah kembali melesat dan semakin mendekat, sementara Xie Yunfan sendiri masih belum siap menerima serangan yang lain.     

"Swoosh!"     

Detik berikutnya, leher Xie Yunfan langsung menjadi kaku akibat rasa dingin, sebab ujung pedang yang tajam telah menempel di lehernya.     

Zhang Ruochen berdiri tegak dan memperlihatkan ekspresi santai, sementara satu tangannya masih berada di belakang pinggul. Saat itu, ujung pedangnya sudah berada di leher Xie Yunfan. Kemudian, dengan tanpa ekspresi, maka ia bertanya, "Apa kau mau menyerah atau tidak?"     

Xie Yunfan sudah kalah dalam pertempuran, bahkan sebelum banyak orang sempat mencerna apa yang sebenarnya terjadi.     

Saat ini, hasil pertandingan itu membuat para penonton menjadi bungkam. Semua orang sedang menahan nafasnya sambil memperlihatkan ekspresi takjub.     

"Bagaimana mungkin dia begitu tangguh?"     

Sebelum ini, Xu Changsheng sedang bersantai di atas kursi, karena benar-benar percaya bahwa Xie Yunfan sanggup memberi pelajaran kepada Lin Yue.     

Akan tetapi, sekarang ini, ia mulai mengepalkan tangannya erat-erat dan melompat dari kursi, sambil menatap Lin Yue yang berdiri di atas panggung dengan tampang tak percaya.     

Bagaimana mungkin pemuda itu, yang baru saja dilantik menjadi seorang murid Biksu, mampu mengalahkan Xie Yunfan?     

Apalagi, mustahil bagi Xin Yunfan untuk sengaja kalah dalam pertarungan ini, mengingat pria itu sudah menganggap Lin Yue sebagai musuh bebuyutannya.     

Sementara itu, lima orang Setengah-Biksu yang sedang duduk di atas juga sama-sama mengamati apa yang terjadi di atas panggung.     

Bahkan dengan Ketenangan Jiwa mereka yang sudah seperti itu, namun mereka juga masih terkejut. Alhasil, mereka hanya mampu menukar pandangan dengan satu sama lain, tanpa bicara apa-apa.     

Setengah-Biksu Zixia adalah sosok dengan emosi yang paling kompleks. Sebab, ketika ia melihat Lin Yue, maka seketika itu pula kedua matanya penuh dengan ekspresi terkejut, namun sebagian besar lainnya, ia sedang merasa sangat gembira.     

"Ternyata dia begitu tangguh."     

Setengah-Biksu Zixia mulai kehabisan kata-kata. Sebab, sebelumnya ia berpikir jika pemuda itu hanya mengandalkan keberuntungan, dimana itu telah membuatnya terlampau percaya diri, dan menstimulasinya untuk mendaftar pada kontes pedang di Perubahan Kedelapan dari Alam Fish-dragon.     

Akan tetapi, Setengah-Biksu Zixia sendiri tidak pernah membayangkan jika Lin Yue ternyata mampu bertarung melawan seorang pertapa di Perubahan Kedelapan dari Alam Fish-dragon. Yang jelas, itu terjadi karena Lin Yue memang sangat percaya diri terhadap kemampuannya sendiri.     

"Pria ini benar-benar mengejutkanku."     

Setengah-Biksu Zixia tersenyum samar, namun ia tidak mampu menyembunyikan perasaan bangga di wajahnya.     

Di sebelahnya, di sana ada seorang Setengah-Biksu – dengan tanda merah di antara dahinya – sedang tertawa terbahak-bahak, "Generasi muda ini ternyata mampu mengalahkan generasi tua. Setengah-Biksu Zixia, kadang kala kau juga masih salah dalam membuat penilaian. Ternyata dia adalah seorang murid yang sangat brilian. Aku ingin merekrutnya ke dalam Mokong Yard jikalau dia tidak punya tempat di Long-living Yard-mu."     

Setengah-Biksu Zixia melirik ke arah Setengah-Biksu dengan pandangan mata yang tajam, sambil berkata, "Coba angkat satu jarimu dan lihat saja nanti, apakah aku akan menjungkir-balikkan seisi Mokong Yard atau tidak."     

Setengah-Biksu Jing Lan sendiri merasa sangat gembira dan mengangguk, seraya berkata, "Murid ini bukan murid dengan kemampuan rata-rata. Dia bukan orang yang congkak atau arogan. Sebaliknya, dia adalah murid yang sangat percaya diri, namun itu juga masih pada batasan wajar, mengingat dia memang masih sangat muda. Selain itu, dia juga berhasil mendaki ke puncak lantai kedua gunung di usia yang sangat muda seperti itu. Jika hal ini masih terus berlanjut, maka suatu hari ini, aku yakin bahwa dia akan menjadi seorang Biksu Pedang dan mencatatkan namanya sendiri di dalam sejarah dunia."     

Fakta bahwa seorang jenius seperti itu muncul di Sekte Yin Yang adalah sesuatu yang berhasil membuat para Setengah-Biksu merasa bangga. Sebab, tidak berlebihan ketika mereka akhirnya menganggap bahwa Lin Yue akan mendapatkan popularitas dari kontes ini dan keluar menjadi bintang, selain juga menjadi salah satu putra kesayangan Dewa di antara para murid Biksu.     

Di atas panggung.     

Xie Yunfan sedang menghela nafasnya dan masih menolak untuk menyerah. Saat itu, ia menggertakkan giginya. "Aku masih belum kalah dalam pertarungan ini. Kau telah menyerang di saat aku lengah. Jika demikian, kemampuan heroik mana yang membuatmu keluar menjadi pemenang? Ayo, tarik pedangmu terlebih dahulu, jika kau memang masih punya nyali, supaya kita bisa bertanding ulang."     

Zhang Ruochen menggelengkan kepala dan menarik kembali pedangnya.     

Saat itu, ekspresi wajah Xie Yunfan menjadi bercahaya, sementara kedua matanya menyiratkan intensitas pembunuhan yang kental. Kemudian, pisaunya terlepas cepat seperti kilat, dan mengarah ke jantung Zhang Ruochen.     

Akan tetapi, dengan suara boom, saat itu Xie Yunfan sudah lebih dulu ditendang keluar oleh Zhang Ruochen, bahkan sebelum pisau itu sempat menyentuh tubuh Zhang Ruochen. Setelah itu, terdapat cetak tanda merah pada wajahnya yang berdarah, sebagaimana ia tersungkur di luar panggung dan berada di antara kerumunan – dalam keadaan pingsan.     

Sebenarnya, Xie Yunfan sendiri sudah pingsan pada saat Zhang Ruochen menendang wajahnya. Jadi, itu bukan karena Xie Yunfan yang tersungkur jatuh.     

Zhang Ruochen mungkin akan memberikan kesempatan kedua jika lawannya adalah orang lain.     

Akan tetapi, dia adalah Xie Yunfan, dan Zhsang Ruochen sama sekali tidak ingin melihatnya lebih lama lagi.     

Dengan kedua tangan di belakang pinggul, saat itu Zhang Ruochen menuruni tangga panggung dan kembali lagi ke kursinya.     

Tiba-tiba, semua murid inti di sekitar Coliseum A merasa sangat bersemangat, sambil menyerukan nama "Lin Yue" kencang-kencang. Bahkan, kegaduhan itu seakan mampu mengguncang seisi Gunung Suci Zhiyu.     

Murid-murid yang berasal dari Long-living Yard – yang sebelumnya meremehkan Lin Yue – sekarang ini mulai menegakkan postur duduknya masing-masing, dimana hal tersebut ditujukan sebagai penghormatan kepada saudara junior seperguruan Lin Yue.     

"Talenta kakak saudara Lin Yue adalah sesuatu yang tidak bisa disamai oleh orang lain, sementara tingkat pengolahannya adalah sesuatu yang tak tertandingi. Jadi, kita tidak bisa melakukan apa-apa, selain hanya mengaguminya."     

"Tidak heran mengapa saudari senior seperguruan Qi akhirnya jatuh cinta dengan kakak saudara Lin Yue – bukan hanya karena dia tampan, melainkan juga karena tingkat pengolahan yang sudah begitu dalam. Jadi, wanita manapun pasti akan jatuh cinta kepada seorang pria seperti itu." Seorang murid perempuan berseru kencang, tanpa tahu malu.     

Selain Can Dong, ternyata ada satu lagi penakluk yang lahir di Long-living Yard.     

Sementara itu, pertarungan selanjutnya antara nomor 79 melawan nomor 80.     

Zhang Ruochen kembali mengobservasi pertarungan mereka berdua.     

Sebab, siapapun yang memenangkan pertandingan ini akan menjadi lawannya selanjutnya.     

"Zhao Wuyan, dari Istana Tai Qing."     

Seorang pria muda di sisi kiri berkata dingin dengan intonasi yang serius.     

Di hadapannya adalah seorang wanita tua yang terlihat sehat dan ramah, meskipun rambutnya sudah berwarna abu-abu. Saat itu, ia berkata, "Fan Jing, dari Sunv Yard."     

Fan Jing adalah seorang Elder berjubah cyan dari Sunv Yard. Wanita itu sudah berusia 100 tahun, dan tingkat pengolahannya benar-benar mendalam. Saat itu, gerakan pertamanya berasal dari teknik bela diri kelas menengah dari Tingkatan Hantu – yakni Snow Mountain Sword Technique.     

"Snow Mountain Lingering Shadow."     

Kekuatan dari teknik pedang kelas medium dari Tingkatan Hantu sudah dieksekusi dengan baik.     

Wanita itu sedang menggunakan teknik bergerak, sebelum akhirnya terdapat ratusan pedang Chi yang melintas di atas panggung tersebut.     

Setelah itu, bunga-bunga salju mulai turun dari langit.     

Permukaan tanah di sekitarnya akhirnya berubah menjadi beku, dengan lapisan es yang tebal.     

"Swoosh!"     

Ratusan aliran pedang Chi berkumpul bersama dan langsung berkumpul menjadi satu demi membentuk sebuah gunung raksasa – yang sangat besar – hingga sampai membuat para penonton merasa sangat terkejut.     

Para murid inti di luar panggung bisa merasakan udara dingin yang menerpa wajah mereka, sebagaimana gunung es tersebut mulai menekan mereka dari arah atas.     

"Kau tidak bisa meremehkan teknik pedang Elder Fan Jing. Wanita itu mungkin sudah berada di level kedua dari Satu Pedang, dan dia sudah berhasil menguasai teknik pedang dari kelas menengah Tingkatan Hantu. Bahkan, hanya ada sedikit orang yang mampu bertahan dari satu gerakannya." Kata seorang murid Biksu.     

Akan tetapi, sementara orang-orang sedang merasa takjub dengan teknik pedang Elder Fan Jing, saat itu Zhang Ruochen menyipitkan matanya untuk berfokus pada Zhao Wuyan.     

Ketika berhadapan dengan musuh tangguh seperti Elder Fan Jing, saat itu Zhao Wuyan benar-benar terlihat tenang dan sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda panik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.