Kaisar Dewa

Saling Perhitungan



Saling Perhitungan

0Pada saat Zhang Ruochen mencapai puncak lantai kedua gunung, maka seketika itu pula ia bergegas menuju ke Mata Air Suci kedua – tanpa sama sekali mengambil jeda.     

Di samping Mata Air Suci kedua tersebut, di sana terdapat sebuah Candi Taoist kuno berwarna hijau.     

Zhang Ruochen masuk ke dalam candi tersebut, lalu mengambil sebuah bejana berbentuk labu – berukuran tinggi 3 kaki – yang terdapat di altar suci. Kemudian, ia berjalan ke arah Mata Air Suci kedua dengan bejana labu di tangannya.     

Menurut aturan yang berlaku, jika seseorang berhasil menantang tiga buah karakter sekaligus pada rintangan pertama di lantai kedua gunung, maka ia diperbolehkan untuk membawa seratus kali lipat Holy Water yang terdapat di dalam Mata Air Suci tersebut.     

Jadi, bejana berbentuk labu yang besar, yang sedang dibawa oleh Zhang Ruochen, berukuran seratus kali lipat daripada sebuah bejana berbentuk labu biasanya.     

Sambil berdiri di sebelah Mata Air Suci kedua, saat itu Zhang Ruochen meletakkan bejana itu ke dalamnya, untuk mengambil air. Sementara ia sedang melakukan itu, maka ia kembali membuka Cincin Ruang-nya sebesar satu meter persegi.     

Qi Feiyu sendiri belum berhasil mencapai puncak gunung sampai Zhang Ruochen akhirnya selesai mengambil Holy Water tersebut. Saat itu, wajah Qi Feiyu terlihat pucat, sementara jubahnya juga sudah basah oleh keringatnya sendiri. Jadi, siapapun bisa menilai kalau wanita tersebut sangat susah payah untuk bisa mendaki sampai ke atas sini.     

Keberhasilannya dalam menapakkan kaki di puncak lantai kedua gunung telah membuktikan bahwa wanita tersebut memiliki kekuatan ingin yang tinggi, yang bahkan jauh lebih tinggi daripada para pertapa lain.     

"Kau bahkan lebih cepat daripada yang kuperkirakan."     

Zhang Ruochen menggenggam labu tersebut dan berdiri di samping Mata Air Suci. Saat itu, ia tidak segera pergi dari sana, sebab ia masih merasa penasaran terhadap seberapa banyak Holy Water yang bisa dibawa oleh Qi Feiyu.     

Qi Feiyu sendiri memperlihatkan tatapan dingin ke arah Zhang Ruochen, lalu masuk ke dalam candi, dan mengeluarkan bejana labu berukuran 3 kaki, sebelum akhirnya mulai mengisi bejana tersebut dengan air.     

"Tampaknya dia sudah berhasil menantang tiga karakter sekaligus pada rintangan pertama di lantai kedua gunung."     

Zhang Ruochen sendiri tidak terkejut. Saat itu, ia hanya menganggukkan kepalanya pelan dan langsung pergi menuju ke bawah kaki lantai ketiga gunung.     

Dengan bejana labu di salah satu tangannya, maka Qi Feiyu pergi menuju ke kaki lantai ketiga gunung, sambil melirik ke arah Zhang Ruochen. Setelah itu, wanita tersebut berkata, "Kau yang pergi dulu atau aku?"     

"Silahkan, saudari senior seperguruan Qi."     

Zhang Ruochen kembali memperlihatkan gestur mempersilahkan, seraya mengambil satu langkah ke arah belakang.     

Saat itu, Qi Feiyu tidak menolaknya. Kemudian, ia meletakkan bejana labu tersebut di sebuah pembatas, lalu berjalan ke bawah dinding batu dan mengamatinya sejenak.     

"Swoosh!"     

Pada dinding batu tersebut, tertulis karakter "Li" yang memancar keluar, hingga berubah menjadi seorang penjaga gerbang berwujud transparan.     

Qi Feiyu sedang bertarung melawan sang penjaga gerbang sampai 200 kali gerakan. Pada akhirnya, pedang milik sang penjaga gerbang berhasil mengenai rusuk kanannya, hingga menciptakan lubang berdarah di tubuh Qi Feiyu.     

Gagal menembus.     

Qi Feiyu terengah-engah, hingga keringat mulai membanjiri tubuhnya. Saat itu, ia berjalan menuju pembatas, lalu membuka tutup bejana labunya dan mulai meminum Holy Water untuk menyembuhkan luka-lukanya.     

Akan tetapi, sesaat setelah ia meneguknya, maka seketika itu pula ia langsung memuntahkannya.     

Qi Feiyu mencium bejana labu tersebut dan ekspresi matanya langsung berubah menjadi dingin. Setelah itu, ia menatap Zhang Ruochen dan berkata, "Apa kau baru saja mencuri Holy Water-ku?"     

Zhang Ruochen menjawab terang-terangan, "Ya. Aku meminum airmu ketika kau sedang bertarung melawan penjaga gerbang."     

"Apa kau ingin mati?"     

Qi Feiyu tampak sangat keji – yang tidak seperti biasanya – hingga kepribadiannya yang elegan langsung berubah dalam hitungan detik.     

Meski demikian, Zhang Ruochen masih bersikap tenang, sambil tersenyum penuh arti dan membalas, "Kau benar-benar sudah terluka parah. Jadi, kau tidak akan mampu bertarung melawanku."     

"Selain itu, kau adalah orang yang ingin membunuhku terlebih dahulu. Kalau aku tidak bereaksi cepat, maka kemungkinan besar aku sudah menjadi hantu karena ulah pedangmu. Jadi, Holy Water-mu akan kujadikan sebagai kompensasi atas hal tersebut."     

"Kau tidak punya alasan untuk marah kepadaku. Setidaknya, aku tidak menambahkan racun ke dalamnya, benarkan?"     

Zhang Ruochen membawa bejana labunya dengan cara yang santai, sambil benar-benar mengacuhkan tatapan mata Qi Feiyu.     

Qi Feiyu sendiri sedang terbakar oleh amarah, hingga kedua matanya berubah menjadi ungu.     

Akan tetapi, ia akhirnya berhasil menenangkan dirinya sendiri, dan menghirup nafas dalam-dalam, sambil mengembalikan kepribadiannya seperti semula. Setelah itu, ia mengeluarkan Pil penyembuhan, dan mulai mengobati dirinya sendiri.     

Dari hasil pertempuran antara Qi Feiyu melawan sang penjaga gerbang, maka Zhang Ruochen sudah bisa menghitung kalau Tao pedang wanita tersebut, sudah berada di Tingkatan Lanjutan dari Alam Hati yang Terhubung dengan Pedang, sementara ia sudah berada di level kedelapan dari Satu Pedang.     

Ketika Qi Feiyu dilahirkan, semenjak itu ia sudah berhasil mencapai Alam Hati yang Terhubung dengan Pedang. Ketika menyadari hal tersebut, maka Zhang Ruochen sama sekali tidak terkejut dengan pencapaian Qi Feiyu. Apalagi, wanita itu sudah menghabiskan begitu banyak waktu untuk berlatih selama ini.     

Meski demikian, seseorang dengan tingkat pengolahan yang sudah seperti itu, masih belum mampu melewati rintangan pertama di lantai ketiga gunung.     

Jadi, setelah melihat apa yang terjadi, maka tampaknya kekuatan sang penjaga gerbang sudah mencapai level kesembilan dari Satu Pedang.     

Dalam kata lain, jika Zhang Ruochen belum mencapai level yang setara, maka ia juga tidak akan sanggup melewati rintangan kali ini.     

Jika demikian, lalu mengapa menghabiskan energi untuk menembusnya?     

Zhang Ruochen menatap ke puncak lantai ketiga gunung dan menyaksikan Whitestone Sacred Cliff yang berada di ketinggian. Meskipun tertutup oleh kabut, namun samar-samar bayangan menara tinggi itu masih bisa terlihat di atas tebing tersebut.     

Paviliun Pedang yang melegenda – terletak di puncak lantai ketiga gunung.     

Konferensi Teknik Pedang pada tanggal 9 September nanti akan diselenggarakan di dalam Paviliun tersebut. Selain itu, para praktisi pedang dari seluruh dunia akan berkumpul di dalam Paviliun Pedang untuk berpartisipasi ke dalam pertemuan Tao pedang – yang diselenggarakan setiap satu abad sekali.     

Jika Zhang Ruochen berhasil menembus lantai ketiga gunung, maka ia diperbolehkan untuk mengunjungi lapangan Konferensi Teknik Pedang, lalu masuk ke dalam Paviliun Pedang, dan mengamati rahasia besar dari Altar langit dan bumi yang terdapat di sana.     

"Aku akan mendaki ke lantai ketiga gunung dengan caraku sendiri."     

Zhang Ruochen menatap ke arah belakang, sambil menghela nafas panjang, sebelum akhirnya mulai turun dari gunung tersebut.     

Ketika sampai di puncak lantai kedua gunung, saat itu Zhang Ruochen bertemu dengan Qin Yufan, yang baru saja naik ke puncaknya.     

Qin Yufan sendiri tidak menyangka kalau dirinya akan bertemu dengan Zhang Ruochen di tempat itu. Jadi, ia merasa terkejut ketika ia melihat Zhang Ruochen.     

Akan tetapi, mereka berdua hanya saling berpapasan tanpa saling menyapa.     

Dalam perjalanan turun, maka Zhang Ruochen bertemu dengan begitu banyak pendaki yang hendak naik ke puncak. Mereka semua sudah berhasil menembus rintangan kedua di lantai kedua gunung, dan beberapa dari mereka berada di antara Perubahan Keenam dari Alam Fish-dragon atau Perubahan Ketujuh dari Alam Fish-dragon. Beberapa di antara mereka juga sudah mencapai Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon.     

Dari pertama kali sampai sekarang ini, Qi Feiyu masih terus mengikuti Zhang Ruochen. Tampaknya, wanita itu masih kesal dan hendak mencuri bejana labu milik Zhang Ruochen. Akan tetapi, ia masih belum mendapatkan kesempatan untuk melakukannya.     

Sementara itu, menuruni gunung sendiri jauh lebih cepat daripada mendakinya.     

Jadi, tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk tiba di bawah kaki Gunung Dewa Kuno, satu persatu.     

Kedatangan Zhang Ruochen dan Qi Feiyu – yang turun bersama-sama – akhirnya membuat kerumunan merasa bersemangat.     

Salah satu dari mereka adalah seorang jenius Tao pedang yang baru, seorang bintang baru, sementara yang lain adalah seorang wanita cantik dengan bakat Hati Pedang, dimana hal tersebut berhasil menyita perhatian dan kecemburuan.     

Pada saat mereka berdua menuruni kaki gunung, maka semua murid Biksu mulai berkumpul di sekitar mereka.     

"Saudari junior seperguruan Qi, aku benar-benar mengagumi talentamu. Dalam kontes Tao Pedang sebelumnya, saat itu kau benar-benar berhasil mengalahkan semua orang dan mendapatkan juara pertama."     

Seorang murid Biksu di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon bergegas menuju ke arah Qi Feiyu dan berusaha untuk menyenangkan hatinya.     

Bahkan, seorang murid Biksu itu masih juga bersikap emosional dan sentimental, padahal ia sudah berada di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon.     

Bukan hal yang memalukan ketika ingin mengejar seorang gadis yang diincar oleh orang lain, namun akan menjadi sangat memalukan ketika gadis tersebut sudah menjadi milik orang lain.     

"Saudari junior seperguruan Qi berhasil menaklukkan tiga rintangan di lantai kedua gunung dengan begitu mudah. Berdasarkan pada tingkatan Tao pedangmu, maka aku percaya bahwa tidak lama lagi kau pasti mampu mencapai puncak lantai ketiga gunung." Kata seorang penggemar lain, yang hendak memberikan selamat atas keberhasilannya.     

Di antara para penggemar Qi Feiyu, di sana ada lebih dari sepuluh orang, yang sudah berada di Perubahan Kedelapan atau Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon. Mereka semua menghampirinya seperti bintang-bintang yang sedang mengelilingi bulan. Bahkan, para penggemar lain sama sekali tidak punya kesempatan untuk melakukan hal yang sama.     

Akan tetapi, Qi Feiyu sendiri memperlakukan para penggemarnya dengan dingin. Saat itu, wanita tersebut hanya melihat mereka dengan tanpa ekspresi.     

Tiba-tiba, ia mendaratkan pandangan matanya ke arah kepergian Zhang Ruochen, sambil memperlihatkan ekspresi aneh dan ganjil di wajahnya.     

Tepat pada saat itu, sesuatu baru saja terjadi, yang membuat para penggemar Qi Feiyu merasa syok.     

"Saudara junior seperguruan Lin, tunggu." Qi Feiyu memanggilnya dengan suara lembut.     

Zhang Ruochen menghentikan langkah kakinya dan menatap ke arah belakang, sambil memasang ekspresi bertanya-tanya, "Saudari senior seperguruan Qi, ada apa?"     

Wanita itu masih belum memaafkan Zhang Ruochen – yang sudah mencuri Holy Water-nya. Jadi, siapa yang bisa menebak trik macam apa yang hendak ia mainkan?     

Zhang Ruochen pun berubah menjadi waspada.     

Saat itu, para penggemar Qi Feiyu – yang berada di sana – mulai merasa kebingungan, karena Qi Feiyu tiba-tiba memanggil nama seorang murid Biksu yang baru, yang jelas-jelas mereka berdua jarang berkomunikasi satu sama lain.     

Qi Feiyu melaju ke arah depan, sampai akhirnya berada di depan Zhang Ruochen.     

Wanita itu semakin lama semakin mendekatinya.     

Zhang Ruochen samar-samar bisa mencium aroma wangi, yang bahkan membuatnya semakin waspada. Saat itu, ia ingin melangkah mundur, namun ia sudah terlambat.     

Qi Feiyu sudah lebih dulu merentangkan tangan lembutnya dan mencengkram pundak Zhang Ruochen. Sambil berpura-pura rapuh dan terluka parah, saat itu ia sedikit terbatuk, dan langsung menghempaskan dirinya ke dalam pelukan lelaki tersebut, sambil berkata, "Aku sedang terluka parah. Saudara junior seperguruan Lin, bisakah kau membawaku kembali ke Istana Pure Jade?"     

Wanita itu mengatupkan bibirnya pelan sambil menatap Zhang Ruochen – dengan tatapan wanita lemah. Tepat pada saat itu, wajahnya terlihat pucat dan lemah, yang perilakunya benar-benar mencerminkan wanita lemah, namun layak untuk dicintai.     

Alhasil, pemandangan ini membuat para penggemar Qi Feiyu merasa sangat tercengang.     

Mata-mata mereka mulai penuh dengan kemarahan, sebagaimana mereka semua mulai menatap tajam ke arah Zhang Ruochen, dan menatap lelaki tersebut dengan tatapan seolah ia adalah pelaku pembunuh ayah mereka.     

Zhang Ruochen sendiri sama sekali tidak menyangka jika Qi Feiyu akan memainkan trik yang licik dan keji semacam itu. Saat itu, rencana wanita tersebut adalah untuk membunuh Zhang Ruochen dengan pisau orang lain – yang hendak mengambil kesempatan ini untuk memprovokasi para penggemarnya, supaya mereka semua membunuh Zhang Ruochen.     

Xun Hualiu dan Mu Jiji pun sudah berada di hadapan Zhang Ruochen untuk memberinya selamat.     

Lalu, ketika mereka berdua melihat peristiwa tersebut, maka seketika itu pula mereka berdua langsung tercengang, dan mulai menatap bosnya tersebut dengan tampang kagum.     

"Bos kita benar-benar menakjubkan. Wanita... wanita itu adalah putri kesayangan Dewa dari Istana Pure Jade, seorang wanita yang seperti dewi."     

"Siapapun pasti akan merasa tertarik dengan wanita tersebut, tepat ketika wanita itu tersenyum ke arah mereka. Lalu, siapa yang pernah menyangka jika ternyata Qi Feiyu akan jatuh ke tangan bos? Bahkan sampai jatuh ke pelukannya seperti itu!"     

Apa yang sebenarnya terjadi di antara Qi Feiyu dan Lin Yue ketika mereka berdua sedang berusaha menembus Gunung Dewa Kuno?     

Bagaimana mungkin mereka berdua begitu intim?     

Apa itu artinya – seorang wanita suci dan anggun seperti Qi Feiyu – sudah jatuh cinta kepada seorang murid Biksu yang baru saja dilantik?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.