Kaisar Dewa

Cantik-cantik Kalajengking



Cantik-cantik Kalajengking

0Chi Suci mengalir cepat ke dalam pedang berukuran tiga kaki dan memancarkan ledakan energi dari pertemuan serangan yang keras – yang mengarah ke lengan Zhang Ruochen. Rasa sakit yang tajam pun mulai menusuk tangannya, hingga kedua kakinya yang menapak di jalanan gunung sampai terbenam. Saat itu, ia terdorong sejauh puluhan kaki, sebelum akhirnya berhasil mendapatkan keseimbangannya kembali.     

"Dia cukup tangguh. Ternyata benar, dia adalah seorang superior di Perubahan Kedelapan dari Alam Fish-dragon."     

Zhang Ruochen sedang menggenggam Pedang Valley-water dengan kedua tangannya, dan mulai mengalirkan Tenaga Chi ke dalam tubuhnya.     

Pertemuan serangan itu juga sama-sama mengguncang Qi Feiyu, hingga ia juga mengambil beberapa langkah mundur.     

Wanita itu pun merasa terkejut, sebagaimana ia tidak pernah menyangka jika seorang pemula di antara murid Biksu, ternyata bisa setangguh itu. Sebab, ada begitu banyak pertapa yang sudah mencapai Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon, yang sama sekali tidak mampu bertahan dari satu serangan pedangnya.     

"Sama sekali tidak buruk." Qi Feiyu memujinya.     

"Siapa kau sebenarnya?" tanya Zhang Ruochen dengan intonasi dingin.     

Tanpa menjawab pertanyaannya, saat itu Qi Feiyu mulai melompat ke atas dinding tebing, seperti ketika melompat di atas tangga, sambil memperagakan sebuah teknik pedang, dan mengarahkannya langsung menuju ke jantung Zhang Ruochen.     

"Apa kau sudah mencapai level kedelapan dari Satu Pedang?"     

Kedua mata Zhang Ruochen tampak menyipit, dan ekspresi wajahnya berubah menjadi muram dan menimbang-nimbang.     

Teknik pedang wanita tersebut lebih tinggi daripada dirinya. Tampaknya, ia hanya melepaskan satu gerakan pedang, akan tetapi, satu gerakan pedang itu telah terpecah menjadi ratusan ribu pedang Chi. Jadi, akan teramat sulit bagi seseorang untuk menghindari semuanya.     

"Bang! Bang!"     

Sebagaimana mereka berdua sedang bertarung sengit dan saling menukar puluhan gerakan, maka saat itu serentetan pedang Chi mulai menembus dinding tebing. Di waktu yang bersamaan, hal itu membuat bebatuan di atasnya mulai runtuh, dan terjatuh dari gunung.     

Tiba-tiba, Qi Feiyu mengubah arah serangannya dengan cara menghentakkan kakinya ke dinding tebing. Saat itu, ia menyuntikkan bola Chi Suci berwarna merah ke dalam pedang berukuran tiga kakinya, lalu mulai menyerang kembali.     

"Bam!"     

Zhang Ruochen mengarahkan pedang di hadapannya – bermaksud untuk menghalau serangan tersebut – akan tetapi, ia kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri, hingga sampai terhempas sejauh puluhan kaki dari sudut tebing.     

Dalam sekejap, tubuhnya sudah ditelan oleh awan putih.     

Qi Feiyu melangkah turun – layaknya sebuah bulu binatang – ke arah bebatuan yang menonjol keluar. Lalu, dengan rambutnya hitam panjangnya yang diterpa oleh semilir angin, saat itu wanita tersebut terlihat sangat cantik.     

Ia menatap ke arah bawah jurang tersebut, dan sama sekali tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Lin Yue, hingga ia mulai bergumam. "Mustahil untuk memperagakan Teknik Pedang Bertahan di lantai kedua gunung, meski dia sudah mendapatkan pencapaian yang tinggi dalam Tao pedang. Meskipun dia adalah seorang pertapa dari Alam Fish-dragon, namun dia tidak akan bisa terhindar dari kematian jika sudah terjatuh dari tebing. Lagipula, semua orang akan mengira kalau dia sudah dibunuh oleh Xu Changsheng."     

Perlahan-lahan, ia mengembalikan pedang berukuran tiga kaki tersebut ke dalam jarinya.     

Saat itu, tangannya berubah menjadi seperti semula. Siapa yang pernah membayangkan jika tangan seorang wanita yang cantik ternyata adalah tangan seorang pembunuh yang mengerikan?     

Sebagaimana ia hendak pergi dari sana, saat itu tiba-tiba ia merasakan fluktuasi Energi Chi di belakangnya. Sambil berteriak kencang di dalam hatinya, saat itu ia menatap ke bawah jurang.     

Ia melihat bola berwarna emas yang sedang melesat cepat dari dasar jurang.     

Saat itu, terdengar suara dingin dari cahaya emas tersebut, dan berkata, "Saudari senior seperguruan Qi, mengapa kau berusaha membunuhku jika di antara kita tidak pernah ada dendam? Apa kau hanya akan pergi seperti itu tanpa menjelaskan apa-apa?"     

Wanita itu melihat Lin Yue, dengan sepasang sayap naga berwarna emas di punggungnya, seraya menembus lapisan awan, dan berusaha mendekat ke arah jalanan gunung. Setelah itu, ia mendarat di atas tebing, di atas Qi Feiyu.     

Qi Feiyu merasa tercengang untuk beberapa saat. Kemudian, ia segera mendapatkan kesadarannya kembali dan berkata, "Apa aku masih butuh alasan untuk membunuh orang lain?"     

Zhang Ruochen berkata, "Aku bisa menebak alasanmu, meski kau tidak ingin mengatakannya."     

"Benarkah?"     

"Sekte Yin Yang selalu berada di pihak yang netral. Jadi, mereka jarang beraliansi dengan para kelompok jahat. Maka dari itu, siapa yang menyuruhmu menjadi mata-mata di Sekte Yin Yang? Meskipun kau memancarkan aura yang elegan, namun aku masih bisa mencium darah di dalam tubuhmu. Apa kau adalah salah satu dari Immortal Vampir?"     

Penglihatan Zhang Ruochen semakin menajam, sebagaimana ia mulai mengamati ekspresi wajah Qi Feiyu lekat-lekat.     

Pertama-tama, Qi Feiyu mengejar dua orang pria dan berhasil mengusir Xu Changshen.     

Setelah itu, ia berusaha untuk mengajak Zhang Ruochen bergabung ke dalam Keluarga Qi. Akan tetapi, ketika ia gagal, maka ia memutuskan untuk membunuh lelaki tersebut.     

Jika wanita itu tidak berhasil mengajak Lin Yue bergabung, maka respon yang paling jelas adalah dengan membunuh seorang jenius sepertinya. Sebab, hal ini untuk memastikan bahwa ancaman di masa depan telah disingkirkan. Itu adalah tujuan wanita tersebut – untuk menyingkirkan semua jenius di Sekte Yin Yang – terlebih bagi mereka yang punya potensi untuk menjadi seorang Biksu.     

Hanya para musuh Sekte Yin Yang, yang akan melakukan hal yang seperti itu.     

Delapan ratus tahun silam, Kekaisaran Suci Pertama, selama 10 tahun berturut-turut, telah mengumpulkan begitu banyak perguruan dan keluarga-keluarga Biksu untuk bersama-sama menyegel para Immortal Vampir, dan mengurung mereka di dalam Pulau Manji.     

Kala itu, Sekte Yin Yang juga bekerja sama dengan Kekaisaran Suci Pertama, yakni dengan cara mengirimkan pasukan mereka, sekaligus juga sumber-sumber daya peperangan.     

Sementara itu, mata-mata dari Immortal Vampir sendiri juga sudah berhasil menyelinap masuk ke dalam Pasar Gelap dan Akademi Saint di Wilayah Timur. Yang jelas, bukan hal yang mengagetkan kalau ternyata ada seorang mata-mata seperti itu di dalam Sekte Yin Yang.     

"Immortal Vampir? Berani sekali kau menuduhku, saudara junior seperguruan Lin. Semua orang juga tahu kalau aku adalah ahli waris dari Keluarga Qi. Bagaimana mungkin aku punya hubungan dengan Immortal Vampir?" kata Qi Feiyu.     

Mendengar itu, maka Zhang Ruochen mulai tertawa dingin. "Lalu, mengapa kau berusaha untuk membunuhku? Jangan bilang kalau dirimu hanya ingin menguji tingkat pengolahanku."     

"Alasan mengapa aku ingin membunuhmu adalah demi menyingkirkan para kompetitor lain. Jadi, aku bisa menyimpan banyak tenaga saat nanti berada di dalam kontes pedang," kata Qi Feiyu.     

Akan tetapi, Zhang Ruochen sama sekali tidak akan termakan oleh perkataan wanita tersebut. "Benarkah? Sepertinya aku harus melaporkan ini kepada para jajaran tinggi Sekte, supaya mereka bisa kembali memeriksa identitasmu."     

Saat itu, kedua matanya berubah menjadi dingin dan wanita itu mulai memaku pandangan matanya ke arah sayap naga di punggung Zhang Ruochen. Kemudian, sambil tersenyum, maka ia berkata, "Dan kau sendiri, apa kau benar-benar Lin Yue? Lin Yue sendiri tidak pernah punya sepasang sayap naga. Bagaimana kalau aku juga melaporkannya kepada para jajaran tinggi terkait dengan hal ini, dan membiarkan mereka meneliti identitasmu?"     

Mereka berdua sedang berada di jalan buntu, dan sama-sama berdiri sudut tebing.     

Sementara itu, samar-samar terdapat bayangan seseorang yang mendekat dari arah bawah.     

Ternyata, seseorang baru saja berhasil melewati rintangan pertama di lantai kedua gunung dan sedang mendekati Zhang Ruochen dan Qi Feiyu.     

Pada akhirnya, mereka berdua berhenti berkelahi. Saat itu, Zhang Ruochen kembali menarik sayap naganya ke dalam tubuh, sementara Qi Feiyu juga menarik kembali Chi Suci-nya.     

"Jangan sampai aku menemukan bukti-buktinya. Jika sampai aku menemukan bahwa kau ternyata adalah salah satu dari Immortal Vampir, maka aku sendiri yang akan menyerahkan bukti tersebut kepada Yard Penegak Hukum." Zhang Ruochen benar-benar benci terhadap Immortal Vampir.     

Selain itu, beberapa alasan mengapa Zhang Ruochen memilih berkompromi dengannya, tidak lain adalah karena tingkat pengolahannya yang lebih rendah daripada Qi Feiyu.     

Akan tetapi, hal yang jauh lebih penting lagi, bahwa jika ia sampai mengatakan rahasia Qi Feiyu kepada jajaran tinggi Sekte, maka wanita itu pasti juga akan membongkar rahasianya.     

Jika hal itu terjadi, maka mereka berdua akan sama-sama hancur.     

Maka dari itu, guna menghindari konflik di antara keduanya, maka mereka berdua akhirnya memilih untuk berhenti bertarung, dan berjaga-jaga supaya identitas mereka tidak terbongkar.     

"Mungkinkah Qi Feiyu adalah bagian dari Sekte Sesat atau Pasar Gelap?"     

Meskipun dugaan Zhang Ruochen sangat masuk akal, namun ia hanya ingin menguji Qi Feiyu. Bagaimanapun juga, ia belum menemukan bukti yang konkrit untuk mengkonfirmasi dugaannya bahwa wanita tersebut terlibat ke dalam Immortal Vampir.     

Yang jelas, Qi Feiyu adalah ahli waris dari Keluarga Qi. Selain itu, Keluarga Qi sendiri merupakan sebuah Keluarga Aristokrat dari Abad Pertengahan.     

Jadi, bagaimana mungkin seorang ahli waris dari Keluarga Aristokrat pada Abad Pertengahan sampai terlibat di dalam Immortal Vampir?     

Di sisi lain, bisa jadi bila Keluarga Qi juga mendapatkan dukungan dari Pasar Gelap atau bahkan Sekte Sesat. Sebab, ketika Qi Feiyu melangkahkan kakinya di jalan yang sesat, maka kemungkinan untuk membunuh Zhang Ruochen itu memang masuk akal.     

"Setelah selesai menembus Gunung Dewa Kuno, aku harus bertanya kepada Mu Lingxi dan Orange Star Emissary untuk menginvestigasi Keluarga Qi."     

Zhang Ruochen berusaha untuk mengesampingkan permasalahan ini dan menjernihkan pikirannya sendiri. Setelah itu, ia mempercepat langkah kakinya dan mengarah ke puncak gunung lantai kedua.     

Can Dong baru saja berhasil melewati rintangan pertama di lantai kedua gunung dan mengejar mereka berdua. Kemudian, sambil mengamati tanda-tanda goresan pedang di dinding-dinding tebing, maka ia bisa menebak kalau ada pertempuran sengit yang baru saja terjadi di sana.     

Dengan tatapan bertanya-tanya di matanya, saat itu ia mengamati Qi Feiyu lekat-lekat dan bertanya, "Apa Xu Changsheng menyerang saudara junior seperguruan Lin?"     

Qi Feiyu, yang masih berusaha untuk bersikap elegan, hanya menganggukkan kepalanya pelan dan berkata, "Jangan khawatir terhadap keselamatan saudara junior seperguruan Lin. Sebab, aku sudah berhasil mengalahkan Xu Changsheng dan mengirimnya pergi dari sini."     

Saat itu, Qi Feiyu dan Can Dong sama-sama pergi menuju ke puncak gunung.     

Lantai kedua gunung, sama halnya seperti lantai pertama gunung, memiliki ketinggian 9.000 meter.     

Ketika Zhang Ruochen sudah berada di tengah gunung, di sekitar ketinggian 4.000 meter, saat itu ia sudah bisa melihat jajaran menara perak yang dibangun di atas tebing batu. Di sana, terdapat jumlah 72 menara, yang setiapnya memancarkan Aura Suci, dimana hal tersebut mampu mengirimkan gelombang ketakutan di hati banyak orang.     

Di antara 72 menara tersebut, hanya satu di antaranya yang tertutup rapat. Tidak perlu dipertanyakan lagi, sebab Xu Changsheng pasti sudah masuk ke dalam sana untuk berusaha menembus rintangan kedua.     

Saat itu, Zhang Ruochen mulai masuk ke dalam menara nomor dua.     

Sementara itu, Qi Feiyu memilih masuk ke dalam menara nomor tiga, dan Can Dong sendiri masuk ke dalam menara nomor empat.     

Di dalam menara nomor dua, di sana terdapat sebuah patung yang diukir dengan giok. Patung ini sendiri terlihat seperti seorang pertapa paruh baya, yang sedang menunggangi seekor Elang Hitam.     

Baik pertapa dan Elang Hitam itu benar-benar mirip.     

Sebagaimana Zhang Ruochen mulai mendekati patung giok tersebut, maka seketika itu pula ia membungkuk dan memberi penghormatan ke arah sang pertapa paruh baya.     

"Wow!"     

Patung giok itu langsung memancarkan cahaya berwarna putih, sementara tulisan karakter di dalamnya mulai bermunculan pada permukaan patung tersebut. Di waktu yang bersamaan, setiap karakter itu bergerak naik dan turun secara konstan, hingga berubah menjadi sebuah tulisan karakter yang lain.     

Saat itu, terdengar suara dari dalam menara, yang berkata, "Ukiran di patung giok itu merekam metode kultivasi – sembilan chapter – dari seorang Biksu. Akan tetapi, semua tulisan karakternya belum terkoordinasi dengan baik. Jadi, mereka yang hendak menembus rintangan kedua ini, mereka harus menyusun kembali karakter-karakter tersebut dan menciptakan sebuah teknik pedang yang baru, berdasarkan pada metode kultivasi yang sudah tersusun sebelumnya. Semua ini harus mampu diselesaikan dalam kurun waktu dua jam."     

Rintangan kedua di lantai kedua gunung adalah untuk menguji penglihatan seorang pertapa, pemahaman menyeluruh, dan daya kreativitasnya.     

Tingkat kesulitannya bahkan sanggup mengungguli rintangan kedua yang terdapat di lantai pertama gunung.     

Seorang pertapa akan dianggap gagal, kalau ternyata daya penglihatan, pemahaman menyeluruh, dan kreativitasnya berada jauh di bawah standar.     

Tanpa membuang-buang waktu, saat itu Zhang Ruochen mulai duduk bersila di bawah patung giok tersebut, sambil memfokuskan segenap perhatiannya, dan memaku kedua pandangan matanya ke arah patung tersebut.     

Di waktu yang bersamaan, ia mulai memobilisasi Kekuatan Batin untuk melingkupi patung giok tersebut.     

Saat itu, ia berusaha untuk mengingat setiap kata yang muncul di permukaannya.     

Setelah menghabiskan sepertiga waktu dari yang dipersyaratkan, saat itu Zhang Ruochen akhirnya mampu mengorganizir metode kultivasi tersebut, sebanyak satu chapter.     

Pada saat ia selesai menggabungkan satu chapter pertama, saat itu terdapat titik-titik cahaya yang keluar dari patung giok tersebut, dan membentuk sebuah hujan cahaya, yang terjatuh ke arah Zhang Ruochen.     

Dalam sekejap, Zhang Ruochen merasa bahwa Hati Pedang – yang terdapat di dalam Lautan Chi-nya – langsung berubah menjadi jernih dan sedikit bergetar. Yang jelas, saat itu ia bisa merasa bahwa dirinya sudah berada di kondisi puncak, kondisi siap menembus ke alam baru.     

"Ternyata, seseorang dapat menembus Alam Tao pedang dengan cara menyusun kembali satu chapter dari metode kultivasi ini. Aku penasaran, apakah Tao pedangku akan menembus ke level yang lebih tinggi, setelah aku berhasil menyusun chapter kedua dari metode kultivasi tersebut?"     

Saat itu, ekspresi wajah Zhang Ruochen terlihat sangat gembira, sebagaimana ia mulai menemukan sesuatu yang menarik pada patung giok tersebut.     

Sekarang ini, ia sudah berada pada kondisi puncak untuk menembus Alam Tao pedang. Dalam kata lain, sebentar lagi ia dapat menembus ke Tingkatan Lanjutan dari Alam Hati yang Terhubung dengan Pedang.     

Ketika ia berhasil menembus tingkatan alam ini, maka seketika itu pula Tao pedangnya akan berkembang pesat menuju ke suatu pencapaian yang sangat diidam-idamkan oleh para Setengah-Biksu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.