Kaisar Dewa

Lantai Kedua Gunung



Lantai Kedua Gunung

0Zhang Ruochen mengejar pria kurus di hadapannya dan mulai berjalan di sisinya. Karena merasa penasaran, maka Zhang Ruochen bertanya, "Apa yang kau maksud dengan, kau tidak sama sepertiku?"     

Pria bertubuh kurus itu masih terus memandang jalananan di hadapannya, yang memperlihatkan ekspresi masa bodoh kepada Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen menambahkan, "Katakan alasanmu, maka aku juga akan mengatakan alasanku."     

Entah karena apa, mungkin karena Zhang Ruochen berasal dari Long-living Yard, atau karena pria kurus itu benar-benar penasaran terhadap respon Zhang Ruochen yang "tidak biasa" tersebut, maka ia pun akhirnya menjawab, "Aku sudah mencapai Perubahan Kedelapan dari Alam Fish-dragon, akan tetapi, mustahil bagiku untuk menembus Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon, meski aku sudah menenggak air di Mata Air Suci."     

Zhang Ruochen mengangguk mantap. "Aku mengerti. Jadi, kau berencana untuk menenggak Holy Water tersebut setelah nanti berhasil menembus Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon. Dengan demikian, maka kau bisa memahami Jalan Suci, melalui bantuan kekuatan yang terkandung di dalam Holy Water, hingga nanti kau bisa menjadi seorang Setengah-Biksu."     

"Benar sekali."     

Pria bertubuh kurus itu menatap Zhang Ruochen dan berkata, "Jangan berkata kepadaku kalau kau juga berada di Perubahan Kedelapan dari Alam Fish-dragon? Sebab, meskipun aku tidak bisa memindai tingkat pengolahanmu, tapi aku yakin bahwa kau masih terlampau jauh dengan Perubahan Kedelapan dari Alam Fish-dragon.     

"Luar biasa, ternyata kau benar-benar seorang superior di Perubahan Kedelapan dari Alam Fish-dragon."     

Zhang Ruochen tersenyum dan berkata, "Baiklah, tidak ada salahnya mengatakan hal ini kepadamu terkait mengapa aku tidak memilih tinggal di Mata Air Suci untuk meningkatkan pengolahan. Itu karena aku ingin mendapatkan Holy Water dari Mata Air Suci yang berada di puncak lantai kedua gunung. Selain itu, aku juga ingin melihat puncak lantai ketiga gunung, jika memang hal itu memungkinkan. Jadi, mengapa aku harus menghabiskan waktu di lantai pertama gunung, jika aku hanya bisa mendapatkan kesempatan seperti ini setiap satu bulan sekali?"     

Ujung bibir pria kurus itu tampak berkedut-kedut, sebagaimana ia mulai mengamati Zhang Ruochen lekat-lekat. Setelah itu, ia berkata, "Aku tidak pernah menyangka bahwa ada sosok arogan seperti dirimu - yang terlahir di Long-living Yard. Jika kau sanggup menembus rintangan pertama di lantai kedua gunung dengan tingkat pengolahanmu yang sekarang, maka hal itu pasti akan mampu mengguncang Sekte Yin Yang."     

Yang jelas, pria bertubuh kurus itu meyakini – mustahil bagi Zhang Ruochen untuk mampu mencapai puncak – di lantai kedua gunung. Baginya, Zhang Ruochen hanya merupakan sosok pria arogan, yang mengunyah makanan terlalu banyak, dan sama sekali tidak peduli terhadap kapasitas mulutnya sendiri.     

Sebelumnya, pada saat ia menyaksikan Zhang Ruochen berhasil menyelamatkan seorang murid Biksu, maka ia melihat tindakan itu sebagai bentuk kepedulian sosial. Selain itu, mereka berdua juga sama-sama berasal dari Long-living Yard, sehingga ia tidak keberatan jika harus berteman dengan Zhang Ruochen.     

Akan tetapi, secuil kesan baik yang pernah ditinggalkan oleh Zhang Ruochen tersebut, akhirnya menghilang begitu saja ditelan udara, hanya karena pernyataan yang baru saja dikatakan.     

Pada akhirnya, pria kurus itu memilih untuk berjalan ke arah depan, dan tak mau lagi bicara dengan Zhang Ruochen.     

Jika seseorang berkata kalau ia menginginkan sesuatu dan mampu mewujudkannya, maka hal itu disebut sebagai kepercayaan diri.     

Akan tetapi, jika seseorang tidak mampu melakukan apa yang dia katakan, maka itulah yang disebut sebagai arogan.     

Zhang Ruochen selalu menganggap dirinya sebagai sosok yang percaya diri. Lagipula, siapa yang ingin dianggap sebagai sosok yang krisis kepercayaan diri?     

Kala itu, Zhang Ruochen hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum, sambil mengamati kepergian pria kurus tersebut, yang pergi tanpa sama sekali menatap ke arah belakang. Karena tidak sedang tergesa-gesa, maka Zhang Ruochen mulai meletakkan kedua tangannya di belakang pinggul, dan melanjutkan perjalanannya di kaki lantai kedua gunung.     

Ada puluhan murid Biksu – atau lebih – yang sudah berkumpul di kaki lantai kedua gunung, sebelum mereka berdua tiba di sana.     

Yang jelas, semua pertapa yang mampu datang kemari dan hendak naik ke lantai kedua gunung adalah sosok yang luar biasa. Mereka semua adalah para sosok menakjubkan di antara para murid Biksu lainnya.     

Sebuah dinding batu berwarna cyan – setinggi 333 meter – sedang berdiri tegak di hadapan mereka. Di permukaannya, di sana terdapat tulisan-tulisan karakter yang diukir dengan menggunakan pedang.     

Di bandingkan dengan inskripsi yang terdapat di kaki gunung lantai pertama, maka inskripsi yang diukir di dalam dinding batu ini jauh lebih kuat – dalam hal Tao pedang.     

Sambil berdiri di bawah dinding tersebut, para pertapa bisa merasakan sensasi gelombang kekuatan di kulit masing-masing, seperti ketika pedang Chi – berwujud transparan – sedang menyerang mereka.     

Selain itu, inskripsi-inskripsi pada dinding batu tersebut sangat kompleks dan sukar untuk dipahami.     

Beberapa tulisan karakter tidak pernah muncul di buku-buku. Yang jelas, semua tulisan itu adalah hasil karya para sage kuno dari Sekte Yin Yang.     

Tulisan-tulisan karakter itu sendiri dikenal sebagai "inskripsi suci".     

Zhang Ruochen menemukan Xu Changsheng dan Gai Hao pada kerumunan murid tersebut. Saat itu, Gai Hao sedang bertarung melawan sebuah bayangan transparan. Kekuatan mereka sama-sama imbang, hingga pedang-pedang Chi tampak sedang mengepung mereka berdua.     

Setelah menukar serangan sebanyak 30 kali, saat itu dada Gai Hao terkena serangan pedang yang dilepaskan oleh bayangan transparan tersebut. Di waktu yang bersamaan, ia menderita luka parah – selebar setengah kaki – dan akhirnya berhasil dikalahkan.     

"Tantangan gagal."     

Bayangan transparan itu pun kembali berubah menjadi tulisan karakter dan terbang menuju ke dalam dinding batu.     

Gai Hao masih tidak mampu menembus rintangan pertama dari lantai kedua gunung.     

Akan tetapi, pertarungannya membuat semua orang yang berada di sekitar menjadi terkesan. Bagaimanapun juga, ia mampu bertahan dari 30 gerakan sang penjaga gerbang di rintangan pertama lantai kedua gunung. Jadi, berdasarkan pada tingkat pengolahannya yang masih berada di Perubahan Ketiga dari Alam Fish-dragon, maka hal itu sudah merupakan pencapaian yang luar biasa. Faktanya, hanya Perangai Biksu yang mampu melakukan hal tersebut.     

Karena sudah dikalahkan, maka Gai Hao segera menelan pil dan mundur dari sana.     

"Ternyata dia memang layak menjadi sang Perangai Biksu, sebab, pencapaiannya sangat tinggi dalam hal Tao pedang, di usia yang masih sangat muda seperti itu. Beri dia waktu tiga tahun lagi, dan Gai Hao pasti akan mampu menembus rintangan pertama dari lantai kedua gunung," kata seorang murid Biksu tua, yang sudah berada di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon.     

Meskipun murid Biksu itu sudah berusia 85 tahun, namun ia masih terlihat seperti seorang pria paruh baya. Karena tingkat pengolahannya cukup mendalam, maka hal itu memberi kesan, kalau tanah di sekitarnya menjadi runtuh, pada saat ia melangkahkan kakinya.     

Saat itu, ia berjalan ke kaki dinding batu untuk memilih sebuah inskripsi karakter dari dalam dinding, dan mengubahnya menjadi bayangan sang penjaga gerbang.     

"Bang! Bang!"     

Setelah menukar 16 kali gerakan, maka murid Biksu yang sudah mencapai Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon tersebut, baru saja dilempar keluar oleh penjaga gerbang.     

Tantangan gagal.     

Meskipun murid Biksu itu jauh lebih unggul dalam hal tingkat pengolahan, namun ketika bicara terhadap pemahaman Tao pedang, maka ia tidak berbeda jauh dengan Gai Hao, yang baru saja mencapai Perubahan Ketiga dari Alam Fish-dragon. Oleh karena itulah, ia hanya mampu bertahan dari 16 gerakan yang dilepaskan oleh sang penjaga gerbang.     

Ujian yang terdapat di lantai kedua gunung benar-benar berbeda dari biasanya. Sebab, ujian itu sangat sulit, meski bagi Perangai Biksu dan seorang murid Biksu yang sudah berada di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon.     

Seseorang melihat kedatangan Zhang Ruochen dan pria kurus tersebut, lalu segera berteriak. "Dua orang lagi berhasil menembus rintangan ketiga di lantai pertama gunung dan tiba di tempat ini."     

"Ini menarik. Mereka berdua adalah para murid dari Long-living Yard. Sejak kapan Long-living Yard menjadi begitu tangguh?"     

"Dalam tiga puluh tahun terakhir, Long-living Yard selalu menjadi yang paling bawah di semua kompetisi Sekte. Lalu, mengapa sekarang mereka akhirnya mampu memproduksi dua orang sosok pendominasi dalam satu waktu sekaligus?"     

Kedatangan Zhang Ruochen dan pria kurus di lantai kedua gunung sudah menciptakan kegaduhan tersendiri. Apalagi, pertapa mana yang berhasil menembus lantai kedua gunung, yang bukan sosok luar biasa?     

Semua murid Biksu akhirnya mulai menoleh dan menatap mereka satu persatu.     

Xu Changsheng mendengus ketika ia melihat Zhang Ruochen. Yang jelas, kedatangan Zhang Ruochen membuat Xu Changsheng merasa jijik.     

Pada akhirnya, seseorang mampu mengenali identitas seorang pria kurus tersebut. Jadi, ia segera mengirimkan gelombang suara kepada semua orang yang hadir di sana."     

"Jadi, ternyata itu dia."     

Karena sedang merasa terkejut, maka ekspresi gelisah mulai terlihat di wajah-wajah para murid Biksu, tepat ketika mereka menyadari identitas sang pria kurus. Seketika itu juga, mereka semua mundur ke sisi kiri dan kanan, sambil membukakan jalan untuknya.     

Hanya tiga orang di antara mereka yang sama sekali tidak gentar. Meski pria kurus itu datang kembali, namun mereka bertiga tidak menunjukkan tanda-tanda panik.     

Orang pertama adalah Xu Changsheng.     

Orang kedua adalah Qin Yufan, yang sedang berdiri di bawah kaki dinding batu.     

Dan orang terakhir, yang sedang berdiri di sudut tebing. Saat itu, tubuh rampingnya memancarkan sebuah kabut tipis berwarna putih. Akan tetapi, penampilannya tidak disembunyikan sepenuhnya, yang juga memperlihatkan kedua kaki ramping dan jenjangnya. Selain itu, setiap lekukan di tubuhnya juga masih tercetak dengan sempurna.     

Zhang Ruochen melirik ke arahnya dan langsung bisa menebak identitasnya. Wanita itu pasti adalah Qi Feiyu, sang putri kesayangan Dewa yang baru saja berhasil mencapai "Hati yang Terhubung dengan Pedang".     

Xu Changsheng memaku pandangan matanya ke arah sang pria kurus, sebelum akhirnya berkata, "Akhirnya kau kembali ke dalam Sekte, Can Dong. Aku mengira bahwa kau hanya ingin bertarung di Medan Pertempuran Dunia Primitif sampai sepanjang hidupmu."     

Pria kurus itu berkata, "Jika bukan karena Konferensi Teknik Pedang, aku tidak akan pernah kembali."     

"Karena kau sudah kembali, ayo kita bertarung."     

Suara Xu Changsheng mengandung kekuatan gelombang suara, hingga membuat Chi Suci di dalam tubuhnya mulai beterbangan. Dalam sekejap, sebuah bayangan ilusi Jiwa Bela Diri – setinggi 13 meter – mulai menampakkan wujudnya di belakang pria tersebut.     

"Rustle!"     

Seketika itu juga, terdapat kecamuk angin yang menyapu kerikil dan debu-debu di sekitar kaki lantai kedua gunung, hingga membuatnya terbang di udara, dan berubah menjadi ratusan pedang-pedang angin, yang sedang meliuk-liuk di udara.     

Zhang Ruochen mengamatinya dalam diam di kejauhan, sambil bergumam pada dirinya sendiri. "Aku mengerti sekarang, ternyata dia adalah sang Blood Sword, Can Dong. Dia benar-benar seorang lawan yang tangguh."     

Meskipun Zhang Ruochen belum pernah bertarung melawan Can Dong, namun ia bisa merasakan seberapa tangguhnya Can Dong tersebut. Yang jelas, pria itu tampak seperti sosok yang tak tertandingi.     

Setelah itu, ia mulai memfokuskan pandangan matanya ke arah Xu Changsheng.     

Xu Changsheng, yang sedikit lebih muda daripada Can Dong, terlihat sedang penuh intensitas perang. Akan tetapi, Zhang Ruochen menyadari bahwa sebenarnya, Xu Changsheng memperlihatkan ekspresi yang tenang di kedua matanya. Jadi, ketika ingin menilainya dari aspek ini, maka sebenarnya ia bukanlah orang yang ceroboh. Faktanya, pria itu cenderung bernyali dan juga cerdas.     

Pada akhirnya, ia adalah lawan tangguh yang lainnya.     

Bahkan Zhang Ruochen sendiri, tidak sabar lagi ingin segera melihat pertempuran di antara Xu Changsheng melawan Can Dong. Bagaimana hasilnya?     

Akan tetapi, Can Dong tampak benar-benar tenang ketika menghadapi tantangan Xu Changsheng. "Aku datang kemari untuk menembus lantai kedua gunung. Jadi, aku tidak ingin menghabiskan tenagaku saat masih berada di bawah kaki gunung. Namun, jika kau memang benar-benar tangguh, maka kita pasti akan punya kesempatan untuk bertarung, di dalam kontes pedang."     

Xu Changsheng pun langsung menarik kembali intensitas perang ke dalam tubuhnya dan berkata, "Jika demikian, ayo kita berkompetisi terkait siapa yang mampu menjangkau lebih jauh di Gunung Dewa Kuno."     

Xu Changsheng mengambil inisiatif terlebih dahulu, dengan berjalan ke arah dinding batu. Setelah itu, ia mengangkat kepalanya dan kedua matanya tersapu ke arah dinding batu. "Aku sudah lama berhasil menembus rintangan pertama di lantai kedua gunung. Jadi, aku ingin menantang dua karakter sekaligus."     

Semua murid Biksu yang berada di sekitar sana langsung merasa terkejut, sebagaimana tidak ada satupun dari mereka yang menyangka – jika Xu Changsheng akan menantang dua karakter sekaligus.     

Dua karakter itu sendiri sama halnya dengan dua orang penjaga gerbang. Jadi, tingkat kesulitan saat bertarung melawan mereka adalah seperti dua lawan satu.     

"Apa kau pikir Xu Changsheng sedang terlampau percaya diri terhadap kemampuan Tao pedangnya?"     

"Bertarung melawan dua karakter sekaligus pasti akan menjadi tantangan yang paling berat baginya."     

"Bam!"     

Dua karakter itu keluar dari dinding batu dan berubah menjadi dua bayangan transparan, dan langsung melesat ke arah Xu Changsheng.     

Tiga orang bayangan manusia itu pun akhirnya saling bertarung sengit. Semua orang – kecuali Qin Yufan, Can Dong, dan Qin Feiyu – terpaksa harus melangkah menjauh, karena mereka semua takut menjadi sasaran pedang Chi.     

Zhang Ruochen menggosok pipinya sendiri dan mengamati apa yang sedang terjadi, setelahnya, ia mulai bergumam, "Agar bisa lulus dari tantangan ini, minimal dia harus sudah berada di Tingkatan Awal dari Alam Hati yang Terhubung dengan Pedang. Selain itu, dia juga harus mencapai level ketiga dari Satu Pedang."     

Menurut perhitungan Zhang Ruochen, maka Xu Changsheng hampir berhasil mencapai level keempat dari Satu Pedang. Jadi, ia punya persentase keberhasilan yang besar dalam pertarungannya melawan dua penjaga gerbang sekaligus, setelah menimbang kekuatan dan kapabilitasnya.     

Setelah satu jam, maka Xu Changsheng sudah berhasil mengalahkan dua penjaga gerbang – dengan menggunakan sebuah teknik bela diri kelas menengah dari Tingkatan Hantu, yang membuatnya lulus dari rintangan kali ini.     

Tanpa disadari oleh orang lain, saat itu Han Qiu diam-diam sudah berada di belakang Zhang Ruochen. Sebagaimana dua mata cantiknya sedang terpaku ke arah Xu Changsheng yang berada di kejauhan, saat itu ia tersenyum dan berkata, "Bagaimana mungkin dia mampu menang melawan dua karakter sekaligus? Xu Changsheng pasti sudah mencapai level keempat dari Satu Pedang. Dia benar-benar luar biasa."     

Zhang Ruochen sendiri, saat itu sama sekali tidak terkejut dengan keberhasilan Han Qiu, dalam melewati tiga rintangan di lantai pertama gunung.     

Tanpa menoleh ke arah wanita tersebut, maka Zhang Ruochen mulai berkata, "Saudari junior seperguruan Han Qiu, tolong jaga jarak."     

Han Qiu menatapnya dengan ekspresi terkejut, lalu berkata, "Aku merasa bahwa kau selalu ingin mengejarku. Sekarang, mengapa kau malah menyuruhku pergi, ketika aku sudah mengambil inisiatif untuk mendekatimu? Apa kau bukan lagi seorang pria yang mudah digoda?"     

"Tidakkah kau pernah mendengar kalimat 'wanita adalah bencana'? kakak saudara Xu akan mengklaim bahwa aku sedang menggodamu, apalagi saat kau berada dekat-dekat denganku. Apa kau pikir aku mau dimusuhi orang lain dengan alasan yang tidak jelas seperti itu?" kata Zhang Ruochen.     

Tiba-tiba, Zhang Ruochen mampu merasakan sepasang mata yang sedang mengamatinya. Saat itu, ia mengangkat kepalanya dan menatap ke arah sumber mata tersebut, hingga kedua matanya langsung masuk ke dalam tatapan mata Xu Changsheng.     

Melihat itu, Zhang Ruochen hanya bisa tersenyum getir dan berkata, "Lihat, kan? Aku selalu merasa terancam ketika berada terlalu dekat denganmu."     

Han Qiu menyipitkan matanya, sambil tersenyum, sebagaimana ia mulai membisikkan sesuatu ke telinga Zhang Ruochen. "Aku baru saja memutuskan untuk memberikanmu kesempatan, supaya kau semakin bersemangat untuk mengejarku. Sialnya, aku tidak menyangka bahwa kau ternyata hanyalah seorang pecundang. Apa kau sudah memilih mundur hanya karena sedang ditatap oleh Xu Changsheng?"     

Xu Changsheng, yang sedang berada di bawah kaki dinding batu, bukan hanya melihat kedekatan Zhang Ruochen dan Han Qiu yang sama-sama sedang berdiri bersisian, melainkan juga melihat bagaimana mereka berdua benar-benar menikmati percakapan tersebut. Seketika itu juga, rasa cemburu yang besar mulai menyeruak di dalam hatinya.     

Di waktu yang bersamaan, ekspresinya berubah menjadi dingin. Akan tetapi, tidak lama setelahnya, ia mulai memperlihatkan senyuman tipis dan berkata dari kejauhan, "Saudara junior seperguruan Lin Yue, aku dengar bahwa kau sudah berhasil mendapatkan tiga buah Pemahaman Pedang dari para Leluhur pada saat upacara penobatan berlangsung. Maka dari itu, hal ini benar-benar merupakan pencapaian yang besar bagi Sekte Yin Yang. Aku percaya bahwa kau adalah sosok yang sangat berbakat dalam hal Tao pedang. Jadi, berapa banyak karakter yang hendak kau tantang hari ini?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.