Kaisar Dewa

Vampir Kembali Datang



Vampir Kembali Datang

2King Lixian tahu bahwa waktu yang dimilikinya sangat sempit. Jadi, ia ingin cepat-cepat menangkap Zhang Ruochen. Jadi, tanpa perlu membuang-buang waktu, maka ia segera menyerang Zhang Ruochen dengan menggunakan Killing Token.     

Setiap raja di Menteri Peperangan telah mendapatkan sebuah Killing Token – yang diberikan langsung oleh sang Permaisuri. Yang jelas, kekuatan token itu tidak jauh berbeda dengan teknik bela diri di Tingkatan Raja.     

Sebagaimana misal, King Thousand Elephant, Fen Qin dan orang-orang yang pernah dibunuh oleh Zhang Ruochen. Mereka semua adalah para raja di wilayah inferior. Akibatnya, kekuatan di dalam Killing Token mereka juga terbatas.     

Akan tetapi, King Lixian telah mendapatkan banyak pencapaian – baik di dalam pertempuran regional maupun di dalam Medan Pertempuran Dunia Primitif. Jadi, pria itu telah menjadi salah seorang raja di level menengah. Secara natural, Killing Token-nya menjadi jauh lebih kuat daripada milik para raja inferior.     

Dengan energi yang dilepaskan dari tangannya, maka Killing Token-nya perlahan-lahan mulai membesar. Setelah beberapa lama, rasa-rasanya token itu nyaris menutupi langit, dengan Chi membunuh yang kental.     

Kaboom.     

Sementara itu, gelombang serangan yang memancar terdengar seperti suara-suara teriakan prajurit dan kuda-kudanya. Sementara itu, Chi hitam yang bergulung-gulung itu segera bertransformasi menjadi manusia, lalu berubah lagi menjadi binatang buas, sebelum akhirnya mulai memenuhi langit.     

Seandainya Zhang Ruochen masih berada di Alam Setengah-Biksu level pertama, mungkin ia tidak akan mampu menangkis serangan lawannya. Tentu saja, meski ia sudah berada di level kedua, namun ekspresi wajahnya masih terlihat serius dan dingin. Yang jelas, lelaki itu sama sekali tidak bisa bersikap rileks.     

Sementara itu, Chi Maskulin dan Chi Suci di dalam tubuhnya mulai mengalir dengan beringas. Di waktu yang bersamaan, ribuan gelombang api segera memancar keluar dari dalam pori-porinya.     

"Tungku Naga dan Gajah."     

Tubuh Zhang Ruochen telah berubah menjadi seperti tungku pembakaran. Akibatnya, lelaki itu berhasil melelehkan tanah di bawahnya dan mengubahnya menjadi lava.     

Di waktu yang bersamaan, ia melepaskan pukulan berwarna emas. Pada saat ini, seseorang bisa melihat seekor naga dan gajah yang sedang menggeliat di jantung pukulan tersebut.     

Killing Token dan tinju Zhang Ruochen pun akhirnya bertemu di satu titik dan mengeluarkan suara "boom" yang memekakkan telinga. Bahkan, gelombang energi yang tercipta akibat benturan serangan tersebut dapat dilihat dengan mata telanjang, hingga sampai menghancurkan semua pohon oak di sekitar gunung tersebut.     

Akan tetapi, ketika gelombang energi itu hendak mengenai Kuil Sikong Zen, maka seketika itu pula kata-kata Buddhist mulai beterbangan di luar kuil tersebut. Kata-kata itu akhirnya membentuk dinding energi dan menghalau gelombang serangan yang datang.     

Zhang Ruochen terpaksa mundur sampai ratusan kaki jauhnya, sebelum akhirnya mampu mengurai residu benturan tersebut. Setelah itu, ia menghembuskan nafas berat.     

Bagaimana tidak, seorang Setengah-Biksu di level ketujuh ternyata sangat tangguh. Maka dari itu, berdasarkan pada tingkat kultivasinya yang sekarang, maka ia masih kesulitan untuk berhadapan dengan lawan di level semacam itu.     

King Lixian sedang mengamati Kuil Sikong Zen lekat-lekat, sambil memasang ekspresi ketakutan. Sebab, gelombang kejut yang terpancar dari benturan kekuatan itu seharusnya mampu membunuh seorang Setengah-Biksu di level yang lebih rendah. Namun, siapa yang menyangka kalau ternyata dinding kata-kata Buddhist itu sanggup menangkalnya?     

Hal ini hanya berarti satu hal – bahwa di dalam sana terdapat figur tangguh yang sedang bersembunyi. Jadi, kalau mereka masih terus bertarung di luar kuil tersebut dan membuat figur tangguh ini marah, maka mereka akan mendapatkan masalah.     

King Lixian menatap Zhang Ruochen dan berkata, "Zhang Ruochen, ayo kita bertarung di tempat lain."     

"Kurasa kita tidak akan bisa pergi dari sini."     

Zhang Ruochen mulai mengamati kejauhan. Di sana, terdapat awan darah hitam di sisi timur, yang sedang bergegas ke arahnya dengan kecepatan tinggi. Pada saat ini, King Lixian juga bisa merasakan hadirnya sesuatu. Maka dari itu, ia cepat-cepat membalikkan badan dan langsung memaku tatapan matanya ke arah awan darah tersebut, dengan kedua matanya yang membara.     

"Immortal Vampir." ekspresi King Lixian langsung berubah menjadi serius. Di waktu yang bersamaan, ia juga menjadi sedikit gugup.     

Bagaimana mungkin para Vampir bisa datang kemari? Selain itu, vampir ini memiliki sayap perak di punggungnya. Yang jelas, dia bukan jendral Vampir biasa.     

Pangeran Kedua Vampir sedang berdiri di atas awan tersebut. Saat itu, sayap peraknya menerangi langit malam. Kemudian, ia mencibir. "Ternyata di tempat ini juga ada prajurit dari Menteri Peperangan. Ha, mana yang harus kubunuh lebih dulu?"     

"Terlalu percaya diri."     

Sambil menggenggam Killing Token di satu tangan dan sebuah tombak kerajaan di tangan yang lain, saat itu King Lixian sedang menunggangi Winged Dragon. Lalu, pria itu melesat ke awan darah tersebut dan mulai menyerang Pangeran Kedua Immortal Vampir.     

Bagaimanapun juga, Menteri Peperangan dan Immortal Vampir adalah musuh bebuyutan. Maka dari itu, maka mereka tidak perlu banyak bicara. Sebaliknya, kalau mereka sedang bertemu, maka mereka pasti akan segera bertarung.     

Boom, boom.     

Terdapat beberapa kali suara "boom" yang terdengar dari awan darah tersebut. Bahkan, Energi Chi di sekitarnya sampai terguncang hebat.     

Namun, pertempuran itu hanya berlangsung singkat karena Winged Dragon-nya King Lixian mulai mengeluarkan suara teriakan yang memilukan. Bayangan raksasa itu telah dibelah menjadi dua oleh Pangeran Kedua Vampir, hingga membuatnya jatuh dari langit.     

Beberapa saat kemudian, Pedang Darah Pangeran Kedua Vampir akhirnya masuk ke dalam jantung King Lixian.     

"Ha! Kenapa Setengah-Biksu di level ketujuh Menteri Peperangan selemah ini?"     

Pangeran Kedua mencibirnya. Lalu, sambil mengeluarkan taring-taringnya, maka ia segera menggigit arteri di leher King Lixian dan langsung menghisap darahnya. Akibatnya, sekujur tubuh King Lixian menjadi gemetar hebat. Sambil mengeluarkan teriakan yang kencang, maka ia segera mengeluarkan dekrit biksu dan hendak melarikan diri.     

Akan tetapi, Pedang Darah itu telah menancap di tubuhnya. Sehingga, ia sama sekali tidak dapat melarikan diri.     

Perlahan-lahan, sekujur tubuhnya mulai layu dan mengering. Setelah itu, kulitnya berubah menjadi abu-abu dan pria itu segera kehilangan vitalitasnya.     

Pow!     

Pangeran Kedua menghancurkan mayat King Lixian. Lalu, mayat itu berubah menjadi kepingan armor dan debu. Keduanya pun mulai berhamburan di udara.     

"Darah Setengah-Biksu di level ketujuh ternyata sangat manis. Kalau aku telah menyerap semua darahnya, mungkin aku akan mencapai puncak Alam Setengah-Biksu di level ketujuh." Pangeran Kedua mengeluarkan sapu tangan putih dan mulai menyeka darah di bibirnya.     

Di dalam Kuil Sikong Zen, maka Zhao Yue dan Pu Yuelin sama-sama sedang merasa ketakutan. Sehingga, kaki-kaki mereka terlihat gemetar hebat.     

King Lixian adalah figur tangguh yang masuk ke dalam top 10 besar di Menteri Peperangan. Bahkan, terdapat banyak klan dan keluarga-keluarga tangguh lain yang takut kepadanya. Tapi... sosok tangguh yang dominan semacam itu baru saja mati di depan mata kepala mereka sendiri. Lalu, bagaimana mungkin mereka tidak merasa ketakutan?     

King Lixian sudah mati. Jadi, apa Immortal Vampir akan melepaskan mereka begitu saja?     

Meski begitu, Pangeran Kedua sama sekali tidak menoleh ke arah mereka. Sebaliknya, kedua matanya terfokus ke arah Zhang Ruochen. Kemudian, sambil tersenyum, maka ia berkata, "Zhang Ruochen, tingkat kultivasimu memang tidak terlalu tinggi, tapi kau sangat pandai melarikan diri. Kau benar-benar membuatku kesulitan. Jadi coba tebak... apa sekarang kau masih sanggup melarikan diri?"     

Zhang Ruochen mengeluarkan Pedang Kuno Abyss. Lalu, sambil menggenggamnya erat-erat, maka ia segera mengamati pedang dingin tersebut. "Kenapa aku harus melarikan diri? Ayo bertarung! Kita lihat siapa yang akan menjadi pemenangnya."     

Mendengar itu, maka kedua mata Pangeran Kedua langsung berubah menjadi tegas. Setelahnya, ia mengamati Zhang Ruochen lekat-lekat. "Tidak heran kenapa kau sangat percaya diri. Ternyata kau baru saja berhasil menembus Alam Setengah-Biksu di level kedua. Baiklah, sekarang, mari kita lihat seberapa besar kemampuanmu."     

Whoosh.     

Pangeran Kedua mulai memperagakan keterampilan pedang di tangannya. Tidak lama kemudian, Pedang Darah itu segera terbang dan melesat. Pedang itu sedang berputar-putar di sekitarnya dengan kecepatan yang tinggi.     

Ketika Pedang Darah itu sudah mencapai 20 kali lipat kecepatan suara, maka seketika itu pula terdapat pusaran angin yang terbentuk di sekitar Pangeran Kedua. Di waktu yang bersamaan, Pedang Darah itu pun akhirnya terbang dan mulai menyerang Zhang Ruochen – yang sedang berada di luar Kuil Sikong Zen.     

Serangan pedang dengan bekal kecepatan semacam itu adalah sesuatu yang sangat sulit dihindari oleh Setengah-Biksu di level kesembilan, apalagi cuma Zhang Ruochen.     

Kekuatan yang berasal dari pedang itu setidaknya 20 kali lipat lebih cepat daripada kecepatan suara, hingga membuat serangan tersebut terasa jauh lebih mengerikan. Yang jelas, seorang Setengah-Biksu di level ketujuh sama sekali tidak akan mampu menghentikannya. Sebelumnya, Pangeran Kedua telah menggunakan trik ini untuk mengalahkan King Lixian.     

Ujung Pedang Darah lama kelamaan menjadi semakin jelas di hadapan mata Zhang Ruochen. Tanpa perlu berpikir panjang, saat itu Kehendak Pedang di dalam tubuhnya langsung bergemuruh. Zhang Ruochen segera mengangkat Pedang Kuno Abyss-nya dan mengikuti kata insting, lalu mulai menebaskannya ke arah depan.     

Boom.     

Setelahnya, kedua ujung pedang mulai saling berbenturan satu sama lain. Pedang-pedang Chi yang tebal mulai menjalar ke segala penjuru. Kekuatan yang dahsyat dari Pedang Darah tersebut langsung mengalir ke dalam Pedang Kuno Abyss. Akibatnya, getaran tersebut membuat jari-jarinya mati rasa.     

Zhang Ruochen cepat-cepat menepis gelombang energi tersebut dengan mengarahkannya ke tanah. Detik berikutnya, permukaan tanah di bawahnya langsung mengalami keretakan. Tanah itu hancur, dengan lebar mencapai 100 kaki. Pada saat ini, Zhang Ruochen mendapatkan sedikit luka, tapi dia masih mampu menghalau serangan Pangeran Kedua.     

Pangeran Kedua merasa sedikit terkejut. Bagaimana mungkin Zhang Ruochen mampu bertahan dari sebuah serangan – yang bahkan tidak bisa ditahan oleh Setengah-Biksu di level ketujuh? Yang jelas, ia sama sekali tidak bisa menerima fakta bahwa – kemampuan Zhang Ruochen ternyata setara dengan Setengah-Biksu di level ketujuh.     

Jadi, Pangeran Kedua mulai meyakini kalau Zhang Ruochen memiliki Tao Pedang yang tinggi dan menggunakan trik-trik khusus untuk menghancurkan serangan Pedang Darah.     

"Memenangkan pertempuran dengan menggunakan trik sama halnya seperti keberuntungan. Tapi, memenangkan pertempuran dengan mengandalkan kekuatan disebut sebagai pertarungan sejati." Pangeran Kedua mendengus dingin. Kemudian, ia mengayunkan tangannya untuk menarik kembali Pedang Darah-nya.     

Yang jelas, Zhang Ruochen tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi. Jadi, ia segera menuding ke arah depan dan bergumam, "Break."     

Ruang di sekitar Pedang Darah itu langsung hancur. Seketika itu juga, ruangan di sekitarnya tampak seperti mulut hitam yang hendak menelan Pedang Darah tersebut.     

Pedang Darah itu hampir mencapai level Senjata Saint Seribu Inskripsi. Senjata itu masuk ke dalam ranking 24 di Daftar Senjata Saint Seratus Inskripsi dan memiliki nilai yang sangat tinggi. Selain itu, Pangeran Kedua telah mempelajari Tao Pedang sejak berusia muda dan telah memurnikan Pedang Darah, hingga sampai menjadikannya sebagai pedang utama. Maka dari itu, kalau ia sampai kehilangan Pedang Darah, maka kemampuannya akan menurun sebesar 30%.     

"Oh, sial. Kenapa ceroboh sekali aku!"     

Kala itu, ekspresi wajah Pangeran Kedua langsung berubah drastis. Kemudian, ia segera memperagakan keterampilan pedang dan berusaha mengendalikan Pedang Darah agar terbebas dari kekuatan ruang Zhang Ruochen.     

Sang Pangeran ingin cepat-cepat mengalahkan Zhang Ruochen, lalu mencuri Pedang Taotian-nya, dan membawanya menuju ke Pemakaman Pedang Pluto. Maka dari itu, ia sampai lupa kalau Zhang Ruochen memiliki kekuatan ruang, yang dapat menelan Pedang Darah tersebut.     

Bagaimanapun juga, misteri kekuatan ruang ternyata masih berada di luar imajinasi Pangeran Kedua. Selain itu, ia juga sama sekali tidak mampu menghadapinya.     

Pada akhirnya, Pedang Darah itu benar-benar ditelan habis oleh ruangan tersebut. Beberapa saat kemudian, ruangan itu pun akhirnya kembali normal.     

Zhang Ruochen masih terlihat tenang. Saat itu, ia tersenyum dan berkata, "Kau punya kekuatan tapi tidak punya trik? Itu tidak ada bedanya seperti seorang petarung jalanan."     

Mendengar itu, maka wajah Pangeran Kedua langsung berkedut-kedut. Ekspresi wajahnya menggambarkan bahwa ia ingin menelan Zhang Ruochen hidup-hidup. "Sejak berusia muda, tidak ada satupun yang mampu menandingiku. Sebab, mereka yang berani bertarung melawanku pasti akan mati."     

"Benarkah?" tanya Zhang Ruochen. "Tampaknya aku akan menjadi pengecualian."     

Yang pasti, berhasil membuat Pangeran Kedua marah adalah sejenis kemenangan tersendiri. Sebab, ketika seseorang sedang marah, maka mereka bisa melepaskan kekuatan sebesar 120% dari dalam tubuhnya, namun di waktu yang bersamaan, mereka akan semakin banyak menunjukkan kelemahan. Maka dari itu, seandainya Zhang Ruochen berhasil mempelajari beberapa kelemahan lawannya, maka lelaki itu pasti bisa membunuh Pangeran Kedua.     

Roar!     

Pangeran Kedua langsung berteriak kencang. Kemudian, ia membuka tangannya lebar-lebar, sementara Chi Darah yang melimpah mulai terkondensasi dan berubah menjadi bayangan singa legendaris. Singa itu menutupi sepertiga langit dan memancarkan Chi binatang buas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.