Kaisar Dewa

Bencana



Bencana

0Kematian tragis yang dialami oleh dua orang Biksu itu pun akhirnya membuat orang-orang lain merasa ketakutan.     

Di waktu yang bersamaan, wajah Biksu Shiva langsung berubah menjadi pucat. Wanita itu sama sekali tidak pernah membayangkan kalau ternyata Biksu Pedang Xuanji akan menjadi begitu tangguh setelah bangkit dari kematian, bahkan kekuatannya jauh lebih besar daripada saat ia berada di kondisi optimalnya.     

Maka dari itu, Biksu Shiva langsung menatap Feng Yinchang dan Yin Xuanji, sebelum akhirnya berteriak dingin, "Lari!"     

Semua Setengah-Biksu dari Ras Ancient Kultivasi Ghost dan Ras Ancient Necromancer mulai menggunakan segenap kekuatan masing-masing untuk melarikan diri. Mereka semua bergegas keluar dari Ghost God Valley, lalu menyebar ke segala penjuru.     

Meski begitu, Biksu Shiva tidak lari dari sana.     

Sebab, pada saat Biksu Pedang Xuanji berhasil membantai Biksu Kongtong dan Biksu Zixu, maka seketika itu pula semuanya menjadi jelas, bahwa Biksu Pedang Xuanji pasti akan membantai mereka semua tanpa kenal ampun.     

Jadi, ketika wanita itu melarikan diri, maka ia akan semakin cepat mati.     

Jika demikian, maka ia pun lebih memilih untuk bertarung habis-habisan, dan berharap agar bisa selamat, meski kemungkinannya sangat tipis.     

Selain itu, dengan Soul-absorbing Saint Jug yang berada di bawah kendalinya, maka Biksu Shiva merupakan salah satu figur yang paling dihormati di dalam Ras Ancient Kultivasi Ghost, bahkan juga salah satu sosok tetua yang dihormati di antara para figur tangguh di Daratan Kunlun.     

"Ghost King Formation."     

Saat ini, terdapat pusaran hitam raksasa yang muncul di atas kepala Biksu Shiva.     

Soul-absorbing Saint Jug berputar pelan di tengah pusaran tersebut, yang semakin meningkatkan kekuatan pusaran tersebut. Di waktu yang bersamaan, ribuan bayangan ghost mulai terbang keluar dari dalam pusaran, sambil mengeluarkan teriakan-teriakan mengerikan.     

Di antara bayangan-bayangan ghost tersebut, empat di antaranya merupakan para Ghost King dengan tubuh raksasa, dengan ketinggian mencapai 33 meter. Mereka berempat sedang berdiri di empat sudut yang berbeda-beda pada pusaran tersebut.     

Ghost King Formation terdiri dari kekuatan empat Ghost King dan ribuan pasukan ghost lainnya. Sebagaimana pusaran itu berputar semakin cepat, maka seketika itu pula kekuatan yang terkandung di dalamnya menjadi semakin mengerikan.     

Meski demikian, Biksu Pedang Xuanji hanya melayang di udara dan terlihat sangat tenang. Kala itu, ia melirik Biksu Shiva dan berkata, "Feng Shiva dari Ras Ancient Kultivasi Ghost. Sungguh, 500 tahun silam, kau adalah sosok wanita pemikat yang cantik dan sangat bertalenta. Tapi sekarang, setelah 500 tahun lamanya, maka kau benar-benar tampak tua di mataku."     

Biksu Shiva menyentuh pipi bulatnya, sambil tersenyum, "Aku masih ingat kalau semenjak dulu kau gemar bertanding pedang dengan Jiuyou. Kadang kau menang, kadang kau juga kalah. Selama ini, kukira kalian berdua adalah orang-orang yang hanya bisa melihat pedang. Ternyata, aku sama sekali tidak menyangka kalau kau masih mengingatku."     

Biksu Pedang Xuanji dan Biksu Shiva sama-sama merupakan ksatria sepantaran dan sangat bertalenta di zamannya. Saat mereka masih muda, pria itu adalah sosok yang bertalenta, sementara wanita tersebut merupakan salah satu gadis yang cantik. Bahkan, mereka berdua kerap bertemu pada perhelatan-perhelatan tertentu.     

Sekarang ini, pria itu baru saja kembali ke kehidupan, sementara wanita tersebut sedang berada di penghujung usia.     

Sialnya, sebentar lagi mereka berdua pasti akan saling membunuh satu sama lain, namun mereka masih bicara tentang nostalgia di masa lampau. Mungkin, hal semacam ini hanya terjadi di antara kalangan para Biksu.     

Akan tetapi, tidak berselang lama, mereka berdua pun berhenti bicara dan langsung melepaskan Kehendak Biksu masing-masing sampai pada batas maksimalnya.     

Perlahan-lahan, Biksu Shiva mendorong tangan keriputnya ke arah depan. Seketika itu juga, Soul-absorbing Saint Jug langsung bergetar, sebelum akhirnya Ghost King Formation mulai menyerang Biksu Pedang Xuanji.     

Di sisi lain, sang Biksu Pedang masih berdiri di tempatnya, sambil memperlihatkan ekspresi yang rileks.     

Ketika Ghost King Formation hampir mengenai wajahnya, maka seketika itu pula tubuhnya langsung berubah menjadi cahaya pedang – yang melepaskan kekuatan dahsyat. Kemudian, sang Biksu Pedang langsung menerjang Ghost King Formation dan menghancurkannya dengan suara "phew".     

Bahkan, empat Ghost King yang terkena serangan pedang Chi itu sampai meledak, hingga langsung berubah menjadi empat kabut Chi ghost.     

Pzz.     

Terdapat cahaya pedang berwarna putih yang menancap pada tubuh Biksu Shiva.     

Seketika itu juga, tubuh Biksu Shiva mulai menggigil. Perlahan-lahan, kedua matanya mulai meredup, sebagaimana ia bergumam pada dirinya sendiri, "Ternyata kau... sudah berhasil... menembus alam itu..."     

Setelahnya, Biksu Shiva langsung memuntahkan darah.     

Wanita itu berdiri di tepi lautan lava, tanpa bergerak sedikitpun. Kemudian, Chi kehidupan langsung pergi meninggalkan jasadnya.     

Di waktu yang bersamaan, hembusan angin tiba-tiba mulai menerbangkan tubuhnya, yang telah berubah menjadi debu. Pada akhirnya, hanya tinggal kerangka tulang berwarna putih yang tergeletak di tanah dengan suara "thud".     

Biksu Pedang Xuanji perlahan-lahan mulai mendarat di tanah – yang masih terlihat sangat rileks dan tenang. Kemudian, ia merentangkan tangannya untuk menarik Soul-absorbing Saint Jug.     

Kemudian, ia mengamati kerangka tulang di hadapannya sambil mendesah. "Wanita cantik ini telah berubah menjadi sangat tua dan mati; pada akhirnya, semua daya pikatnya telah terbang bersama debu. Berapa banyak nyawa yang telah melayang, berapa banyak peristiwa-peristiwa menakjubkan yang pernah terjadi selama 500 tahun belakangan? Sebenarnya, apa makna sesungguhnya di balik kehidupan dan kematian?"     

Setelah kembali ke kehidupan, maka ketenangan hati Biksu Pedang Xuanji tampaknya telah meningkat pesat.     

Sebelumnya, ia selalu memikirkan tentang bagaimana caranya menjadi sang Sword Master, hingga tujuan utama di dalam hidupnya adalah untuk menjadi Sword Master sejati. Akan tetapi, sekarang ini, pria itu ingin mencari makna kehidupan sejati.     

Biksu Pedang Xuanji sedang mengamati para Setengah-Biksu yang bergegas melarikan diri dari sana, lalu mulai menggelengkan kepalanya pelan. Sekarang ini, ia sudah tidak tertarik untuk mengejar mereka.     

Di waktu yang bersamaan, kehebatan Biksu Pedang Xuanji telah mengirimkan gelombang kejut tersendiri kepada orang-orang yang masih bersembunyi di balik kegelapan. Sehingga, tidak ada satupun di antara mereka yang berani merampok harta karun di dalam lautan lava. Sebaliknya, mereka semua mulai mundur teratur dan pergi meninggalkan tempat tersebut.     

Selama beberapa hari mendatang, Zhang Ruochen meminta kawan-kawannya untuk mengumpulkan semua batu-batu dan terus menggali lautan lava tersebut, hingga mereka akhirnya menemukan beberapa potongan armor dan tulang-belulang dewa tambahan.     

Di hari keenam, semua batu-batu dan harta karun di tengah lautan lava itu telah berhasil dipindahkan. Selain itu, Lumpur Darah Dewa juga telah dimasukkan ke dalam Dunia Lukisan.     

"Ada 12 potongan armor, 4 tulang dewa dan darah dewa dengan jumlah yang sangat banyak. Dengan semua harta karun ini, seharusnya kau sudah bisa membangun kerajaanmu sendiri." Blackie menatap Zhang Ruochen dan terkekeh.     

Kelinci Rakus, Monster Kera dan Demon Rat, mereka bertiga mulai mengamati darah dewa sambil meneteskan ludah.     

Bahkan, Mu Lingxi kerap terpergok sedang menjilat bibirnya sendiri. Saat itu, ia sedang mengelus dagunya sendiri dengan dua jari, sambil berkata, "Bagaimana mungkin dia bisa membangun kerajaan kalau ternyata dia masih single?"     

Mendengar itu, Zhang Ruochen tetap terlihat tenang. Kemudian, ia segera mengeluarkan wadah kecil berisi darah dewa, dan memberinya kepada Mu Lingxi, sambil berkata, "Kita semua telah bekerja keras selama beberapa hari belakangan. Saudari senior sepeguruan Duanmu, tolong bagikan darah dewa ini kepada yang lainnya."     

Mu Lingxi menerima wadah yang terbuat dari batang Pohon Suci Utama, dengan jantungnya berdegup kencang.     

Bagaimana tidak, sedikitnya terdapat 100 tetes darah dewa di dalam wadah tersebut. Bahkan, seorang Biksu tidak akan mampu bersikap tenang ketika sedang menggenggam harta karun serupa.     

Di tempat lain, tiga ekor binatang buas telah sama-sama membawa wadah masing-masing. Mereka bertiga menaruh kepalanya di hadapan Mu Lingxi, sambil mengamatinya lekat-lekat seperti tiga ekor anjing rumahan.     

Kala itu, Han Xue sedang merasa penasaran, jadi ia pun bertanya kepada Zhang Ruochen. Gadis itu bertanya, "Kenapa bukan Master sendiri yang membagikan darah dewanya? Kenapa malah diberikan kepada Mu jijie?"     

Blackie terkekeh, lalu berkata dengan makna ambigu, "Tidak lama lagi, kau harus mengganti sebutan 'Mu jijie' dengan istri mastermu."     

Han Xue memiringkan kepalanya dan menganggap perkataan itu sebagai sesuatu yang serius. Sebab, gadis itu tidak paham kenapa ia harus memanggil Mu jijie dengan sebutan "istri master." Bukankah Yanchen adalah istri master?     

Biksu Pedang Xuanji tetap berada di dalam Dunia Lukisan dan mempelajari Tablet Hijau selama beberapa hari belakangan.     

Zhang Ruochen berjalan mendekatinya dan berhenti di dekat batu hijau tersebut. Kemudian, ia menatap Biksu Pedang Xuanji, namun ia tidak mengatakan apa-apa.     

Sebaliknya, Biksu Pedang Xuanji masih menatap batu hijau tersebut, lalu berkata kepadanya tanpa perlu menolehkan kepala. "Seharusnya ini adalah batu rune yang pernah ditinggalkan oleh Permaisuri Seribu Tulang. Kucing hitam itu juga tahu perihal ini."     

Mendengar itu, maka Zhang Ruochen langsung menegakkan postur tubuhnya, dan tampak bersemangat. "Maksud Anda, batu ini dapat memblokade gerbang penghubung di antara Netherworld dan Daratan Kunlun?"     

Biksu Pedang Xuanji mengangguk. "Terdapat energi besar yang tersimpan di dalam batu tersebut, yang bahkan mampu menekan aturan-aturan tertentu di antara langit dan bumi. Namun, seperti kata kucing hitam tersebut, maka energi di dalam batu ini hanya mampu memblokade gerbang penghubung selama beberapa tahun. Setelah beberapa tahun berlalu, maka gerbang penghubung tersebut akan kembali terbuka."     

Zhang Ruochen berkata, "Sekarang ini, hanya jiwa-jiwa mati di Netherworld Periphery yang datang ke Daratan Kunlun. Jadi, orang-orang di Daratan Kunlun pasti mampu mengalahkan mereka. Namun, setelah beberapa tahun mendatang, mungkin beberapa figur tangguh dari Kedalaman Netherworld telah mendengar berita tersebut, hingga mereka juga akan pergi ke Daratan Kunlun. Kalau sampai hal itu terjadi, maka situasinya akan menjadi semakin pelik."     

Biksu Pedang Xuanji menoleh dan mulai menatap Zhang Ruochen. "Maka dari itu, aku harus pergi menuju Kedalaman Netherworld. Aku harus melihat sendiri seperti apa tempat tersebut."     

"Terlalu beresiko! Ada yang bilang kalau Sungai Bangkai Kedua berada di Kedalaman Netherworld. Jadi, tempat itu sepuluh kali lipat lebih berbahaya daripada Nethwerworld Periphery," kata Zhang Ruochen.     

"Justru karena itu aku harus pergi ke sana. Sebab, dalam beberapa tahun mendatang, maka batu rune ini akan kehilangan energi, hingga Daratan Kunlun pasti akan terbuka lebar untuk para jiwa mati. Akibatnya, mereka dapat pergi ke sana kapan saja."     

Biksu Pedang Xuanji mulai memasang ekspresi serius dan penuh ketegasan, sebelum akhirnya menambahkan, "Kalau boleh, aku ingin membawa Han Xue bersamaku."     

Seketika itu juga, Zhang Ruochen langsung memahami tujuan Masternya, hingga ia pun segera berkata, "Anda ingin mencari Permaisuri Seribu Tulang?"     

Biksu Pedang Xuanji mengangguk, tapi ia cepat-cepat menggelengkan kepala. "Ratusan ribu tahun telah berlalu, bahkan sang Permaisuri Seribu Tulang mungkin telah wafat di sudut-sudut terpencil Kedalaman Netherwolrd. Namun, beliau pasti pernah meninggalkan harta warisan tertentu. Kalau Han Xue bisa mendapatkan warisannya, maka dia pasti akan berkembang semakin pesat."     

"Pada saat aku kembali lagi di kehidupan ini, saat itu aku telah menyaksikan sebuah gambaran tertentu, bahwa Daratan Kunlun akan segera hancur. Saat hal itu terjadi, maka langitnya akan berubah menjadi merah, sementara tanahnya telah hancur berkeping-keping, dengan makhluk-makhluk hidup di dalamnya yang mengalami kepunahan. Pada saat itu, aku merasa kalau Pohon Suci Utama, bisa jadi sedang ingin mengatakan sesuatu kepadaku, atau mungkin semua itu adalah takdir yang memang harus terjadi di Daratan Kunlun. Maka dari itu, masing-masing dari kita harus melakukan yang terbaik untuk menghentikan bencana tersebut."     

Kata-kata masternya membuat Zhang Ruochen merasa ngeri. Seketika itu juga, ia mulai menghirup nafas dalam-dalam, lalu bertanya, "Apa bencana itu akan kembali terjadi?"     

Ada banyak bencana yang pernah terjadi di sepanjang sejarah Daratan Kunlun. Bahkan, setiap kali bencana itu terjadi, maka hal itu selalu berhasil menumbangkan suatu era.     

Bencana yang terjadi di Abad Pertengahan adalah yang paling mengerikan, sebab di masa itu semua dewa mati. Akibatnya, ketetapan langit telah berubah drastis, dan sejak saat itu, tidak pernah ada lagi yang sanggup menembus alam dewa.     

Biksu Pedang Xuanji berkata, "Mungkin terjadi, mungkin juga tidak. Tapi, kita harus selalu siap dalam menghadapi skenario terburuknya, jika tidak ingin menyesal di kemudian hari."     

Zhang Ruochen mengambil jeda untuk waktu yang sangat lama, sebelum akhirnya berkata, "Jika demikian, saya akan menyampaikannya kepada Han Xue. Kalau dia setuju, maka saya akan mengizinkannya pergi bersama master."     

...     

Dua jam kemudian, Zhang Ruochen, Han Xue, dan Biksu Pedang Xuanji sedang berada di gerbang Ghost God Valley.     

Saat itu, Han Xue sedang berdiri di sebelah Biksu Pedang Xuanji sambil membawa Void Sword di punggungnya. Gadis itu sedang menatap Zhang Ruochen dengan menggunakan kedua mata cerahnya, yang tampak seperti ingin menangis. "Master, saya berjanji untuk terus bekerja keras dan berlatih di bawah bimbingan kakek. Meskipun Kedalaman Netherworld adalah tempat yang sangat berbahaya, tapi saya tidak akan pernah takut."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.