Kaisar Dewa

Rune Curse Milik Permaisuri



Rune Curse Milik Permaisuri

0Dasar lubang itu sangat gelap. Sehingga, tempat itu pun menjadi dingin dan mencekam.     

Ghost King Bloodmoon sedang melayang-layang di udara. Rambut panjang hitamnya tampak tergerai. Di waktu yang bersamaan, puluhan kabut-kabut Ghost sedang menari-nari di sekitarnya. Kala itu, kedua matanya terlihat murung, sebagaimana ia berkata, "Zhang Ruochen, ternyata kau benar-benar berani. Kau telah membuat Ghost King Shenchu merasa sangat geram. Kalau beliau menginginkan kematianmu, maka kau pasti akan mati, meski kau berhasil melarikan diri ke Daratan Kunlun."     

Zhang Ruochen berhenti memotong batu dan menoleh ke arah Ghost King Bloodmoon. "Benarkah?" tanyanya. "Jika demikian, setelah kondisinya pulih, mestinya dia memikirkan cara untuk lolos dari Elder Sekte Death Zen terlebih dahulu. Sebab, dia hampir mati di tangan Elder Sekte Death Zen. Kurasa Ghost King Shenchu tidak akan semudah itu melepaskannya."     

Zhang Ruochen menggali barang-barang peninggalan dewa ini karena ia menduga kalau Ghost King Shenchu dan Elder Sekte Death Zen sedang kembali bertarung satu sama lain.     

Sebab, mereka harus memperebutkan kepemilikan mayat dewa tersebut. Pada akhirnya, hanya ada satu di antara mereka berdua yang masih akan tetap hidup.     

Tentu saja, sekarang ini Elder Sekte Death Zen sedang berada di posisi yang sangat menguntungkan. Sebaliknya, Ghost King Shenchu tidak akan pernah datang ke Ghost God Valley, setidaknya sampai luka-lukanya sembuh.     

Ghost King Bloodmoon tidak tahu siapa Elder Sekte Death Zen, namun ia masih bisa menebaknya. Sebelumnya, mayat dewa itu berhasil menggegerkan area di sekitarnya pada saat ia keluar dari Ghost God Valley. Bahkan, ada banyak Ghost King di Netherworld yang juga telah mendengar kabar tersebut.     

Di sisi lain, Ghost King Bloodmoon merasa sangat penasaran terhadap - kenapa sosok tangguh seperti Elder Sekte Death Zen akan membiarkan Zhang Ruochen hidup-hidup?     

"Sebenarnya, apa hubunganmu dengan Elder Sekte Death Zen?" tanya Ghost King Bloodmoon.     

"Kau tidak perlu tahu tentang banyak hal," kata Zhang Ruochen. "Yang harus kau tahu hanyalah, kalau sampai Elder Sekte Death Zen ingin membunuhmu, maka Ghost King Shenchu sama sekali tidak akan sanggup menyelamatkanmu. Sebaliknya, aku bisa menyelamatkanmu."     

Perlahan-lahan, Zhang Ruochen telah berhasil memproses segala sesuatunya. Elder Sekte Death Zen mungkin benar-benar ingin membantunya menguasai Fisik Chaotic Lima Elemen, namun pasti masih ada tujuan lain.     

Apalagi, lelaki itu dan sang Elder memiliki musuh yang sama: Permaisuri Chi Yao.     

Dalam seratus tahun belakangan, satu-satunya orang yang berhasil membuat sang Permaisuri Chi Yao mengeluarkan perintahnya secara langsung hanyalah sang Keturunan Ruang dan Waktu, Zhag Ruochen. Maka dari itu, Elder Sekte Death Zen pasti curiga terhadap motif Permaisuri Chi Yao.     

Apa wanita itu benar-benar khawatir kalau posisinya akan terancam jikalau sampai sang Keturunan Ruang dan Waktu telah berkembang sempurna?     

Maka dari itu, sang Elder memilih untuk membantu Zhang Ruochen, sekaligus ingin membantu dirinya sendiri. Sekarang ini, sang elder masih belum mampu menandingi Permaisuri Chi Yao. Maka dari itu, ia harus segera mencari cara lain untuk menghentikan wanita tersebut.     

Sebab, jika sang Elder tidak benar-benar merasa tertekan oleh Permaisuri Chi Yao, lalu kenapa ia sampai repot-repot datang ke Netherworld seorang diri dan mencari mayat dewa? Maka dari itu, setidaknya sampai sekarang ini, sang Elder masih berharap supaya Zhang Ruochen dapat berkembang sempurna di kemudian hari. Sebab, kalau lelaki itu telah berkembang menjadi semakin kuat, maka lelaki itu pasti mampu mengimbangi Permaisuri Chi Yao. Selain itu, hal tersebut juga pasti akan menguntungkan bagi sang elder.     

Beberapa saat kemudian, Blackie, Han Xue, dan Demon Rat sama-sama bergegas mendekat. Mereka muncul di jantung lautan lava tersebut. Di waktu yang bersamaan, mereka membawa kabar penting untuk Zhang Ruochen – para pertapa dari Sekte Death Zen belum pergi meninggalkan Netherworld. Sebaliknya, mereka sedang mempengaruhi para pertapa lain yang berada di luar Ghost God Valley.     

Sebenarnya, Zhang Ruochen sudah menduga kalau sang Elder pasti akan melakukan hal tersebut.     

Sebab, ada banyak pertapa Setengah-Biksu dari berbagai macam kelompok, yang datang ke Ghost God Valley demi mencari Pil Resurrection. Sekarang, mimpi-mimpi mereka semua telah hancur. Jadi, kalau mereka ingin kembali ke Daratan Kunlun, maka mereka harus mengikuti perintah Elder Sekte Death Zen.     

Bagaimanapun juga, tidak ada satupun yang ingin mati di Netherworld.     

"Elder Sekte Death Zen ternyata memang spesial," kata Blackie. "Dia benar-benar sanggup mengendalikan mayat dewa tersebut. Ketika dia kembali ke Daratan Kunlun, mungkin dia akan menggegerkan dunia."     

Ketika memikirkan tentang ini, saat itu Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya. "Elder Sekte Death Zen bukanlah sosok rata-rata. Dia telah berkultivasi selama 500 tahun untuk dapat mencapai level tersebut. Jadi, dia pasti sosok yang sangat bertalenta."     

Blackie mengangguk. "Bahkan ketika berada di Abad Pertengahan, maka Elder Sekte Death Zen merupakan sosok yang berpotensi besar untuk menjadi dewa."     

"Master... lihat... Void Sword..."     

Han Xue sedang menggenggam Void Sword itu dengan kedua tangannya. Setelah itu, lingkaran cahaya berwarna putih mulai bermunculan pada bilah pedangnya. Layaknya riak-riak pada permukaan air, maka semua cahaya itu pun mulai mengalir ke dalam bebatuan.     

Whoosh, whoosh.     

Tiba-tiba, Void Sword bergetar hebat, hingga langsung terlepas dari kendali Han Xue, lalu terbang menuju jantung lautan lava dan menerjang ke arah bawah.     

"Apa dia baru saja merasakan sesuatu?"     

Zhang Ruochen cepat-cepat menggunakan teknik bergerak dan bergegas menuju ke dasar lubang tersebut. Setelah itu, Blackie, Han Xue, dan Mu Lingxi sama-sama berubah menjadi garis-garis cahaya dan mengejarnya.     

Dengan ujung pedang yang mengarah ke bawah, saat itu Void Sword sedang berputar cepat. Lalu, pedang itu mulai menghancurkan batu-batu, hingga menciptakan lubang yang besar, sebelum akhirnya menghilang di bawah sana.     

"Ikuti arahan Void Sword dan terus menggali," kata Zhang Ruochen.     

Kala itu, Blackie sedang merasa sangat gembira. Bahkan, kedua cakarnya terus menerus gemetar. "Permaisuri pasti pernah meninggalkan sesuatu di bawah tanah. Jika tidak, maka sensitivitas Void Sword tidak akan sekuat ini."     

Terdapat Chi dingin yang tiba-tiba muncul di hadapan Zhang Ruochen. Kemudian, ia menoleh dan menyaksikan tubuh dingin Ghost King Bloodmoon.     

Whoosh!     

Tanpa berkata apa-apa, tubuh Ghost King Bloodmoon langsung berubah menjadi gumpalan Chi Ghost. Sambil mengikuti lubang tersebut, maka wanita itu segera terbang ke bawah. Zhang Ruochen juga mempercepat pergerakannya dalam menggali bebatuan tersebut. Lelaki itu terus menerus membelah batu-batu di hadapannya. Setelah dua jam lamanya, maka ia pun berhasil melewati lapisan batu dan berada di dasar lautan lava tersebut.     

Seketika itu juga, Chi iblis kematian langsung melesat ke arahnya. Kala itu, Zhang Ruochen cepat-cepat membuka Grafik Kayu Yin Yang. Kemudian, ia mengaktifkan Chi Suci-nya dan menyuntikkannya ke dalam scroll.     

Ada banyak inskripsi-inskripsi yang bermunculan pada permukaan scroll tersebut. Semua inskripsi itu bertransformasi menjadi pohon emas setinggi ratusan kaki, yang langsung memurnikan Chi iblis kematian tersebut.     

Dengan memanfaatkan cahaya emas dari pohon tersebut, maka mereka semua bisa melihat kalau di balik lapisan batu tersebut, di sana terdapat lumpur berwarna merah. Chi iblis kematian itu keluar dari lumpur, namun semuanya telah dimurnikan oleh pohon tersebut.     

Blackie mengambil segenggam lumpur di bawahnya. Kemudian, kedua matanya memancarkan sinar keserakahan. Setelahnya, kucing itu berkata sambil tersenyum, "Lumpur ini telah tercampur dengan darah dewa. Lumpur ini telah berevolusi menjadi Lumpur Darah Dewa."     

"Zhang Ruochen," katanya, "Kita harus membawa semua Lumpur Darah Dewa ini ke dalam Dunia Lukisan. Ini bisa digunakan sebagai media tanam untuk herbal-herbal dewa. Hanya media semacam itu yang dapat menumbuhkan herbal-herbal dewa. Di Daratan Kunlun, seharusnya tidak lebih dari 10 taman semacam ini."     

Ketika mendengar kata-kata Blackie, maka seketika itu pula Kelinci Rakus langsung melompat dan membuka mulutnya. Kemudian, kelinci itu mulai memakan Lumpur Darah Dewa tersebut. Karena lumpur itu telah terkena darah dewa, seharusnya itu baik baginya.     

Sesaat setelah kelinci itu memakan Lumpur Darah Dewa, maka seketika itu pula perutnya langsung terasa sakit. Rasa-rasanya, ia seperti baru saja menelan besi seberat 100.000 pon. Di waktu yang bersamaan, kelinci itu langsung terduduk, dengan kedua matanya yang membelalak lebar. Pada saat itu, seluruh wajahnya menjadi bengkak, hingga ia seperti hampir lepas kendali.     

Kala itu, Zhang Ruochen segera memeriksanya, dan menemukan bahwa Kelinci Rakus sebenarnya sedang menggunakan keterampilan olah raga untuk memurnikan Lumpur Darah Dewa tersebut. Perlahan-lahan, lumpur itu juga mulai diserap oleh tubuhnya.     

Perlu diakui kalau Kelinci Rakus memang benar-benar aneh. Rasa-rasanya, kelinci itu sanggup memakan apa saja.     

Sementara itu, sambil mengikuti arahan Void Sword, maka kelompok Zhang Ruochen akhirnya bertemu dengan Ghost King Bloodmoon – yang sudah sampai di sana terlebih dahulu.     

"Apa kau menemukan sesuatu?" tanya Zhang Ruochen.     

Ghost King Bloodmoon menatap dingin ke arahnya. Setelah itu, kedua matanya mengarah ke sudut lain. Sesaat setelah mengikuti tatapan matanya, maka seketika itu pula kedua mata Zhang Ruochen langsung menajam. Sebab, di bawah Lumpur Darah Dewa tersebut, di sana terdapat tablet batu berwarna hijau. Tablet batu itu setinggi 300 meter dan sangat kokoh. Bahkan, tablet batu itu tidak tampak seperti bongkahan batu biasa.     

Kalau ia tidak melihat dengan mata kepalanya sendiri, maka ia tidak akan mampu menemukannya, meski sedari awal ia sudah melepaskan Kekuatan Batin dari atas lautan lava. Akan tetapi, tablet batu ini sama sekali tidak meleleh, meski telah terbenam di dalam lautan lava untuk waktu yang sangat lama. Jadi, bagaimana mungkin itu batu biasa?     

Pada saat ini, Void Sword sedang menuding ke arah tablet batu berwarna hijau tersebut. Di waktu yang bersamaan, bilah pedangnya memancarkan cahaya berwarna putih. Ketika ditunjuk oleh pedang tersebut, maka seketika itu pula tablet batu itu berubah warna seperti batu giok.     

Perlahan-lahan, Zhang Ruochen berjalan ke sana. Ketika langkahnya menyentuh tanah, saat itu ia berhasil menciptakan riak-riak lingkaran energi di sekitarnya. Kemudian, ia berjalan ke bawah tablet batu tersebut, lalu merentangkan tangannya dan berusaha untuk menyentuhnya.     

Crack.     

Terdapat sebuah retakan yang muncul pada permukaan tablet batu. Lalu, retakan yang kedua, retakan yang ketiga...     

Setelah itu, permukaan tablet batu itu langsung meledak dan hancur berkeping-keping, hingga memperlihatkan wujud aslinya.     

Terdapat banyak inskripsi-inskripsi pedang yang diukir pada tablet hijau tersebut. Garis-garis yang terdapat di dalamnya saling terhubung satu sama lain, hingga berhasil menyelimuti tablet tersebut seperti halnya rune-rune kuno.     

Di tempat lain, Blackie sedang membuka matanya lebar-lebar, sambil bergegas ke sana. "Ini adalah ukiran khas sang Permaisuri!. "Ini adalah Talisman Heaven and Earth. Sang Permaisuri telah menggunakan segenap kekuatannya untuk mengukir inskripsi-inskripsi ini. Kalau kau membawa benda ini ke Sungai Bangkai, maka ini bisa menyegel Netherworld sampai beberapa tahun ke depan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.