Kaisar Dewa

The Force is Unstoppable



The Force is Unstoppable

0Jika Zhang Ruochen berada di posisi Elder Sekte Death Zen, maka ia hanya punya dua pilihan.     

Lelaki itu hanya menunggu kematiannya sendiri di dalam Netherworld, atau membuka gerbang penghubung di antara kedua dunia tersebut, agar ia dapat menyelamatkan diri sendiri. Jadi, di antara dua pilihan tersebut, mana yang akan dipilih olehnya?     

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya dan menghela nafas. "Untuk pertama kalinya di dalam hidupku, aku benar-benar menyesali perbuatanku."     

"Kau menyesal karena telah menyelamatkan diriku?" biksu tua itu terkekeh, lalu berkata, "Sebenarnya, kau tidak perlu menyesalinya. Coba pikirkan tentang ini. Kalau sedari awal kau sudah tahu bahwa aku merupakan sang Leluhur dari Sekte Death Zen, hingga saat itu kau akhirnya memilih untuk tidak menyelamatkanku. Lalu, setelah aku mati, bukankah yang selanjutnya adalah dirimu?     

"Selain itu, kalau kau tidak menyelamatkanku, maka kau tidak akan pernah berhasil menguasai Fisik Chaotic Lima Elemen. Itulah sebabnya kenapa orang-orang selalu berkata bahwa kau akan memetik apa yang pernah kau tanam sebelumnya. Kalau aku yang jadi dirimu, maka aku akan berpikir kalau semua ini sepadan. Jadi, aku sama sekali tidak akan menyesalinya.     

"Zhang Ruochen, apa kau tahu kenapa aku meninggalkan Sekte Brahma, lalu mulai mendirikan Sekte Death Zen?"     

Zhang Ruochen menatapnya dan berkata, "Rumor menyatakan bahwa kau telah menguasai Pukulan Naga dan Gajah Prajna, namun kau gagal mengendalikan energinya. Jadi, kau kehilangan kendali atas dirimu sendiri dan terjerembab masuk ke dalam jalan iblis."     

"Omong kosong. Kau bisa mendengar rumor-rumor itu, tapi jangan sampai mempercayainya." Sambil terkekeh, sang biksu tua menambahkan, "Sejujurnya, aku telah melihat banyak kepalsuan di dalam diri biksu-biksu terhormat itu, hingga aku sama sekali tidak ingin bergaul dengan mereka lagi. Maka dari itu, aku memilih untuk pergi dari sana dan mendirikan sekte-ku sendiri."     

Zhang Ruochen mencibirnya. "Minimal, mereka tidak egois seperti dirimu. Suatu ketika, Buddha sendiri pernah berkata bahwa kalau bukan dirinya sendiri yang masuk ke dalam Neraka, lalu siapa yang rela melakukannya? Apa kau sanggup melakukan itu?"     

"Tapi Buddha tidak masuk ke dalam Neraka," kata sang biksu tua. "Hanya manusia yang masuk ke dalam Neraka."     

Zhang Ruochen mengernyitkan dahinya. Kala itu, ia tidak ingin lagi berdebat dengannya. Sebab, berdasarkan pada pengalamannya, maka ia pasti akan kesulitan untuk memenangkan sesuatu, apalagi ketika melawan sosok tua yang telah hidup selama ratusan tahun.     

"Aku sama sekali tidak peduli kalau semisal para Biksu datang kemari dan berlutut di hadapanku," kata sang biksu tua, sambil tersenyum. "Zhang Ruochen, apa kau tahu kenapa aku berkata banyak hal kepadamu?"     

"Kenapa?" tanya Zhang Ruochen.     

"Sejujurnya, kau adalah sosok yang bertalenta tinggi dan memiliki kekuatan ingin yang kuat," kata sang biksu tua. "Jadi, kau pasti akan menjadi sosok yang berpengaruh di masa depan. Kalau kau mau menjadi muridku, maka derajatmu di dalam Sekte Death Zen pasti jauh berada di atasku. Di masa depan, posisi Leluhur pasti akan menjadi milikmu. Jadi, bagaimana menurutmu?"     

Zhang Ruochen juga tersenyum. "Di masa silam, kau pernah menganggap bahwa Sekte Brahma adalah kelompok yang palsu, jadi kau menghianati mereka. Tapi, di mataku, kau hanya sosok yang egois dan berpikiran sempit. Aku tidak akan pernah menjadikanmu sebagai masterku. Seperti kata pepatah... mereka yang berbeda jalan tidak akan pernah bisa beriringan. Seharusnya kau lebih paham mengenai hal itu daripada aku."     

Bukannya marah, sang biksu tua malah semakin senang terhadap sikap Zhang Ruochen. Kala itu, sambil tersenyum, ia pun berkata, "Zhang Ruochen, kau adalah satu-satunya sosok pertapa sejak Abad Pertengahan yang punya kesempatan untuk menembus Perubahan Kesepuluh dari Alam Fish-dragon dan memanggil Utusan Para Dewa. Kalau aku membantumu, maka tingkat keberhasilanmu akan menjadi lebih besar. Akan tetapi, kau harus berlutut di hadapanku sebanyak tiga kali, lalu bersujud sebanyak sembilan kali, sebelum akhirnya resmi menjadi muridku."     

Zhang Ruochen tertawa. "Kau hanya ingin menyelesaikan janji keduamu agar ketenangan jiwamu tidak terganggu. Kenapa kau masih mengada-ngada dengan ingin menjadikanku sebagai muridmu?"     

Biksu tua itu pun tertawa tanpa suara.     

Sebaliknya, Zhang Ruochen segera berpaling dan berjalan ke arah Mu Lingxi. Tanpa sama sekali menoleh ke belakang, saat itu ia berkata, "Elder Sekte Death Zen, tidak akan semudah itu untuk membayar hutang keduamu. Selain itu, aku akan menggunakan kekuatanku sendiri untuk menembus Perubahan Kesepuluh. Aku tidak membutuhkan bantuanmu."     

Lelaki itu tidak takut kalau ia harus bermusuhan dengan sang biksu tua. Bagaimanapun juga, sosok yang paling keji pasti selalu memiliki kecerdasan yang tinggi dan keberanian yang besar. Jadi, sang biksu tua tidak akan pernah melanggar janjinya, lalu membuat kultivasinya terpengaruh, dengan hanya menghadapi seorang pertapa dari Alam Fish-dragon.     

Sebab, kalau ia sampai menyerang dan menangani Zhang Ruochen, maka hal itu benar-benar akan menganggu kultivasinya di kemudian hari.     

Sementara itu, kobaran api berwarna emas tampak memancar dari kedua mata Buddha Xinshu. Sang Buddha berjalan ke arah Zhang Ruochen. "Master, kalau Anda tidak tidak bisa melakukannya, maka izinkan saya untuk menanganinya. Saya akan menyingkirkan semua masalah dan orang-orang yang melawan sekte."     

"Xinshu." Biksu tua menghentikannya, sambil tersenyum. "Kenapa kau ekstrim sekali? Kalau sekarang ini dia tidak ingin menjadi muridku, bukan berarti hal yang sama juga berlaku di kemudian hari. Ketika dia kembali lagi ke Daratan Kunlun, nanti dia akan paham betapa kejinya dunia ini. Sebab, istana kekaisaran sama sekali tidak akan pernah melepaskannya, Pasar Gelap tidak akan pernah tinggal diam kepadanya, dan para Vampir pasti akan terus mengejarnya. Tidak ada satu kelompok pun yang akan berada di sisinya dan memihaknya. Saat dia sudah tidak punya tempat lagi untuk berlindung, maka seketika itu pula dia pasti akan datang untuk mencariku. Omong-omong, apa kau sudah membawa darah dewanya?"     

Buddha Xinshu cepat-cepat mengeluarkan puluhan tetes darah dewa, dan memberikannya kepada sang Elder Sekte Death Zen.     

Biksu tua itu mengibaskan tangannya, sambil melepaskan Chi Buddha yang kuat. Kemudian, segel-segel di dalam puluhan darah dewa langsung terbuka, dengan pancaran aura yang kuat di dalamnya. Puluhan tetes darah dewa itu melayang-layang di udara layaknya bintang-bintang darah.     

Kemudian, biksu tua menggunakan Death Sen Buddhist Way untuk menyerang permukaan gunung berapi hitam dengan menggunakan darah dewa. Seketika itu juga, darah-darah dewa tersebut langsung terhubung dengan inskripsi-inskripsi Buddhist – yang sebelumnya telah dipasang olehnya.     

Di kejauhan, Zhang Ruochen segera menghampiri Mu Lingxi. Kemudian, lelaki itu menggendongnya, karena wanita itu telah kehabisan Chi Suci, hingga ia telah menjadi sangat lemah. Wanita itu bersandar pada tubuh Zhang Ruochen, sementara kedua mata cerahnya mengamati sang Elder Sekte Death Zen dan Buddha Xinshu.     

"Zhang Ruochen... apa biksu tua itu... benar-benar sang Elder dari Sekte Death Zen?"     

"Ya."     

"Apa yang sedang dia lakukan?"     

Zhang Ruochen juga sedang mengamati sang elder. Pada saat ini, akhirnya ia memahami kenapa para Setengah-Biksu dari sekte mereka membawa setetes darah dewa. Mungkin mereka berencana untuk membawanya ke Ghost God Valley dan memberikan semua darah itu kepada sang elder.     

Namun, apa yang akan dilakukan oleh sang elder dengan darah-darah tersebut?     

"Sebaiknya kita pergi dari sini terlebih dahulu."     

Zhang Ruochen mulai merentangkan sayap naganya. Lalu, sambil menggendong Mu Lingxi, maka ia menggunakan teknik bergerak dan keluar dari gunung berapi tersebut. Kemudian, dengan menggunakan kemampuannya yang sebelumnya, maka lelaki itu segera menyeberangi lautan lava dan berada di daratan.     

Pada saat kakinya mendarat di sana, saat itu kobaran api hitam di belakangnya mulai bergetar hebat. Di waktu yang bersamaan, gunung berapi itu langsung bergejolak.     

Kaboom.     

Pada saat ini, lautan lava itu langsung berombak. Terdapat ombak-ombak berwarna emas – setinggi lebih dari 10 meter – mulai terangkat naik. Selain itu, kekuatan dewa yang sangat dahsyat tiba-tiba keluar dari lautan lava tersebut, hingga menyebar ke segala penjuru. Lalu, dengan Ghost God Valley sebagai titik pusatnya, saat itu batu-batu nisan dalam radius 10.000 mil langsung hancur seketika, hingga berhamburan dimana-mana.     

Jiwa-jiwa mati yang berada di Netherworld langsung merintih kesakitan.     

Zhang Ruochen masih berdiri di tepi lautan lava tersebut. Kala itu, lima cahaya warna-warni mulai terlepas dari tubuhnya, sebagaimana ia sedang mengamati gunung berapi hitam di kejauhan.     

Sebagaimana gunung itu mulai terangkat, maka tempat itu akhirnya memperlihatkan wujud aslinya. Ternyata... itu adalah mayat manusia. Mayat itu sedang mengenakan armor berwarna hitam dan berdiri di atas lautan lava, layaknya raksasa yang menjulang tinggi sampai ke langit.     

Dibandingkan dengan mayat tersebut, maka Zhang Ruochen tak ada bedanya dengan butiran debu di permukaan tanah. Bahkan, luas lautan lava itu hanya sebesar kepalanya.     

Lava emas itu terus menerus mengalir keluar dari gunung berapi di bagian kepala mayat dewa tersebut. Jadi, seseorang bisa menilai kalau Permaisuri Seribu Tulang pernah menusukkan pedangnya pada bagian kepala mayat tersebut, dan membunuhnya di tempat ini.     

"Apa itu adalah... mayat dewa... yang diceritakan oleh rumor-rumor..." Mu Lingxi tergagap.     

"Seharusnya demikian." Zhang Ruochen mengangguk. "Elder Sekte Death Zen datang kemari untuk mencari mayat dewa dan ingin memurnikannya."     

Di tempat lain, Elder Sekte Death Zen sedang berdiri di dekat mayat dewa tersebut, sambil menatap ke bawah. "Zhang Ruochen," katanya, "Kalau kau ingin menyesali keputusanmu dan memilih menjadi muridku, maka aku bisa membawamu keluar dari sini, dan kita bisa bersama-sama kembali ke Daratan Kunlun."     

Buddha Xinshu sedang berdiri di pundak kiri mayat dewa tersebut. Saat itu, ia mengatupkan kedua tangannya ke arah depan, dengan cahaya Buddha berwarna putih yang memancar darinya. Saat itu, sang Buddha benar-benar terlihat mulia.     

Di tempat lain, Zhang Ruochen hanya tersenyum. Lelaki itu bahkan tidak membalas perkataan mereka.     

Elder Sekte Death Zen menggelengkan kepalanya dan merasa sedikit kecewa. Lalu, tanpa perlu mengatakan apa-apa lagi, maka ia segera mengaktifkan Death Zen Buddhist Way untuk mengendalikan mayat dewa tersebut. Kemudian, mayat dewa itu mulai menggerakkan kaki raksasanya. Lalu, hanya dalam satu langkah, maka ia sudah berhasil melintasi jarak yang sangat jauh, dan sedang mengarah keluar dari Ghost God Valley.     

Perlahan-lahan, kekuatan dewa – yang sebelumnya menekan mereka di sekitar sana – akhirnya berangsur sirna. Tekanan yang dialami oleh Zhang Ruochen dan Mu Lingxi pun juga mulai mereda.     

"Bagaimana bisa Elder Sekte Death Zen sangat yakin kalau dia dapat kembali ke Daratan Kunlun?" tanya Mu Lingxi. "Apa dia mampu menembus Spatial Polar Wall di Sungai Bangkai berdasarkan pada tingkat kultivasinya yang sekarang?"     

"Meski kekuatannya sangat tinggi, namun dia tidak akan pernah bisa melakukannya," kata Zhang Ruochen. "Tapi mayat dewa itu bisa melakukannya."     

Mu Lingxi sedikit mengerucutkan bibirnya. "Itu cukup masuk akal. Sebab, Elder Sekte Death Zen telah berhasil mengendalikan mayat dewa. Jadi, hal itu sama seperti mengendalikan kekuatan dewa. Jika demikian, siapa yang bisa menandinginya sekarang?"     

"Jangan remehkan para keluarga Abad Pertengahan dan klan-klan kuno di Daratan Kunlun," kata Zhang Ruochen. "Kalau mereka semua mampu bertahan hidup hingga hari ini, seharusnya mereka memiliki metode-metode pencegahan yang luar biasa untuk menghadapi berbagai macam bahaya."     

"Selain itu, Elder Sekte Death Zen baru saja mengendalikan mayat dewa tersebut. Sebab, kalau dia ingin memurnikannya menjadi sebuah mayat pertempuran, maka dia akan membutuhkan banyak waktu dan sumber daya. Setidaknya, dalam beberapa tahun ke depan, dia masih tidak akan berhasil melakukannya."     

"Lalu, bagaimana caranya kita pergi dari Ghost God Valley?" tanya Mu Lingxi.     

"Karena mayat dewa itu sudah tidak berada lagi di tempat ini, maka tempat ini perlahan-lahan berubah menjadi stabil. Selain itu, kekuatan dewa yang menekan kita sebelumnya, sebentar lagi pasti akan segera menghilang. Jika kekuatan itu benar-benar telah menghilang sepenuhnya, maka kita bisa kembali ke atas tebing dengan sangat mudah. Setelah itu, kita dapat meninggalkan Ghost God Valley."     

Kemudian, Mu Lingxi mengeluarkan sebuah Batu Suci dan mulai menyerap Chi Suci yang terkandung di dalamnya.     

Di sisi lain, mayat dewa telah berada di tempat ini selama 100.000 tahun. Jadi, mestinya mayat dewa tersebut telah mengubah banyak hal di sekitarnya, hingga akhirnya berubah menjadi objek-objek dewa. Maka dari itu, lautan lava biasa – yang berada di hadapan mereka – masih mengandung kekuatan yang mengerikan. Kalau sampai lava-lava ini mengering dan berubah menjadi bebatuan, maka semua itu dapat dijual dengan harga yang tinggi di Daratan Kunlun.     

Kalau jenis batu-batu semacam ini digunakan sebagai bahan pokok untuk menciptakan sebuah formasi pertempuran, maka kekuatan formasi pertempuran itu pasti akan meningkat pesat. Selain itu, batu-batu ini juga dapat dijadikan sebagai sarana persembahan pada altar, hingga segala sesuatunya akan menjadi semakin mulia.     

Elder Sekte Death Zen tidak peduli dengan barang-barang ini, namun hal yang sama tidak berlaku bagi Zhang Ruochen. Sebab, batu-batuan di sekitarnya mengandung kekuatan dewa, yang mungkin dapat dimanfaatkan di kemudian hari.     

Tentu saja, kalau ia dapat menciptakan beberapa armor dewa dari lava-lava yang telah mengering tersebut, maka nilainya pasti akan sangat tinggi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.