Kaisar Dewa

Jiwa Langit, Jiwa Bumi, Jiwa Manusia



Jiwa Langit, Jiwa Bumi, Jiwa Manusia

0Sebenarnya, para biksu Buddhist Way merupakan kelompok yang lebih dominan terhadap Kekuatan Batin. Jadi, kalau sampai sosok biksu setua ini masih belum mampu mencapai Alam Supreme Saint Kekuatan Batin, maka bisa dipastikan kalau tidak ada satupun di Daratan Kunlun yang berhasil menjadi Supreme Saint Kekuatan Batin.     

Seketika itu juga, kekecewaan terlintas di kedua mata lelaki tersebut.     

"Hidup dan mati adalah bagian dari takdir," kata sang biksu tua, sambil berusaha menghiburnya. "Tidak perlu memaksakan sesuatu."     

Zhang Ruochen tersenyum. "Saya bisa memahaminya, tapi ketika saya datang ke Netherworld, saat itu saya mendengar tentang rumor yang beredar mengenai Pil Resurrection. Maka dari itu, harapan yang tidak realistis ini akhirnya bertumbuh."     

"Sebenarnya, kalau kau mempelajari rumor mengenai Pil Resurrection tersebut, maka sebenarnya mereka yang jiwanya telah hancur masih dapat hidup kembali." Biksu tua itu duduk bersila, dan mempersilahkan Zhang Ruochen untuk duduk di hadapannya. Setelah itu, ia berkata pelan, "Pertama-tama, kau harus memahami bahwa setiap orang memiliki tiga jiwa; Jiwa Langit, Jiwa Bumi, dan Jiwa Manusia. Lalu, saat bicara tentang jiwa-jiwa yang hancur, maka itu adalah Jiwa Manusia mereka yang telah hancur dan menghilang. Namun, hal itu tidak akan hubungannya dengan Jiwa Langit dan Jiwa Bumi."     

Ini bukan pertama kalinya Zhang Ruochen mendengar tentang tiga bagian jiwa manusia tersebut. Namun, ia masih merasa penasaran, jadi ia pun bertanya, "Kenapa Jiwa Langit dan Jiwa Bumi tidak ikut hancur?"     

"Bukan karena mereka tidak hancur. Hanya saja, mereka terlampau kuat dan tidak dapat dihancurkan dengan mudah. Jiwa Bumi misalnya. Apa yang disebut sebagai Jiwa Bumi merupakan bayangan manusia itu sendiri. Selama tubuhnya masih ada, maka jiwa itu akan selamanya ada. Ketika manusia mati dan dimakamkan, maka fisiknya akan menyatu dengan tanah, berubah menjadi tulang-belulang, berubah lagi menjadi serpihan-serpihan, berubah lagi menjadi debu, hingga Jiwa Bumi itu akan membentuk satu kesatuan dengan tanah itu sendiri."     

"Oleh karena itulah, meskipun Jiwa Manusia telah hancur, namun selama Jiwa Bumi mereka belum hancur, maka mereka masih dapat kembali hidup. Mereka belum sepenuhnya mati."     

"Benarkah?" tanya Zhang Ruochen.     

Biksu tua itu terkekeh. "Tidak sepenuhnya benar. Sebab, pemahaman setiap orang terhadap kehidupan jelas berbeda-beda. Beberapa Sage kuno percaya bahwa Jiwa Bumi itu tidak akan hancur dan juga tidak akan menyatu dengan tanah. Sebaliknya, jiwa itu akan masuk ke dalam Hades dan Netherworld."     

"Di situasi lain, jika seseorang mati di tempat khusus atau waktu-waktu tertentu, maka Jiwa Bumi mereka akan terpisah dari tubuh, hingga mulai menjadi jiwa-jiwa ghost yang jahat."     

"Jadi, Anda berkata kalau jiwa bumi adalah jiwa ghost?" tanya Zhang Ruochen.     

"Kau bisa menyebutnya seperti itu," kata sang biksu.     

Zhang Ruochen memikirkannya sejenak, sebelum akhirnya berkata, "Saya mengerti sekarang! Jadi, kenapa ada sangat banyak jiwa ghost di dalam Netherworld, karena tempat ini merupakan dunia spesial. Bangkai-bangkai mengambang di Sungai Bangkai, hingga masuk ke dalam Netherworld. Setelah itu, Jiwa Bumi terpisah dari tubuh mereka, lalu berubah menjadi jiwa ghost. Di Daratan Kunlun, hanya ada sedikit tempat yang mirip seperti Netherworld. Maka dari itu, kalau seseorang meninggal, maka kecil kemungkinan bagi mereka untuk berubah menjadi jiwa-jiwa ghost."     

"Benar." Sang biksu tua kembali menambahkan, "Kalau seseorang dapat mengurai rahasia-rahasia di dalam Netherworld, mungkin dia akan mendapatkan umur yang panjang."     

"Lalu, apa yang disebut sebagai Jiwa Langit?" tanya Zhang Ruochen.     

"Baik Jiwa Langit dan Jiwa Bumi sama-sama berada di dalam tubuh seseorang. Jiwa bumi merupakan bayangan di bawah kaki orang itu, sementara Jiwa Langit merupakan salah satu bagian dari ketetapan langit. Jiwa itu jauh lebih abstrak daripada Jiwa Bumi. Bahkan, kebanyakan orang tidak dapat merasakan kehadiran Jiwa Langit tersebut.     

"Di era kuno, hanya para praktisi Chi yang mampu berkomunikasi dengan Jiwa-jiwa Langit. Mereka menyebut Jiwa-jiwa Langit itu sebagai Primordial Spirit. Mereka bisa meningkatkan rentang hidup dengan cara menyerap Jiwa-jiwa mati tersebut.     

"Akan tetapi, metode kultivasi di masa silam itu telah lama menghilang. Sekarang, tidak ada satupun yang mampu berkomunikasi dengan para Jiwa Langit. Para pertapa di Daratan Kunlun memang dapat membentuk Jiwa Bela Diri dan Jiwa Suci mereka masing-masing, namun semua perwujudan itu sesungguhnya merupakan jiwa manusia."     

Seketika itu juga, hati Zhang Ruochen seperti ingin melompat. "Pil Resurrection dapat membantu sang mendiang untuk berkomunikasi dengan Jiwa Langit-nya? Lalu memintanya untuk hidup kembali?"     

Biksu tua itu mengangguk. "Ya, teorinya seperti itu."     

Zhang Ruochen kembali terpikirkan tentang Biksu Pedang Xuanji. Meskipun Jiwa Manusianya telah hancur, namun Jiwa Bumi dan Jiwa Langitnya masih belum. Orang lain mungkin tidak tahu bagaimana caranya berbicara dengan Jiwa Langit, namun Pohon Suci Utama pasti dapat melakukannya.     

Pohon itu sudah ada sejak terciptanya Daratan Kunlun, lalu bertumbuh kembang sampai Abad Pertengahan. Jadi, pohon itu telah mengalami begitu banyak transisi era, dan mungkin juga mengerti terhadap beberapa metode yang digunakan oleh para praktisi Chi kuno dalam berkomunikasi dengan jiwa-jiwa langit tersebut. Selain itu, setiap cincin pertumbuhan pada tunggul pohon itu tak ubahnya sama seperti buku sejarah, yang tak luput dari berbagai macam kejadian dan peristiwa.     

Baru-baru ini, karena Pohon Suci Utama telah memberikan Chi kehidupan kepada Biksu Pedang Xuanji, mungkin pohon itu bisa membantu masternya untuk berkomunikasi dengan Jiwa Langit dan membuatnya kembali hidup.     

Sekarang ini, mereka hanya perlu menunggu pohon itu bertumbuh.     

Pada saat itu, Mu Lingxi perlahan-lahan mulai membuka matanya dan kembali siuman. Zhang Ruochen menoleh ke arahnya. Wanita itu juga sedang menatapnya. Kemudian, mereka berdua sama-sama menukar senyuman.     

Mereka berdua selalu bersisian, namun mereka merasa seperti baru saja dipisahkan seumur hidup.     

Biksu tua itu juga tersenyum dan memahami mereka berdua. "Kalian berdua adalah para hero yang telah diseleksi oleh alam. Sangat jarang melihat satu jenius dilahirkan dalam satu abad sekali, tapi kalian berdua telah saling menemukan. Mungkin, kalian memang telah dipertemukan dan dipasangkan oleh takdir.     

Seketika itu juga, pipi Mu Lingxi langsung memerah. Sambil merasa sedikit malu-malu, saat itu ia berkata, "Elder, kami hanya kawan seperguruan."     

"Entah kalian adalah kawan seperguruan atau sepasang kekasih, namun kalian memang cocok bersama-sama. Bagaimanapun juga, kalian berdua harus menjaga hubungan ini baik-baik." Biksu itu menatap Zhang Ruochen, lalu bertanya, "Tuan, seharusnya kau ingin mempelajari Fisik Chaotic Lima Elemen? Dan sekarang ini kau sudah menguasai Harta Karun Four Spirit, benar begitu?"     

"Benar," kata Zhang Ruochen.     

Setelah mengambil jeda, maka biksu itu kembali berkata, "Karena kau sudah bertemu denganku, dan aku telah berhutang budi kepadamu, maka aku akan membantumu.Tentu saja, entah kau akan berhasil atau tidak di dalam proses tersebut, maka semua itu tergantung pada kemampuanmu sendiri. Kalau kau dapat menguasai Fisik Chaotic Lima Elemen, maka itu akan menjadi pencapaian yang tinggi.     

Zhang Ruochen telah menguasai Harta Karun Fisik Water Spirit, Wood Spirit, Earth Spirit dan Fire Spirit. Jadi, ia hanya perlu memurnikan Golden Ganoderma untuk menguasai Harta Karun Fisik Gold Spirit. Setelah itu, maka Fisik Chaotic Lima Elemen itu akan menjadi lengkap.     

Di sisi lain, sang biksu tua memiliki kemampuan yang tinggi. Jadi, kalau ia dapat membantunya, maka Zhang Ruochen pasti akan mencobanya.     

"Supaya dapat menguasai Fisik Chaotic Lima Elemen, maka kau harus sanggup bertahan dari rasa sakit yang tidak mampu ditahan oleh orang-orang biasa. Jadi, ujian ini benar-benar ditujukan untuk menempa fisikmu."     

Biksu tua itu langsung mengangkat tangannya. Seketika itu juga, terdapat ratusan api yang keluar dari tangannya. Semua energi itu langsung melingkupi tubuh Zhang Ruochen dan membuat lelaki itu terbang.     

Boom!     

Biksu tua itu masih terus menggerakkan tangannya, sementara jejak pukulan mulai mendarat pada tubuh Zhang Ruochen, dan menghantam setiap jengkal tubuhnya. Setiap jejak pukulan itu mengandung api yang masuk ke dalam tubuh Zhang Ruochen. Setiap api itu adalah bola api – yang berisi bubuk Golden Ganoderma.     

Setelah terkena pukulan sebanyak ratusan kali, maka Zhang Ruochen merasa kalau sekujur tubuhnya menjadi mati rasa, dengan rasa sakit yang tak tertahankan, hingga lelaki itu hanya ingin mati. Di waktu yang bersamaan, fisiknya menjadi hancur dan hal itu menimbulkan banyak retakan-retakan pada kulitnya. Bahkan, kalau hanya disentuh sedikit saja, mungkin tubuhnya akan langsung terpecah.     

Namun, biksu tua itu tidak berencana untuk menghentikan aksinya. Sebaliknya, ia mulai mendorong Zhang Ruochen menuju ke dalam lautan lava, sehingga tubuh lelaki itu sampai terendam ke dalam lava pijar tersebut.     

Pada akhirnya, lava emas itu masuk dari celah-celah retakan di kulitnya. Sehingga, lelaki itu merasa dagingnya menjadi sangat panas. Akibatnya, meski dengan kekuatan ingin yang sangat tinggi, namun Zhang Ruochen akhirnya masih berteriak-teriak. Bahkan, rasa sakit ini tidak ada apa-apanya daripada kematian itu sendiri.     

Sementara itu, Mu Lingxi hanya mengamati mereka dari sisi samping, sambil menggigit bibirnya sendiri. Sekarang ini, wanita itu sudah tidak tega lagi melihatnya. Sehingga, sambil menatap sang biksu tua, maka ia pun bertanya, "Elder—"     

Namun, biksu tua itu langsung menggelengkan kepalanya. "Mereka yang tidak tahan terhadap rasa sakit hanya akan menjadi sampah. Selain itu, lautan lava di depan sana masih mengandung sisa-sisa kekuatan dewa. Jadi, lava itu mengandung banyak manfaat untuk fisiknya. Jadi, kalau kekuatan inginnya cukup tinggi, seharusnya dia dapat melalui proses ini."     

Lima hari kemudian, tubuh Zhang Ruochen perlahan-lahan mulai terbiasa. Bahkan, meskipun ia sedang berendam di dalam lava, namun ia tidak lagi merasa kesakitan.     

Akan tetapi, sang biksu menariknya keluar dan kembali menyuntikkan bubuk Golden Ganoderma ke dalam tubuhnya.     

Setelah ratusan kali pukulan, maka seketika itu pula tubuh Zhang Ruochen kembali hancur. Jadi, lelaki itu kembali direndam ke dalam lava untuk melatih kekuatan fisiknya, sambil terus bertahan dari rasa sakit yang tak tertahankan.     

Mu Lingxi selalu berada di sampingnya sepanjang waktu, sementara sang biksu sedang sibuk melakukan hal-hal yang lain.     

Biksu tua itu mengitari gunung berapi, lalu mengukir inskripsi-inskripsi Buddha di gunung tersebut. Mu Lingxi sendiri tidak tahu apa yang dilakukan biksu tua tersebut, sementara ia sendiri juga tidak ingin menanyakannya. Lagipula, apa yang jauh lebih penting baginya saat ini, tidak lain adalah keselamatan Zhang Ruochen itu sendiri.     

Kali ini, Zhang Ruochen sama sekali tidak bisa memulihkan diri sampai 10 hari.     

Boom, boom.     

Kembali lagi terjadi aksi pemukulan. Biksu tua itu sedang menyuntikkan semua bubuk Golden Ganoderma ke dalam tubuh Zhang Ruochen. Seketika itu juga, Zhang Ruochen pingsan dan kembali masuk ke dalam lautan lava. Hanya tubuh bagian atasnya saja yang terlihat, sementara sekujur tubuhnya mengeluarkan darah yang tak henti-hentinya.     

"Kalau dia mampu bertahan dari tahap ini, maka Fisik Chaotic Lima Elemen itu akan berada di dalam genggamannya," kata sang biksu tua.     

Mu Lingxi mengamati luka-luka di tubuh Zhang Ruochen dan melihat darah yang terus mengalir dari kepalanya. Di waktu yang bersamaan, sambil menangis tersedu-sedu, saat itu Mu Lingxi bertanya, "Bagaimana kalau... dia tidak mampu bertahan?"     

"Maka dia pasti akan mati. Kalau kau ingin menjadi sosok yang tangguh, maka kau harus berani mengambil resiko yang lebih banyak daripada orang-orang lain. Tanpa resiko-resiko itu, maka kau sama sekali tidak akan mampu menguasai Fisik Chaotic Lima Elemen."     

Setelah mengatakan itu, maka sang biksu tua berjalan pergi.     

Mu Lingxi mengamati punggung biksu tua itu. Kali ini, untuk pertama kalinya, maka ia menyadari bahwa sosok yang disebut sebagai seorang biksu suci, ternyata dapat bertindak dengan begitu keji.     

Setidaknya, jauh di dalam hati Mu Lingxi, wanita itu berharap agar Zhang Ruochen mendapatkan hidup yang bahagia, dan bukannya malah mempertaruhkan nyawanya sendiri demi menguasai Fisik Chaotic Lima Elemen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.