Kaisar Dewa

Dasar Jurang



Dasar Jurang

0Whoosh—     

Mereka berdua terjun bebas dengan sangat cepat.     

Zhang Ruochen menggertakkan giginya dan langsung mengaktifkan kekuatan Mutiara Naga. Seketika itu juga, sepasang sayap naga berwarna emas mulai bermunculan di punggungnya. Lelaki itu menggunakan kedua sayap ini untuk mengendalikan kecepatan terjunnya.     

Semakin dalam mereka terjun, maka semakin besar pula tekanan yang melanda diri mereka berdua. Tidak lama kemudian, bahkan sepasang sayap naga itu tidak lagi efektif.     

Selain itu, ruangan yang terdapat di bagian dalam jurang tersebut juga menjadi semakin rapuh. Sebab, setiap kali mereka melintas sejauh beberapa meter, maka selalu terdapat satu atau dua ruangan yang terbuka lebar. Jadi, bisa dibayangkan kalau seseorang sampai masuk ke dalam celah ruangan tersebut, maka ia akan ditelan olehnya dan masuk ke dalam antah berantah.     

Ada banyak contoh kasus seperti ini, sebagaimana Zhang Ruochen selalu nyaris masuk ke dalam antah berantah tersebut.     

"Haha! Zhang Ruochen, ayo kita mati bersama!"     

Feng Han sedang berada di bawah Zhang Ruochen. Saat itu, tubuh darahnya bergetar hebat, sebagaimana ia sedang tertawa kencang dengan cara yang paling gila.     

"Meski akhirnya kita harus mati, namun aku harus melihatmu mati di hadapanku," Kedua mata Zhang Ruochen masih terlihat sangat dingin.     

Sesaat setelah itu, ia langsung melayangkan Pukulan Naga dan Gajah Prajna. Terdengar suara auman naga dan gajah dari pukulannya. Lalu, bayangan-bayangan binatang buas keluar dari sana. Mereka semua membentuk jejak pukulan yang mengarah ke bawah.     

Boom, boom.     

Tujuh belas jejak pukulan akhirnya bertubi-tubi mendarat pada tubuh Feng Han.     

Meski Hundred Beast Tripod dapat membantunya menangkis rentetan serangan tersebut, namun darah masih keluar dari ujung bibir Feng Han. Selain itu, puluhan luka-luka berdarah lain juga muncul di dadanya, sebagaimana tubuh pria itu hampir hancur.     

Pada saat Zhang Ruochen ingin menyerang untuk yang ke-18 kalinya, saat itu permukaan tanah gelap tiba-tiba terlihat di belakang Feng Han. Itu adalah dasar jurang tersebut.     

"Haha! Master, sebentar lagi murid kesayanganmu akan segera mati! Dia tidak lagi mampu meneruskan perjuanganmu. Dia tidak akan pernah berhasil menjadi sang Biksu Pedang!"     

Feng Han tertawa jauh lebih kencang lagi. Meski ia akan mati di tempat ini, namun Zhang Ruochen juga berada di sana untuk menemaninya. Akan tetapi, Feng Han tiba-tiba merasa terkejut, tepat ketika ia melihat Zhang Ruochen cepat-cepat mengeluarkan Grafik Kayu Yin Yang. Di waktu yang bersamaan, lelaki itu langsung membuka pintu ruang dan melompat masuk ke dalam Dunia Lukisan.     

Sesaat setelah pintu ruang tertutup, maka Grafik Kayu Yin Yang pun akhirnya mendarat di tanah.     

"Tidak..." teriak Feng Han.     

Pria itu mendarat di tanah dan langsung mengguncang tanah di sekitarnya. Tentu saja, tubuh Setengah-Biksu-nya telah benar-benar remuk. Bahkan, hanya tulang-belulang putih saja yang tersisa, sementara daging-dagingnya telah berceceran dimana-mana.     

Kalau itu hanyalah sebuah jurang biasa, mungkin jurang yang sangat dalam sekalipun sama sekali tidak mampu membunuh Setengah-Biksu. Sialnya, kecepatan terjun bebas ditambah dengan tekanan ruang yang ada di sekitarnya, akhirnya membuat sang Setengah-Biksu mendarat dengan kekuatan maksimalnya - yang digunakan untuk bertahan dari tekanan tersebut. Akibatnya, dengan kompilasi tiga kekuatan tersebut, bahkan jimat harta karun sama sekali tidak akan berpengaruh apa-apa.     

Sesaat kemudian, Zhang Ruochen keluar dari Dunia Lukisan dan mendarat di tanah. Lalu, ia mengambil Grafik Kayu Yin Yang dari dalam kawah, dan mengibaskan debu-debu pada permukaannya.     

Scroll itu benar-benar masih utuh.     

"Sayangnya, aku belum berhasil memahami prinsip-prinsip ruang. Jika aku sudah berhasil menguasainya, seharusnya aku tidak perlu mengandalkan Grafik Kayu Yin Yang untuk menyelamatkan diri."     

Zhang Ruochen menyimpan Grafik Kayu Yin Yang di dalam Lautan Chi-nya, sambil merasa bersyukur di dalam hatinya. Tidak peduli apa, karena mampu bertahan hidup di dalam situasi semacam ini, adalah sesuatu yang patut untuk disyukuri.     

Zhang Ruochen mendongakkan kepala, dan menatap tebing yang menjulang tinggi tersebut. Pada saat ini, ia dapat melihat berbagai macam retakan ruang di atasnya. Retakan-retakan itu terbuka dan tertutup dengan tak beraturan. Hal itu menandakan kalau ruangan di sekitarnya benar-benar sangat tidak stabil.     

Berdasarkan pada tingkat kultivasinya saat ini, maka ia hanya mampu melompat 900 kaki ke atas sana. Ketika ia mendarat pada salah satu dinding tebing, saat itu kedua kakinya terbenam di di dalam dinding. Rasa-rasanya, saat itu tubuhnya hampir terhisap ke dalam.     

"Kurasa saudari senior seperguruan Duanmu telah kembali lagi ke atas."     

Zhang Ruochen berusaha menghitung segala sesuatunya. Kalau tidak ada hambatan, maka setidaknya ia membutuhkan waktu selama berbulan-bulan untuk keluar dari dalam jurang ini. Sementara itu, karena tempat itu dipenuhi dengan bahaya, maka peristiwa yang tidak terduga-duga pun menjadi semakin banyak.     

Dalam kata lain, hampir mustahil bagi Zhang Ruochen untuk dapat kembali ke atas berdasarkan pada tingkat kultivasinya yang sekarang. Sehingga, kondisi semacam ini pasti akan membuat sebagian besar pertapa lain merasa putus asa. Namun, Zhang Ruochen adalah sosok yang berpikiran terbuka. Jadi, ia hanya menggelengkan kepala dan kembali melompat ke bawah.     

Terdapat puluhan parit di permukaan tanah. Setiap parit itu memiliki tulang-belulang di dalamnya. Sebagian besar tulang-belulang itu milik manusia, namun beberapa yang lain juga berasal dari para binatang buas. Zhang Ruochen hanya dapat menemukan rantai-rantai dan tali berwarna perak pada beberapa ujung parit tersebut.     

Yang jelas, mereka datang kemari untuk mencari Pil Resurrection dan lokasi pemakaman dewa. Jadi, mereka memang ingin berada di dasar jurang ini, namun karena terjadi kecelakaan atau apa, yang jelas akhirnya mereka semua mati di tempat ini.     

Sebenarnya, apa yang terjadi pada mereka? Jenis bahaya apa yang tersimpan di dalam jurang tersebut?     

Masih ada beberapa tulang-belulang yang utuh di sana. Yang paling lemah berasal dari para pertapa di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon dengan Glaze Treasured Body. Beberapa di antara mereka sudah mencapai Alam Setengah-Biksu. Yang jelas, mereka pasti merupakan orang-orang berpengaruh yang berasal dari Daratan Kunlun.     

"Rumor mengenai Pil Resurrection telah membunuh begitu banyak orang. Jadi, sebenarnya siapa dalang di balik semua ini? Tunggu…"     

Zhang Ruochen tiba-tiba merasakan sesuatu di sekitarnya. Saat itu, ia kembali mengamati salah satu parit yang ada di sana.     

"Bagaimana mungkin semua mayat ini hanya tinggal rangka? Kemana daging-daging mereka? Apa ada makhluk hidup di tempat ini?"     

Zhang Ruochen langsung berubah menjadi waspada. Kemudian, ia segera melepaskan Pola Ruang dan Kekuatan Batin-nya, sebagai sarana pencegahan.     

Pada saat itu, ia bisa merasakan sepasang mata yang sedang mengamatinya dari balik kegelapan.     

"Siapa itu?"     

Zhang Ruochen menudingnya. Gelombang energi pedang langsung terlepas dari ujung jari, seperti halnya pilar api, yang langsung mengarah pada sepasang mata tersebut. Namun, sesaat setelah gelombang energi pedang itu dilepaskan, maka seketika itu pula energi tersebut telah lebih dulu dihancurkan oleh ruangan yang rapuh.     

Zhang Ruochen harus menarik kembali kekuatannya dan cepat-cepat melangkah mundur. Setelah itu, ia segera berlari dan mengejar mata itu di balik kegelapan.     

Tidak lama kemudian, kabut ghost di dasar jurang tersebut mulai bergetar. Terdapat bayangan seekor phoenix yang perlahan-lahan mulai mendarat di sana. Beberapa ratus kaki di atas tanah, phoenix itu kembali berubah menjadi sosok yang cantik – itu adalah Mu Lingxi.     

Sayap phoenix yang cantik itu pun mulai terpecah hingga menjadi berkas-berkas cahaya, sebagaimana wanita itu sedang mendarat di atas tanah.     

Pertama-tama, Mu Lingxi mengamati situasi di sekitarnya. Lalu, ia berjalan menuju ke salah satu lubang dan mengamati dasar lubang yang penuh dengan darah dan daging yang berceceran. Di dalam sana, wanita itu menyaksikan darah yang belum mengering, hingga masih memancarkan sedikit hawa panas.     

Melihat itu, maka seketika itu pula lututnya mulai menjadi lemas, sebagaimana wanita tersebut langsung tersungkur ke tanah. Tiba-tiba, Mu Lingxi merasakan sesuatu yang sakit di dadanya, seperti baru saja ditusuk-tusuk dengan menggunakan pisau.     

"Kenapa... kenapa... kenapa aku harus mengalami hal yang sama seperti ini... sampai yang kedua kalinya..." wanita itu mulai menangis tersedu-sedu.     

Mu Lingxi meletakkan kedua tangannya di tanah, sementara jari-jarinya mulai menggali batu-batu di sekitarnya. Wanita itu pun mulai menempelkan wajahnya yang cantik, yang sedang berlinang air mata, pada tanah di bawahnya. Yang jelas, rasa sakit yang luar biasa sedang melingkupi hatinya.     

Rasa sakit itu seakan ingin membuatnya mati.     

Seandainya wanita itu tahu kalau hasilnya akan begini, maka ia tidak akan bertindak bodoh dengan melompat ke dalam jurang tersebut. Sebab, kalau Zhang Ruochen tidak cepat-cepat menyelamatkannya, maka lelaki itu tidak perlu mati bersama Feng Han.     

"Ini semua salahku... salahku... aku baru saja membunuhmu... aku minta maaf..."     

Mu Lingxi benar-benar terlihat kacau, sementara ia berusaha mengangkat kepalanya. Air mata tampak mengalir deras dari kedua matanya, sementara nafasnya tersengal-sengal. Kala itu, kedua matanya berubah menjadi kosong. "Karena kau telah mati, maka hidupku tidak ada artinya lagi."     

Wanita itu mendorong kepalanya dari tanah dan langsung duduk dengan tegak. Lalu, sambil menggenggam Pedang Kuno Abyss, maka ia hendak menusuk dirinya sendiri. Akan tetapi, ketika wanita itu mendongakkan kepalanya, saat itu ia menyaksikan bayangan pemuda tampan sedang berada di seberang parit tersebut. Pemuda tampan itu sedang menatapnya dengan tampang penasaran.     

Lelaki itu tidak lain adalah Zhang Ruochen.     

Seketika itu juga, Mu Lingxi langsung mematung. Pedangnya tiba-tiba terhenti di udara.     

Sambil mengerucutkan bibirnya, Zhang Ruochen bertanya, "Saudari senior Duanmu, apa yang hendak kau lakukan?"     

Air mata kembali menetes dari kedua mata Mu Lingxi. Wanita itu langsung melemparkan Pedang Kuno Abyss dan cepat-cepat berlari ke depan, sambil menghempaskan dirinya kepada pelukan lelaki tersebut.     

Zhang Ruochen menatap Pedang Kuno Abyss, lalu mengalihkan pandangan ke arah genangan darah di dasar jurang tersebut. Seketika itu juga, ia langsung memahami apa yang baru saja terjadi, hingga membuat perasaannya berubah menjadi semakin berkecamuk.     

Tapi, pada akhirnya, lelaki itu mulai menutup matanya dan sedikit menundukkan kepala. Sambil bernafas di dekat leher Mu Lingxi, saat itu ia merentangkan tangannya dan langsung memeluk Mu Lingxi erat-erat. Tiba-tiba, saat itu Mu Lingxi langsung mendongakkan kepalanya. Kemudian, bibir lembutnya kembali menjangkau bibir Zhang Ruochen.     

Setelah ciuman yang cukup lama, maka mereka berdua akhirnya berpisah. Mu Lingxi masih tersengal-sengal sambil mengepalkan tinju. Lalu, seraya memukul-mukul dada Zhang Ruochen dengan kepalan tangan lentiknya, maka ia berkata dengan sedikit manja, "Dari mana saja kau? Kupikir kau..."     

"Aku menemukan sesuatu yang aneh, jadi aku berusaha untuk mengejarnya, tapi dia bergerak dengan sangat cepat. Aku gagal menemukannya." Zhang Ruochen membasuh air mata Mu Lingxi dan menghela nafas. "Jangan lagi melakukan hal-hal bodoh. Kalau saja aku sedikit terlambat... aku benar-benar kesulitan untuk memikirkan dampaknya."     

"Okay." Mu Lingxi mengedipkan kedua bulu matanya dan tertawa renyah. "Aku tidak akan melakukan hal-hal bodoh lagi, asalkan kau masih hidup."     

Zhang Ruochen mengeluarkan suara pelan pada saat ia menatap titik merah di dahi Mu Lingxi. Titik merah itu adalah tanda phoenix. Titik itu memang berukuran kecil, namun di dalamnya mengandung gelombang kekuatan suci yang sangat dahsyat.     

Itu hanya merupakan sebuah tanda di kening temannya, namun di waktu yang bersamaan, tanda itu juga terlihat seperti hidup.     

Mu Lingxi sendiri juga merasakan keganjilan tersebut. Jadi, ia segera menyentuh tanda itu, lalu mulai memikirkan kembali bagaimana ia tiba-tiba bisa berubah menjadi seekor phoenix sebelumnya.     

Kemudian, ia cepat-cepat menggunakan Kekuatan Batin dan mulai memindai dirinya sendiri.     

Chi Suci di dalam Lautan Chi-nya telah berubah bentuk menjadi mirip seperti seekor phoenix. Burung itu sedang mengepakkan-ngepakkan sayapnya, sambil mengeluarkan suara-suara yang khas dan membuatnya tampak hidup.     

"Apa aku baru saja mengaktifkan garis keturunan Phoenix di dalam tubuhku?"     

Mu Lingxi tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Untungnya, ia masih dapat menggunakan keterampilan Gong Raksasa Semesta untuk mengendalikan Chi Suci-nya.     

Whoosh—     

Sepasang sayap es mulai keluar dari punggungnya. Ketika sayap itu direntangkan, maka lebarnya mencapai lebih dari sepuluh meter, dengan bulu berwarna-warni dan terlihat cantik. Prinsip-prinsip angin, kecepatan, es... dan ratusan Saintly Way lain tampak mengalir bersamaan dengan dua kepakan sayap tersebut.     

Sekarang ini, Mu Lingxi benar-benar terlihat mulia. Bahkan, kulitnya yang putih samar-samar memancarkan cahaya suci. Sehingga, hal itu membuatnya mirip seperti dewi phoenix yang dapat terbang di angkasa, lalu kembali menghilang dengan sesuka hatinya.     

Selain itu, sayap phoenix di tubuhnya merupakan sesuatu yang asli, dan bukanlah sayap ilusi seperti yang biasa diciptakan dari Chi-chi Suci.     

Melihat itu, maka Zhang Ruochen benar-benar kesulitan untuk mempercayainya. "Apa Keluarga Mu berasal dari Klan Phoenix Setengah Manusia?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.