Kaisar Dewa

Sangat Tertekan



Sangat Tertekan

0Gumpalan awan darah mulai terbentuk di atas para pertapa manusia dan binatang buas tersebut. Sebuah telapak tangan raksasa sedang menukik dari atas.     

Itu sangat mengerikan, sampai-sampai semua makhluk hidup di bawahnya gemetar ketakutan.     

Wei Longxing sedang berada di dalam awan tersebut. Kemudian, setelah merasakan aura Gu Linfeng, maka ia pun segera mendongak. Bukannya merasa takut, saat itu ia malah tersenyum. "Ternyata dia datang secara sukarela," pikirnya. "Dasar bodoh!"     

Whoosh-     

Tengkorak lembu itu terbang dari tangan Wei Longxing, lalu membesar hingga berukuran sama seperti paviliun. Tengkorak itu memancarkan aura saintly dan berbenturan dengan pukulan tersebut.     

Kaboom.     

Jejak energi pukulan segera mengalir ke dalam tengkorak lembu.     

"Bagaimana mungkin?"     

Ekspresi wajah Wei Longxing langsung berubah. Pada saat itu, ia terpental sampai ratusan kaki jauhnya – dengan percik cahaya lima warna – dan mulai membentur kamp manusia.     

Tengkorak lembu itu membentur tanah, dan mendarat di tempat Wei Longxing berdiri sebelumnya. Setelah itu, senjata tersebut berhasil menerbangkan pasir-pasir kuning dan menciptakan lubang raksasa.     

Zhang Ruochen menukik turun dari langit dan berdiri di padang pasir yang relatif terbuka. Ketika itu, ia berdiri tegak, dengan aura yang menakjubkan.     

Wei Longxing menatap tangannya dengan tampang terkejut. Sebab, pria itu tidak pernah menyangka bahwa dengan tengkorak lembu dan tingkat kultivasinya, namun ia masih gagal meredam serangan Gu Linfeng.     

Sebenarnya, Gu Linfeng sudah berada di level berapa?     

Para manusia dan binatang buas yang ada di sekitar sana pun langsung terdiam, karena mereka juga merasa penasaran. Kenapa kedua manusia ini malah saling bertarung?     

Kedua mata almond Shangguan Xianyan sedang melirik tengkorak lembu yang jatuh. Ketika itu, wajahnya yang cantik terlihat syok. "Kuat sekali!" gumamnya.     

Pertempuran itu telah mengejutkan semua orang. Sehingga, itu membuat mereka mulai menempelkan kesan baru terhadap Gu Linfeng.     

Cai Jinglun – sang pemimpin Keluarga Cai – mulai beraksi. Kala itu, ia ingin melerai Zhang Ruochen dan Wei Longxing, sambil berkata, "Gu Linfeng, kita harus bersatu di hadapan musuh. Di saat-saat seperti ini, bukankah kita harus mengesampingkan masalah pribadi?"     

"Tidak," kata Zhang Ruochen.     

Si kembar cantik dari Klan Shangguan sama-sama tidak senang dengan Gu Linfeng. Sebab, mereka merasa bahwa pria ini benar-benar keras kepala dan tidak paham mengenai gambaran besarnya.     

Shangguan Linglong mengernyitkan dahinya. "Gu Linfeng, apa kau tidak tahu bila Wei Longxing baru saja membunuh Beast King? Dia adalah pahlawan manusia. Pahlawan! Kalau kau berani menyerangnya, artinya kau sedang membantu pihak binatang buas. Apa kau ingin menjadi musuh semua manusia?"     

Zhang Ruochen melipat tangannya di belakang pinggul dan terus menatap Wei Longxing, sekaligus mengabaikan perkataan gadis tersebut. Rasa-rasanya, pria itu ingin berkata bahwa gadis itu masih belum layak bicara dengannya.     

Melihat itu, maka Shangguan Linglong langsung menggertakkan giginya. Bagaimanapun juga, ia adalah seorang Raja muda. Lalu, sebagai salah satu pewaris Tao pedang Taiji dan sosok kebanggaan Keluarga Shangguan, maka seharusnya gadis layak mendapatkan penghormatan. Jadi, bagaimana mungkin ia diperlakukan seperti ini?     

Meski tingkat kultivasinya cukup tinggi, tidak seharusnya Gu Linfeng bersikap kasar seperti itu.     

Wei Longxing menghapus senyuman di wajahnya. Kemudian, ia berubah menjadi serius, karena ia menyadari bahwa hari ini, salah satu di antara mereka harus mati.     

"Kemampuan Gu Linfeng kembali meningkat. Kalau aku tidak menggunakan tengkorak lembu, maka aku pasti akan kalah."     

Mata Wei Longxing terus berkedip. Tiba-tiba, ia merentangkan tangannya ke depan dan melepaskan Chi Suci yang sangat kuat. Bukannya menyerang Zhang Ruochen, namun pria itu cuma ingin mengambil tengkorak lembu.     

Akan tetapi, Zhang Ruochen segera mengaktifkan Chi Suci dan mengubahnya menjadi tangan merah darah. Tangan itu terbang di langit dan segera mencengkram tengkorak lembu tersebut.     

Dua energi itu pun saling berbenturan, dengan suara yang memekakkan telinga.     

Boom, boom.     

Keduanya saling menyerang dari jarak ratusan kaki. Pada akhirnya, Zhang Ruochen berhasil mengurai serangan Wei Longxing. Kemudian, ia merangsek maju dan mengambil tengkorak lembu tersebut.     

Wei Longxing mendengus dan mundur empat langkah. Pada saat itu, siapapun dapat menilai dari benturan serangan sebelumnya, bahwa Gu Linfeng benar-benar telah mengalahkan Wei Longxing, mengingat lelaki itu sudah berhasil mendapatkan tengkorak lembunya.     

"Bagaimana mungkin Wei Longxing dikalahkan secepat itu? Bukankah dia sosok tangguh di Sekte Dewa Darah di bawah Alam Biksu?"     

"Wei Longxing memang tangguh. Tapi sial, dia sedang bertemu dengan pertapa yang lebih kuat. Kurasa, Putra Dewa memang jauh lebih tangguh."     

"Ternyata dia memang layak menjadi Gu Linfeng, sosok tangguh dengan teknik pukulannya yang hebat. Pria itu sangat tangguh, hingga dia berhasil merebut tengkorak lembu Wei Longxing tanpa kesulitan yang berarti. Padahal, tengkorak lembu itu adalah senjata peninggalan seorang Supreme Saint dan mengandung sepersekian kekuatannya."     

...     

Semua orang mulai mendiskusikan mereka, kadang melihat ke arah Zhang Ruochen, di waktu lain mereka melihat Wei Longxing.     

Ketika itu, wajah Wei Longxing berwarna merah. Hatinya penuh dengan kebencian.     

Beberapa hari belakangan, Wei Longxing sangat dihormati dan memiliki derajat yang tinggi. Kali ini, Gu Linfeng kembali datang dan mengacaukan semuanya.     

Meski begitu, ia segera menenangkan diri. "Gu Linfeng, kita memang sedang berkonflik. Selain itu, mungkin kau juga membenciku. Tapi, kau ingin menyelesaikan konflik ini ketika kita sedang berada di hadapan musuh. Ini benar-benar membuatku kecewa."     

"Sudah kubilang sebelumnya, saat kita kembali bertempur, maka saat itu adalah hari kematianmu," kata Zhang Ruochen.     

Wei Longxing terlihat sangat bijak. "Tenang. Aku pasti akan bertempur melawanmu setelah kami mengalahkan para binatang buas ini. Lagipula, konflik kita pasti akan berlanjut."     

Elder yang berada di samping Shangguan Xianyan akhirnya berjalan mendekat dan berdiri di antara mereka berdua. Elder itu adalah seorang Biksu dari Sekte Dewa Darah dan memiliki derajat yang tinggi. Sebelum-sebelumnya, ia telah menekan kultivasinya sampai berada di puncak Alam Setengah-Biksu. Meski demikian, pancaran auranya sangat kuat.     

"Putra Dewa," katanya. "Anda dan Wei Longxing sama-sama merupakan sosok berbakat di Sekte Dewa Darh. Jadi, sebaiknya kita tidak bertempur satu sama lain. Kita harus bersatu di hadapan musuh."     

Semua pertapa yang hadir juga berpikir bahwa Gu Linfeng memang telah kelewat batas. Apapun konflik yang terjadi di antara mereka berdua, mestinya lelaki itu bisa menunggu sampai para binatang buas dikalahkan.     

Akan tetapi, Zhang Ruochen tidak ingin memberikan penjelasan. "Terserah kalian ingin mengalahkan para binatang buas dengan cara seperti apa. Yang jelas, tujuanku cuma satu, yakni membunuh Wei Longxing."     

"Dasar bebal. Apa kau tidak tahu mana yang lebih penting?" Shangguan Linglong mendengus.     

Saat itu, cahaya biru bersinar di atas kepala Zhang Ruochen. Blue Eagle Beast King berputar-putar di udara dan berteriak pada Zhang Ruochen, "Manusia itu milikku. Nak, sebaiknya kau tidak terlibat atau aku akan membunuhmu terlebih dahulu."     

"Hidupnya milikku." Zhang Ruochen menatap sang Beast King dengan mata dingin. "Jika kau tidak segera pergi, maka aku akan membunuhmu."     

"Berani-beraninya kau!" Blue Eagle Beast King meraung.     

Elang itu melebarkan sayapnya hingga ratusan kaki. Sayap-sayapnya segera menutupi matahari dengan aura yang suram. Sayap-sayap itu mengepak, dan angin dingin segera turun dari langit.     

Whoosh, whoosh.     

Energi yang terkandung di dalam angin itu sangat tajam. Angin itu terkondensasi menjadi pedang-pedang biru yang mengarah ke Zhang Ruochen. Beberapa pedang Chi berwarna biru juga berjatuhan di kamp manusia.     

Seorang Setengah-Biksu menggunakan teknik bela diri dan berusaha menghentikannya. Namun, pedang Qi dapat dengan mudah menerobosnya dan menusuk kepalanya. Jadi, setelah tertembus pedang Chi tersebut, maka seketika itu pula ia langsung meregang nyawa.     

Satu garis pedang Chi telah memperlihatkan daya destruktif semengerikan itu. Sialnya, Zhang Ruochen berada di barisan paling depan dan sedang berhadapan langsung dengan ratusan pedang Chi. Jadi, apa pria itu sanggup bertahan darinya?     

Boom!     

Zhang Ruochen melancarkan pukulan ke atas, dan melepaskan bayangan naga merah darah. Bayangan itu menghancurkan semua pedang Chi biru. Kemudian, ia berubah menjadi seberkas cahaya dan terus merangsek ke atas. Di waktu yang bersamaan, lelaki itu melesat ke atas Blue Eagle Beast King dan mulai menyerangnya.     

"Kau berani bertarung melawan Beast King dalam jarak dekat? Apa kau tidak tahu bila kekuatan fisik kami jauh lebih unggul daripada dirimu?"     

Cibir Blue Eagle Beast King. Lalu, setelah merentangkan cakarnya yang diselimuti logam, maka elang itu segera melesat ke arah pukulan Zhang Ruochen. Chi dingin yang memancar dari cakar tersebut berhasil menciptakan pedang-pedang angin di sekitarnya.     

Pedang-pedang angin itu terbang bersama cakar tersebut.     

Boom!     

Tangan Zhang Ruochen dan cakar sang Beast King saling berbenturan. Detik berikutnya, semua Energi Chi dalam radius 300 meter langsung bergetar hebat.     

Mereka berdua mundur bersamaan.     

Blue Eagle Beast King adalah salah satu di antara para Beast King yang lebih lemah. Naga itu sedikit lebih lemah daripada Firegold Raven Beast King. Jadi, meski sudah berada di puncak level kesembilan, namun ia masih gagal mengalahkan Zhang Ruochen.     

Roar!     

Setelah benturan pertama, maka mereka berdua sama-sama mendapatkan pemahaman baru atas kekuatan lawan masing-masing. Setelah jeda singkat, mereka kembali bertempur dan menukar serangan. Mereka menggunakan teknik yang berbeda-beda dan menjadi semakin intens.     

"Kemampuan bertempur Gu Linfeng benar-benar tinggi. Dia mampu mengimbangi sang Beast King." Cai Jinglun mengepalkan tangannya, sambil menghirup nafas dalam-dalam.     

Lagipula, pria itu cukup tanguh, tapi ia masih belum mampu menandingi seekor Beast King. Secara natural, ia pun merasa tertekan. Mulai sekarang, ia harus berjuang lebih keras. Jika tidak, maka jarak yang terbentang di antara mereka akan semakin jauh.     

"Sekte Dewa Darah sangat kuat," kata seorang pertapa manusia. "Gu Linfeng, Hai Lingyin, dan Wei Longxing sama-sama mampu menandingi Beast King. Jika demikian, siapa yang berani menganggap bahwa mereka adalah sekte terlemah di antara tujuh sekte kuno?"     

Hanya Wei Longxing yang tersenyum di antara orang-orang yang hadir. "Gu Linfeng, Gu Linfeng!" pikirnya. "Meski kemampuanmu kembali meningkat, tapi kau tidak perlu berhadapan dengan Beast King. Apa kau sedang bunuh diri?"     

Sebelum-sebelumnya, Wei Longxing telah menggunakan tengkorak lembu dan melepaskan kekuatan terbesarnya untuk menyerang Blue Eagle Beast King secara sembunyi-sembunyi. Akan tetapi, ia hanya mampu merontokkan beberapa bulunya. Yang jelas, itu telah memperlihatkan betapa mengerikannya kemampuan binatang buas tersebut.     

Tentu saja, bila Gu Linfeng mati di bawah cakar sang Beast King, maka itu akan semakin baik. Setidaknya, itu dapat menyelesaikan masalah Wei Longxing. Meski demikian, pertempuran itu tidak seperti bayangannya.     

Boom!     

Zhang Ruochen berhasil menghancurkan pertahanan Blue Eagle Beast King dan menembus lehernya. Pukulannya masuk ke dalam daging dan meninggalkan lubang berdarah di leher binatang buas tersebut.     

Blue Eagle Beast King pun mulai berteriak memilukan.     

Beberapa saat setelahnya, Zhang Ruochen melesat dan mendarat di Blue Eagle Beast King. Lelaki itu menginjakkan kakinya dan menghancurkan lusinan tulang di lehernya yang keras.     

Boom!     

Kaboom!     

...     

Zhang Ruochen terus mematahkan tengkuk Blue Eagle Beast King, sambil mendorongnya ke bawah.     

Pada akhirnya, sang Beast King tenggelam di bawah pasir kuning. Ketika itu, darah mengalir keluar dari tengkuknya, dan mengubah tanahnya menjadi berwarna merah, bahkan hingga ratusan meter.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.