Kaisar Dewa

Kembali Gaduh



Kembali Gaduh

0Ji Shui merasa sangat terkejut. Wanita itu berpikir bahwa Zhang Ruochen terlampau berani melawan Discipline King Haiming. Apa lelaki itu tidak takut bila Discipline King Haiming akan membunuhnya terlebih dahulu setelah ia benar-benar sembuh?     

Kalau ia berani menentang Discipline King, maka konsekuensinya akan parah.     

Akan tetapi, Zhang Ruochen sama sekali tidak bisa melihat hal yang positif dari Discipline King Haiming. Bahkan, kalau memungkinkan, lelaki itu ingin menggunakan Immortal Vampir untuk menyingkirkan pria tua tersebut.     

Keesokan harinya, berita mengenai percobaan pembunuhan Discipline King Haiming telah menyebar di seantero Sekte Dewa Darah. Hal itu pun segera menimbulkan kegaduhan.     

Berita itu bahkan sampai disebarkan di luar sekte, sehingga kelompok lain juga mengetahuinya.     

"Sekte Dewa Darah punya banyak masalah. Pertama, Leluhur mereka menghilang, lalu salah seorang Discipline King dipenjara, satu Discipline King lain ditusuk, dan satu Biksu mereka telah meregang nyawa. Kalau kondisi ini terus berlanjut, maka tidak lama lagi sekte mereka akan semakin kacau."     

"Kalau Sekte Dewa Darah menjadi kacau, maka seluruh Negara Tiantai akan terpengaruh. Jadi, kita harus mempersiapkan diri baik-baik."     

…     

Kelompok paling kuat di Negara Tiantai – Sekte Taiji, Klan Shangguan, Keluarga Cai, Lingxiao Heavenly Mansion... mereka semua sudah mendengar kabar dari Sekte Dewa Darah. Kabar itu pasti akan segera mempengaruhi mereka, sehingga mereka harus bersiap-siap sebelumnya.     

Sekte Dewa Darah.     

Elder Yuangui dan Pemimpin Istana Disorder Heavenly sama-sama merencanakan pembunuhan tadi malam. Secara natural, mereka merasa sangat puas. Sebab, pembunuhan tadi malam memang bukan ditujukan untuk membunuh Discipline King Haiming, tapi membuatnya gagal berkompetisi memperebutkan posisi Leluhur.     

Selain itu, sangat mungkin jika Liao Teng sudah berhasil membunuh Gu Linfeng. Artinya, satu kandidat lain juga telah hilang.     

Elder Yuangui berdiri di atas tebing gunung. Sambil menatap paviliun-paviliun di Sekte Dewa Darah, saat itu ia tersenyum. "Aku merasa sedikit kecewa karena kita gagal membunuh Discipline King Haiming dalam serangan tadi malam, tapi hasilnya masih cukup sempurna."     

Pemimpin Istana Disorder Heavenly masih merasa khawatir. "Liao Teng telah menghilang sangat lama, namun dia masih belum kembali. Aku khawatir bila terjadi kecelakaan di Istana Secret Dragon."     

"Sosok Biksu di level menengah bertarung melawan Setengah-Biksu di tahapan pertama. Memangnya apa yang bisa terjadi?"     

Elder Yuangui cukup percaya diri dengan Liao Teng. Kalau Liao Teng terlambat, maka ia menganggap bahwa Liao Teng sedang melakukan hal lain, sehingga tidak bisa kembali tepat waktu.     

Elder Yuangui kembali ke Paviliun Elder. Ketika itu, ia berpikir sejenak, dan senyuman licik muncul di wajahnya. Kemudian, ia mengeluarkan perintah. "Siapapun yang berani menyerang Discipline King di Sekte Dewa Darah, maka sekte akan membunuhnya."     

Pemimpin Istana Disorder Heavenly berdiri di atas paviliun megah dan mengumumkan sesuatu keras-keras, "Segel semua gerbang sekte dan aktifkan formasi bertahan. Kita harus menangkap kriminal itu dan membakarnya sampai menjadi debu."     

Pengumuman Elder Yuangui dan pemimpin istana langsung mendapatkan dukungan dari seluruh sekte. Semua murid mulai bergerak. Mereka percaya bahwa sosok yang menyerang Discipline King Haiming adalah orang asing, hingga mereka pun ingin menangkapnya.     

Zhang Ruochen duduk di Istana Secret Dragon. Setelah mendengar kata-kata pemimpin istana, maka ia tersenyum dan bergumam pada dirinya sendiri, "Dia bersikap dengan sangat terang-terangan dan percaya diri. Aku bertanya-tanya, seperti apa ekspresinya ketika Ji Shui membawa mayat Liao Teng ke Paviliun Elder."     

Setelah itu, Zhang Ruochen masuk ke dalam Dunia Lukisan. Lelaki itu berhenti memikirkan dunia luar dan mulai membuka 12 lubang lain di kepalanya. Ia ingin mengubah tubuhnya menjadi Biksu sesegera mungkin.     

Siang harinya.     

Ji Shui dan murid kedua Discipline King Haiming – Lan Kuan – sedang mendaki tangga. Mereka berjalan menuju Paviliun Elder.     

Selain Elder Yuangui, ada dua Elder Biksu lain – Elder Yuan Xin dan Elder Yuanzhou – dan puluhan elder lainnya. Mereka sedang menjaga Paviliun Elder.     

Sekarang ini, mereka sedang mendiskusikan upaya pembunuhan Discipline King Haiming. Sehingga, atmosfir di ruangan itu cukup mencekam. Semua orang sedang merasa terancam. Bahkan, seorang Discipline King pun masih sempat diserang. Kalau hal ini berlanjut, maka nyawa mereka mungkin akan terancam.     

Elder Yuangui mendengus dingin. "Kurasa Immortal Vampir sedang membalas dendam."     

Elder lain setuju dengannya. "Kemarin, Putra Dewa membunh Biksu Hong Yuan dan membongkar identitas aslinya. Sekte Dewa Darah pun akhirnya menggunakan kesempatan itu untuk membunuh banyak mata-mata. Jadi, kalau mereka tidak membalas dendam, maka itu akan terasa aneh."     

Elder Yuangui mendengus di dalam hati, namun ekspresi wajahnya masih tampak tersakiti. "Kalau begitu, mari kita nyatakan perang! Sekte Dewa Darah harus menyatakan perang melawan Immortal Vampir, dan membuat mereka membayar dengan darah."     

"Meski kita akan menyatakan perang, tapi kita masih harus memilih Leluhur terlebih dahulu," seseorang menyarankan. "Putra Dewa masih belum mencapai Alam Biksu dan tidak bisa menjadi Leluhur yang baru. Bagaimana kalau kita memilih Leluhur yang baru dari empat Discipline King dan 10 pemimpin istana?"     

Kembali terjadi musyawarah di Paviliun Elder.     

Tepat setelah itu, sosok elder asing berjalan masuk. "Murid kedua Discipline King Haiming – Lan Kuan – dan murid kesepuluh – Ji Shui – meminta izin untuk menghadap para elder. Katanya, mereka berdua ingin mengabarkan informasi penting."     

"Biarkan mereka masuk," kata Elder Yuan Xin.     

Elder Yuangui mengernyitkan dahi. Setelah mendapat firasat buruk, maka ia membatin, "Apa Yu Huacheng telah meninggalkan bukti-bukti ketika menyerang Discipline King Haiming tadi malam?"     

Lan Kuan dan Ji Shui sama-sama masuk ke dalam Paviliun Elder dan membungkuk di hadapan tiga Elder Biksu.     

Elder Yuangui sudah tidak sabar mendengarnya. Jadi, ia cepat-cepat bertanya, "Lan Kuan, ada kabar penting apa? Apa ini berhubungan dengan upaya pembunuhan Discipline King Haiming?"     

Lan Kuan membungkuk kepadanya. "Saya tidak terlalu paham mengenai peristiwa tersebut. Namun, Adik seperguruan saya mengetahui segalanya."     

Tatapan semua elder langsung terjatuh ke arah Ji Shui.     

Wanita itu tidak terintimidasi dengan aura mereka. "Kemarin," katanya pelan, "Bukan hanya satu orang Biksu yang berupaya membunuh master saya, tapi juga ada satu Biksu lain yang mendobrak masuk Istana Secret Dragon demi membunuh Putra Dewa."     

"Apa?"     

Chi dingin sontak memancar dari tubuh Elder Yuan Xing. Gelombang energi dahsyat segera melingkupi seisi gunung, dengan Paviliun Elder sebagai titik pusatnya.     

Gunung itu bergetar, begitupun dengan paviliunnya.     

Elder Yuan Xin benar-benar berharap besar pada Gu Linfeng, karena ia yakin bahwa pemuda itu adalah secercah harapan bagi Sekte Dewa Darah. Kalau Gu Linfeng sampai terbunuh, apa sekte itu masih punya harapan?     

Paviliun Elder pun langsung berubah menjadi gaduh. Semua elder sedang merasa terkejut dan geram.     

Elder Yuangui mengira bahwa Gu Linfeng sudah mati. Ketika itu, ia juga memasang ekspresi kesal, namun ia sangat gembira di dalam hatinya. Di waktu yang bersamaan, ia merasa bahwa Liao Teng memang patut dipuji dan sama sekali tidak mengecewakannya.     

"Apalagi, membunuh Gu Linfeng adalah pencapaian besar," pikirnya. "Aku harus memberinya hadiah."     

"Apa Putra Dewa masih hidup?" tanya Elder Yuan Xin.     

Ji Shui mendesah. Sambil mengamati ekspresi para elder – seperti yang dikatakan oleh Zhang Ruochen kepadanya – saat itu ia berkata, "Putra Dewa sedang terluka parah dan sedang menjalani perawatan di pengasingan."     

Dia belum mati?     

Meski dengan mindset di level tinggi, namun Elder Yuangui masih memasang ekspresi kebingungan. Kenapa Gu Linfeng belum mati?     

Ji Shui dapat menyadari sedikit perubahan ekspresi Elder Yuangui.     

"Tadi malam," Ji Shui menambahkan, "Master saya diserang dan sedang terluka parah. Beliau sudah melarikan diri ke Gunung Salju Kuno demi menyembuhkan diri. Namun, upaya pembunuhan semalam sangat aneh, sehingga beliau memprediksi bahwa orang lain mungkin akan menyerang Putra Dewa. Oleh karena itu, beliau menahan luka-lukanya sendiri dan kembali ke sekte, lalu bergegas ke Istana Secret Dragon. Benar saja, beliau berhasil menyelamatkan Putra Dewa dari upaya pembunuhan tersebut, bahkan beliau sempat membunuh pelakunya."     

"Pembunuh vampir itu terbunuh?" tanya Elder Yuangui. "Mana mayatnya?"     

Ji Shui mengeluarkan kepala Liao Teng dan meletakkannya dengan hati-hati di hadapan tiga Elder Biksu.     

"Liao Teng, Wakil Pemimpin Istana Disorder Heavenly. Dia... dia juga Immortal Vampir."     

Tidak ada satupun Elder di tempat itu yang bisa bersikap tenang. Bulu kuduk mereka berdiri dan mereka sama-sama bergidik ngeri. Pemandangan di depan mereka benar-benar di luar dugaan semua orang.     

Apalagi, Liao Teng adalah sosok yang terbuka. Ia sering bersosialisasi, dan banyak elder di tempat itu adalah kawannya. Tapi, siapa sangka kalau dia adalah mata-mata?     

Sorot mata Elder Yuangui langsung berubah menjadi gelap. Kebencian sontak memenuhi hatinya. Dua Biksu telah mati berturut-turut. Ini adalah kerugian besar bagi Immortal Vampir.     

Ia mengira bahwa upaya pembunuhan kemarin malam sudah sempurna, tapi sialnya, itu gagal total. Discipline King Haiming belum terbunuh, begitu pula dengan Gu Linfeng.     

"Semenjak Liao Teng adalah mata-mata, maka seluruh Istana Disorder Heavenly mungkin juga bermasalah. Kita harus segera membersihkan mereka sebelum berita ini tersebar luas. Kita tidak boleh membiarkan mata-mata itu lolos."     

"Yu Huacheng adalah orang yang membesarkan Liao Teng. Sehingga, dia patut dicurigai. Kita harus menangkapnya."     

…     

Upaya pembersihan yang dilakukan tempo hari masih belum berakhir, namun upaya pembersihan besar-besaran baru akan dimulai hari ini. Jelas, kini target mereka adalah Istana Disorder Heavenly.     

Elder Yuangui cepat-cepat mengirimkan pesan kepada pemimpin Istana Disorder Heavenly. "Liao Teng terbunuh dan kedokmu sudah terbongkar. Cepat pergi dari Sekte Dewa Darah sekarang juga. Alangkah lebih baik jika kau pergi ke Gunung Salju Kuno dan membunuh Discipline King Haiming, apapun yang terjadi."     

Discipline King Diyuan sudah ditangkap. Seandainya Yu Huacheng juga ditangkap, maka kekuatan Vampir di Sekte Dewa Darah akan menurun.     

Ketika Yu Huacheng menerima pesan tersebut, saat itu ia juga merasa tersentak. Seketika itu juga, ia segera pergi meninggalkan Sekte Dewa Darah dan bergegas menuju ke Gunung Salju Kuno.     

Setelah Ji Shui kembali, Zhang Ruochen pun mengambil jeda latihan guna mendengarkan laporannya.     

"Pemimpin Istana Disorder Heavenly masih berhasil melarikan diri. Artinya, ada mata-mata di Paviliun Elder yang membocorkan informasi ini. Tingkat kultivasinya pasti sangat tinggi. Mungkin, dia adalah salah satu di antara tiga Elder Biksu," Zhang Ruochen mulai menganalisisnya.     

"Kenapa?" tanya Ji Shui.     

"Kalau Elder biasa yang mengirimkan pesan, maka ketiga Elder Biksu pasti mampu merasakannya."     

Ji Shui masih merasa ragu-ragu. Tapi akhirnya, ia membongkar apa yang terjadi di Paviliun Elder, termasuk perubahan ekspresi Elder Yuangui, tepat setelah mendengar bahwa Gu Linfeng belum mati.     

Zhang Ruochen menyentuh pipinya sendiri dan tersenyum. "Elder Yuangui adalah orang yang paling mencurigakan. Kalau begitu, amati dia."     

Ji Shui berubah menjadi 12 pilar Chi Darah dan menghilang di udara. Setelah itu, seorang pelayan berjalan masuk dan berlutut satu kaki. "Elder Biksu Yuanzhou dan Saintess baru saja tiba di Istana Secret Dragon. Mereka ingin memeriksa kondisi Anda. Apa Anda berkenan menemui mereka?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.