Kaisar Dewa

Four Nine Trial



Four Nine Trial

0Tahapan menjelang Alam Biksu adalah bagian dari Alam Setengah-Biksu di level kesembilan. Di satu sisi, tingkatan itu juga masih lebih tinggi daripada level kesembilan biasa, karena sudah berada dekat dengan Alam Biksu.     

Oleh karena itu, para pertapa lain akan merasa kesulitan untuk menilai tahapan mana yang telah dilalui oleh lawannya, walaupun Kekuatan Batin mereka cukup tinggi. Sehingga, mereka hanya bisa menilai kemampuan lawannya melalui pertempuran.     

Putri Li Putih telah mampu menandingi para Biksu di level rendah, sehingga Zhang Ruochen selalu menduga bahwa wanita itu telah berada di satu atau dua tahapan menjelang Alam Biksu. Akan tetapi, ia tidak menyangka bahwa wanita itu masih berada di level kesembilan.     

Kalau ia sudah sekuat ini, akan seperti apa jadinya bila wanita itu berhasil menembus tahapan pertama? Yang jelas, bila pertapa itu semakin kuat, maka semakin kuat pula prinsip-prinsip saintly yang mampu dikondensasikan. Akibatnya, ujian petir yang diciptakan juga menjadi semakin kuat.     

Sun Dadi bukan sosok yang lemah. Walaupun ia belum menembus tahapan menjelang Alam Biksu, namun ia sudah mampu bertempur melawan para Beast King dalam rentang waktu singkat. Hal ini membuktikan bahwa ia adalah salah satu pertapa tangguh di antara ras manusia. Selain itu, fisiknya juga lebih kuat daripada Fisik Saint biasa.     

Akan tetapi, sambaran petir yang dilepaskan oleh Putri Li Putih masih dua kali lipat lebih tebal daripada milik Sun Dadi. Apa artinya?     

"Begitulah seekor binatang buas dari ras kuno," Zhang Ruochen menghela nafasnya. "Tidak peduli seberapa keras mereka mencoba, namun mereka berdua tidak bisa disejajarkan." Zhang Ruochen memandang dua awan hitam di kejauhan.     

Roar!     

Sikong One dan Sikong Two sama-sama saling berteriak. Kedua biksu itu memancarkan cahaya Buddha, dengan warna putih dan hitam. Alhasil, langit di atas gunung langsung terbelah, hingga menjadi siang dan malam.     

Terdengar suara mantra-mantra, yang membuat gugusan awan itu mulai melingkar. Di dalamnya, sambaran petir dari awan hitam dan putih mulai saling terhubung, hingga membentuk simbol Yin dan Yang.     

Rupanya, mereka hendak menembus tahapan pertama menjelang Alam Biksu. Mereka juga memproduksi fenomena ujian yang sangat aneh. Sebab, kedua awan itu saling terhubung satu sama lain dan saling melengkapi, seolah tidak bisa dipisahkan. Aura destruktif yang memancar darinya bahkan jauh lebih mengerikan daripada milik Putri Li Putih.     

Awan ujian Sun Dadi hanya sepanjang 20 mil. Sementara itu, awan milik Putri Li Putih berhasil menjangkau area 30 mil.     

Sebaliknya, awan Sikong One dan Sikong Two sama-sama mencapai jarak 40 mil. Awan itu menyelimuti sebagian besar wilayah, dan memperlihatkan bayangan raksasa di atas tanah. Kalau mereka bertempur sendiri-sendiri di tingkatan alam yang sama, maka Sikong One dan Sikong Two bukanlah tandingan Putri Li Putih. Namun, bila kedua biksu itu bekerja sama, maka mereka akan mampu mengalahkan Putri Li Putih.     

Pada umumnya, dua orang kultivator dapat melepaskan 50 atau 60 persen kekuatan ketika mereka sedang bekerja sama. Jadi, kalau mereka berhasil menyentuh angka 70 persen, maka itu sudah luar biasa.     

Namun, hampir tidak ada pertapa lain yang mampu melipat-gandakan kekuatan mereka seperti Sikong One dan Sikong Two.     

"Apa mereka adalah saudara kembar?" tanya Murong Yue dengan penasaran.     

"Apa mereka terlihat kembar?" Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya, lalu tertawa.     

"Bisa jadi mereka bukan manusia," kata Blackie. "Mungkin mereka adalah jenis makhluk mutan."     

"Makhluk mutan? Sebuah tumbuhan?" Murong Yue merasa tercengang.     

"Tumbuhan adalah makhluk biasa, bukan mutan." Blackie memasang ekspresi bijak dan penuh pertimbangan. "Apa yang disebut sebagai makhluk mutan adalah terminologi yang lebih luas. Misalnya, seandainya pil dewa telah mencapai level tertentu dan seseorang berhasil membangkitkannya, maka sebuah kesadaran baru akan terlahir di dalamnya. Sehingga, pil itu dapat mempelajari Saintly Way sama seperti manusia, lalu memahami prinsip-prinsip saintly, dan berubah bentuk menjadi manusia, hingga akhirnya berubah menjadi seorang figur tangguh."     

"Selain itu, nyala api juga dapat berubah bentuk menjadi manusia. Sama halnya seperti batu, angin, hujan, guntur, petir, instrumen, buku, bahkan juga lukisan. Tentu saja, mereka juga bisa mengubah bentuk menjadi binatang buas."     

"Sederhananya, banyak jenis makhluk mutan di dunia ini. Mereka adalah makhluk-makhluk yang belum pernah kau lihat atau bayangkan sebelumnya. Akan tetapi, jumlah mereka tidak terlalu banyak. Bisa jadi, para kultivator biasa tidak akan pernah bertemu dengan mereka seumur hidup."     

"Kenapa?" Murong Yue bertanya sambil merasa kebingungan.     

"Mutan yang sanggup berubah bentuk menjadi manusia pasti merupakan benda berharga," kata Zhang Ruochen. "Misalnya, kalau pil dewa berhasil mengubah bentuk menjadi manusia, bukankah wujud aslinya sangat berharga? Jadi, berapa banyak kultivator lain yang ingin menangkap dan memurnikannya?"     

Blackie mengangguk. "Bahkan sebongkah batu juga bisa berubah bentuk menjadi manusia, apalagi ketika mereka terbuat dari material-material khusus. Material itu biasanya digunakan untuk memurnikan senjata. Oleh karena itu, setiap makhluk mutan pasti akan menyembunyikan identitas mereka masing-masing, agar mereka tidak diburu oleh orang lain. Maka dari itu, mungkin masih ada makhluk mutan lain seperti yang terjadi di era kuno, tapi sangat sulit untuk menemukan mereka."     

Kemudian, Blackie menambahkan, "Ada banyak makhluk mutan Di Luar Ranking Setengah-Biksu. Dua atau tiga di antara mereka sama-sama berada di level Pangeran Mahkota Qingtian. Sementara itu, kedua biksu ini akan menjalani tahapan pertama menjelang Alam Biksu masing-masing. Jadi, ujian itu mungkin akan memaksa mereka untuk memperlihatkan bentuk aslinya."     

Entah Sikong One dan Sikong Two adalah makhluk mutan atau tidak, namun Zhang Ruochen tidak akan bisa menyakiti mereka. Tentu saja, ia masih merasa penasaran apakah mereka memang benar-benar makhluk mutan atau bukan. Seandainya mereka memang makhluk mutan, lalu benda apakah mereka?     

Zhang Ruochen membuka Mata Langit di tengah dahinya dan mengamati kedua biksu – yang berada di bawah awan hitam dan putih – di jarak ratusan mil jauhnya.     

Tahapan pertama menjelang Alam Biksu juga dikenal sebagai Four Nine Trial. Artinya, mereka harus melewati 36 ujian petir. Setelah berhasil melewatinya, baru mereka akan resmi berada di tahapan pertama menjelang Alam Biksu.     

Sikong One dan Sikong Two sedang berada di bawah awan tersebut. Salah satu di antara mereka sedang duduk, sementara yang lain sedang berbaring. Mereka sedang disambar petir sambil memperagakan pose Buddha.     

Tubuh Sikong One seperti terbuat dari permata berwarna putih. Ia terlihat transparan. Sambaran petir yang mengenainya tidak merusak dirinya. Sementara itu, Sikong One terlihat sangat gelap, layaknya sebuah baja.     

"Satu putih dan satu hitam, tapi mereka berasal dari material yang sama," pikir Zhang Ruochen. "Chi alami dan murni sedang memancar dari tubuh mereka. Energi itu benar-benar berbeda dari energi manusia. Mereka benar-benar makhluk mutan."     

Meski begitu, ia masih belum bisa menebak jenis mutan apakah mereka.     

Kedua biksu itu sedang diselimuti oleh kabut, yang menyembunyikan tampilan mereka. Bahkan Mata Langit pun tidak sanggup menembusnya. Beberapa figur tangguh pasti sedang menjaga mereka berdua, dengan menggunakan sebuah mantra suci yang dapat menyembunyikan wujud asli mereka masing-masing.     

Sun Dadi, Putri Li Putih, Sikong One dan Sikong Two sama-sama telah berada di puncak level kesembilan. Oleh karena itu, setelah menyerap Jiwa Pil, maka mereka langsung menembus ke alam baru dan memulai ujian pertamanya.     

Huang Yanchen baru saja menembus level kesembilan. Perlahan-lahan, kultivasinya mulai stabil dan menuju puncak. Akan tetapi, wanita itu masih membutuhkan waktu yang lama, sebelum benar-benar menembus tahapan pertama menjelang Alam Biksu.     

Sun Dadi berhasil melewati tahapan pertama menjelang Alam Biksu. Tubuhnya hangus berwarna hitam, dengan garis-garis petir yang masih menari-nari di tubuhnya sambil mendesis. Sekarang ini, ia tampak bersemangat.     

Sambil berkacak pinggang, maka ia menoleh dan tertawa. "Berdasarkan pada tingkat kultivasiku, seharusnya aku pantas masuk ke dalam Ranking Setengah-Biksu."     

Zhang Ruochen terbang mendekatinya. Sambil melayang 30 kaki di atas tanah, ia melipat tangannya di balik pinggul dan mendengus ke arah Sun Dadi, lalu mengungkapkan faktanya "Kau masih berada jauh di bawah para pertapa tangguh itu. Jadi, kau masih akan kesulitan untuk menembus Ranking Setengah-Biksu. Tapi, mungkin kau sudah berada di peringkat 500 Di Luar Ranking Setengah-Biksu."     

"Kenapa begitu? Aku sudah menembus tahapan pertama menjelang Alam Biksu. Aku sudah bisa mengalahkan seekor Beast King dengan satu serangan." Sun Dadi sama sekali tidak puas. Ia merasa bahwa Zhang Ruochen sedang meremehkannya.     

"Jalan kultivasi sama halnya seperti melawan arus. Kalau kau tidak memaksa diri untuk maju, maka kau akan terhempas ke belakang," kata Zhang Ruochen. "Ketika kau menciptakan progres, maka hal yang sama juga berlaku bagi orang lain. Apa kau pikir para pertapa di Ranking Setengah-Biksu dan Di Luar Ranking Setengah-Biksu hanya berjalan di tempat?"     

"Kecepatan latihanmu memang lebih unggul, sehingga kau telah meninggalkan sebagian besar dari mereka di belakang sana. Akan tetapi, kalau kau tidak berlatih lebih keras, maka mereka akan menyusulmu dan mengusirmu dari posisi Di Luar Ranking Setengah-Biksu."     

Dunia Primitif Blue Dragon telah memproduksi banyak harta karun. Ketika mereka menemukan salah satu harta karun tersebut, maka mereka akan berkembang cepat. Setelah itu, mereka akan menjadi seorang pertapa tangguh dan meninggalkan banyak pertapa lain di belakang sana.     

Bahkan Zhang Ruochen sendiri tidak berani berleha-leha. Lelaki itu harus berlatih giat demi menjaga keunggulannya sekarang ini. Seandainya Zhang Ruochen bersikap arogan dan sombong, mungkin ia akan segera disingkirkan dari jajaran para pertapa tangguh.     

Oleh karena itu, Zhang Ruochen memberikan nasihat kepada Sun Dadi. Lelaki itu berharap agar pria itu terus berlatih giat dan berkembang semakin maju.     

Sun Dadi merasa sangat optimis. Ketika itu, ia berkata sambil tersenyum, "Apapun itu, aku masih bisa bertempur selama beberapa ronde setelah bertemu dengan raja binatang buas. Aku tidak akan melarikan diri lagi. Selain itu, aku baru saja menembus tahapan pertama menjelang Alam Biksu. Jadi, aku masih punya banyak ruang untuk perkembangan. Dalam waktu dekat, aku pasti akan mampu mengalahkan mereka sepenuhnya."     

Four Nine Trial bukanlah tahapan yang paling berbahaya. Sebagian besar Setengah-Biksu pasti dapat melaluinya dengan mulus. Hanya beberapa di antara mereka – yang gagal – akan berakhir dengan kematian.     

Putri Li Putih, Sikong One, dan Sikong Two sama-sama berhasil menembus tahapan pertama menjelang Alam Biksu.     

Tingkat kultivasi Putri Li Putih baru saja berkembang pesat. Wanita itu melirik Zhang Ruochen dengan kedua mata bulatnya, lalu menggoyang-goyangkan ekornya.     

Slap!     

Ekor putih melengkung di udara dan melesat. Lama kelamaan, ekor itu menjadi semakin panjang, sampai akhirnya menyerang Zhang Ruochen di jarak ratusan kaki jauhnya. Chi dingin tampak memancar dari ekor putih tersebut. Bunga-bunga salju setajam pedang mulai bermunculan di udara, dan terbang mengikuti ekor putih tersebut.     

Zhang Ruochen sedang merasa waspada. Sesaat setelah Putri Li Putih menggerakkan ekornya, maka seketika itu pula ia langsung melepaskan Ruang Pergerakan dan menghilang dari sana.     

Beberapa saat kemudian, ia muncul di hadapan Putri Li Putih, dengan ujung Pedang Kuno Abyss yang berada di tengah dahinya. "Apa kau ingin mati?" tanyanya dingin.     

"Aku hanya ingin menguji kemampuanku setelah berhasil menembus tahapan pertama menjelang Alam Biksu. Kenapa kau seserius itu?" Putri Li Putih menarik kembali ekor panjangnya. Sambil mengerutkan bibirnya, maka ia berkata, "Kalau aku menggunakan segenap kemampuanku, maka aku tidak akan menyerangmu dengan gerakan lambat. Lagipula, kau juga paham kalau kecepatanku tidak lebih lambat daripada dirimu. Kau hanya sedikit lebih cepat dariku, karena kau menggunakan Ruang Pergerakan. Hmph!"     

Wanita itu berusaha menjelaskan kepada Zhang Ruochen, karena ia tidak ingin mati setelah melakukan hal tersebut.     

Lagipula, wanita itu juga tahu kalau lelaki ini memang bipolar. Zhang Ruochen akan selalu bersikap baik dan loyal kepada teman-temannya, tapi ia akan menjadi keji dan dingin ketika sedang berhadapan dengan musuh-musuhnya. Bahkan, bangkai binatang buas yang pernah dibunuh olehnya sudah bisa ditumpuk menjadi gunung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.