Kaisar Dewa

Seperti Neraka



Seperti Neraka

0"Setelah aku berhasil menguasai Gerakan Kesepuluh, Naga Berenang di Langit, sampai pada tingkatan tertinggi, maka seketika itu pula aku dapat melepaskan 42 kali kekuatan. Jika aku sudah berada di level itu, maka pukulanku akan semakin mengerikan."     

Zhang Ruochen menatap telapak tangannya dengan puas.     

Meski telah memurnikan Embun Dewa Sun, namun itu belum berhasil membuat Zhang Ruochen menembus ke alam baru. Akan tetapi, embun itu sudah berhasil membuatnya membuka beberapa lubang di antara 36 lubang di pinggul dan organ-organ dalam lainnya.     

Zhang Ruochen berencana membuka 36 lubang di kakinya demi mempercepat proses kultivasi.     

Tapi sekarang ini, ia harus berfokus pada 36 lubang di pinggul dan organ-organ lain terlebih dahulu. Semua itu dilakukan, semata agar pondasinya menjadi semakin kuat.     

Blackie telah selesai memurnikan Divine Origin Pill kelas tujuh dan memberikannya kepada Zhang Ruochen.     

Kucing itu sempat mengambil beberapa tetes Embun Dewa, lalu mencampurnya dengan Bunga Suci, agar pil itu memiliki khasiat yang lebih baik.     

"Sebaiknya aku memurnikan fisik atau meningkatkan kultivasi?"     

Yang jelas, membuka 36 lubang membutuhkan waktu yang lama.     

Akhirnya, Zhang Ruochen memilih untuk memurnikan Divine Origin Pill kelas tujuh. Setelah kultivasinya meningkat, maka kekuatannya pun juga akan bertambah besar. Kemudian, waktu yang dihabiskan untuk memurnikan fisik juga akan berkurang.     

Semua proses itu berjalan dengan baik. Zhang Ruochen hanya membutuhkan waktu selama beberapa hari untuk menembus ke level tujuh.     

Zhang Ruochen bangkit berdiri. Ketika itu, baik wajah, leher, dan kedua tangannya sama-sama memancarkan cahaya tujuh warna. Segaris Chi kuat tampak mengalir keluar dari pori-porinya.     

"Apa aku sudah lebih unggul daripada para pertapa di Ranking Setengah-Biksu?"     

Zhang Ruochen sedikit melambaikan tangannya. Suara retakan terdengar di udara. Api menyebar seperti ular.     

Lelaki itu sedang berfokus pada teknik pukulannya, sambil menguatkan pondasi alam barunya, dengan berdiri di bawah Pohon Suci Utama.     

Akan tetapi, banyak hal yang berbeda di Kota Yingsha.     

Sudah tiga hari lamanya. Gu Linfeng masih belum juga muncul. Ribuan pertapa masih berlutut di luar kota.     

Karena angin yang kencang, maka separuh tubuh mereka ditutupi oleh pasir kuning.     

"Gu Linfeng tidak akan muncul. Mereka sudah mati," seorang pertapa muda menghela nafas.     

Ribuan pertapa manusia itu akan dimakan oleh binatang buas, tetapi mereka tidak bisa melakukan apa-apa. Kondisi itu benar-benar menyiksa.     

Seekor Beast King telah berubah bentuk menjadi manusia, sambil berdiri di luar kota.     

Sebenarnya, ia adalah seekor River Deer Beast King. Namun, setelah rusa itu berubah menjadi manusia, maka penampilannya tidak kentara. Selain itu, ia juga bertubuh pendek, dengan rambut panjang pada bagian kepala dan dada.     

River Deer Beast King mencibir. "Ternyata Putra Dewa dari Sekte Dewa Darah adalah seorang pengecut yang suka gembar-gembor, tapi tidak berani muncul. Lord Demonic Dragon cuma memintanya untuk berlutut dan mengakui kesalahannya, bukan memakannya. Tapi ternyata, dia masih tidak berani muncul. Dasar pengecut!"     

Semua Beast King telah berubah menjadi bentuk manusia dan sedang tertawa keras.     

Salah satu Beast King betina – berpakaian hitam – mulai menghela nafas. "Sebenarnya, kalau Putra Dewa tidak berani muncul, maka itu masuk akal. Tapi, puluhan ribu pertapa di Kota Yingsha juga tidak berani keluar. Kalau begitu, apa artinya semua ini?"     

"Ras manusia memang sangat rendah dan lemah. Mereka adalah makhluk yang egois. Mereka hanya berani menindas yang lemah, namun mereka takut berhadapan dengan yang lebih kuat. Kurasa, mereka memang tak punya nyali, dan benar-benar layak untuk dibunuh," kata salah satu Beast King lain.     

Hampir di siang hari.     

Matahari sedang membakar area di sekitarnya seperti oven.     

Beberapa Beast King sedang mengutuk Gu Linfeng, hingga para pertapa manusia terlihat semakin menyedihkan.     

Beberapa pertapa manusia tidak tahan lagi mendengar penghinaan itu, sehingga mereka bergegas keluar dari Kota Yingsha dan ingin bertempur.     

Akan tetapi, begitu mereka keluar dari gerbang kota, maka seketika itu pula mereka langsung dibantai habis-habisan.     

Tubuh mereka diseret dan dilemparkan ke kawanan binatang buas. Setelah itu, mereka akan berakhir di dalam perut kawanan tersebut.     

Di luar Kota Yingsha, ada lebih dari 20 Beast King. Masing-masing dari mereka sangat tangguh. Artinya, melawan mereka sama halnya seperti bunuh diri.     

Ketika itu, moral para pertapa manusia sudah menurun drastis. Bahkan, beberapa pertapa akhirnya rela menahan malu daripada harus mati sia-sia.     

Beberapa pertapa dipukuli sampai babak belur, hingga mereka benar-benar ketakutan dengan ras binatang buas.     

Jika ada Kapal Dunia Primitif, maka mereka pasti akan segera melompat dan kembali ke Daratan Kunlun. Mereka akan bersembunyi di Kekaisaran Pusat Pertama dan tidak mau lagi bertempur melawan para binatang buas.     

Memang, para Beast King sengaja memprovokasi pertapa manusia. Mereka ingin menghancurkan mental.     

Ahhh!     

Sky-swallowing Demonic Dragon sedang terbang di langit. Tubuh raksasanya memancarkan Chi yang sangat mengerikan. Setelah mengaum, maka beberapa pertapa di kota itu pasti akan langsung bergidik ngeri.     

Bila dibandingkan dengan kondisi tiga hari lalu, maka kini energi Chi-nya menjadi semakin tangguh. Rupanya, naga itu juga menciptakan progres.     

Sky-swallowing Demonic Dragon berkata pelan, "Waktunya habis. Putra Dewa dari Sekte Dewa Darah masih belum muncul dan berlutut di hadapanku. Sekarang, kalian boleh mengambil 1.000 pertapa dan memakannya."     

Sorakan terdengar di antara kawanan binatang buas.     

Di waktu yang bersamaan, tangisan dan teriakan putus asa dari para pertapa itu juga terdengar.     

"Tolong ampuni diriku. Aku rela menjadi budakmu. Aku akan melakukan semua yang kalian perintahkan..."     

"Aku tidak ingin mati. Tolong aku!"     

...     

Setelah dihina-hina, dipukuli dan dihajar oleh para binatang buas selama tiga hari, maka beberapa pertapa manusia telah didorong sampai di ambang kehancuran.     

Pada saat ini, akhirnya mereka membuang harga diri masing-masing, lalu berlutut di tanah dan meminta ampunan, agar mereka dapat bertahan hidup.     

Tentu saja, beberapa pertapa yang lebih tegar tidak bersikap demikian. Sebab, mereka memperlakukan kematian dengan lebih mudah. Sehingga, mereka pun masih bersikap tenang.     

Ketika para pertapa manusia terlihat semakin lemah, maka seketika itu pula mereka akan langsung diciduk oleh para binatang buas.     

Para binatang itu tidak langsung memakan mereka. Sebaliknya, para pertapa itu dibiarkan berlutut dan berurai air mata, agar mereka dapat tertawa dengan ekspresi menghina.     

Tangan lembut sang River Deer Beast King mulai menepuk-nepuk kepala sang pertapa muda. Kemudian, rusa itu menoleh ke Kota Yingsha dan tertawa. "Haha! Para manusia yang berada di dalam kota, lihat pemuda ini! Ras kalian sedang berlutut di tanah, sambil memelas di hadapanku dan memohon kepadaku untuk dijadikan sebagai budak. Apa aku harus menerimanya?"     

Melihat itu, maka para pertapa di Kota Yingsha benar-benar merasa geram.     

Boom.     

Pedang saint putih tiba-tiba melesat keluar dari gerbang, dan mengarah ke River Deer Beast King seperti lesatan cahaya.     

River Deer Beast King mengubah ekspresi wajahnya dan segera menghindar.     

Puff.     

Tapi pedang itu masih cukup cepat untuk menembus bahu kanannya dan melukainya dengan parah.     

Salah satu dari Sembilan Waris, Beigong Lan berlari keluar dari Kota Yingsha. Wanita itu melepaskan serangan cahaya dan mulai menebas River Deer Beast King lagi. Dengan kekuatan yang besar, wanita itu berhasil memotong tubuhnya menjadi dua.     

Beigong Lan telah mendapatkan beberapa pencapaian besar akhir-akhir ini. Sehingga, kultivasinya baru saja meningkat, dan ia mampu menandingi para Beast King.     

Kematian sang Beast King membuat kawanan binatang buas menjadi geram.     

Seketika itu juga, lima raja binatang menyerang Beigong Lan sekaligus dan ingin membunuhnya.     

Sebenarnya, mereka memang ingin membunuh para Ahli Waris.     

Beberapa saat kemudian, Beigong Lan terluka parah hanya dalam kurun waktu yang singkat. Pakaian hijaunya telah bersimbah darah. Setiap langkah yang diinjaknya akan selalu meninggalkan jejak darah di tanah.     

Akhirnya, Chi Wansui keluar dari Kota Yingsha untuk menyelamatkannya.     

Tapi Chi Wansui dipukul oleh Sky-swallowing Demonic Dragon, dan membuatnya terluka lebih parah daripada Beigong Lan. Bahkan, pria itu terus memuntahkan darah, sebelum akhirnya kembali ke Kota Yingsha.     

Yang jelas, berhasil membunuh raja binatang buas itu tidak ada artinya.     

Sebaliknya, karena dua Ahli Waris telah terluka parah, maka hal itu semakin membuat para pertapa manusia merasa putus asa.     

Di luar kota, terdengar suara teriakan memilukan. 1.000 pertapa manusia baru saja dimakan oleh mereka hidup-hidup. Seluruh tanah di sekitarnya berubah menjadi merah.     

Beberapa binatang buas bahkan sampai menjilat darah di tanah.     

Adegan semacam itu bahkan lebih mengerikan daripada neraka.     

Sun Dadi berdiri di tempat nun jauh, sambil menyaksikan 1.000 biksu manusia dimakan oleh binatang buas, hingga membuat sekujur tubuhnya gemetar hebat.     

Sun Dadi ingin membunuh mereka, namun ia dihentikan oleh Huang Yanchen.     

"Kenapa kau menghentikanku?" Sun Dadi berteriak dengan mata merah.     

"Dua Ahli Waris hampir mati. Kau juga akan mati sia-sia jika kau pergi ke sana," kata Huang Yanchen dengan intonasi damai tanpa mengedipkan matanya.     

"Kenapa kau bisa begitu dingin? Aku akan menemui kakak saudara. Dia pasti punya cara."     

Sun Dadi mengepalkan tangannya erat-erat, hingga membuat seluruh otot di tubuhnya membengkak. Ketika itu, ia sedang menahan geram dan cepat-cepat pergi dari sana.     

Sun Dadi bertemu Blackie dan masuk ke Dunia Lukisan. Setelah itu, ia menemukan Zhang Ruochen – yang sedang berlatih teknik pukulan – di bawah Pohon Suci Utama.     

Setelah Sun Dadi menceritakan kisahnya, namun Zhang Ruochen masih tampil tenang seperti Huang Yanchen. Kemudian, ia mengangguk, dan berkata, "Itu saja?"     

Sun Dadi berkata, "Apa kau tidak ingin menyelamatkan mereka? Kita semua adalah pertapa manusia dan mereka semua sedang terintimidasi. Bagaimana mungkin kau tega melihat semuanya?"     

Zhang Ruochen menatap mata Sun Dadi dan menghembuskan nafas panjang. Kemudian, ia berkata, "Selamatkan mereka? Bagaimana aku bisa menyelamatkan mereka? Apa kau ingin agar aku berlutut di hadapan Sky-swallowing Demonic Dragon dan mengakui kesalahanku? Coba kau pikir, kalau aku melakukannya, apa mereka akan melepaskan para pertapa tersebut? Bukan berarti aku tidak ingin menyelamatkan mereka, tapi aku tidak bisa."     

Sun Dadi memikirkannya dengan cermat dan menggertakkan giginya. "Ayo kita hadapi mereka. Bila kita berhasil membunuh satu, maka kita akan impas. Bila kita berhasil membunuh dua, maka kita akan menang."     

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya, dan berkata, "Karena Sky-swallowing Demonic Dragon berani mengatur semua ini, maka ia pasti telah merencanakannya dengan baik. Jadi, siapapun yang datang ke sana akan mati. Bahkan, Beigong Lan dan Chi Wansui masih cukup beruntung, karena mereka berdua tidak mati."     

"Jadi, apa yang harus kita lakukan? Apa kita hanya akan menyaksikan mereka ditelan hidup-hidup oleh para binatang buas? Aku tidak tega melihatnya. Jika kau tidak ingin bertempur, maka aku akan ke sana sendirian. Lagipula, aku sudah siap mati di medan perang."     

Kedua mata Sun Dadi terlihat tegas. Ketika itu, ia membawa tongkat besinya dan keluar dari Dunia Lukisan.     

Bang!     

Zhang Ruochen menghela nafasnya. Kemudian, lelaki itu menghantam bagian atas kepala Sun Dadi dengan pukulan. Di waktu yang bersamaan, Sun Dadi langsung terguncang hebat. Beberapa detik setelahnya, ia pingsan dan tersungkur ke tanah.     

Membiarkan monyet itu pergi sama dengan merelakannya mati sia-sia.     

Sementara itu, Blackie kembali mengirim pesan ke Zhang Ruochen. "Putri cantik Keluarga Wan kembali datang untuk mengunjungimu. Apa kau akan menemuinya?"     

Zhang Ruochen paham kenapa Wan Huayu datang kemari. Lalu, setelah memikirkannya matang-matang, maka ia segera menggendong Sun Dadi – yang pingsan – dan keluar dari Dunia Lukisan untuk menemui wanita tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.