Kaisar Dewa

Membunuh Tanpa Ampun



Membunuh Tanpa Ampun

Wei Longxing tidak melarikan diri terlalu jauh. Jadi, Zhang Ruochen – dengan mengenakan Ten Saint Blood Armor – dapat dengan mudah mengejarnya, meski tanpa menggunakan Jejak Dewa Kecepatan Luan Phoenix.     

"Kau ingin pergi kemana?"     

Bayangan Pluto, setinggi ratusan kaki, tiba-tiba berdiri di belakang Zhang Ruochen. Lelaki itu melepaskan Pukulan Darah Seven-Apertures.     

Karena ia tidak punya tempat untuk bersembunyi, maka Wei Longxing pun berhenti berlari. Di waktu yang bersamaan, ia menggertakkan giginya untuk menyambut pertempuran terakhir.     

"Fire Battle Technique."     

Wei Longxing mengepalkan tangannya, dengan api merah yang keluar darinya. Pria itu menyerang dan melepaskan 36 kali lipat kekuatan.     

Zhang Ruochen melayangkan pukulan. Lelaki itu menembus sela jari lawannya dan memukul dada Wei Longxing.     

Thud!     

Wei Longxing terbang mundur dan terlempar ke udara. Muntahan darahnya berhamburan di udara.     

Selanjutnya, Zhang Ruochen melayangkan dua pukulan ke punggungnya, hingga membuat armor saint lima elemen memercikkan cahaya. Dengan suara bergemeretak, maka tulang punggung Wei Longxing pun remuk. Seketika itu juga, tubuh bagian dalamnya terbelah menjadi dua, selagi pria itu terbang di udara.     

Boom!     

Zhang Ruochen melesat ke langit dan terbang di atas Wei Longxing. Kemudian, sambil menggunakan tangannya seperti pisau, maka ia langsung membelah dada lawannya.     

Crack, crack!     

Tulang rusuk Wei Longxing hancur dan organ-organnya dalamnya berubah menjadi bubur. Pria itu tersungkur ke tanah. Sambil berbaring di dasar lubang, saat itu ia sama sekali tidak bergerak.     

Vitalitasnya pun segera menghilang dengan sangat cepat. Matanya menatap langit, dan kian lama kian meredup.     

Zhang Ruochen berjalan mendekat. Setelah berdiri di samping Wei Longxing, lelaki itu memasang ekspresi datar, sebelum akhirnya turun dan langsung mengakhiri hidupnya.     

Para pertapa manusia lain hanya mengamati Zhang Ruochen. Ketika mereka melihatnya membunuh Wei Longxing dengan satu kaki, mereka semua langsung bergidik ngeri. Hawa dingin segera menjalar di tengkuk masing-masing.     

"Dia sedang mengintimidasi kami," pikir Shangguan Xianyan. "Dia ingin memberitahu orang lain bahwa siapapun yang berani menjadi musuhnya, maka dia akan mati."     

Bahkan dengan derajat dan kecerdasannya, namun sang Saintess juga masih bergidik ngeri.     

Zhang Ruochen masih tampil tenang meski baru saja membunuh orang lain. Lelaki itu terlihat seperti permata suci yang lembut. Sambil menatap langit, saat itu ia mengamati arah terbang Blue Eagle Beast King.     

Naga itu belum bergerak begitu jauh, dan lelaki itu masih bisa menyusulnya. Meski sulit untuk melukai sang Beast King, tapi bagaimana mungkin ia membiarkannya lolos?     

Zhang Ruochen mulai mengeluarkan dekrit biksu. Setelah energi suci di dalamnya menjadi aktif, maka ia segera melesat maju dengan kecepatan tinggi. Sambil berubah menjadi segaris cahaya, maka ia segera mengejar elang tersebut.     

Secara natural, elang itu tahu bahwa Zhang Ruochen sedang berada di belakangnya, namun ia tidak takut. Memang, ia bukan tandingannya, namun ia juga tidak akan kesulitan untuk melarikan diri dari sana.     

Whoosh!     

Cahaya suci mengerlip dan Zhang Ruochen muncul dari balik udara tipis, dengan langsung berada di hadapannya.     

"Katamu kau ingin memakanku?" tanya Zhang Ruochen. "Sekarang, biar kukatakan kepadamu dengan tegas, semua itu cuma mimpi."     

"Apa kau ingin membunuhku?"     

Blue Eagle Beast King mendengus dingin. "Aku harus memperingatkanmu, bahwa kalau kau benar-benar berani memaksaku berada di kondisi putus asa, maka kita berdua akan mati bersama. Apa kau tahu kenapa dua orang Ahli Waris tidak mampu membunuh Beast King? Karena mereka belum yakin, terkait apa mereka mampu bertahan dari ledakan itu atau tidak."     

Blue Eagle Beast King percaya bahwa manusia ini dapat mempertimbangkan baik dan buruknya. Sebab, jika terus keras kepala seperti itu, maka sebenarnya itu tidak ada gunanya.     

"Benarkah? Kalau begitu, aku penasaran seperti apa ledakan putus asamu itu."     

Zhang Ruochen sama sekali tidak berniat untuk mundur. Sebaliknya, ia malah melangkah maju dan semakin dekat dengan sang Blue Eagle Beast King.     

"Putra Darah dari Sekte Dewa Darah, aku benar-benar terkesan dengan keberanianmu. Kau sangat brutal."     

Setelah menyaksikan bahwa pemuda ini sama sekali tidak terintimidasi, maka elang itu segera mengaktifkan kekuatan tulang sarira. Kemudian, ia merentangkan sayap biru dan melesat ke depan dengan kemampuan di level Biksu.     

Selama naga itu bisa lolos, maka tidak ada yang perlu menggunakan taktik kamikaze. Alhasil, kecepatan elang itu berhasil mengungguli Zhang Ruochen, meski lelaki itu telah menggunakan dekrit biksu.     

"Apa kau pikir dirimu bisa lolos?"     

Zhang Ruochen tersenyum. Kemudian, ia menggunakan Ruang Pergerakan dan menghilang dari tempatnya berdiri. Setelah melintasi puluhan mil, maka ia kembali muncul di hadapan Blue Eagle Beast King. Setelah itu, sambil melepaskan Pukulan Darah Seven-Apertures dengan 40 kali lipat kekuatan, maka ia mulai menyerang sang elang.     

Blue Eagle Beast King sedang terbang dengan kecepatan tinggi menuju ke pukulan tersebut. Beberapa detik setelahnya, kepala besarnya segera berbenturan dengan pukulan itu dan langsung remuk redam. Elang raksasa itu terjatuh dari langit.     

Pada saat itu, Zhang Ruochen tidak ingin menyia-nyiakan kesempatannya. Sehingga, dengan kehendak pedang yang dahsyat, maka ia segera melesat ke bawah.     

Lelaki itu meletakkan kedua tangannya di atas kepala.     

Whoosh!     

Tubuhnya telah berubah menjadi pedang, sebagaimana lelaki itu sedang melepaskan Lima Pedang dan berubah menjadi segaris bayangan merah darah. Lalu, ia memotong pertahanan tulang sarira dan menembus tubuh sang elang.     

Ketika ia berhenti, saat itu ia memegang mutiara biru di telapak tangannya yang berdarah. Itu adalah tulang sarira yang diperoleh dari tubuh sang elang.     

Dengan suara "boom", Blue Eagle Beast King jatuh ke tanah sebagai bangkai.     

Wan Huayu bergegas mendekat dengan sayap phoenix merah menyala. Wanita itu sangat terkejut setelah melihat tubuh Blue Eagle Beast King.     

"Kau membunuh Beast King yang lain. Bagaimana bisa kau melakukannya? "     

Ketika Zhang Ruochen baru saja membunuh Firegold Raven Beast King, saat itu Wan Huayu sempat melihat lautan cahaya darah dari Life-Death Mirror. Dengan demikian, wanita itu tahu bahwa Zhang Ruochen adalah orang yang membunuh Firegold Raven Beast King.     

Wan Huayu sangat cerdas dan penuh perhitungan. Pada saat itu, Zhang Ruochen khawatir bila identitasnya akan terbongkar, maka dari itu, ia pun tersenyum genit. "Jika kau menerima tawaranku yang sebelumnya, maka aku pasti akan memberitahumu."     

Wan Huayu paham bahwa lelaki ini hanya sedang bermaksud untuk menggodanya. Bukannya marah, wanita itu hanya meletakkan pedang ke sisi samping, lalu membusungkan dadanya. Setelah itu, ia berkata sambil tersenyum. "Tentu."     

Kali ini, giliran Zhang Ruochen yang terkejut. Lelaki itu tidak menyangka bila Wan Huayu akan menyetujuinya dengan begitu mudah. Akan tetapi, wanita itu belum selesai bicara.     

"Tapi, ayahku pernah bilang bahwa siapapun yang ingin menjadi menantunya, maka dia harus mampu bertahan dari tiga kali serangan ayahku, tanpa mati."     

"Kalau aku tidak mampu bertahan?" tanya Zhang Ruochen.     

Wan Huayu tersenyum, sambil memperlihatkan gigi putihnya. "Berarti kau akan mati."     

Memangnya siapa yang mampu bertahan dari tiga serangan Wan Zhaoyi, selain para pertapa yang sudah berkultivasi selama ratusan tahun?     

"Apa kau yakin bahwa ayahmu tidak sedang berusaha membunuhku? Apa dia memang ingin melihatmu lajang seumur hidup?" Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya, lalu mengubah topik pembicaraan. "Bagaimana pertempuran di sana?"     

"Setelah Blue Eagle Beast King melarikan diri, secara natural, maka kedua Lion Camel Beast King sadar bahwa mereka tidak akan sanggup menghancurkan kita. Maka dari itu, mereka melarikan diri ke barat laut."     

"Baiklah. Karena mereka telah mundur, maka aku tidak perlu kembali ke sana."     

Zhang Ruochen berpaling dan pergi dari sana.     

"Kau ingin pergi begitu saja?" tanya Wan Huayu, sambil meninggikan suaranya.     

"Memangnya kenapa?"     

Wan Huayu memutar matanya. "Semua pertapa manusia dari Kota Yingsha sedang bekerja sama untuk berhadapan dengan binatang buas. Kau sudah berhasil mengambil Bunga Hitam, apa kau tidak ingin membaginya? Apa kau sudah lupa dengan perjanjian kita sebelumnya?"     

"Oh, ternyata kau sedang membicarakan itu?"     

Zhang Ruochen mengangguk seakan baru saja teringat tentang sesuatu. Bunga Hitam itu tidak menyimpan banyak Spiritual Sacred Spring. Jadi, tidak masalah bila ia harus membagikannya dengan yang lain. Lagipula, banyak pertapa manusia telah meregang nyawa di dalam pertempuran tersebut. Sehingga, Zhang Ruochen merasa tidak enak hati, kalau ia harus menikmati hasilnya sendiri.     

"Kalau begitu, ayo kita ke sana!" kata Wan Huayu. "Kita akan bergabung kembali dengan Sekte Dewa Darah, Keluarga Cai dan Keluarga Shangguan. Kedua ahli waris juga akan segera tiba di sana."     

Tidak bisa dipungkiri, Wan Huayu memang sedang merasa khawatir bila Gu Linfeng akan mengambil Bunga Hitam untuk dirinya sendiri. Oleh karena itu, ia menyebutkan dua orang Ahli Waris demi memberikan tekanan pada Gu Linfeng. Apalagi, pria ini kerap bertindak di luar nalar. Sehingga, pria itu hampir selalu mampu melakukan apapun.     

Zhang Ruochen dan Wan Huayu kembali ke kamp dengan membawa bangkai Blue Eagle Beast King. Sehingga, hal itu segera menimbulkan kegaduhan. Yang jelas, satu Beast King lain telah mati. Hal ini dapat menurunkan mental 12 ras binatang buas, setidaknya untuk sementara waktu.     

Setengah hari kemudian, dua Ahli Waris, Keluarga Wan, Keluarga Feng dari wilayah selatan, Klan Sword Xuan dari wilayah pusat, dan Aula Excellence Pasar Gelap dari wilayah utara, sama-sama telah berkumpul bersama. Mereka telah bersiap untuk membagi Bunga Hitam yang berada di tangan Zhang Ruochen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.