Kaisar Dewa

Kedatangan Dua Ahli Waris



Kedatangan Dua Ahli Waris

0Ada sekelompok Lion Camel Beast di balik badai pasir tersebut. Tinggi mereka mencapai 15 sampai 20 kaki, dengan kepala singa dan tubuh unta. Tubuh mereka diselimuti oleh sisik-sisik dan memiliki cakar yang tajam.     

Ada dua ekor Lion Camel Beast King di kawanan tersebut. Tinggi mereka mencapai puluhan kaki dan terlihat seperti dua gunung kecil.     

Salah satu di antara mereka memiliki sisik berwarna cyan, sementara yang lain berwarna merah.     

Pada saat itu, area seluas beberapa mil di sekitar Lion Camel Beast King telah berubah menjadi hamparan salju. Bunga-bunga salju tampak berguguran dari langit. Sementara itu, area di sekitar Beast King berwarna merah juga telah berubah menjadi lautan api. Pasir-pasir berwarna emas terlihat merah dan hendak meleleh.     

Wan Huayu sedang menyipitkan matanya. Sambil mengamati dua ekor Lion Camel Beast King dan sekawanan binatang buasnya, maka seketika itu pula nafasnya sempat tertahan sejenak. Di waktu yang bersamaan, wanita itu merasa ketakutan. Sebab, bila kawanan binatang buas itu benar-benar ingin mengepung mereka, maka mereka tidak akan bisa melarikan diri. Konsekuensinya pun akan sulit dibayangkan.     

Selain itu, dua ekor Beast King juga muncul bersamaan. Situasi ini sangat tidak menguntungkan bagi mereka.     

Sementara itu, para pertapa lain yang berusaha melarikan diri dari Kota Yingsha juga sama-sama merasa depresi. Sebenarnya, mereka ingin pergi dari kota tersebut. Namun, bila melihat situasinya sekarang, dan bila mereka kembali lagi ke dalam kota, maka situasi itu juga tidak akan berubah.     

"Kalau aku tahu akan seperti ini, maka aku tidak akan pernah meninggalkan Kota Yingsha. Sebab, di luar sini bahkan jauh lebih berbahaya."     

Beberapa pertapa mulai menyesal.     

"Kita harus pergi dari sini sebelum Lion Camel Beast itu sampai kemari. Jika tidak, maka kita semua akan mati."     

"Sikong One, Sikong Two," teriak Zhang Ruochen. "Tahan kedua Beast King. Setelah itu, kalian harus membuka jalan."     

Sebelum-sebelumnya, Sikong One dan Sikong Two hanya bertugas untuk mengamankan kelompok. Mereka tidak terlalu menyerang secara aktif. Semua ini karena Zhang Ruochen tidak ingin membiarkan mereka membunuh banyak makhluk hidup. Sebab, lelaki itu khawatir bahwa pertempuran berdarah hanya akan mempengaruhi kultivasi mereka.     

Tapi sekarang, situasinya berbeda. Lelaki itu harus memanfaatkan kekuatan mereka agar bisa melarikan diri dari sana dengan kecepatan yang lebih tinggi.     

"Kau menyuruh mereka berdua untuk menahan para Beast King? Apa kau yakin, dirimu tidak sedang mengirim mereka pada kematian?"     

Sun Dadi belum pernah melihat Sikong One dan Sikong Two bertempur sebelumnya. Jadi, monyet itu masih meragukan kemampuan bertempur mereka.     

"Anak muda, jangan remehkan teknik Buddhist kami." Sikong One melirik Sun Dadi dengan tampang menghina, sembari menggulung lengan bajunya.     

Setelah itu, ia merentangkan tangan emas besarnya dan menepuk pundak Sun Dadi. Kemudian, ia berjalan menuju ke barisan depan.     

"Tiger Guarding Hell." Sikong One mulai mengepalkan tangannya, diiringi oleh cahaya Budda yang terlepas dari tubuhnya. Sesaat kemudian, terdengar auman harimau dari biksu tersebut.     

Tepat setelah itu, bayangan seekor harimau putih tiba-tiba terbentuk dan bergabung bersama tubuh Sikong One.     

Aura yang dahsyat pun mulai memenuhi area di sekitarnya. Ketika suara auman itu terdengar, maka semua binatang buas – dalam radius ratusan mil di dekatnya – langsung bergidik ngeri. Beberapa burung buas bahkan mulai berjatuhan dari langit akibat setelah mendengar suara auman tersebut.     

Pada saat itu, Sun Dadi juga sedang merasa ketakutan. Bahkan, ia sempat mengambil beberapa langkah ke belakang, dan berkata dengan intonasi terkejut, "Tingkat kultivasi biksu gemuk ini sepertinya sangat tinggi. Kenapa kau tidak menyuruh mereka untuk menghadapi lawan-lawan tangguh sebelumnya?"     

"Mereka adalah para biksu buddha. Sebaiknya mereka tidak membunuh siapapun." Ekspresi wajah Zhang Ruochen terlihat serius.     

Sun Dadi menatap Sikong One – si biksu gemuk – sambil terkekeh. Yang jelas, Sun Dadi tidak habis pikir, kenapa seorang biksu Buddhist bisa berperawakan seperti itu.     

Roar!     

Kembali terdengar auman naga!     

Seekor naga hitam raksasa tiba-tiba muncul di sana dan langsung menyatu dengan Sikong Two. Auranya sama seperti Sikong One.     

Pada saat itu, Sikong One dan Sikong Two pun mulai melancarkan serangan bersamaan, dan mulai berhadapan dengan dua Lion Camel Beast King.     

Boom, boom.     

Dua ekor Beast King itu sama sekali tidak mampu bertahan dari kedua serangan biksu tersebut. Akibatnya, mereka berdua terpaksa bergerak mundur, dengan cakar-cakar mereka yang melukai kawanannya sendiri.     

Ketika menyaksikan peristiwa ini, maka semua pertapa manusia – yang berada di luar kota – mulai menjadi bersemangat.     

"Dari mana kedua biksu itu berasal? Apa mereka berdua benar-benar mampu mengalahkan para Beast King tersebut?"     

"Mereka adalah para biksu tangguh Di Luar Ranking Setengah-Biksu, yakni Sikong One dan Sikong Two. Jadi, bila mereka bekerja sama, mereka akan mampu menandingi Kong Hongbi, sang pertapa manusia terkuat di bawah Alam Biksu."     

Ada sekitar 200 pertapa manusia yang masuk ke dalam Daftar Ranking dan Di Luar Ranking Setengah-Biksu. Jadi, tidak sulit untuk mengenali kedua Sikong tersebut.     

"Ini adalah kesempatan kita. Ayo, sebaiknya kita segera melarikan diri."     

Sikong One dan Sikong Two telah menarik perhatian para binatang buas tersebut. Jadi, kawanan binatang buas itu mulai berfokus kepada mereka berdua.     

Di waktu yang bersamaan, para pertapa yang keluar dari kota mulai mengarungi gurun tersebut. Setelah mereka berhasil lolos dari kepungan binatang buas, maka mereka merasa seperti para naga yang kembali terbang di angkasa. Sehingga, mereka bisa mulai mengeksplorasi Dunia Primitif Blue Dragon. Lalu, bila mereka berhasil menemukan sumber daya khusus, maka mereka akan berkembang menjadi para petarung top.     

Para pertapa yang keluar dari kota itu sedang merasa bersemangat. Rasa-rasanya, mereka merasa lebih superior. Akibatnya, para pertapa yang masih berada di dalam kota pun merasa iri dengan mereka. Jadi, mereka berusaha semaksimal mungkin agar bisa keluar dari sana dan terbebas dari kepungan binatang buas tersebut.     

"Jangan bermimpi lolos dari sini!" terdengar suara teriakan kencang dari langit.     

Tepat setelah itu, cakar naga sepanjang ratusan meter mulai membelah awan, dan memancarkan aura yang mengerikan. Cakar itu seperti milik seekor naga demonic purba.     

Sisik-sisik di cakar itu sebesar panci. Chi demonic dalam jumlah besar mulai memenuhi area di sekitarnya.     

"Sky-Swallowing Demonic Dragon?"     

Zhang Ruochen mendongakkan kepalanya. Sambil mengamati cakar raksasa itu, maka seketika itu pula bulu kuduknya langsung berdiri. Hawa dingin segera menjalar menuju kakinya, dan membuat tubuhnya mati rasa.     

Murong Yue, Han Qiu, Zhao Shiqi, Sun Dadi dan para Setengah-Biksu tangguh dari Keluarga Murong sama-sama berubah menjadi pucat. Kaki mereka sedang bergetar hebat.     

Sky-swallowing Demonic Dragon masih belum menembus Alam Biksu, tapi auranya bahkan jauh lebih mengerikan daripada beberapa Biksu lain.     

Pada saat itu, aliansi lain – yang beranggotakan 100 figur Setengah-Biksu – mulai membentuk formasi pertahanan demi menghalau serangan cakar sang naga.     

Boom.     

Cakar naga itu langsung mendarat pada formasi tersebut, bahkan sebelum formasi itu terbentuk sempurna. Tekanan yang besar mulai menembus tameng cahaya semi transparan.     

Poof.     

"Lari..."     

Terdengar suara teriakan dari berbagai penjuru. Satu buah cakar telah berhasil menghancurkan puluhan Setengah-Biksu. Para Setengah-Biksu yang lebih tangguh berhasil menyelamatkan diri, namun mereka masih terluka parah. Mereka sedang berhamburan ke segala penjuru.     

Sky-swallowing Demonic Dragon memang sangat mengerikan. Sebab, naga itu masih belum memperlihatkan dirinya, tapi satu buah cakarnya telah berhasil membunuh puluhan Setengah-Biksu.     

Kota Yingsha juga sedang dipenuhi oleh teror. Semua pertapa manusia mulai berhamburan kesana kemari akibat kekuatan naga tersebut. Yang jelas, bila makhluk mengerikan semacam itu sampai masuk ke dalam kota, lalu berapa banyak pertapa manusia yang sanggup bertahan hidup?     

"Oh?"     

Zhang Ruochen baru saja merasakan sesuatu. Kemudian, ia kembali mendongak ke langit.     

Sebuah meteor tampak melintas di angkasa, dan langsung menukik ke Kota Yingsha. Akan tetapi, pergerakan meteor itu kian lama kian melambat. Pada akhirnya, meteor itu berhenti dan melayang-layang di atas kota.     

Api di sekelilingnya pun mulai meredup dan memperlihatkan sebuah Kapal Dunia Primitif. Terdapat ribuan pertapa di atasnya. Setiap mereka adalah para figur tangguh. Lalu, sambil menggunakan teknik bergerak masing-masing, maka mereka melompat dari dek kapal dan terlihat seperti titik-titik hitam.     

Di antara mereka, terdaat dua titik yang terlihat cukup menarik, satu orang pria dan satu orang wanita.     

Pria itu tampan dan berotot. Ia sedang mengenakan armor emas dan membawa sebuah Tombak Kylin. Jubah berwarna ungu tampak menggantung di pundaknya.     

Sementara itu, wanita di sebelahnya mengenakan pakaian bela diri, dengan sebuah pedang hitam di punggungnya. Wanita itu sangat cantik, dan seperti seorang peri di dalam lukisan.     

Beberapa pertapa di Kota Yingsha langsung mengenali mereka.     

"Chi Wansui dari Lingxiao Heavenly King Mansion akhirnya tiba di tempat ini. Kita selamat!"     

"Beigong Lan dari Akademi Saint di Kota Wu, salah satu di antara Sembilan Ahli Waris, juga tiba di Kota Yingsha. Jadi, Beast King mana yang mampu bertahan dari pedangnya?"     

"Kedua Ahli Waris sudah tiba. Mereka pasti akan mengusir para binatang buas dari dalam kota."     

…     

Semua pertapa manusia pun menjadi semakin bersemangat. Seperti baru saja mendapatkan suntikan adrenalin, maka mereka mulai bertempur dengan semakin beringas, dengan peningkatan kekuatan sampai 120 persen.     

Dengan para pertapa manusia yang berada di luar kota dan sedang menghalangi para binatang buas tersebut, maka biantang buas yang masuk ke dalam kota pun menjadi semakin sedikit.     

Lambat laun, para pertapa manusia berhasil mengendalikan binatang buas tersebut.     

Chi Wansui dan Beigong Lan sama-sama mendarat di waktu bersamaan. Mereka mendarat di Kota Yingsha, dan mulai menyerang keenam Beast King tersebut.     

"Siapa yang berani menginjakkan kaki di markas militer manusia?"     

Chi Wanshui mengayunkan tombak Kylin-nya. Pada saat itu, Chi Suci memancar keluar darinya, dan langsung menghempaskan sang Golden Scorpion King. Akibatnya, sang raja kalajengking tersungkur dengan suara "boom".     

Meski dengan kemampuan bertempur yang dimiliki Golden Scorpion King, namun ia masih gagal bertahan dari serangan Chi Wansui.     

Beigong Lan mulai mengerakkan jari-jarinya dan membentuk keterampilan pedang. Setelah itu, pedangnya terbang ke udara.     

Poof!     

Pedang saint hitam tiba-tiba mendarat di perut Firegold Raven Beast King, sehingga membuat sang raja terhempas ke udara. Serangan pedang itu menciptakan lubang sebesar mangkuk di perutnya.     

Firegold Raven Beast King terpental jauh, hingga hampir terjungkal jatuh.     

Keempat Beast King di Kota Yingsha pun segera melarikan diri. Mereka kembali bergabung dengan Golden Scorpion King dan Firegold Raven Beast King untuk menghadapi Chi Wansui dan Beigong Lan.     

Akan tetapi, dua Ahli Waris itu sangat tangguh. Mereka berhasil memaksa keenam raja binatang buas agar bergerak mundur. Beberapa saat kemudian, empat raja binatang buas itu akhirnya telah terluka. Mereka pun keluar dari kota dan hendak melarikan diri dari sana.     

Hanya Golden Scorpion King dan Six-Armed Ape King yang masih mampu bertahan. Ketika itu, tubuh mereka telah bersimbah darah. Jadi, hanya perkara waktu sebelum mereka berdua benar-benar dikalahkan.     

"Haha!" Para Ahli Waris yang menghabiskan sumber daya manusia akhirnya muncul di permukaan. Aku harus mencoba kekuatan kalian dan menguji sendiri, apakah latihan kalian selama ini benar-benar berhasil atau tidak."     

Seekor naga mengaum dari balik awan. Cincin-cincin gelombang suara mulai menyebar hingga ribuan mil jauhnya.     

Tidak lama setelahnya, seekor naga hitam sepanjang puluhan mil tiba-tiba keluar dari balik awan. Naga itu langsung menukik menuju ke dinding kota di sisi utara.     

Naga itu terus mengecil, dan ketika mendarat, maka ukurannya hanya ratusan kaki. Meski ukurannya semakin kecil, tapi auranya sama sekali tidak berubah.     

Awan hitam dan sambaran-sambaran petir mulai bermunculan di sekitarnya. Rasa-rasanya, pemandangan ini seperti datangnya hari kiamat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.