Kaisar Dewa

Lama Tak Berjumpa



Lama Tak Berjumpa

1Phoenix Dance Palace adalah sebuah kelompok yang besar, hingga mereka dapat disejajarkan dengan beberapa klan kuno dari Abad Pertengahan.     

Akan tetapi, 800 tahun silam, keluarga Kerajaan Zhang perlahan-lahan berubah menjadi Phoenix Dance Palace, sampai mengakar kuat hingga sekarang.     

Setelah itu, sang Lord Keduabelas mulai menggunakan banyak cara untuk mengendalikan sebagian besar istana lain, tanpa disadari oleh banyak orang. Seperti halnya Phoenix Dance Palace di Kota Sacred, maka kelompok itu benar-benar berada di bawah kendali sang Lord Keduabelas.     

Oleh karena itu, Zhang Ruochen merasa aman di dalamnya.     

Setelah kembali ke Phoenix Dance Palace, maka Zhang Ruochen masuk ke dalam Dunia Lukisan dan segera mengobati dirinya sendiri. Meski tanpa Withered Pill, namun kondisi Zhang Ruochen telah membaik dengan cepat. Sehingga, tidak lama kemudian, ia telah kembali berada di kondisi puncaknya.     

Di waktu yang bersamaan, tingkat kultivasinya juga berkembang sampai pada titik tertentu.     

Kali ini, ia tidak segera pergi dari sana. Sebaliknya, ia mempelajari banyak hal dari pertempurannya melawan Qingyi Chan dan menemukan banyak kelemahan di sana.     

Tentu saja, kelemahan terbesarnya terletak pada tingkatan kultivasi.     

Sebab, perbedaan di antara Setengah-Biksu di level kelima dan Setengah-Biksu di level kesembilan sama halnya seperti perbedaan bumi dan langit. Yang jelas, tidak ada satu pun di antara mereka yang mampu menandingi pencapaian Zhang Ruochen, termasuk kesembilan Ahli Waris itu sendiri.     

Apalagi, Alam Setengah-Biksu di level kesembilan juga masih dibedakan menjadi beberapa tingkatan.     

Guo Lu berada di tingkatan awal, dan sangat berbeda dengan Yan Honglie dan Qingyi Chan, yang notabene telah berada di tingkatan puncak.     

Jadi, bila tanpa menggunakan kekuatan ruang dan waktu, maka Zhang Ruochen hanya akan berada di situasi pasif bila harus bertempur melawan mereka.     

"Luka-luka dalamku telah hampir sembuh. Kurasa sekarang adalah waktu yang tepat untuk membuka lubang ketujuh di tanganku."     

"Kalau aku berhasil menguasainya, maka aku akan memiliki satu kartu andalan lain. Dengan demikian, aku tidak perlu membongkar diri sebagai sang Keturunan Ruang dan Waktu ketika sedang berhadapan dengan lawan yang tangguh."     

Sekarang ini, kekuatan ruang dan waktu milik Zhang Ruochen masih dalam tahapan "berkembang". Selain itu, ia telah menjadi buronan istana kekaisaran. Sehingga, bila ia kerap menampakkan diri sebagai sang Keturunan Ruang dan Waktu, maka itu akan sangat berbahaya.     

Sebaiknya lelaki itu tidak menggunakan kekuatan ruang dan waktu. Yang pasti, bila tidak berada di kondisi yang mendesak, maka ia tidak akan menggunakannya.     

"Sepasang tangan memiliki tujuh lubang. Aku telah membuka enam lubang di kedua tanganku. Jadi, hanya tersisa satu lubang lagi di tangan kiriku."     

Lubang ketujuh adalah yang paling besar. Ketika lubang itu dibuka, maka kedua tangan itu akan membentuk sirkulasi Chi masing-masing. Akibatnya, pukulan biasa hanya akan mengandung kekuatan 30 kali lipat daripada biasanya.     

Zhang Ruochen sedang berdiri di bawah Pohon Suci Utama dan memulai proses kultivasinya, sambil merapalkan mantra di kitab Pukulan Darah Seven-Apertures.     

Boom, boom.     

Pada setiap pukulan yang dilepaskan, maka seketika itu pula darahnya akan mengalir dan bergegas menuju ke tangannya. Setelah itu, terdapat Chi Darah – sepanjang puluhan meter – yang akan muncul di depan tangannya.     

Selama satu bulan penuh, Zhang Ruochen terus melatih teknik pukulan. Selama itu, rasa-rasanya Zhang Ruochen sedang terbuai oleh sesuatu, hingga membuatnya masuk ke dalam nuansa misterius.     

Dengan Pohon Suci Utama sebagai titik pusatnya, maka area seluas puluhan mil di sekitar telah diselimuti oleh Chi Darah. Seseorang hanya bisa mendengar suara-suara pukulan yang dilepaskan.     

Bagaimanapun juga, membuka lubang ketujuh bukan hanya sulit, tapi juga berbahaya. Oleh karena itu, dengan mengulang-ulang proses dan mengendalikan kestabilan mentalnya sendiri, maka potensi bahaya itu akan menjadi semakin berkurang.     

Pada suatu ketika, darah Zhang Ruochen mulai berubah menjadi panas, bahkan mendidih. Darah itu mulai mengalir menuju pada sebuah titik pusat di tangannya.     

Titik pusat itu adalah lubang ketujuh, yang disebut sebagai Labor Aperture.     

Boom!     

Ketika itu, tangannya seperti baru saja bertransformasi menjadi dua lonceng perunggu. Keduanya mengeluarkan suara yang kencang seperti suara benturan.     

Faktanya, Labor Aperture bahkan jauh lebih keras daripada sebuah lonceng. Apalagi, itu sangat sulit untuk dibuka, seperti halnya membelah baja dengan air.     

Chi Darah itu sedang berbenturan dengan Labor Aperture sebanyak lebih dari 800 kali, namun lubang itu masih belum terbuka. Sebaliknya, tangan Zhang Ruochen yang malah hancur.     

Setetes darah mulai membasahi ujung jarinya.     

Zhang Ruochen telah menguasai Fisik Chaotic Lima Elemen. Lelaki itu juga telah memurnikan jiwa naga dan gajah di kedua tangannya. Akan tetapi, ia masih merasa kesakitan akibat benturan tersebut.     

Yang jelas, lengan pertapa manapun pasti akan hancur bila mengalami benturan semacam ini.     

Lalu, setelah terjadi benturan sebanyak 3.600 kali, maka Zhang Ruochen pun akhirnya berhenti. Percobaan pertamanya dalam membuka lubang ketujuh pun berakhir gagal.     

Lelaki itu tidak bisa melakukan apa-apa. Kedua tangannya benar-benar mengalami pendarahan. Bila ia meneruskan proses tersebut, maka itu akan sangat berbahaya.     

Setelah selesai mengobati tangannya, maka ia kembali memikirkan apa-apa yang telah dilewati dalam proses.     

Selanjutnya, lelaki itu memulai percobaan keduanya. Lelaki itu menghabiskan sembilan hari berturut-turut dan membenturkan tangannya sampai 4.200 kali.     

Sekali lagi, ia kembali gagal.     

Meski begitu, Zhang Ruochen tidak menyerah. Sebab, ia merasa bahwa Labor Aperture itu terkesan lebih longgar daripada sebelumnya. Dari situ, Zhang Ruochen pun kembali mendapatkan harapan.     

Lelaki itu kembali mencoba untuk yang ketiga kalinya.     

Kali ini, ia mengaktifkan Chi Darah dan menghantamkannya langsung pada Labor Aperture sampai lebih dari 4.900 kali. Seiring berjalannya waktu, maka lubang itu pun terasa semakin longgar. Rasa-rasanya, sebentar lagi akan segera terbuka.     

Kaboom!     

Setelah hampir 5.000 kali benturan, maka tangan Zhang Ruochen tiba-tiba berubah menjadi sangat panas. Setelah itu, Chi Suci-nya mulai terhubung dengan Energi Chi di sekitar.     

"Berhasil!"     

Zhang Ruochen pun merasa kegirangan. Akhirnya, ia berhasil membuka lubang ketujuh dan menciptakan sebuah pusaran khusus di tangannya. Lama kelamaan, pusaran itu pun menjadi semakin besar. Rasa-rasanya, pusaran semacam itu telah siap untuk menelan dunia.     

Di waktu yang bersamaan, lubang ketujuh itu juga membentuk sirkulasi Chi-nya sendiri. Energi yang dahsyat pun mulai berkumpul di lubang ketujuh tersebut.     

Jadi, sebesar apa kekuatannya bila ia melepaskan sebuah pukulan?     

"Menurut yang tertulis di dalam kitab, bila aku berhasil membuka lubang ketujuh, maka aku akan mampu melepaskan 64 kali lipat kekuatan."     

Untuk sekarang ini, Zhang Ruochen baru saja membuka lubang ketujuh. Yang jelas, lelaki itu masih belum menyempurnakannya.     

Menurut kalkulasinya, bila ia menggunakan segenap kekuatannya sekarang ini, maka ia hanya mampu melepaskan 40 kali lipat kekuatan. Yang pasti, hal itu telah mengungguli pencapaian sebuah mantra suci biasa.     

Meski begitu, ia telah membangun pondasi yang jelas, sebelum nantinya berhasil menguasai Pukulan Darah Seven-Aperture sepenuhnya. Jadi, hanya perkara waktu sampai lelaki itu mampu melepaskan 64 kali lipat kekuatan.     

"Selanjutnya, aku akan memurnikan darah dewa dan kembali mengembangkan lubang ketujuh tersebut."     

Zhang Ruochen pun mulai mengeluarkan setetes darah dewa. Lalu, sambil menggenggamnya di tangan, maka ia mulai menyerap kekuatan dewa dan Chi Darah di dalamnya. Kemudian, ia menggunakan energi tersebut untuk dialirkan langsung menuju ke lubang ketujuhnya.     

Setelah memurnikan 40 tetes darah dewa, maka lubang ketujuh di kedua tangannya telah mencapai Alam Biksu.     

Sekarang ini, kedua tangan Zhang Ruochen sama-sama bersinar terang. Rasa-rasanya, lelaki itu sedang menggenggam bintang di setiap tangannya, sambil memancarkan aura yang misterius.     

Whoosh—     

Zhang Ruochen mulai mengangkat tangan kanannya. Lubang ketujuh – yang telah dimurnikan sebelumnya – mulai bersinar terang. Akibatnya, udara dalam radius ratusan mil di sekitar pun mulai terguncang.     

"Tanganku telah menjadi tangan Biksu. Bahkan, meski tanpa menggunakan Pukulan Naga dan Gajah Prajna atau Pukulan Darah Seven-Aperture, namun aku masih mampu melepaskan pukulan yang setara dengan mantra suci."     

Terdapat 144 lubang di dalam tubuh manusia. Setelah memurnikan semuanya, maka salah satu anggota tubuh itu akan berada di Alam Biksu.     

14 lubang di tangan Zhang Ruochen pun telah mencapai Alam Biksu. Yang pasti, itu merupakan suatu pencapaian tersendiri sebelum menembus ke Alam Biksu.     

Selanjutnya, terdapat 22 lubang di lengannya, 36 lubang di betis dan kakinya, 36 lubang di dalam organ-organ intinya, dan 36 lubang yang lain berada di kepalanya.     

Yang jelas, lubang-lubang pada bagian kaki dan tangan cukup mudah untuk dibuka. Sebaliknya, yang paling sulit dari semua proses tersebut terletak pada bagian kepala. Oleh karena itu, Zhang Ruochen akan memurnikan semua lubang di anggota tubuhnya, dan yang terakhir adalah di bagian kepalanya.     

"Setelah memurnikan 40 tetes darah dewa, maka tingkat kultivasiku telah berada di puncak Alam Setengah-Biksu di level kelima."     

"Berdasarkan pada tingkat kultivasi dan daya ledak yang mampu kulepaskan, maka aku akan menang ketika bertempur melawan Qingyi Chan, meski hanya menggunakan teknik pukulan. Lalu, bila ditambah dengan kekuatan ruang dan waktu, maka aku sama sekali tidak akan kesulitan untuk membunuhnya."     

Karena lelaki itu telah berkembang pesat, maka Zhang Ruochen pun segera menghentikan proses kultivasinya. Setelah itu, ia pun keluar dari Dunia Lukisan.     

…     

Bunga-bunga salju – seukuran bulu angsa – tampak berguguran di seluruh Kota Sacred. Akibatnya, bangunan-bangunan berwarna merah mulai dilapisi salju berwarna putih.     

Pada hari ini, Kota Sacred tampak benar-benar hidup. Setiap rumah sedang dihiasi oleh lentera-lentera. Semua orang sedang tersenyum, demikian pula para pertapa.     

Sebab, malam ini adalah malam Tahun Baru. Mereka akan segera menyambut tahun baru.     

Para kultivator juga manusia. Meski mereka kerap berkultivasi di ruang pengasingan, namun mereka akan pulang dan menikmati makan malam dengan keluar di saat malam pergantian tahun. Mereka akan memberikan saran dan arahan kepada para junior mereka, termasuk juga pil-pil dan senjata langka.     

Malam Tahun Baru adalah momen yang paling membahagiakan bagi orang-orang. Di malam itu, biasanya mereka akan berkumpul dengan keluarga masing-masing.     

Zhang Ruochen sedang mengenakan jubah berwarna perak dan berjalan di atas salju sendirian. Lelaki itu meninggalkan banyak jejak kaki.     

Sial, itu adalah kota yang familier baginya, tapi ia tidak mengenal satu orang pun di sana.     

Nenek Bai Su telah mendapatkan informasi bahwa Sacred Central Crypt adalah orang-orang yang menyebarkan rumor tentang lelaki tersebut. Oleh karena itu, seisi Kota Sacred menganggap bahwa Zhang Ruochen merupakan sang Pangeran Mahkota di Pusat Kekaisaran Suci.     

Mulai sekarang, jalan yang membentang di hadapan Zhang Ruochen akan menjadi semakin terjal.     

Pada malam Tahun Baru di usianya yang ke-16, saat itu seluruh Kota Sacred sedang dipenuhi oleh lampu. Tempat itu sangat hidup dan terdengar ramai.     

Hari ini, tempat itu masih terlihat hidup dan ramati, namun Zhang Ruochen tidak bisa merasakan kehangatan. Lelaki itu hanya sendirian dan tersesat.     

Sebelum pergi meninggalkan Phoenix Dance Palace, Nenek Bai Su dan Qin Yutong telah mengundangnya untuk makan malam. Mereka meminta agar lelaki itu pulang lebih awal, supaya bisa makan bersama dengan mereka.     

Akan tetapi, Zhang Ruochen sama sekali tidak bisa merasakan apa-apa. Lelaki itu hanya ingin sendirian dan berjalan-jalan.     

"Zhang Ruochen!"     

Terdengar suara wanita yang familier dari ujung jalan.     

Zhang Ruochen segera menghentikan langkah dan mulai mencari sumber suara. Seketika itu juga, kedua matanya langsung bersinar terang, sebelum akhirnya lelaki itu berkata, "Kau... bagaimana mungkin kau bisa menemukanku?"     

Huang Yanchen – dengan rambut biru kerajaannya – terlihat seperti seorang bidadari, yang sedang berdiri pada jarak ratusan kaki jauhnya, dan sedang mengamati Zhang Ruochen lekat-lekat. Wanita itu bertubuh tinggi, dengan kulitnya yang putih mulus. Aura dinginnya masih sama seperti gunung es, hingga berhasil menciptakan harmoni tersendiri dengan bunga-bunga salju di sekitar.     

"Aku tahu bahwa kau sedang berada di Kota Sacred. Oleh karena itu, malam ini aku datang kemari untuk mencarimu. Zhang Ruochen, lama tak berjumpa." Suara Huang Yanchen masih terdengar dingin seperti biasanya, namun wanita itu sempat tersenyum.     

"Ya, lama tak berjumpa." Zhang Ruochen juga tersenyum.     

Di hari yang spesial ini, setelah bertemu dengan Huang Yanchen, maka sebuah kehangatan tiba-tiba menyeruak di dalam hati Zhang Ruochen.     

Lelaki itu tidak peduli bagaimana Huang Yanchen bisa menemukan dirinya. Bisa jadi, itu hanya perihal keyakinan.     

Tanpa sebuah keyakinan, maka orang-orang tidak akan pernah bisa bertemu, seberapa keras pun mereka pernah mencobanya.     

Sebaliknya, orang-orang dengan keyakinan yang kuat, maka mereka pasti akan kembali bersatu, tidak peduli betapa sulitnya hal tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.