Kaisar Dewa

Prinsip Ruang



Prinsip Ruang

0Ruangan yang berada di tempat ini sangat rapuh dan berbahaya. Maka dari itu, ini adalah tempat yang paling cocok untuk mempelajari prinsip-prinsip ruang.     

Kalau Zhang Ruochen mampu memahaminya, maka ia merasa yakin kalau dirinya mampu melewati ruang-ruang yang hancur di atas lautan lava, hingga ia pun mampu menjangkau gunung yang berada di tengah-tengah.     

Lelaki itu mengeluarkan sayap emas di punggungnya. Sambil menambahkan prinsip kecepatan ke dalam sayapnya, maka ia mulai menghentakkan kakinya pada sebuah batu hitam. Sambil menghentakkan tubuhnya, maka ia langsung melompat ke arah depan.     

Lelaki itu mengambil lima langkah ke depan sebelum akhirnya mendarat di atas lautan lava tersebut. Kaki Zhang Ruochen berhenti sekitar 200 meter di atas udara. Yang jelas, batu-batu di bawahnya sangat panas, selain juga jauh lebih keras daripada kepingan baja.     

Terdapat celah ruangan di sekitar batu tersebut. Semua celah-celah ruang itu tampak seperti mulut-mulut hitam yang menganga lebar. Kalau seseorang melihatnya dari kejauhan, maka mereka pasti akan merasa ketakutan.     

Zhang Ruochen duduk bersila di atas salah satu puncak batu tersebut. Kala itu, ia melepaskan Pola Ruang dan Kekuatan Batin, guna melingkupi celah-celah ruangan di sekitarnya.     

Di waktu yang bersamaan, dua jejak dewa muncul di kedua matanya. Terdapat gumpalan-gumpalan prinsip Saintly Way yang mulai bermunculan di hadapannya. Semua itu saling terhubung dan mengisi satu sama lain, layaknya jaring laba-laba. Sementara itu, celah ruang tersebut terlihat hitam dan hanya berisi kekosongan.     

Dengan menggunakan Jejak Mata Dewa, maka Zhang Ruochen dapat dengan cepat memahami prinsip-prinsip Saintly Way. Hal ini terjadi karena semua itu tersaji dengan jelas di hadapan matanya. Jadi, apa yang harus dilakukan adalah membaca dan memahami itu semua.     

Whoosh!     

Jiwa Bela Diri Zhang Ruochen keluar dari atas kepalanya dan melayang-layang di udara. Sejah ini, Jiwa Bela Diri-nya telah memiliki 17 prinsip Saintly Way. Sementara itu, prinsip-prinsip Jalan Suci dan/atau Saintly Way yang paling tebal, tampak melingkupi bagian kepala Jiwa Bela Diri tersebut, sampai ke arah kakinya.     

Prinsip itu adalah Tao Pedang, salah satu dari 72 Supreme Saintly Way. Itu merupakan satu-satunya Supreme Saintly Way yang berhasil dipelajari oleh Zhang Ruochen.     

Satu hari kemudian, dua Saintly Way yang baru muncul di kedua mata Zhang Ruochen. Itu adalah prinsip-prinsip Fire and Wind – yang berasal dari 3.000 Major Way.     

Setelah mengobservasinya selama tiga hari berturut-turut, maka Zhang Ruochen mulai masuk ke dalam Dunia Lukisan untuk memurnikan diri. Selama ini, ia menghabiskan segenap waktu dan upayanya hanya demi memahami prinsip-prinsip Saintly Way tersebut.     

Dua bulan kemudian, Zhang Ruochen akhirnya keluar dari Dunia Lukisan. Sekarang ini, terdapat 319 prinsip Saintly Way di dalam Jiwa Bela Diri-nya. Hal ini termasuk satu Supreme Saintly Way, lima Major Way, dan 33 Minor Way.     

Pada saat ini, Jiwa Bela Diri-nya menjadi semakin kokoh. Aura yang dipancarkan olehnya juga terlihat sangat kuat.     

Sehingga, jiwa bela diri Zhang Ruochen tidak lebih lemah daripada Setengah-Biksu di level pertama. Lelaki itu dapat mengaktifkan Energi Chi dalam radius ratusan mil di sekitarnya, lalu mengubah semua energi itu menjadi kekuatannya sendiri.     

Apalagi, seorang pertapa di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon hanya mampu memahami 12 Prinsip Saintly Way sebelum mereka menembus ke Alam Setengah-Biksu.     

Sementara itu, Jiwa Bela Diri Zhang Ruochen memiliki lebih banyak Saintly Way daripada mereka semua.     

Dua bulan berlalu di dalam Dunia Lukisan, yang hanya enam atau tujuh hari di dunia luar. Kalau dihitung secara keseluruhan, maka lelaki itu hanya menghabiskan waktu selama 10 hari.     

"Tidak heran kenapa celah-celah ruang di sekitar sini termasuk ke dalam salah satu di antara Sembilan Ancient Way. Ternyata, prinsip itu sangat sulit untuk dipahami."     

Zhang Ruochen telah mendapatkan Tanda Suci Ruang dan Waktu, lalu meminum Supreme Saint Heavenly Tea, dan membuka Jejak Mata Dewa, sementara celah-celah ruang di lingkungan ini juga membantunya. Jadi, lelaki itu benar-benar mendapatkan semua manfaat ini berdasarkan pada keberuntungan belaka.     

Meski demikian, ia hanya berhasil memperdalam pemahamannya terhadap Saintly Way. Akan tetapi, ia sama sekali belum berhasil memahami prinsip-prinsip ruang tersebut.     

Kedua mata Zhang Ruochen pun menjadi lebih tajam, sementara ia sedang mengamati lautan lava tersebut. Di bawah kakinya, terdapat sebongkah batu yang relatif besar, dengan tinggi mencapai 300 kaki. Batu besar itu tampak seperti tangan seseorang.     

Semakin dalam ia menyusuri batu yang mirip pulau tersebut, maka semakin banyak pula celah-celah ruang di sekitarnya. Gelombang-gelombang energi ruang juga menjadi semakin aktif.     

"Setidaknya, ada empat tempat di pulau tersebut. Kalau aku tetap berhati-hati dalam melepaskan teknik, seharusnya aku bisa pergi ke sana."     

Zhang Ruochen menghirup nafas dalam-dalam. Kemudian, ia memilih menunggu, agar gelombang ruang di sekitarnya sedikit mereda. Setelah itu, ia melesat ke arah depan dengan mengambil lima langkah. Kemudian, lelaki itu menstabilkan dirinya sendiri, sebelum akhirnya berhasil mendarat pada sebuah batu.     

Crack.     

Teknik bergerak Zhang Ruochen telah membuat Chi Suci-nya terlepas dalam jumlah besar, hingga berhasil menghancurkan ruang di sekitar batu tersebut. Seketika itu juga, ada puluhan celah yang mulai bermunculan di sana. Ruangan di sekitarnya menjadi tampak seperti permukaan telur yang retak-retak, sementara Zhang Ruochen sendiri sedang berada di dalam telur tersebut.     

Kalau sampai ruangan itu hancur, maka hal itu juga akan menghancurkan batu di bawah kakinya. Akibatnya, ia pasti akan langsung terjatuh ke dalam lautan lava. Selain itu, besar kemungkinan kalau Zhang Ruochen juga dapat ditelan oleh ruangan tersebut.     

Sambil mendorong kedua tangannya ke arah depan, maka seketika itu pula Zhang Ruochen langsung membuka Pola Ruang. Lelaki itu bekerja keras untuk menstabilkan ruangan di sekitarnya, hingga akhirnya ia berhasil menghentikan retakan-retakan tersebut.     

Kemudian, ia langsung menghela nafas lega.     

"Hal itu benar-benar sangat beresiko. Untungnya, aku mampu menopang ruangan ini... Tunggu, karena aku dapat melakukan itu, mestinya kendaliku terhadap kekuatan ruang juga meningkat."     

Saat terpikirkan tentang hal ini, maka seketika itu pula rasa percaya diri Zhang Ruochen mulai melonjak. Lelaki itu kembali duduk bersila di atas batu, sambil menggunakan segenap kemampuannya untuk mempelajari prinsip-prinsip ruang tersebut.     

Kadang kala, angin panas akan berhembus dari lautan lava tersebut, hingga menciptakan ombak lava yang besar. Akan tetapi, terlepas dari bahaya yang sedang mengitarinya, saat itu Zhang Ruochen masih bersikap sangat tenang. Bahkan, rasa-rasanya, lelaki itu seperti telah menjadi satu dengan batu di bawahnya.     

Pada mulanya, Mu Lingxi berdiri di samping lautan lava tersebut. Wanita itu hanya mengamati situasi di sekitarnya dengan tampang waspada, kalau-kalau ada orang lain yang ingin menyerang Zhang Ruochen. Namun, seiring berjalannya waktu dan tidak ada bahaya yang muncul di sana, maka ia juga mulai berkultivasi.     

Seekor Ice Phoenix sedang melayang-layang di atas jantung Lautan Chi-nya. Sebagaimana wanita itu sedang memperagakan tekniknya, maka sisa-sisa kekuatan dewa di dalam lautan lava itu mulai berkumpul di dahinya, seperti halnya garis-garis kabut. Semua energi itu mengalir ke dalam Lautan Chi-nya, lalu masuk ke dalam tubuh Ice Phoenix.     

Dalam 10 hari belakangan, dua tanda dewa mulai terbentuk pada Ice Phoenix tersebut. Sekarang ini, ukuran sang phoenix telah berkembang dua kali lipat, hingga memancarkan Chi Suci yang sangat menyilaukan.     

Selain satu tanda dewa yang sebelumnya berhasil diciptakan oleh Mu Lingxi ketika ia sedang memurnikan darah dewa, maka sekarang ini tanda dewanya menjadi tiga buah. Meski begitu, Ice Phoenix masih belum berhenti menyerap kekuatan dewa di sekitarnya, sebagaimana sang phoenix hendak memproses tanda dewa yang keempat.     

…     

Zhang Ruochen duduk bersila di atas batu selama satu bulan penuh tanpa bergerak sedikitpun. Hanya Jejak Mata Dewa-nya yang bergerak-gerak mengikuti prinsip-prinsip celah ruang di sekitarnya, sambil berusaha memahami rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya.     

Setelah itu, Zhang Ruochen perlahan-lahan mendongakkan kepalanya. Lelaki itu mengarahkan tangannya pada celah ruang yang berada pada jarak sekitar 100 kaki darinya, lalu menggeser celah ruang itu ke sisi kanan. Pada saat itu, celah ruang tersebut perlahan-lahan juga bergerak ke arah kanan.     

Perlu diketahui, sebelumnya, celah ruang itu hanya akan tetap berada di tempatnya, meski Zhang Ruochen melepaskan Ruang Celah sekalipun. Yang jelas, lelaki itu sama sekali tidak mampu menggerakkannya. Maka dari itu, Ruang Celah yang dilepaskan oleh lelaki tersebut masih memiliki keterbatasan.     

Zhang Ruochen mengatupkan kedua tangannya. Di waktu yang bersamaan, celah ruang itu pun perlahan-lahan mulai menutup. Pada akhirnya, ruangan itu kembali utuh, dan tidak lagi menganga lebar.     

Zhang Ruochen masih terus melepaskan kekuatan ruang. Sekarang ini, kendalinya atas ruangan di sekitarnya menjadi semakin meningkat.     

Di waktu yang bersamaan, perlahan-lahan prinsip ruang mulai terbentuk pada Jiwa Bela Diri-nya. Prinsip itu – yang termasuk ke dalam Supreme Saintly Way – lama kelamaan menjadi semakin kokoh.     

Di dalam Jiwa Bela Diri-nya, bahkan Tao Pedang – yang paling tebal dan merupakan satu-satunya Supreme Saintly Way – hanya menjadi seperti jari kelingking, sementara Way of Space terus berkembang sampai menjadi sebesar lengannya.     

Semakin tebal prinsip-prinsip yang dipahami, maka semakin besar pula potensi dan kekuatan yang akan diperoleh.     

Puluhan Minor Way yang telah dikuasai oleh Zhang Ruochen sebelumnya – bahkan jauh lebih tipis lagi – hingga mirip seperti helaian rambut. Semua itu terhubung di dalam Jiwa Bela Diri-nya dan tampak seperti jaring laba-laba. Yang jelas, semua itu tidak dapat dibandingkan dengan Tao Pedang maupun Way of Space (prinsip pedang maupun prinsip ruang).     

Lelaki itu masih terus menstabilkan prinsip-prinsip ruang tersebut, hingga membuat Jiwa Bela Diri-nya lama kelamaan berkembang menjadi semakin kuat. Jiwa Bela Diri itu mendominasi area di sekitarnya. Pada saat ini, ia tampak seperti raja yang sedang mengendalikan dunia tersebut.     

Berulang kali, terdengar suara-suara "poop" di dalam tubuhnya. Hal itu menunjukkan kondisi kritis sebelum menembus alam. Ini adalah pertanda kalau Jiwa Bela Diri-nya akan berubah menjadi Jiwa Suci, hingga lelaki tersebut sebentar lagi akan menjadi Setengah-Biksu.     

Ketika merasakan hal tersebut, maka Zhang Ruochen pun akhirnya bangun dari meditasi panjangnya. Kemudian, ia cepat-cepat menarik kembali semua Chi Suci ke dalam Lautan Chi-nya, guna menekan tingkatan alamnya sendiri. Sebab, ia tidak boleh menembus Alam Setengah-Biksu, sebelum ia dapat memahami prinsip waktu terlebih dahulu.     

Selain itu, Zhang Ruochen belum mengumpulkan banyak Saintly Way ketika berada di Alam Fish-dragon. Selama ini, ia hanya berhasil memahami 40 Saintly Way. Pencapaian ini masih berada jauh di belakang para talenta-talenta top.     

Para jenius di level Ahli Waris setidaknya mampu memahami 100 prinsip-prinsip Saintly Way. Beberapa di antara mereka bahkan melebihi angka 100.     

Zhang Ruochen telah mempelajari prinsip-prinsip itu sangat lama, jadi ia tidak dapat dibandingkan dengan yang lainnya. Tentu saja, memahami prinsip-prinsip ruang – yang masuk ke dalam salah satu di antara Sembilan Ancient Way – merupakan sebuah pencapaian yang sangat besar. Sebab, hanya satu pemahaman semacam ini, bernilai sama seperti memahami ribuan prinsip-prinsip yang lain.     

Zhang Ruochen bangkit berdiri dan mengamati situasi di sekitarnya. Setelah itu, ia melepaskan rentetan teknik bergerak dan kembali lagi ke pinggir lautan lava, dan berada di samping Mu Lingxi.     

Lautan lava itu mengeluarkan gelombang panas, hingga hawa panasnya mampu melelehkan besi. Akan tetapi, ketika gelombang panas itu menjangkau tubuh Mu Lingxi, maka seketika itu pula gelombang tersebut langsung hancur, karena terbentur dengan Chi dinginnya. Batu-batu di sekitarnya juga menjadi dingin, bahkan sampai dilapisi oleh es.     

Perlahan-lahan, kedua mata Mu Lingxi terbuka dan wanita itu langsung mendesah lega. "Setelah aku berhasil membangunkan garis keturunan phoenix, aku menemukan kalau diriku mampu menyerap sisa-sisa kekuatan dewa yang berada di tempat ini dan menciptakan tanda-tanda dewa yang baru."     

Mendengar itu, maka Zhang Ruochen langsung menjadi terkejut. "Berapa banyak tanda dewa yang berhasil kau bentuk?"     

"Enam," kata Mu Lingxi.     

Para Ahli Waris yang telah menenggak Holy Spring hanya mampu membentuk lima atau enam tanda dewa. Akan tetapi, Mu Lingxi berhasil membentuknya dengan mengandalkan kekuatannya sendiri. Jika demikian, maka wanita itu dapat disejajarkan dengan para Ahli Waris.     

Wanita itu sedikit mengernyitkan dahi, lalu berkata, "Tapi, aku telah mencapai batasan tubuhku. Jadi, kalau aku tidak segera menembus ke Alam Setengah-Biksu dan menstabilkan kekuatan dewa itu, mungkin tubuhku tidak akan lagi mampu bertahan dari kekuatan tersebut, hingga pada akhirnya akan meledak."     

Kala itu, Zhang Ruochen terlihat menimbang-nimbang. "Sisa-sisa kekuatan dewa yang berada di tempat ini memang cukup bermanfaat untukmu. Kalau kau menyia-nyiakan kesempatan ini, mungkin tidak akan ada lagi kesempatan serupa di kemudian hari."     

Setelah mereka berdua berdiskusi, Mu Lingxi pun akhirnya masuk ke dalam Dunia Lukisan untuk menembus ke Alam Setengah-Biksu. Sementara itu, Zhang Ruochen masih berada di samping lautan lava tersebut guna memperkukuh pemahamannya terhadap prinsip-prinsip ruang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.