Kaisar Dewa

Kuharap… Semoga Kau Tidak Pernah Melupakanku



Kuharap… Semoga Kau Tidak Pernah Melupakanku

0Mu Lingxi menggunakan keterampilan olah raga Eight Barren sampai pada batas maksimalnya. Saat itu, ia mendorong kedua tangannya ke arah depan, dimana kedua tangan tersebut tampak diselimuti oleh Chi Suci. Saat itu, pukulan-pukulannya terus terlepas, dimana setiap jarinya juga terlihat melepaskan bayangan pukulan.     

Whoosh!     

Terdapat roda raksasa yang berada di belakang wanita tersebut. Delapan jiwa binatang buas di Alam Setengah-Biksu – python, winged-dragon, sky spider, silver wolf, tortoise, whale, snow tiger, dan phoenix – semuanya muncul di tepi roda tersebut.     

Di waktu yang bersaman, delapan jiwa biantang buas itu langsung menyerap Energi Chi di sekitar, hingga masuk ke dalam tubuh seksi Mu Lingxi. Akibatnya, aura yang dipancarkan oleh wanita tersebut menjadi semakin kuat.     

Setelah itu, terdapat hembusan angin dingin yang memancar dari bawah kaki Mu Lingxi. Hembusan itu membuat seisi dunia miniatur menjadi beku, dan menjadikannya seperti dunia es dan salju.     

"Apa sang Biksuni Setan hendak melepaskan Eight Barren Print sampai pada batas maksimalnya?"     

"Gerakan terakhir dari Eight Barren Print – Divine Barren Sky-sealing Print?"     

"Kekuatan yang terkandung di dalam Divine Barren Sky-sealing Print memang sangat dekat dengan mantra suci. Akan tetapi, apa wanita itu mampu bertahan dari pengaruhnya, mengingat kekuatannya masih seperti itu?"     

"Kemampuan Biksuni Setan ini ternyata sangat mengerikan. Kalau dia benar-benar mampu melepaskan Divine Barren Sky-sealing Print, maka dia pasti dapat melukai seorang Setengah-Biksu di level pertama. Jadi, Lin Yue tidak akan sanggup menangkalnya."     

Sebab, mampu melukai seorang Setengah-Biksu di level pertama berbeda dengan sanggup mengimbangi pertarungannya.     

Sebagaimana energi yang dilepaskan oleh Mu Lingxi menjadi semakin besar, maka seketika itu pula semua penonton mulai manahan nafas masing-masing. Mereka semua penasaran terhadap semengerikan apa kekuatan Divine Barren Sky-sealing Print tersebut.     

Apalagi, Mu Lingxi baru saja menembus Perubahan Kedelapan dari Alam Fish-dragon. Lalu, apa yang akan terjadi kalau wanita tersebut telah berada di Perubahan Kesembilan?     

Whoosh!     

Angin dingin mulai berhembus di dalam dunia miniatur. Angin itu membawa bunga-bunga salju – yang mulai berguguran ke arah Zhang Ruochen.     

Di waktu yang bersamaan, hal itu membuat Zhang Ruochen tergelincir ke belakang. Angin dingin itu telah memaksanya untuk mundur sejauh 200 kaki.     

"Dua Pedang!"     

Zhang Ruochen mencengkram Golden Snake Divine Rapier-nya erat-erat. Seketika itu juga, 3.000 pilar pedang Chi langsung berkumpul di sekitarnya, dan menjadikan pedangnya sebagai titik pusat. Pedang-pedang Chi itu berputar cepat, bahkan sampai menciptakan Tanda Taichi.     

"Eight barren force, seal the sky!"     

Mu Lingxi merentangkan salah satu tangan rampingnya, dan mengarahkannya menuju ke Zhang Ruochen. Seketika itu juga, Divine Barren Sky-sealing Print pun langsung terlepas. Ledakan kekuatan suci yang dahsyat mulai terlepas menuju ke arah lelaki tersebut.     

Akan tetapi, saat itu Zhang Ruochen tiba-tiba menghilang dari tempatnya berdiri. Kemudian, ia berubah menjadi pilar cahaya yang melesat ke arah depan, sambil berusaha untuk menusuk Mu Lingxi. Lelaki itu melesat ke arah depan seperti tidak ada sesuatu yang bisa mencegahnya, bersamaan dengan 3.000 pilar Pedang Chi dan Tanda Taichi di sekitarnya.     

Boom, boom.     

Sesaat setelah semua serangan itu berbenturan dengan Divine Barren Sky-sealing Print, maka seketika itu pula 3.000 pilar Chi langsung meledak, hingga berubah menjadi garis-garis asap. Setelah itu, pukulan raksasa tersebut langsung berbenturan dengan Golden Snake Divine Rapier.     

Di sana, pukulan dahsyat dan Pedang Suci itu bertemu di satu titik, hingga membuat pedang itu langsung meledak. Pedang itu akhirnya hancur menjadi tujuh bagian dan terhempas ke segala penjuru. Pada akhirnya, serpihan-serpihan pedang itu mengenai pundak, dada, dan paha lelaki tersebut. Akibatnya, hal itu meninggalkan tiga lubang berdarah.     

Meskipun pedang itu baru saja hancur, namun kekuatan yang terkandung dari ledakan pedang tersebut masih dapat menghancurkan Divine Barren Sky-sealing Print.     

Pada saat Zhang Ruochen berhenti menggerakkan tubuhnya, saat itu jarinya sudah berada di antara dahi Mu Lingxi.     

Di waktu yang bersaman, jarinya memancarkan cahaya berwarna emas, sementara Tanda Taichi kecil tampak berputar di sekitarnya, dan memancarkan pedang Chi yang tajam. Kalau lelaki itu bergerak satu inci ke arah depan, maka ia pasti bisa menghancurkan kepala Mu Lingxi.     

Akan tetapi, Mu Lingxi terlihat sama sekali tidak takut. Sebaliknya, ia masih berdiri di sana tanpa bergerak sedikitpun, sebagaimana wanita itu sudah paham kalau Zhang Ruochen lebih baik melukai dirinya sendiri daripada harus menyakiti Mu Lingxi.     

"Aku kalah!" Mu Lingxi menundukkan kepalanya dan meminta untuk dilepaskan.     

Zhang Ruochen menarik kembali jarinya dan langsung memegang dadanya sendiri. Saat itu, ia terbatuk-batuk dan memuntahkan darah.     

Serpihan-serpihan pedang itu mengenai jantungnya, hingga membuatnya terluka parah. Yang jelas, pertarungan ini terjadi dalam sekejap, bahkan sebelum para penonton sempat mencerna apa yang sedang terjadi.     

Di atas puncak gunung, saat itu Xue Wuye terkekeh. "Kalau dilihat dari bagaimana Lin Yue ingin melindungi Biksuni Setan itu, maka pasti ada sesuatu yang terjadi di antara mereka berdua. Tampaknya, kami berdua sangat mirip. Sebab, tidak ada satupun dari kamii yang sanggup bertahan dari pesona wanita-wanita cantik. Kami adalah pria-pria dengan banyak wanita. Jika di lain waktu ada kesempatan, aku ingin berbincang dengan oria tersebut."     

Lin Yue telah berhasil mengalahkan Mu Lingxi karena ia menggunakan kekuatannya sendiri, dimana ia menghancurkan senjatanya untuk meredam kekuatan Divine Barren Sky-sealing Print. Jadi, daya ledak yang dilepaskan oleh hancurnya pedang tersebut, adalah sesuatu yang berhasil menghancurkan serangan pukulan lawannya.     

Akan tetapi, orang-orang yang lebih kuat dapat menilai kalau Lin Yue adalah sosok yang jauh lebih tangguh daripada Mu Lingxi. Sebab, hanya dengan menggunakan Tao pedangnya, maka lelaki itu punya kesempatan sebesar 70% untuk menghancurkan serangan pukulan lawannya. Selain itu, lelaki itu juga berpotensi besar untuk dapat membunuh lawannya dalam satu kali serangan.     

Jika demikian, seharusnya ia tidak perlu menghancurkan pedangnya sendiri dan terluka parah. Lalu, kenapa dia masih melakukan itu?     

Satu-satunya alasan yang paling masuk akal adalah karena lelaki tersebut tidak ingin menyakiti atau membunuh Mu Lingxi. Alhasil, ia hanya bisa mengambil pilihan tersebut. Lelaki itu bukan hanya akan menghancurkan senjatanya, namun juga melukai dirinya sendiri.     

Xue Wuye terkekeh. "Ouyang Huan, kau mengirimkan Biksuni kecilmu untuk bertarung melawan Lin Yue. Apa kau tidak tahu kalau mereka berdua punya hubungan terlarang?"     

Saat itu, Ouyang Huan masih bersikap sangat tenang. "Hubungan mereka adalah urusan pribadi mereka sendiri," katanya. "Apa hubungannya denganku? Dendam, cinta, cemburu, kebencian, semua itu adalah bagian dari sifat manusia. Aku hanya seorang pengamat."     

Xue Wuye tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Setelah itu, ia tidak lagi bicara apa-apa.     

Seperti kata pepatah lama, para ahli selalu berfokus pada hal-hal teknis, sementara orang asing hanya melihatnya untuk bersenang-senang. Orang-orang yang berada di puncak gunung sedang berbincang santai, namun para pertapa di bawah kaki gunung sama sekali tidak tahu apa yang terjadi. Sehingga, lagi-lagi tercipta kericuhan di bawah sana.     

"Lin Yue ternyata sanggup menghancurkan Divine Barren Sky-sealing Print tersebut. Dia memang sangat tangguh. Tapi, dia sampai harus terluka dan kehilangan senjata sucinya. Kurasa dia tidak akan sanggup lagi bertarung."     

"Apa kau tidak lihat kalau dia sedang menggunakan alam ketiga dari Dua Pedang, Yin-Yang Split?"     

"Apa?"     

"Alam ketiga dari Dua Pedang?"     

Semua pertapa yang menggunakan pedang pun akhirnya menjadi sangat terkejut. Sebagian besar dari mereka - yang disebut sebagai para jenius pedang dari Alam Fish-dragon - hanya mampu menguasai alam pertama dari Dua Pedang.     

Dalam seribu tahun terakhir, hanya sekitar 20 sampai 30 orang dari Alam Fish-dragon yang mampu menguasai Satu Pedang sampai pada level kesepuluh. Sebagian besar dari mereka yang berhasil menguasainya telah menjadi Biksu Pedang, hingga mereka telah dipuja-puja oleh banyak ksatria pedang.     

Lin Yue sendiri masih berada di Perubahan Ketujuh dari Alam Fish-dragon, namun ia sudah berhasil menguasai alam ketiga dari Dua Pedang. Maka dari itu, hal ini benar-benar mencengangkan. Apa itu artinya bahwa Dua Pedang dapat diselesaikan sampai tingkatan Puncak ketika masih berada di Alam Fish-dragon?     

"Kalau pemuda ini tidak mati, maka dia pasti akan menjadi Biksu Pedang," kata seorang Biksu tua di dalam kota. "Mungkin dia mampu mengungguli Biksu Pedang Zangyue dari Sekte Yin Yang."     

Para pertapa dari Sekte Four Symbol, Sekte Bagua, dan Sekte Taiji bahkan jauh lebih terkejut lagi. Tidak peduli mereka berasal dari pertapa di generasi muda atau para tetua Setengah-Biksu dan Para Biksu. Yang jelas, semuanya sedang merasa terkejut.     

Seorang pemuda dengan jubah Taoist sedang berdiri di sebelah Biksu Xuanyi. Pria itu bertubuh tinggi dan kurus, dengan dua kumis hitam di kedua sudut bibirnya.     

Meski demikian, kedua matanya terlihat cukup tajam, hingga membuatnya terlihat tampan. "Kalau Lin Yue masih berada di level yang seperti ini, maka dia akan mati jika harus berhadapan denganku."     

Pria ini adalah Shao Lin. Ia merupakan murid terkuat dari Sekte Four Symbol di bawah Alam Setengah-Biksu.     

Shao Lin pernah menjadi sosok jenius pedang dari Sekte Yin Yang. Saat itu, ia telah terpilih bersama dengan Qi Feiyu dan Gai Tianjiao, hingga ia diberi kesempatan untuk berlatih di dalam Paviliun Pedang. Kalau seseorang hanya menilai dari talenta Tao pedangnya, maka Shao Lin jauh lebih unggul daripada Qi Feiyu dan Gai Tianjiao.     

Jadi, Sekte Yin Yang juga menaruh harapan yang tinggi pada pria tersebut. Mereka sudah mengeluarkan begitu banyak sumber daya untuk melatihnya. Mereka ingin agar pria tersebut mewakili Sekte untuk bertanding di Konferensi Teknik Pedang.     

Tapi sialnya, Shao Lin berasal dari Sekte Four Symbol. Pria itu masuk ke dalam Sekte Yin Yang hanya untuk memanfaatkan sumber daya latihan dan mengembangkan kekuatannya sendiri. Namun, sedari awal ia sama sekali tidak berniat untuk bekerja sama dengan Sekte Yin Yang.     

Mungkin, di matanya, Sekte Yin Yang hanyalah kumpulan pecundang.     

Setelah Shao Lin berhasil mengembangkan kekuatannya sendiri, maka ia pun memilih untuk menghianati Sekte Yin Yang, dan kembali lagi ke Sekte Four Symbol.     

Beberapa tahun telah terlewati. Dengan sumber daya yang telah diberikan oleh Sekte Four Symbol, maka tingkat pengolahan Shao Lin telah berada di level yang sangat inggi. Sekarang ini, ia akan mewakili Sekte Four Symbol di Konferensi Teknik Pedang, dimana mereka ingin mendapatkan Paviliun Pedang.     

Kedua mata Shao Lin memancarkan arogansi yang dingin. "Tao pedang Lin Yue ternyata lumayan. Tapi sayangnya, dia terlahir beberapa tahun lebih lambat. Sebab, kita berdua memang sama-sama telah berada di alam ketiga dari Dua Pedang, namun masih ada jarak yang terbentang lebar di antara kita. Yang jelas, aku telah menjadi jauh lebih unggul daripada dirinya. Bahkan, Dua Pedangku hanya satu langkah lagi menuju alam keempat."     

"Pada akhirnya, Lin Yue hanya berada di Perubahan Ketujuh, sementara aku sudah berada di puncak Perubahan Kesembilan. Jadi, ada perbedaan besar di antara tingkat pengolahan dan Tao pedang kita masing-masing. Kalau aku sampai kalah darinya, maka itu sama halnya seperti menyia-nyiakan waktu latihan yang ditempuh selama bertahun-tahun, sekaligus juga merugikan sekte."     

Biksu Xuanyi mengangguk. "Apa yang telah diberikan sekte kepadamu belum pernah terjadi sebelumnya. Sebab, sumber daya latihan yang telah kau habiskan dapat digunakan untuk memproduksi 10 orang Setengah-Biksu. Jadi, kalau kau sampai kalah melawannya, maka itu tidak akan bisa dimaafkan. Meskipun Lin Yue bertalenta tinggi, namun dia masih belum berada di levelmu. Maka dari itu, seharusnya kau jauh lebih unggul."     

Faktanya, Biksu Xuanyi juga percaya diri terhadap kemampuan Shao Lin.     

…     

Setelah pertarungan yang terjadi di antara Zhang Ruochen dan Mu Lingxi, maka seketika itu pula dunia miniatur yang berada di kaki mereka langsung menghilang. Setelahnya, dunia miniatur itu berubah menjadi asap, dan kembali menyatu dengan Gunung Scroll. Mereka berdua pun kembali lagi berada di tangga gunung, bersama dengan Ling Ji dan Luo Sha – yang sudah terluka sangat parah.     

Huang Yanchen berjalan ke arah Lin Yue. "Sepertinya kau sedang terluka parah," katanya. "Apa kau masih ingin melanjutkan pertarungan?"     

Wajah Zhang Ruochen telah berubah menjadi pucat, namun ia masih tersenyum. "Aku minta maaf, sungguh, seharusnya aku tidak melibatkanmu ke dalam pertempuran yang terjadi di antara Sekte Setan dan Sekte Yin Yang. Bagaimanapun juga, aku harus tetap mendaki ke atas. Apalagi, aku sudah berhutang kepada Sekte Yin Yang karena mereka telah melatihku. Maka dari itu, hari ini aku akan terus berjuang."     

Setelah mengambil jeda sejenak, maka lelaki itu menambahkan, "Apa kau masih punya keberanian untuk mendaki bersamaku?"     

Huang Yanchen merasa tidak tega dengan kondisi Zhang Ruochen. Saat itu, kedua matanya menyinarkan sesuatu yang kompleks. Di sana, terdapat keragu-raguan, pertemanan, dan kecurigaan yang besar.     

Akan tetapi, tangan kirinya sedang berada di belakang pinggul. Wanita itu sedang mengenggam salah satu serpihan Golden Snake Divine Rapier erat-erat, bahkan serpihan itu sampai melukai tangannya. Alhasil, darah pun mulai mengucur dari sana.     

Wanita itu telah memurnikan Holy Source Xuanwu dan mempelajari Buku Suci Xuanwu. Meskipun Golden Snake Divine Rapier itu telah ditempa ulang, lalu bentuk dan auranya juga telah berubah, namun masih ada aura Xuanwu yang tertinggal di sana.     

"Kalau kau masih ingin mendaki, maka aku akan selalu bersamamu, tidak peduli seberapa berbahayanya hal tersebut," katanya. "Aku hanya bisa berharap... semoga kau tidak pernah melupakanku."     

Air mata mulai membasahi mata biru Huang Yanchen, namun ia masih berusaha keras untuk mengendalikan dirinya sendiri. Yang jelas, wanita itu tidak bisa menumpahkan semua emosinya di tempat ini. Selain itu, wanita itu juga tidak bisa membiarkan orang-orang lain melihatnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.