Kaisar Dewa

Bertempur Sampai Mati



Bertempur Sampai Mati

3Archangel Michael menggenggam bejana yang penuh dengan cairan kental di tangannya. Sebelum-sebelumnya, dia memilih untuk menggunakannya dengan hemat, karena dia tidak ingin menyia-nyiakannya.     

Tapi sekarang, Archangel Michael langsung membalik bejananya dan menumpahkan semua cairan hitam kentalnya.     

Flush!     

Meski bejananya berukuran kecil, tapi bagian dalamnya sangat luas. Cairan hitamnya pun langsung menutupi area yang dilindungi oleh tanda dewa.     

Cairan hitamnya adalah campuran darah dewa dan beberapa bahan aneh lainnya. Cairan itu bakal digunakan untuk menghancurkan tanda dewa di istana tersebut.     

Demi menghancurkan Istana Yuanchu dalam waktu singkat, mereka harus mengerahkan banyak tenaga.     

Psssssssss.     

Efek korosi yang disebabkan oleh cairan hitamnya tergolong sangat mengerikan. Karena begitu tanda dewa terkena cairan hitamnya, tanda dewanya pun mulai meleleh.     

Di waktu yang sama, para elit dari Daratan Heaven mulai bergerak secara bersamaan. Mereka mengaktifkan teknik saint, senjata saint, dan rune-rune untuk menghancurkan tanda dewanya.     

Begitu merasakan tanda dewanya melemah, 72 Saintess Istana mulai merasa khawatir dan gelisah. Mereka tidak peduli lagi dengan apapun. Mereka langsung menyuntikkan darah saintly ke dalam tanda dewa tersebut.     

Darah dewa Permaisuri Chi Yao yang mengubah mereka. Meski darah dewanya tidak terlalu banyak, tapi mereka masih punya aura yang setara dengan Permaisuri.     

Sekarang ini, 72 Saintess Istana sedang berusaha memaksimalkan kekuatan tanda dewa dengan menggunakan aura Permaisuri Chi Yao. Karena bila sampai tanda dewanya hancur, mereka tidak akan bisa berbuat banyak.     

Dalam situasi semacam itu, para elit dari Istana Kekaisaran pun mulai berkumpul. Meski mereka terlihat tegang, tapi mereka sudah siap menyambut kematian.     

Meski mereka tahu kalau mereka bukan tandingan musuhnya, namun mereka tidak akan pernah menyerah.     

Para kultivator dari Daratan Kunlun mungkin bisa dibunuh, tapi mereka tidak akan bisa dipermalukan.     

"Kongyue, apa kau takut?" tanya Sembilan Dewi Empryan. Suaranya sangat lembut.     

Chi Kongyue membalas dengan sorot mata tegas, "Aku tidak takut. Bila aku mati demi membela Daratan Kunlun, maka aku tidak akan pernah menyesal."     

"Kau memang mirip seperti ayahmu. Setelah kalian memutuskan sesuatu, maka tidak ada satupun yang bisa menggoyahkannya, meski kalian sedang dihadapkan pada situasi hidup dan mati sekalipun," Sembilan Dewi Empryan menghembuskan nafasnya.     

Wanita itu sudah tidak peduli lagi dengan nasibnya sendiri. Tapi bagaimanapun juga, dia harus melakukan yang terbaik untuk menjaga Chi Kongyue, agar di kemudian hari, Daratan Kunlun masih punya bibit harapan.     

CRASH!     

Tanda dewanya sudah memperlihatkan tanda-tanda kehancuran, dan tidak lagi dapat melindungi Istana Yuanchu.     

Dengan ekspresi dingin di wajahnya, Archangel Michael mengeluarkan perintah, "Tangkap Chi Kongyue dan Sembilan Dewi Empryan. Jangan beri mereka ampun!"     

Para elit dari Daratan Heaven pun langsung bergerak dan melesat masuk ke dalam Istana Yuanchu.     

"Mari bertempur untuk Daratan Kunlun sampai titik darah penghabisan!"     

"Bertempur sampai mati!"     

...     

Para elit dari Daratan Kunlun tidak akan gentar. Malahan, intensitas bertempur mereka terasa semakin menguat.     

Mereka tidak punya pilihan lain. Lagipula, mereka juga akan mati. Jadi, lebih baik mereka mengerahkan segenap upayanya untuk bertempur melawan para kultivator dari Daratan Heaven. Mereka ingin memperlihatkan kepada musuh-musuhnya kalau mereka tidak akan pernah menyerah.     

Jiwa senjata Pedang Darah dan Sembilan Dewi Empryan berdiri di barisan depan. Pada saat ini, hanya mereka berdua yang masih kuat untuk bertempur.     

Pedang Darah adalah senjatanya Permaisuri Chi Yao. Meski itu adalah senjata supreme muda, tapi kekuatannya sangat dahsyat. Apalagi, pedang itu juga pernah menyerap darah dewa saat Permaisuri Chi Yao membunuh dewa dari Dunia Neraka.     

Oleh karena itu, meski tanpa kehadiran pemiliknya, Pedang Darah masih sangat kuat. Hanya ada segelintir kultivator di bawah Alam Supreme Saint yang mampu menandinginya.     

Sedangkan Sembilan Dewi Empryan, dia membawa banyak senjata dan harta karun spesial, seperti halnya Kitab Saint Ruzu, Pisau Dewa, dan sebagainya. Setiap senjatanya sangat hebat dan bisa dianggap sebagai warisan dunia.     

Sementara bagi para elit dari Daratan Kunlun, tidak semua dari mereka telah berada di Alam Saint King level sembilan. Lalu, dengan kekuatan yang tak sebanding ini, bagaimana mungkin mereka bisa menang melawan para elit dari Daratan Heaven?     

Jiwa senjata Pedang Darah berdiri tegak. Sorot matanya dingin. dia menggenggam Pedang Darah di tangannya, sambil melepaskan aura dewa, seolah dia adalah Permaisuri Chi Yao itu sendiri.     

"Kalian tidak akan bisa menghalau ombak dengan menggunakan sapu!"     

Sambil dipimpin oleh Archangel Michael, belasan pemimpin dunia besar mulai menerjang mereka. Setiap pemimpin itu melancarkan teknik pukulannya masing-masing.     

Setiap pukulan mereka terlihat seperti gugusan awan. Prinsip-prinsip dalam jumlah besar menyeruak dari awan pukulan mereka, sambil berusaha menekan jiwa senjata Pedang Darah.     

Boom!     

Jiwa senjata Pedang Darah menyabetkan pedangnya dan melepaskan aura kematian, sebagaimana dia berusaha untuk menghalau serangan mereka.     

Meski dia sangat kuat, tapi dia kalah jumlah melawan lawannya. Hal itu membuatnya tidak bisa melindungi rekan-rekan lainnya.     

Begitu melihat jiwa senjata Pedang Darah sibuk dengan pertempurannya sendiri, para elit dari Daratan Heaven langsung merangsek ke dalam Istana Yuanchu.     

Setelah ancaman besarnya ditangani, mereka bisa membunuh para elit dari Istana Kekaisaran dengan lebih mudah.     

"Cantik sekali! Kalau menilai dari wajah dan temperamennya, dia setara dengan Nine Angels Beauty Portrait. Pantas saja Akash sampai jatuh hati kepadanya.     

"Sebaiknya kau menyerah supaya aku tidak perlu melukaimu." Saat Saint King Wu Xin bicara seperti itu, dia sedang menatap tubuh anggun Sembilan Dewi Empryan dengan senyuman cabul di wajahnya.     

Sambil bicara, dia melepaskan energi aneh. Energi itu berusaha memasuki tubuh Sembilan Dewi Empryan.     

Akan tetapi, serangannya gagal. Kitab Saint Ruzu terbang dari tubuh wanita itu dan melayang-layang di atasnya, sambil memancarkan cahaya suci yang menghalau energi aneh tersebut.     

Di waktu yang sama, temperamen Sembilan Dewi Empryan mendadak mengalami perubahan besar. Sosok anggun yang biasanya itu baru saja digantikan oleh sosok yang sangat tegas dan mendominasi. Bahkan sorot matanya terlihat dingin dan tajam. Sepasang sayap phoenix muncul di punggungnya. Dia melepaskan Divine Fire Jingmie berwarna cyan.     

Yang jelas, sekarang ini, Sembilan Dewi Empryan sedang dipimpin oleh Martial Saint Canglan.     

"Berani menerobos ke istana Permaisuri adalah dosa besar!"     

Intensitas membunuh memancar dari kedua matanya.     

Sayap phoenix di punggungnya mirip seperti dua pedang tajam. Kedua sayapnya menyerap prinsip di sekitarnya, sebelum akhirnya menebas Saint King Wu Xin.     

Sepasang sayap phoenixnya menyimpan kekuatan leluhur Fire and Ice Phoenix. Sehingga, kedua sayapnya mirip seperti senjata supreme yang sangat hebat.     

"Ternyata kemampuanmu lumayan juga. Kalau begitu, aku akan bermain-main denganmu."     

Saint King Wu Xin mengangkat tongkat tengkoraknya dan melepaskan dua pusaran angin yang dahsyat. Pusaran anginnya berbenturan dengan sayap phoenix.     

BANG!     

Setelah keduanya bertemu di satu titik, sayap phoenixnya berhasil dihentikan. Bahkan api dewanya juga padam.     

Sorot mata Sembilan Dewi Empryan terlihat murung. Kali ini, akhirnya dia paham mengenai kekuatan lawannya.     

Kemudian, wanita itu mulai memobilisasi Kekuatan Batin-nya. Sambil melambaikan tangannya, dia menggerakkan Kitab Saint Ruzu.     

"Bentuk formasi! Segel langit dan lumpuhkan bumi!"     

72 Saintess Istana bergerak bersamaan dan langsung membentuk formasi pertempuran. Mereka menyalurkan energi mereka masing-masing ke dalam tubuh Sembilan Dewi Empryan. Sekarang in, mereka sedang mengaktifkan Kitab Saint Ruzu bersama-sama.     

Meski kekuatan individu mereka tidak terlalu besar, tapi bila mereka bekerja sama, mungkin mereka bisa mengimbangi musuhnya. Lagipula, formasi pertempuran mereka berasal dari Permaisuri Chi Yao, hingga mereka bisa melipatgandakan kekuatannya.     

Swoosh!     

Kitab Saint Ruzu pun terbuka. Jutaan berkas cahaya brilian memancar darinya dan setiap titik cahayanya mirip seperti tulisan karakter.     

Kemudian, setiap titik cahayanya membesar sampai seperti bintang, yang mengandung kekuatan dahsyat dan mampu menghancurkan apapun.     

Senyuman licik memancar dari mata Saint King Wu Xin. Di waktu yang sama, dia melepaskan aura jahat dari tongkat tengkorak di tangannya. Selanjutnya, mayat-mayat mulai bermunculan darinya dan mulai menerjang lawannya.     

Di sisi lain, Xue Wuye, Biksu Lidi, Beigong Lan, Gai Tianjiao, Chi Wansui dan Mi Yingzi sedang bertempur bersama elit dari Istana Kekaisaran lainnya. Mereka mengeluarkan Stempel Ahli Waris-nya masing-masing.     

Keenam stempel mereka melepaskan cahaya dewa. Bayangan Permaisuri Chi Yao muncul dari stempel-stempel mereka. Auranya sangat luar biasa.     

Mungkin karena mereka sedang berada di Istana Yuanchu, hingga stempelnya menjadi semakin kuat. gelombang energi dewa pun mulai menyebar ke segala penjuru.     

KABOOM!     

Sejumlah Saint King dari Daratan Heaven mulai memasuki istana bagaikan ombak besar. Dalam sekejap, mereka menghancurkan bayangan ilusi Permaisuri Chi Yao.     

Keenam Ahli Waris memuntahkan darah. Mereka pun harus mundur dari sana. Meski mereka tergolong kuat dan proses kultivasinya tergolong cepat, tapi mereka baru saja menembus Alam Saint King level sembilan. Sehingga, kekuatan mereka masih belum maksimal.     

Di Daratan Kunlun, mereka dianggap sebagai elit papan atas. Tapi sayangnya, bila dibandingkan dengan para kultivator dari dunia besar, mereka tidak ada apa-apanya.     

Mereka sendiri paham dengan kekuatannya masing-masing. Oleh karena itu, sedari awal, mereka memilih untuk bertempur dengan menggunakan formasi pertempuran.     

Permaisuri Chi Yao pernah mengajarkan formasi pertempuran kepada Sembilan Ahli Waris. Selama ada dua orang di antara mereka, maka mereka bisa menggunakan formasi pertempurannya. Tentu saja, semakin banyak orang, maka formasinya akan semakin kuat.     

Meski begitu, di hadapan para elit dari Daratan Heaven, mereka tidak bisa berbuat banyak.     

Sementara itu, situasi yang sedang dihadapi oleh para elit dari Istana Kekaisaran jauh lebih buruk lagi.     

Lambat laun, tanda dewanya pun semakin melemah. Oleh karena itu, mereka tidak bisa kabur maupun berlindung.     

Hal itu membuat para elit dari Istana Kekaisaran merasa putus asa. Di titik ini, mereka akan segera bertemu dengan ajalnya masing-masing. Mereka sama sekali tidak punya harapan.     

"Hidup Daratan Kunlun. Suatu hari nanti, kalian akan membayar perbuatan kalian!"     

Salah satu Heavenly King dari Menteri Peperangan berteriak kencang. Rambutnya acak-acakan, dan tubuhnya bersimbah darah.     

Dia melesat ke arah Xing Yuan, salah satu elit dari Istana Dewa Merit. Retakan-retakan muncul di tubuhnya yang berselimutkan api. Dia melepaskan daya destruktif yang besar.     

Xing Yuan mengatupkan tangannya dan memobilisasi Chi Suci, lantas mengarahkannya kepada sang Heavenly King. Sekuat apapun Heavenly King tersebut, dia sama sekali tidak bisa melepaskan diri dari tekanan lawannya.     

BOOM!     

Setelah itu, sang Heavenly King meledak dan berubah menjadi kabut darah.     

Ledakan itu sempat mengguncang tangan Xing Yuan.     

"Apanya yang harus dibayar? Dasar naif. Kali ini, Daratan Kunlun sudah ditakdirkan untuk hancur dan tidak ada seoranpun yang bisa menghentikannya."     

"Memangnya kenapa bila kau akan meledakkan Holy Source-mu? Basis kultivasimu saja masih sangat lemah. Kau tidak akan bisa melukaiku meski kau meledakkan diri sendiri. Orang-orang lemah memang sangat menyedihkan," kata Xing Yuan dengan nada jijik.     

Sebelum-sebelumnya, di luar Manor Peacock, dia pernah menyaksikan kematian Shang Ziyan. Ketika itu, dia sama sekali tidak bisa menghentikannya. Sekembalinya ke Istana Dewa Merit, dia mendapatkan hukuman berat. Kali ini, dia datang kemari untuk membalaskan dendamnya.     

Xing Yuan merasa kesal. Meski dia bukan tandingannya Zhang Ruochen, tapi membunuh kultivator dari Daratan Kunlun bukan perkara yang sulit baginya.     

Saat para elit dari Istana Kekaisaran melihatnya, mereka pun merasa getir.     

Rupanya, perbedaan kekuatan mereka terlalu besar. Bagaimana mungkin mereka sanggup bertahan dari serangan-serangan kultivator Daratan Heaven?     

Sekarang ini, mereka merasa sangat putus asa.     

Di sisi lain, Chi Kongyue sedang bertempur dengan beberapa kultivator. Lagipula, misi mereka adalah menangkap Chi Kongyue hidup-hidup.     

Salah satu Saint King dari Ras Elf – yang membawa tongkat permata – mulai melepaskan Kekuatan Batin-nya, sambil berusaha melumpuhkan Chi Kongyue.     

Kekuatan Batin-nya sudah berada di level 59. Maka dari itu, mestinya dia dapat mengendalikan Chi Kongyue dengan mudah, yang notabene masih berada di Alam Saint King level sempat.     

"Berani-beraninya kau menyerang putri kecil kami? Kau harus melangkahi mayatku!"     

Kelinci Rakus melompat dari balik lengan baju Chi Kongyue.     

Energi Demonic menyeruak dari tubuhnya. Dalam satu kedipan mata, dia berubah menjadi Demonic Dragon setinggi seribu kaki.     

Kalau bukan karena struktur ruang di istana – yang mengalami tekanan – maka Kelinci Rakus bisa berubah menjadi Sky-swallowing Demonic Dragon.     

Siant King dari Ras Elf pun langsung mengubah targetnya dan menyerang Guoguo dengan menggunakan Kekuatan Batin-nya.     

"Kenapa seranganku tidak mempan?"     

Saint King dari Ras Elf merasa terkejut.     

Kekuatan Batin-nya sama sekali tidak mempan kepada Guoguo. Serangannya sama sekali tidak berpengaruh padanya. Saat dia merasa kebingungan, saat itu Guoguo melesat maju dan mendorong cakar naganya.     

Meski dia sempat bereaksi cepat dan mengaktifkan Kekuatan Batin sampai pada batas maksimalnya, tapi dia masih belum bisa menghentikan Guoguo.     

Thud!     

Guoguo baru saja menghancurkan tubuh lawannya hingga hancur berkeping-keping.     

"Kau menggunakan Kekuatan Batin untuk melawanku? Kau sama sekali tidak tahu kalau aku pernah memakan Herbal Dewa. Aku kebal terhadap serangan Kekuatan Batin. Hehe." Guoguo memperlihatkan dua gigi kelincinya.     

Setiap helai daun Seven Star-sacred Tuber memiliki efek spesial. Daun Naga Hijau memang dapat digunakan untuk meningkatkan Kekuatan Batin, tapi yang jauh lebih penting, daun itu bisa membuat seseorang menjadi kebal terhadap serangan Kekuatan Batin.     

Meski basis kultivasinya masih berada di level puncak, tapi Kekuatan Batin-nya sudah berada di level 59.     

Dalam hal Kekuatan Batin, hanya segelintir kultivator di bawah Alam Supreme Saint yang mampu menandinginya.     

Pada saat ini, Guoguo melancarkan serangan Kekuatan Batin ke arah para kultivator dari Daratan Heaven.     

Seketika itu juga, serangannya mengenai banyak target. Beberapa dari mereka terpental ke belakang.     

"Kalian akan menjadi makananku."     

Teriak Guoguo. Lantas, dia membuka mulut naganya dan menerjang mereka.     

Di waktu yang sama, Demonic Ape sudah menjadi kera raksasa setinggi 30 kaki. Dia membawa Chi Kongyue di tangannya dan berlari dari istana dengan kecepatan tinggi.     

Kalau bukan karena belasan pemimpin dunia yang menghentikannya, mungkin dia sudah kabur sejak tadi bersama Chi Kongyue.     

Di punggung Demonic Ape, di sana terdapat tempurung kura-kura hitam raksasa. Faktanya, tempurung kura-kuranya diselimuti oleh pola-pola misterius.     

Kecepatan Demonic Ape sangat tinggi, hingga hanya segelintir kultivator dari Daratan Heaven yang mampu mengejarnya.     

"Kau ingin pergi kemana?"     

Salah satu elit Ilmu Cahaya berhasil menyusul Demonic Ape, sembari menyabetkan pedang cahayanya.     

CLANG!     

Pedang cahaya menerjang tempurung kura-kura di punggung Demonic Ape dan menimbulkan suara "clang". Akan tetapi, pedang itu sama sekali tidak bisa melukainya. Faktanya, bahkan pedangnya gagal menggores tempurung kura-kura tersebut.     

Sang elit pun merasa syok. Di waktu yang sama, dia melancarkan beberapa serangan lainnya.     

Beberapa Saint King lain membantunya. Beberapa dari mereka menggunakan teknik saint, dan beberapa lainnya mengaktifkan senjata saint masing-masing. Mereka berusaha melumpuhkan Demonic Ape.     

Serangan mereka mendarat di tubuh Demonic Ape. Namun, dia sama sekali tidak terluka. Bahkan tidak ada sehelai rambutpun yang tanggal dari tubuhnya.     

"Monster macam apa ini? Padahal dia masih di level puncak, tapi kenapa tubuhnya sangat kuat? Apa fisiknya sudah berada di Alam Netherwilt?"     

Mereka yang baru saja menyerangnya pun merasa terkejut.     

Mereka tidak tahu kalau Demonic Ape pernah memakan Daun Xuanwu di Seven Star-sacred Tuber. Jadi, mereka tidak tahu sekuat apa fisiknya.     

Tempurung kura-kura di belakangnya didapatkan setelah dia memakan Daun Xuanwu.     

Karena itulah, fisik Demonic Ape setara dengan Supreme Saint Netherwilt. Sehingga, serangan-serangan biasa tidak akan mempan kepadanya.     

Zhang Ruochen paham dengan kemampuan Kelinci Rakus dan Demonic Ape. Oleh karena itu, dia meminta mereka berdua untuk melindungi Chi Kongyue.     

Jadi, meski mereka berdua bertemu dengan lawan yang tak bisa mereka kalahkan sekalipun, setidaknya mereka masih bisa melarikan diri dengan cepat.     

...     

"Ahli Waris? Aku harus membunuh kalian dan memusnahkan semua harapan Daratan Kunlun." Pria hitam – yang membawa dua pedang di punggungnya – melesat ke arah mereka dengan ganas.     

Dia adalah elit kedua dari Saber Empryan, Xu Tianjing. Setelah Master Muda Saber Empryan mati, maka dia yang menjadi pemimpin baru mereka.     

Pemimpin mereka pernah mati di Daratan Kunlun. Itu membuat mereka benar-benar malu.     

Oleh karena itu, Saber Empryan benar-benar ingin menghancurkan Saturn Peach Tree dan Zhang Ruochen. Di waktu yang sama, mereka mengirimkan banyak kultivatornya.     

Xu Tianjing menatap Xu Wuye. Sorot matanya terlihat dingin. "Kau benar-benar beruntung. Kali ini, aku penasaran, siapa yang akan menyelamatkanmu lagi?"     

Sambil bicara, Xu Tianjing mengeluarkan pedangnya. Pedangnya tipis dan lembut, bagaikan daun willow. Pedangnya bergerak cepat dan menciptakan bayangan-bayangan.     

Pupil mata Xue Wuye berkontraksi. Ketika itu, dia buru-buru mengaktifkan Tanda Waktu di tangannya dan melepaskan gerakan kedelapan Flying Fairy Sword Technique.     

Di waktu yang sama, Biksu Lidi melesat dan manyabetkan pedangnya ke arah Xu Tianjing.     

Gai Tianjiao melepaskan aura maskulinnya. Bagaikan matahari merah, auranya membuat suhu di sekitarnya meningkat drastis.     

Beigong Lan menyatu dengan pedangnya. Dia memaksimalkan kekuatan pedangnya dan melancarkan serangan terkuatnya.     

Mi Yingzi mengaktifkan Kekuatan Batin-nya. Sambil melepaskan ilusi, dia menciptakan beberapa segel formasi.     

Aura Chi Wansui terasa semakin menguat. Dia menghunuskan Tombak Kylin dan bertempur seperti prajurit.     

Keenam Ahli Waris sedang mengerahkan kemampuannya masing-masing. Mereka menggunakan teknik terkuatnya untuk menangkis serangan Xu Tianjing.     

BANG!     

Pedang Xu Tianjing tak terhentikan. Pedangnya dapat dengan mudah menghancurkan teknik mereka berenam.     

Keenam Ahli Waris terhempas ke belakang secara bersamaan. Tubuh mereka terluka. Darah saintly mengucur dari luka mereka masing-masing. Mereka pun merasa syok, karena mereka berenam bukanlah tandingan Xu Tianjing.     

Kalau bukan karena perlindungan dari Segel Ahli Waris, mungkin mereka sudah mati akibat serangan tersebut.     

...     

"Dasar kumpulan pecundang. Bahkan mereka tidak mampu menangani dua ekor binatang!"     

Salah satu wanita cantik mendengus dingin dan memasuki istana.     

Dia adalah pemimpin Daratan Ruiya, Saint King Fang Ze. Meski dia cantik, tapi dia sangat kejam.     

Daratan Ruiya juga menderita kerugian besar di Daratan Kunlun. Dua murid kebanggaan mereka dibunuh, hingga membuat para petinggi mereka menjadi kesal.     

Kalau bukan karena itu, mereka tidak akan pernah mengirim Saint King Fang Ze untuk datang ke Daratan Kunlun.     

"Dasar nenek sihir, berani-beraninya kau memanggilku sebagai binatang? Sini kau. Aku akan menghajarmu sampai mati!" teriak Kelinci Rakus.     

Cahaya dingin memancar di mata Saint King Fang Ze. Lantas, dia mengangkat tangannya dan melepaskan ratusan ribu prinsip pukulan. Kemudian, prinsip pukulannya terhubung dengan Chi Suci dan berubah menjadi tungku api raksasa, yang menerjang Kelinci Rakus.     

Kelinci Rakus mendelik dan berteriak kencang, "Demonic Ape bodoh, cepat hentikan serangan itu."     

Jarang-jarang mereka berdua akur. Pada saat itu, Demonic Ape langsung berdiri di barisan depan dan menghalau tungku tersebut.     

RAWRRRR!     

Demonic Ape mengaum kencang dan melancarkan pukulan Demonic.     

BANG!     

Tungku api raksasanya meledak, hingga apinya menyebar ke segala penjuru.     

Demonic Ape sempat bergerak mundur lebih dari 10 langkah, sebelum akhirnya dia bisa menyeimbangkan dirinya.     

Saint King Fang Ze sangat kuat. Meski fisik Demonic Ape sudah berada di Alam Netherwilt, tapi dia tidak mampu mengalahkan wanita tersebut.     

"Hah? Rupanya kau memang kuat, tapi kau tidak akan bisa menghentikanku."     

Saint King Fang Ze melepaskan teknik yang elegan. Pergerakannya terlihat seperti tarian. Dalam waktu singkat, dia berhasil menyusul Demonic Ape.     

Sambil melambaikan tangannya, Saint King Fang Ze melemparkan sebuah tugu ke arah kera tersebut dan berusaha melumpuhkannya.     

Di waktu yang sama, tangannya mencengkram dan berusaha mengambil Chi Kongyue dari tangan Demonic Ape.     

"Kongyue!"     

Ekspresi Sembilan Dewi Empryan mendadak berubah, sebagaimana dia ingin buru-buru menyelamatkannya.     

"Bisa-bisanya kau terdistraksi saat sedang bertempur melawanku?"     

Saint King Wu Xin tertawa kencang dan mengangkat tongkat tengkoraknya.     

Tongkatnya memancarkan cahaya remang dan penuh dengan energi jahat. Rupanya, terdapat Ghost King di dalam tongkatnya. Kini, Ghost King-nya terlihat semakin jelas.     

Creak!     

Ghost King melepaskan diri dari tekanan Kitab Saint Ruzu dan melancarkan serangan Kekuatan Batin.     

Sembilan Dewi Empryan pun merasa kesakitan, seolah jiwa sucinya baru saja remuk.     

Begitu Saint King Fang Ze hendak menyentuh Chi Kongyue, tiba-tiba seorang pria muncul di depan Chi Kongyue dan menggunakan tubuhnya sebagai tameng.     

Dia adalah Xue Wuye.     

"Dasar cari mati!"     

Sorot mata Saint King Fang Ze penuh dengan intensitas membunuh. Cakar tajamnya mengarah langsung ke tubuh Xue Wuye.     

Luka-luka Xue Wuye pun semakin parah. Dia memuntahkan darah dan tersungkur.Zhang Ruochen pernah menyelamatkan nyawanya. Sekarang ini, dia harus membalas budi dengan mempertaruhkan nyawanya.     

"Paman Wuye!"     

Chi Kongyue berteriak dan buru-buru melemparkan rune.     

Runenya melepaskan cahaya perak. Tujuh sambaran petir mulai bermunculan dari runenya dan menerjang Saint King Fang Ze.     

"Gadis kecil, apa kau masih berusaha menolak takdirmu?"     

Saint King Fang Ze sama sekali tidak peduli dengan sambaran-sambaran petir tersebut. Sebab, dia bisa menghancurkannya dengan mudah.     

Sebagai pemimpin Daratan Ruiya, maka basis kultivasinya nyaris menembus Alam Supreme Saint. Lantas bagaimana mungkin Chi Kongyue dapat menghentikannya?'     

Namun, saat Saint King Fang Ze hendak mencengkeram Chi Kongyue untuk yang kedua kalinya, tiba-tiba dia merasakan sesuatu.     

Di waktu yang sama, dia pun langsung memasang kuda-kuda bertahan. Bahkan dia sempat menarik tugunya.     

"Dasar cari mati!"     

Suara dingin menggema di istana.     

Pedang cahaya muncul dan merobek ruang di belakang Saint King Fang Ze. Setelah itu, pedang cahayanya membelah tugu dan pertahanan wanita tersebut.     

Crack!     

Tubuh Saint King Fang Ze terbelah menjadi dua, begitu pula dengan jiwa sucinya.     

Saat kedua belahan tubuhnya kembali menyatu, sorot matanya tampak ketakutan.     

"Kuat sekali Chi Pedang-nya."     

"Siapa itu?"     

...     

Semua orang menatap bagian luar istana. Sosok bertubuh tinggi – yang sedang menggenggam pedang saint – muncul di depan mereka.     

"Zhang Ruochen!"     

Para elit dari Daratan Heaven pun merasa terkejut.     

Tak disangka, ternyata pria itu bisa sampai di sana. Padahal, mereka sudah mengerahkan banyak Saint King untuk mengepung dan membunuh Zhang Ruochen. Mestinya pria itu tidak akan berhasil melarikan diri. Namun, ternyata dia berhasil melewati semua rintangan itu dan tiba di Istana Yuanchu.     

Apa kawan-kawan mereka yang berada di luar istana sudah dikalahkan olehnya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.