Kaisar Dewa

Delapan Kemenangan Berturut-turut, Pertarungan Tanpa Henti



Delapan Kemenangan Berturut-turut, Pertarungan Tanpa Henti

0

Di antara berbagai macam jenis senjata, cambuk adalah antitesis dari pedang.

Mereka menggunakan kelembutan untuk melawan kekerasan. Mereka menggunakan kelebihan untuk mengatasi kekurangan.

Seperti yang dilakukan Hong Tao saat ini, ia dengan mudah bisa menyerang Zhang Ruochen meskipun harus berdiri sepuluh meter jauhnya.

Gerakan cambuknya benar-benar tidak bisa diprediksi, gerakan itu seperti seekor naga emas yang menggeliat dan menari di atas udara.

Ada duri sepanjang tiga inci di permukaan cambuk emas panjang, yang mana itu adalah lebih tajam daripada geligi pedang.

"Sangat menarik!"

Zhang Ruochen akhirnya mulai bergerak!

Ia menyalurkan Tenaga Chi di kaki-kakinya dan membuka 27 Jalur Aliran Chi miliknya pada waktu yang bersamaan. Saat menghindar, ia meninggalkan bayangan tubuhnya yang terkena oleh cambuk panjang emas.

Zhang Ruochen menghilang dari posisi semua dan dalam hitungan detik telah berada di depan Hong Tao.

Ekspresi wajah Hong Tao berubah, ia langsung menarik cambuk panjangnya dan menyerang Zhang Ruochen sekali lagi.

"Bugg!"

Zhang Ruochen meninju leher Hong Tao dengan sarung pedangnya.

Hong Tao terlempar dan terjatuh di tanah Lapangan.

Hong Tao jungkir-balik saat ia terjatuh. Maka, hal itu yang membuatnya berbeda dari enam ksatria sebelumnya. Jika enam ksatria sebelumnya terjatuh dengan pasrah. Maka Hong Tao masih mampu menahan posisi jatuhnya, sehingga ia terjatuh dengan dua kaki masih menginjak tanah.

Meski ia sanggup menahan posisi terjatuhnya, Hong Tao berada pada posisi berlutut lalu menatap Zhang Ruochen, dengan tulus ia berkata, "Saya kalah."

Gerakan yang baru saja dilakukan oleh Zhang Ruochen terlampau cepat. Hang Tao tidak akan mampu menang meskipun ia memaksa untuk bertarung kembali.

Gerakan lain!

"Dengan tingkat pengolahan yang dimiliki Hang Fao, ia tidak sanggup menahan serangan dari Zhang Ruochen! Sungguh mengerikan!"

Xue Bingsheng mengibaskan kipas miliknya pelan, ia tersenyum jahat, "Sangat menarik!"

"Biar aku yang akan menghentikan kemenanganmu di ronde delapan." Xue Bingsheng menghilang dan berubah menjadi bayangan putih. Ia tiba-tiba sudah berada di dalam Lapangan.

"Xue Bisheng!" teriak Zhang Ruochen.

Zhang Ruochen telah melihat pertarungan antara Xue Bingsheng dan Nie Heng sebelumnya. Saat itu, Xue Bingsheng membunuh Nie Heng hanya dengan satu gerakan.

Ia sangat cepat dan tentu, ia adalah lawan yang tangguh.

Xue Bingsheng tersenyum tipis dan berkata, "Diantara para jenius-jenius yang pernah aku temui, kau adalah yang paling berbakat selain Pangeran Ketujuh. Hanya dua bulan sejak Penilaian Akhir Tahunan, dan kau berhasil menembus dua tingkatan sekaligus dan mencapai Tingkatan Akhir dari Alam Kuning. Aku mengagumi. Sungguh."

Zhang Ruochen bertanya, "Apakah kau dari Keluarga Menteri?"

"Benar sekali." kata Xue Bingsheng.

"Apa kau yakin bisa mengalahkanku?" tanya Zhang Ruochen.

Xue Bingsheng tertawa dan berkata, "Kelebihanmu adalah memiliki teknik pedang di Tingkatan Lanjutan Pedang Pengikut Pikiran dan titik lemahmu adalah kekurangan Tenaga Chi. Aku menebak bahwa kau baru saja menembus Tingkatan Akhir, kan?"

Zhang Ruochen terdiam.

Xue Bingsheng menambahkan. "Kau cukup cepat, tetapi aku juga tidak lambat. Kau bisa mengalahkan yang lain dengan kecepatanmu, tapi itu tidak akan berpengaruh bagiku. Dan dari segi kekuatan, aku takut bahwa aku masih berada di atasmu karena aku adalah ksatria Puncak dari Alam Kuning."

"Oh ya?" kata Zhang Ruochen.

Xue Bingsheng mengangguk dan berkata, "Ini adalah waktunya untuk mengeluarkan pedangmu dari sarungnya!"

"Aku akan melepaskan pedang dari sarungnya jika kau memang cukup kuat," kata Zhang Ruochen.

"Maka kau harus berhati-hati! Kipas Tulang Besi milikku adalah Senjata Suci Bela Diri Kelas Tiga. Benda ini sudah menyebabkan kematian bagi para ksatria di tingkatan Puncak dari Alam Kuning.

Xue Bingsheng menutup matanya, dan mengibaskan kipasnya. Ada tiga inci pisau tajam keluar dari kipas miliknya.

"Swish!"

Xue Bingsheng sangat-sangat cepat. Ia tiba-tiba berada di depan Zhang Ruochen dalam hitungan detik, ia bergerak seperti sebuah bayangan putih.

Ia telah belajar sebuah gerakan dari Kelas Superior Tingkatan Manusia, gerakan itu dinamakan "Delapan Langkah di Udara". Setiap langkah sanggup menjangkau jarak sepuluh kaki.

Ia melangkah delapan kali dan meninggalkan bayangan dirinya di arena.

Itu seperti delapan bayangan milik Xue Bingsheng secara bersama-sama menyerang Zhang Ruochen.

Zhang Ruochen masih tidak bergerak, ia seperti pohon suci yang menancap di sana dan tetap menggerakkan sarung tangan pedang.

Setiap kali senjata mereka bertabrakan, terdengar suara yang cukup kencang dan pancaran cahaya memercik ke segala penjuru.

"Cling! Cling!"

Hanya dalam hitungan detik, Zhang Ruochen telah bertarung dan mengeluarkan 20 gerakan. Itu seperti terdapat dua bayangan sedang bertarung di Lapangan. Para ksatria yang memiliki tingkar pengolahan lebih rendah tidak dapat melihat gerakan mereka, hanya bayangan-bayangan saja yang terlihat.

Liu Chengfeng yang duduk di bangku paling tinggi Lapangan, ia mendengus dan berkata, "Bahkan Xue Bingsheng harus melawan dia. Sangat sulit menentukan pemenangnya!"

"Salam hormat, Master Liu!" Han Fu berlutut kepada Liu Chengfeng dengan hormat.

Han Fu sangat tinggi dan berkisar antara 260 atau 270 cm. Kepalan tinjunya adalah lebih besar dari yang dimiliki oleh orang lain. Ada bintik-bintik seperti macan tutul di tangannya.

Ia bukanlah seorang manusia murni, melainkan, ia berasal dari klan Manusia–Macan Tutul dan memiliki darah binatang buas, Macan Tutul Api.

Di Daratan Kunlun, terdapat banyak jenis setengah manusia dan membentuk klan sendiri-sendiri. Sebagaimana misal, klan kuat Manusia-Naga, klan Manusia-Gajah, dan klan Manusia–Simpanse. Lalu terdapat pula klan cantik seperti klan Manusia–Rubah dan klan Manusia–Ikan.

Derajat milik para klan setengah manusia ini terbilang rendah. Banyak dari jenis mereka dijadikan sebagai budak.

Han Fu adalah seorang budak setengah manusia dan memiliki rekor sembilan kali kemenangan berturut-turut di Istana Kuning Pertarungan. Liu Chengfeng membelinya dengan harga yang sangat tinggi.

Liu Chengfeng berkata, "Berdiri. Apakah kau pernah melihat lelaki muda yang ada di Lapangan?"

Han Fu berdiri dan menatap Zhang Ruochen. Kemudian ia berkata, "Dia cukup kuat!"

Liu Chengfeng berkata, "Tentu saja. Jadi, jika Xue Bingsheng kalah dengan dia, kau harus pergi dan mengalahkannya di ronde selanjutnya."

"Saya tidak akan mengecewakan Anda. Saya akan membunuhnya bahkan jika itu artinya harus mati bersama-sama."

Liu Chengfeng mengangguk dan berkata, "Xue Bingsheng telah menguji kekuatan sebenarnya milik lelaki itu. Lihatlah mereka. Jadikan itu sebagai bekal untuk ronde selanjutnya."

Han Fu mengangguk.

"Xue Bingsheng benar-benar sangat kuat! Aku sangat khawatir dengan saudara kesembilanku!" Putri Kesembilan Komandan menjadi sangat gelisah.

Memang, Xue Bingsheng tidak akan berani untuk membunuh Zhang Ruochen, namun, siapa yang bisa menjamin bahwa tidak akan terjadi insiden atau hal-hal lain yang tidak terduga?

Xue Bingsheng bukanlah seperti ksatria-ksatria Puncak lainnya. Ia benar-benar seorang ksatria yang sanggup menekan Zhang Ruochen dalam setiap pergerakannya. Itu hampir bisa dipastikan bahwa Zhang Ruochen akan kesusahan untuk menang.

Sebagian besar ksatria di Istana Kuning Pertarungan menjadi sangat gelisah. Mereka ingin segera mendapatkan hasil apakah Zhang Ruochen mampu mengalahkan Xue Bingsheng atau tidak.

Akankah ia mampu mendapatkan kemenangan delapan kali berturut-turut?

"Inilah dia!"

Pandangan mata Zhang Ruochen menajam. Ia menusukkan sarung pedangnya sambil berteriak, "Pedang Plum Penghancur!"

Kecepatannya meningkat tiga kali lipat dari sebelumnya, ia memperlihatkan teknik yang tidak biasa. Semburan Pedang itu berubah menjadi cahaya putih menyilaukan, cahaya itu mengisi udara dan melaju cepat menuju dahi Xue Bingsheng.

Ekspresi wajah Xue Bingsheng seketika berubah, ia melangkah mundur secepat yang ia bisa.

Namun itu sudah terlambat!

"Boom!"

Ujung sarung pedang itu mengenai dahi dari Xue Bingsheng.

Xue Bingsheng menjadi pusing dan terjungkal ke tanah. Ia pingsan.

Maka itu adalah beruntung bagi dirinya karena ia hanya terkena sarung pedang. Jika itu tadi adalah pedang yang terlepas dari sarungnya, maka bisa dipastikan bahwa kepala milik Xue Bingsheng pecah berkeping-keping.

Seorang pelayan tua dari Keluarga Menteri seketika berlari menuju Lapangan dan menunduk pada Zhang Ruochen. Ia berkata, "Terima kasih atas ampunan Yang Mulia!"

Setelah mengatakan itu, ia membawa Xue Bingsheng yang pingsan keluar dari Lapangan dan meninggalkan Istana Kuning Pertarungan.

Delapan kali kemenangan berturut-turut!

Seluruh Istana Kuning Pertarungan seketika terdiam! Itu adalah peristiwa yang langka bahwa ada seorang anak muda yang berusia 16 tahun dan dapat memenangkan delapan kali pertarungan berturut-turut.

Bahkan Liu Chengfeng, seorang ksatria Peringkat Kuning tidak sekuat itu ketika ia berusia 16 tahun.

"Saudara kesembilan sangat kuat! Jika ayah kita menyaksikan ini, ia pasti akan langsung mengadakan pesta untuk merayakan ini." Putri Kesembilan Komandan menghembuskan nafas panjang. Degup jantungnya yang kencang akhirnya kembali normal seperti biasa.

Ia melihat bahwa Zhang Ruochen belum juga keluar dari arena. Apakah Zhang Ruochen ingin melanjutkan ronde kesembilan?

Saat ini, Han Fu yang setengah manusia itu mulai berjalan memasuki arena.

Ia mengenakan armor tebal. Ia menggenggam sebuah kapak yang memiliki berat 600 kg. Armor perak miliknya bukan seperti pada umumnya. Armor itu menyatu dengan daging dan tulang-tulangnya. Armor itu adalah juga bagian dari tubuhnya.

"Oh tuhan! Itu adalah Han Fu! Oh tidak!" Putri Kesembilan Komandan menjadi sangat pucat, lalu berteriak ke Zhang Ruochen. "Saudara kesembilan, tolong menyerah! Han Fu adalah seorang pembunuh ksatria bela diri! Tidak akan ada seorangpun yang akan lolos dari dia!"

Ekspresi wajah Shan Xiangling juga berubah. Ia berkata, "Han Fu adalah budak dari Liu Chengfeng. Ia benar-benar akan membunuh Anda di Lapangan. Pangeran Kesembilan, tolong menyerah saja. Itu sama sekali tidak ada gunanya bertarung dengan pembunuh berdarah dingin."

Han Fu tertawa keras. "Apa kau mendengar mereka, bocah? Dua wanita di sana memintamu untuk menyerah. Jika tidak, maka terpaksa kapak milikku akan membelahmu menjadi dua bagian."

Zhang Ruochen melihat bangku penonton yang paling tinggi dan menatap Liu Chengfeng di atas sana.

Liu Chengfeng juga menatap Zhang Ruochen. Ia mendengus dan berkata dengan lantang, "Jika kau takut mati, kau menyerah saja. Sekali kau mati di Lapangan, aku tidak memiliki alasan yang baik untuk menjelaskan itu pada Komandan Pangeran."

Zhang Ruochen berkata, "Sungguh? Tetapi kita mesti bertarung dan menentukan siapa yang harus mati dan siapa yang harus hidup!"

"Kau tidak akan menyerah kan? Baiklah, Han Fu, tunjukkan padanya kekuatanmu yang sesungguhnya. Jangan pernah kau beri ampun lelaki itu!" kata Liu Chengfeng dengan suara bergetar.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.