Kaisar Dewa

Hasil Akhir



Hasil Akhir

0

Zhang Ruochen menatap Lin Ningshan dan berkata dingin, "melaju ke empat besar sangat penting juga bagiku. Bagaimana dengan ini? Aku akan bertarung denganmu tanpa menggunakan sebuah pedang!"

"Sungguh?"

Raut wajah gembira muncul dari ekspresi wajah Lin Ningshan. "Baiklah, terima kasih karena telah mengalah, saudara sepupu."

Sejauh yang ada di pikiran Lin Ningshan, Zhang Ruochen akan kesulitan untuk mengalahkan dirinya dengan tangan kosong.

Ia tidak tahu bahwa Zhang Ruochen dapat dengan mudah mengalahkannya meski tanpa senjata.

Pedang di genggaman Lin Ningshan adalah Pedang Splendor, itu adalah pedang Kelas Dua Senjata Suci Bela Diri.

Sekali saja ia mengeluarkan pedang itu dari sarungnya, yang terjadi kemudian adalah percikan-percikan cahaya yang berkilau di sepanjang tubuh pedang. Pedang itu bersinar layaknya bintang dan menyilaukan apa-apa yang ada di sekitarnya.

Pandangan mata Lin Ningshan semakin tajam. Ia mengaktifkan Tenaga Chi dalam tubuhnya dan mengalirkannya ke pedang miliknya. Tenaga Chi miliknya berhasil mengaktifkan inskripsi Seri Kekuatan dan inskripsi Seri Cahaya yang terdapat di pedang miliknya.

"Duarr!"

Lin Ninshan maju tiga langkah kedepan, ia melangkah sejauh tiga meter. Ia mengambil giliran pertama dan mulai mengayunkan pedang yang diarahkan pada dada Zhang Ruochen. Akhirnya, percikan bunga-bunga cyan yang mekar mengisi udara.

Untuk sesaat, ujung pedang itu mengarah persis ke arah Zhang Ruochen.

Lin Ningshan telah mengalahkan Putri Kesembilan Komandan dengan teknik yang sama. Maka teknik pedang ini sangat sulit untuk dihindari.

Zhang Ruochen menggerakkan kakinya ke tanah, ia menghindari serangan itu dengan cepat.

"Swish!"

Lin Ningshan mengganti teknik miliknya. Dengan pergerakan sendinya, ia memutar Pedang Splendor di udara dan mencoba untuk menusuk bagian belakang leher Zhang Ruochen.

Pedang Splendor telah menjadi bagian dari dirinya, seperti 'tangan kanannya' sendiri. Maka teknik serta penguasaan Lin Ningshan terhadap pedangnya adalah nyaris sempurna.

"Awan Lembut dan Genangan Air!"

Lin Ningshan mengeluarkan teknik pedang Kelas Menengah Tingkatan Manusia, ia mencoba menusuk Zhang Ruochen untuk kesekian kalinya.

Teknik miliknya begitu elegan dan mengeluarkan percik-percik cahaya.

"Angin Pembasmi Awan!"

"Pelangi dan Gumpalan Awan!"

...

Lin Ningshan menggunakan 13 belas teknik dalam satu waktu. Setiap gerakannya ia selesaikan dengan sempurna. Namun, itu semua gagal menyentuh Zhang Ruochen. Bahkan untuk sekedar mengenai jubahnya.

Pemahaman Pedang miliknya, setidaknya telah mencapai tingkatan "Pedang Pengikut Hati". Bagaimana mungkin ia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk hanya mengalahkan ksatria dengan tingkat pengolahan yang lebih rendah?"

"Pecahan Awan!"

Lin Ningshan menggunakan teknik terakhirnya. Kekuatan yang ia keluarkan cukup mengerikan sehingga itu memaksa Zhang Ruochen terdorong mundur, langkah demi langkah. Dan itu berhasil membuat Zhang Ruochen hampir berada pada tepi arena pertarungan.

Serangan itu betul-betul mengintimidasi hingga Zhang Ruochen terdorong mundur jauh hingga ke tepi.

"Hampir saatnya!"

Mata Zhang Ruochen tiba-tiba bersinar. Lalu, ia hanya diam dan berhenti. Ia menatap kilauan cahaya dari pedang yang diarahkan kearahnya. Kemudian ia menangkap jari Lin Ningshan yang digunakan untuk menggenggam pedang. Dan ia menariknya, mencoba membuat pedang berbalik arah.

Seketika, pedang Lin Ningshan terlepas dari tangannya!

"Boom!"

Pedang itu terjatuh dan mengeluarkan ledakan karena tekanan dari Semburan Pedang yang tidak tersalurkan dengan sempurna.

"Jleeb!"

Zhang Ruochen mengalirkan Tenaga Chi miliknya ke ujung jari dan mendorong Lin Ningshan. Lin Ningshan terlempar ke tanah sejauh tiga meter.

Zhang Ruochen menatap Lin Ningshan yang terjatuh di tanah itu dengan tatapan dingin, lalu berkata, "kau kalah!"

Lin Ningshan memegang bagian dada dengan tangannya. Ia mengatupkan giginya dan menatap Zhang Ruochen, ia menjadi sangat marah. Ia mengambil Pedang Splendor miliknya, lalu berkata, "Tidak, aku belum kalah! Zhang Ruochen, mari kita lanjutkan pertarungan!"

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya perlahan dan berjalan keluar dari arena pertarungan. Ia tidak ingin berdebat dengan lawan yang telah kalah.

"Pemandu Pedang Suci!"

Lin Ningshan memperlihatkan dendam di kedua matanya. Ia mengalirkan seluruh Tenaga Chi miliknya dan menyalurkan itu ke Pedang Splendor, hingga akhirnya ia menggunakan teknik Kelas Rendah Tingkatan Ruh dari salah satu teknik Keterampilan Pedang Suci.

Tiba-tiba, Pedang Splendor miliknya mengeluarkan cahaya setinggi satu meter. Itu berarti Semburan Naga miliknya meningkat berkali-kali lipat.

Ia mengayunkan lengannya dan Semburan Pedang sepanjang tujuh meter itu mengarah ke Zhang Ruochen.

Ketika Lin Ningshan menggunakan teknik ini, sebagian besar ksatria yang berada di luar arena pertandingan nampak terkejut.

Mereka tidak percaya bahwa Lin Ningshan akan menyerang Pangeran Kesembilan dari belakang saat ia akan keluar dari arena pertandingan. Tidak hanya itu, Lin Ningshan menggunakan teknik pedang Tingkatan Ruh lain yang bahkan lebih kuat dari sebelumnya.

Melihat teknik yang dikeluarkan oleh Lin Ningshan, Pangeran Kesembilan tidak lama lagi akan mati.

"Ningshan, berhenti!" Lin Fengxian berteriak dan mencoba memperingatkan anaknya.

Jika Pangeran Kesembilan sampai mati oleh pedang dari Lin Ningshan. Maka keluarga mereka akan dihukum!

Tidak seorang pun, yang akan menyangka, bahwa Lin Ningshan akan menyerang Zhang Ruochen ketika ia sendiri baru dikalahkan.

Namun, itu sudah terlambat untuk menghentikan seorang Lin Ningshan.

Setiap orang yang menyaksikan itu meyakini bahwa Zhang Ruochen akan mati oleh pedang dari Lin Ningshan, tetapi kemudian Zhang Ruochen terbang ke udara untuk menghindari Semburan Pedang itu.

"Naga di Langit!"

Zhang Ruochen terbang setinggi tujuh meter. Ia memutar tubuhnya, dan mengeluarkan semburan naga, hingga akhirnya tinjunya ia arahkan ke pundak Lin Ningshan.

"Jleebb!"

Lin Ningshan tidak bisa merasakan tubuhnya. Lalu, muntahan darah keluar dari mulutnya. Kaki-kakinya gemetar dan ia terjatuh di tanah.

Zhang Ruochen menatap Lin Ningshan yang berdarah dan menggelengkan kepala. Ia sangat kecewa terhadap keputusan yang diambil oleh sepupunya itu.

Lin Fengxian seketika berlari menuju arena pertandingan. Ia menatap Zhang Ruochen dan Komandan Pangeran Yunwu. Kemudian ia memberikan penghormatan, "Terima kasih atas belas kasihan Anda, Pangeran Kesembilan."

Setelah itu, Lin Fengxian membantu Lin Ningshan berdiri.

Lin Fengxian meletakkan tangannya di belakang punggung Lin Ningshan. Lin Fengxian menyalurkan Tenaga Chi dalam jumlah besar ke dalam tubuh anaknya untuk membantu Lin Ningshan pulih dari luka-luka di tubuhnya.

Memang, Zhang Ruochen telah memberi belas kasih saat itu.

Karena jika sampai Zhang Ruochen mengarahkan tinjunya ke kepala Lin Ningshan dan bukan ke pundaknya, maka bisa dipastikan saat ini Lin Ningshan sudah tidak bernyawa.

Lin Ningshan bangkit. Ia membuka matanya dan menatap Zhang Ruochen dengan benci. "Zhang Ruochen, suatu hari aku akan kembali dan membalasmu dua kali lebih keji dari apa yang kau lakukan padaku hari ini." ia menyumpahi Zhang Ruochen.

Tetapi Zhang Ruochen telah pergi meninggalkan arena pertarungan.

Setelah Lin Fengxian membantu Lin Ningshan untuk keluar dari arena pertandingan, kompetisi dilanjutkan kembali.

Tiga pertarungan setelahnya: adalah Situ Linjiang melawan Lin Tianwu.

Kemudian, Pangeran Kelima melawan Pangeran Keenam.

Dan yang terakhir, Xue Kai melawan Luo Cheng.

Lin Tianwu adalah jenius muda lain dari Keluarga Lin. Ia baru berusia 19 tahun, ia telah mencapai pengolahan Tingkatan Medium dari Alam Kuning.

Lawannya, Situ Linjiang telah mencapai Tingkatan Akhir dari Alam Kuning. Dan dengan hanya satu pukulan, ia menghempaskan Lin Tianwu keluar dari arena pertandingan.

Pertarungan antara Pangeran Kelima dan Pangeran Keenam berakhir karena Pangeran Keenam memilih menyerah.

Pertarungan antara Xue Kai dan Luo Cheng sangat menarik.

Meskipun Luo Cheng hanya mencapai pengolahan Tingkatan Medium dari Alam Kuning, teknik bela dirinya cukup kuat untuk mampu menyaingi Xue Kai.

Meski begitu, jarak antara tingkat pengolahan mereka yang masih terlampau jauh, maka itu membuat Xue Kai tetap dapat mengalahkan Luo Cheng.

Sejauh ini, empat besar dari Penilaian Akhir Tahunan telah ditetapkan. Mereka adalah Zhang Ruochen, Pangeran Kelima, Xue Kai dan Situ Linjiang.

Lin Ningshan, Luo Cheng, Lin Tianwu dan Pangeran Keenam harus berkompetisi untuk memperoleh peringkat kelima.

Kompetisi selanjutnya akan menjadi lebih ganas. Pangeran Kelima, Xue Kai dan Situ Linjiang berada pada Tingkatan Akhir dari Alam Kuning. Dan menyisakan seorang Zhang Ruochen yang masih berada di Tingkatan Fajar dari Alam Kuning.

"Saudara kesembilan, aku tidak percaya bahwa kau berhasil masuk dalam empat besar. Aku benar-benar meremehkanmu sebelumnya. Baiklah, hanya tetap, kau tidak akan bisa melaju lebih jauh. Karena jarak antara Tingkatan Fajar dan Tingkatan Akhir terlampau jauh" kata Pangeran Kelima sambil tertawa.

Zhang Ruochen tidak mempedulikan apa yang dikatakan oleh Pangeran Kelima. Ia menutup matanya dan mulai mengisi kembali Tenaga Chi miliknya.

"Pertandingan Selanjutnya: Zhang Ruochen, Pangeran Kesembilan, melawan Xue Kai dari Keluarga Menteri."

Zhang Ruochen dan Xue Kai mulai memasuki arena pertarungan.

Xue Kai menatap Zhang Ruochen. Ia tertawa lalu berkata, "Pangeran Kesembilan, jika aku tidak salah, kekuatan spesialmu adalah pedang."

"Kau boleh percaya itu." respon Zhang Ruochen.

"Bagus! Mari kita bertarung dengan pedang!" Xue Kai melemaskan jari-jarinya. Di luar arena pertarungan, seorang ksatria muda dari Keluarga Menteri memberinya sebuah pedang panjang.

Xue Kai telah memperhatikan dengan cermat dua pertandingan sebelumnya. Ia meyakini bahwa kemampuan pedang Zhang Ruochen hanyalah mengada-ada. Kekuatan Zhang Ruochen yang sesungguhnya adalah teknik tinju.

Lagipula, teknik tinju yang ia gunakan dalam dua pertandingan terakhir sangat memukau. Juga, Zhang Ruochen terlihat seperti tidak pandai menggunakan pedang.

Teknik tinju berfokus pada kekuatan pukulan.

Sedangkan teknik pedang adalah tentang ketangkasan.

Sebagian besar ksatria jarang ada yang menguasai kedua kombinasi ini dengan baik.

Xue Kai, oleh karenanya, menantang Zhang Ruochen bertarung dengan menggunakan pedang.

Ia percaya bahwa teknik pedang Zhang Ruochen terlampau lemah, sehingga ia akan mudah dikalahkan jika menggunakan itu.

"Saudara kesembilan, ambil ini!" Putri Kesembilan Komandan melemparkan Pedang Air Biru miliknya ke Zhang Ruochen.

Zhang Ruochen menangkap Pedang Air Biru. Ia menggenggam pegangan pedang dan merasakan hawa dingin yang keluar dari pedang itu.

"itu adalah pedang Tingkat Tiga Senjata Suci Bela Diri. Di sana terdapat tiga inskripsi Seri Es dan tiga inskripsi Seri Kekuatan yang tertanam di dalam pedang." Zhang Ruochen mampu menimbang berat pedang ini hanya dengan menggenggamnya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.