Kaisar Dewa

Mengapa?



Mengapa?

0Seorang murid dengan wajah kurus di samping Zi Hansha bicara dengan suara tajam, "Kami juga telah lama ingin melihat teknik pedang milik kakak saudara Zhang. Apa kau mau mengajari kami?"     

Dengan Zi Hansha yang menjadi pemimpin mereka, maka para murid itu sepertinya sedang meminta masukan, namun itu terasa seperti kekerasan bagi Zhang Ruochen. Bahkan para idiot bisa menebak tujuan asli mereka.     

Xue Yingrou mengernyitkan dahinya. "Saudara junior seperguruan Zhang telah menyelamatkan kita sebelumnya. Itu bukan hal yang baik bagi kalian untuk melakukan ini sekarang, benarkan?"     

"Saudari junior seperguruan, kami benar-benar ingin belajar teknik pedang. Kami tidak ada maksud lain. Jangan salah paham!"     

Zi Hinsha tetap memberikan senyumannya, namun rasa cemburu benar-benar berkecamuk di dalam hatinya. Sebab, Xue Yingrou selalu mengaguminya, tapi sekarang wanita itu lebih senang dengan si bangs*t Zhang Ruochen.     

Apa ia harus benar-benar mengalahkan Zhang Ruochen agar wanita itu mengerti siapa yang benar-benar menjadi superior sesungguhnya?     

Secara natural, Zhang Ruochen bisa menebak mengapa Zi Hansha ingin agar ia mengajarinya teknik pedang. Sebab, itu pasti ada hubungannya dengan Xue Yingrou.     

Wanita itu adalah apa yang disebut sebagai femme fatale. Memang, cerita-cerita zaman kuno memang benar adanya.     

Seorang murid lain berdiri dan berkata tidak senang, "Kakak tertua sungguh-sungguh ingin belajar teknik pedang darimu. Kau tidak akan menolaknya, benarkan?"     

"Tidak apa-apa! Jangan bilang bahwa kau takut kalah dengan kakak tertua." Sebuah suara aneh terdengar.     

Zhang Ruochen adalah satu-satunya orang yang disudutkan dalam situasi ini. Lalu, semenjak masalah telah sampai di depan itu, maka secara natural, ia tidak akan membiarkan orang lain berpikir bahwa dirinya takut dengan mereka.     

Setelah itu, ia memikirkannya matang-matang sebelum akhirnya membalas, "Baiklah. Jika demikian, kita akan mencoba beberapa gerakan. Aku berharap kita bisa selesai dalam beberapa gerakan tersebut."     

"Pastinya." Zi Hansha tersenyum.     

Para murid jenius dari South Cloud Commandery mulai menampakkan senyuman aneh di wajah masing-masing. Mereka semua melangkah mundur dan mulai berdiskusi dengan suara pelan.     

"Mari kita tebak berapa banyak gerakan yang dibutuhkan oleh kakak tertua sebelum akhirnya dia dapat mengalahkan si bangs*t."     

"Berapa banyak? Siapa dari generasi muda di commandery kita yang sanggup menangkis satu serangannya? Wu Ketiga, kau adalah juga seorang ksatria Tingkatan Lanjutan dari Alam Surga. Apa kau bisa melakukan itu?"     

"Aku bukan berasal dari liga yang sama dengan kakak tertua. Kita mungkin berada di alam yang sama tapi itu bukan hal yang mudah bagiku untuk bisa menghalau satu serangannya."     

"Aku rasa kakak tertua pasti akan mengalahkannya dalam 10 gerakan. Kakak tertua adalah seorang Petarung Jenius Lima alam setengah. Si bangs*t itu tidak akan sanggup bertahan."     

"Siapa diantara para Petarung Jenius Enam alam yang tidak terkenal di Wilayah Timur? Mereka juga punya kesempatan untuk bisa masuk ke dalam Berita Wilayah Timur. Zhang Ruochen? Hehe, aku tidak pernah mendengar namanya."     

...     

Secara natural, Zhang Ruochen pernah masuk ke dalam Berita Wilayah Timur. Namun, ia hanya pernah disebut satu kali di halaman terakhir. Tentu saja, tidak ada seorangpun yang pernah mengingat namanya.     

Dengan kemenangannya atas Di Yi, maka ia punya kesempatan untuk dipublikasikan di halaman pertama Berita Wilayah Timur. Namun, masih ada waktu sampai berita selanjutnya akan dipublikasikan, sehingga berita yang baru-baru ini terjadi belum tersebar luas.     

Xue Yingrou akhirnya juga melangkah mundur, di dalam hatinya, ia telah mengantisipasi.     

Jika wanita itu hanya melihat usia, maka ia menebak bahwa Zhang Ruochen masih lebih muda daripada Zi Hansha.     

Meskipun Zi Hansha terlihat seperti berusia 20 tahun, namun sesungguhnya ia telah berusia 32 tahun. Sementara itu, Zhang Ruochen sama sekali tidak terlihat seperti berusia 25 tahun.     

Ketika berada di dalam sebuah pertarungan, maka itu bukan hal yang mudah untuk membuat sebuah kesimpulan.     

Lagipula, ia mengetahui kekuatan Zi Hansha. Pria itu benar-benar ksatria tangguh dan sama sekali tidak tertandingi di generasi yang sama. Bahkan diantara beberapa generasi yang lebih tua, hanya sedikit yang mampu menjadi tandingannya.     

"Kakak saudara Zhang mungkin lebih lemah daripada kakak tertua, namun dia masih benar-benar muda. Bakat lahirnya benar-benar mengungguli kakak tertua."     

"Apa mungkin dia adalah seorang Petarung Jenius Enam alam?"     

Jantungnya berdegup kencang saat ia mencoba menebak-nebak sesuatu di dalam kepalanya.     

Sebab, segala sesuatunya tergantung pada hasil akhir pertarungan ini. Jika Zhang Ruochen benar-benar sanggup mengimbangi Zi Hansha, maka mungkin ia adalah seorang Petarung Jenius Enam alam.     

SWOOSH!     

Dengan sebuah gerakan yang elegan, Zi Hansha pun mulai menarik pedangnya dan menggenggamnya.     

Garis-garis Tenaga Chi berwarna ungu mulai keluar dari tubuh dan menyelimutinya, sebelum akhirnya membentuk sebuah Celestial Bodyshield yang tebal.     

Ia berasal dari sebuah keluarga Setengah-Biksu, yakni Keluarga Zi. Selain itu, ia telah berlatih sebuah olah raga kelas medium Tingkatan Hantu, yakni Secret of the Purple Blood Mark. Setelah mencapai Alam Surga, maka secara natural ia mendapatkan Tenaga Chi khusus, itu adalah Tenaga Chi Awan Ungu.     

Ketika dilahirkan dari keluarga kaya, maka itu adalah sebuah keuntungan. Sebab sejak berusia muda, ia telah mempelajari buku-buku seni bela diri tingkat tinggi dan membangun sebuah pondasi yang kokoh. Lalu, ditunjang dengan talenta dan kerja keras, maka ia ditakdirkan untuk menjadi orang besar.     

Para murid yang berasal dari keluarga miskin hanya bisa memulai olah raga dengan Tingkatan Manusia dan Tingkatan Ruh. Bahkan jika nantinya mereka punya talenta yang besar, namun itu akan sangat sulit bagi mereka untuk mengejar para jenius yang telah berlatih olah raga level superior.     

Bahkan jika mereka memaksa untuk berlatih sebuah olah raga yang berbeda, maka Jalur Aliran Chi mereka telah terbentuk, dan pengaruhnya tidak akan setangguh ketika memang dipelajari dari awal. Sebaliknya, hal itu pasti akan membuang banyak waktu mereka. Kekurangan mereka tidak akan bisa digunakan untuk menambal kelemahan.     

Zhang Ruochen tidak sedang meremehkan musuhnya. Oleh karena itulah, ia melepaskan Tenaga Chi Biru dan membentuk sebuah Celestial Bodyshield.     

Zi Hansha menyipitkan matanya ketika ia menyaksikan Tenaga Chi Biru sedang menyelimuti tubuh lawannya, lalu tersenyum, "Kau juga menguasai sebuah Tenaga Chi khusus. Sepertinya olah raga yang kau pelajari sangat tangguh. Keluarkan pedangmu!"     

Zhang Ruochen menggelengkan kepala. "Memperagakan teknik pedang tidak serta merta harus menarik pedang dari sarungnya."     

Zi Hansha merasakan sensasi dingin di hatinya, ia merasa bahwa dirinya sedang direndahkan.     

"Kau lebih percaya diri dibandingkan aku. Baiklah, mari kita lihat apa kau punya kemampuan untuk menilai arogansimu."     

Tanpa melangkah mundur, ia segera menggunakan teknik pedang terkuat yang telah dikuasainya, yakni Bentuk Pedang Merah.     

Itu adalah sebuah teknik bela diri kelas superior dari Tingkatan Ruh dengan total tujuh gerakan. Ia sendiri telah lama menguasainya sampai pada alam kesempurnaan.     

SWOOSH!     

Ia memulai serangan pertamanya dan menggunakan gerakan pertama dari Bentuk Pedang Merah, yakni Gelombang Laut Merah.     

Semburan Pedang terlepas ke arah depan layaknya air terjun, sehingga memberikan kesan tidak akan berakhir. Setiap gelombang pedang Chi yang dilepaskan adalah lebih tangguh dari serangan sebelumnya.     

Pada mulanya, mereka berdua sedang berdiri berdekatan. Namun, hanya dalam sekejap, pedang Zi Hansha telah mendekati Zhang Ruochen.     

Ketika menyaksikan Semburan Pedang itu memenuhi langit dan bumi, maka Zhang Ruochen masih berdiri di tempatnya dan mengangguk pelan. Pencapaian teknik pedang Zi Hansha memang sangat tinggi, sebab ia telah mencapai tingkatan Puncak dari Pedang Pengikut Hati.     

Secara praktek, maka tidak terdapat kelemahan apapun dari teknik pedangnya saat telah mencapai level yang demikian.     

Namun, pencapaian teknik pedang Zhang Ruochen adalah setingkat lebih tinggi daripada lelaki tersebut. Zhang Ruochen telah mencapai Alam Hati yang Terhubung dengan Pedang. Oleh karena itulah, tidak peduli seberapa banyak bayangan ilusi yang diciptakan Zi Hansha, atau seberapa kuatnya pedang Chi, dan seberapa banyak variasi gerakannya, maka lelaki itu masih tampak seperti seorang anak kecil yang sedang memainkan pedang.     

CLASH!     

Zhang Ruochen menggenggam ujung pedangnya dan membalikkan badan guna menghalau serangan pedang Zi Hansha, ia benar-benar mematikan teknik yang akan digunakan oleh lawannya.     

"Dia dapat dengan mudah menghalau Bentuk Pedang Merah-ku?"     

Zi Hansha tidak percaya bahwa musuhnya bisa setangguh itu. Oleh karenanya, ia segera mengganti teknik pedangnya dan mulai menggunakan gerakan kedua, Bulan Merah di Langit Hampa.     

Seketika itu juga ia melepaskan gerakan ketiga, Rambut Merah Menari.     

Lalu, kembali disusul dengan gerakan keempat, Darah Awan Merah.     

...     

Gerakan ketujuh, Hati Merah.     

Zi Hansha telah melepaskan tujuh kali gerakan berturut-turut. Namun, kaki-kaki Zhang Ruochen sama sekali tidak bergerak sejak awal. Hanya dengan menggunakan satu gerakan, maka ia dapat dengan mudah menghalau semua teknik pedang milik Zi Hansha.     

Para murid yang berdiri di samping menjadi tercengang.     

Di mata mereka, Zhang Ruochen tampak seperti sebuah batu raksasa. Lelaki itu hanya berdiri di tempatnya dan berhasil menghalau semua serangan Zi Hansha, seperti semua serangan itu tidak berarti apa-apa.     

Tidak ada hal lain lagi yang bisa dikatakan. Sebab, semua orang dapat melihat dengan jelas bahwa Zhang Ruochen benar-benar jauh lebih superior dibandingkan dengan Zi Hansha, hingga sampai pada kesimpulan bahwa mereka berdua bukan berasal dari liga yang sama.     

Xue Yingrou menarik lengan bajunya dengan jemarinya yang seperti permata. Kedua mata cantiknya penuh dengan air mata, dan ia berseru takjub. Ia merasa bahwa setiap gerakan Zhang Ruochen sangat percaya diri, mengalir, dan terlihat elegan.     

"Dia terlampau tangguh. Di depannya, kakak tertua bahkan seperti anak kecil yang sedang belajar pedang. Mengapa aku mengira bahwa kakak tertua adalah ksatria tangguh sebelumnya?"     

Perlahan-lahan ia menggelengkan kepalanya. Setelah menyaksikan pertarungan ini, maka bayangan tinggi sosok Zi Hansha yang berada di dalam hatinya benar-benar telah hancur.     

CLASH!     

Zhang Ruochen mengayunkan lengannya dan sekali lagi menghalau pedang Zi Hansha.     

Di waktu yang sama, Tenaga Chi di dalam Lautan Chi-nya sedang mengalir di lengan dan berubah menjadi sebuah gelombang Tenaga Chi dengan sebuah dorongan.     

Sebuah kekuatan besar tampak keluar dari sarung pedangnya, dan memaksa Zi Hansha untuk mundur sejauh sembilan langkah.     

"Karena semua teknik pedangmu telah kau gunakan, maka mari kita selesai di sini."     

Ia sama sekali tidak punya minat untuk bertarung dan hanya ingin pergi.     

"Siapa yang bilang padamu bahwa teknik pedangku telah kugunakan semuanya? Kau tidak diizinkan untuk pergi! Kita harus melanjutkan pertarungan kita."     

Zi Hansha merasa bahwa rasa malunya telah berubah menjadi kemarahan. Sangat sulit untuk bisa mengendalikan emosinya. Kemudian, ia melompat dan menggenggam pedang dengan menggunakan kedua tangannya. Lalu, ia mengalirkan Tenaga Chi ke dalam pedang dan mulai mengaktifkan inskripsinya. Setelah itu, ia mulai menebas pedangnya ke arah Zhang Ruochen dengan menggunakan kekuatan penuh.     

Ia bukanlah tandingan Zhang Ruochen bila itu tentang teknik pedang, namun ia masih enggan menyerah.     

Jika demikian, ia tidak perlu lagi berkompetisi dengan teknik pedang.     

Ia bisa berkompetisi dengan menggunakan kekuatan yang sesungguhnya.     

Pedang milik Zi Hansha adalah sebuah Senjata Suci Bela Diri kelas sepuluh dan kekuatannya pun terbatas. Setelah ia mengaktifkan beberapa inskripsi di dalamnya, maka pedang itu memancarkan cahaya merah dan memuntahkan api, layaknya air terjun api. Lalu, pedang itu menyerang kepala Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen menghela nafas dan sedikit menggelengkan kepalanya.     

Itu adalah momen dimana Zi Hansha tiba-tiba menemukan bahwa Zhang Ruochen telah menghilang dari pandangan matanya.     

Ketika ia menyadari hal tersebut, namun ia telah selangkah lebih lambat.     

Zhang Ruochen tampak di depan Zi Hansha dan berada di sisi kiri. Kemudian, ia mengayunkan sarung pedangnya, dan menyerang perut Zi Hansha.     

CLASH!     

Zi Hansha merasakan aliran rasa sakit dari perut bagian bawahnya dan kekuatan yang besar sedang berkecamuk di dalam tubuhnya. Seperti layang-layang yang benangnya putus, maka ia terlempar ke belakang.     

Zi Hansha mendarat dengan pantatnya di atas dek kapal yang keras dan berwarna perak. Ia benar-benar telah dihancurkan sampai pada titik nadir.     

Zhang Ruochen melayang seperti sehelai daun, ia mendarat pelan di atas dek kapal. "Kita bisa selesaikan ini sekarang, benarkan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.