Kaisar Dewa

Bertemunya Void Sword dengan Tuannya



Bertemunya Void Sword dengan Tuannya

0Zhang Ruochen menggunakan kecepatan tertingginya dan bergegas menuju ke area terluar dari Pemakaman Dewa. Akan tetapi, ia tidak langsung masuk ke dalam sana. Sebaliknya, ia mulai membuka Mata Langit untuk memindai pemakaman di sekitarnya, dari jarak sekitar 100 mil jauhnya.     

Kala itu, ia menyaksikan ada banyak jiwa-jiwa mati di dalam pemakaman tersebut.     

Sebagian besar dari jiwa-jiwa mati itu berwujud manusia. Mereka semua sedang mengenakan pakaian compang-camping, dengan rambutnya yang acak-acakan. Mereka terlihat sangat lusuh, namun mata mereka memancarkan sinar berwarna merah.     

Di sana, ada juga jiwa-jiwa mati milik binatang buas raksasa, dengan ekspresi wajah mereka yang sangat mengerikan.     

Binatang buas memiliki jiwa binatang buas di dalam dirinya. Lalu, saat mereka mati, maka mereka akan berubah menjadi jiwa-jiwa mati.     

Jiwa-jiwa mati ini tak henti-hentinya keluar dari Pemakaman Dewa. Sebagian besar dari mereka sedang bergegas menuju ke Sete Yin Yang. Beberapa lagi tampak mengarah menuju ke 36 mansion di Tanah Suci Wilayah Timur, sementara sisanya mengarah ke 12 mansion di Tanah Evil Wilayah Timur.     

"Sebenarnya, ada berapa banyak jiwa-jiwa mati di dalam Pemakaman Dewa tersebut? Apa benar-benar sudah tak terhitung lagi jumlahnya?"     

Kedua mata Zhang Ruochen mulai menyiratkan rasa khawatir.     

Kalau jiwa-jiwa binatang buas itu sampai masuk ke mansion-mansion di Wilayah Timur, maka yang paling menderita pertama kali adalah para penduduk biasa. Bahkan, pasukan jiwa mati dengan kekuatan yang paling rendah sekalipun,masih mampu menghisap habis seluruh jiwa penduduk tersebut.     

Kala itu, ada dua jiwa mati dengan kualitas fisik yang mumpuni sedang berdiri di luar pemakaman.     

Tubuh-tubuh mereka penuh dengan Chi Ghost. Salah satu dari mereka sedang mengenakan jubah berwarna merah dengan rambut yang panjang. Itu adalah wanita muda yang sangat cantik. Wanita itu berkulit putih dan bertubuh tinggi, sementara kedua matanya penuh dengan aura dingin.     

Sosok yang lain adalah raksasa berarmor dengan lengan-lengan yang kuat. Ia bertubuh tinggi seperti menara kota, dan sedang berjaga di sisi kiri pemakaman.     

Ada dua tipe jiwa-jiwa mati; Jendral Ghost dan prajurit Shadow.     

Prajurit Shadow bisa dibedakan menjadi empat level, dari level pertama sampai level keempat. Itu sama seperti tingkatan alam milik ksatria manusia; prajurit Shadow di Alam Huang, Alam Xuan, Alam Bumi, dan Alam Surga.     

Para jendral Ghost dibedakan menjadi tiga tipe, yakni Evil Spirit, Demonic Spirit, dan Wuchang.     

Hanya Wuchang, yang paling kuat di antara ketiga tipe jenderal Ghost, yang dapat berubah wujud menjadi manusia.     

Ini berarti bahwa gadis dan raksasa yang berada di luar Pemakaman Dewa tersebut, setidaknya telah berada di level Wuchang.     

Wuchang sendiri adalah sosok yang sangat tangguh dan dapat disejajarkan dengan Setengah-Biksu. Bahkan, mereka mungkin dapat dengan mudah mengalahkan para Setengah-Biksu dan menyerap jiwa sucinya.     

Selain Wuchang, masih ada Ghost King, yang juga dapat berubah wujud.     

Ghost King ini bahkan jauh lebih kuat lagi, hingga mereka mampu bertarung melawan para Biksu.     

Zhang Ruochen tidak tahu apakah mereka merupakan Ghost King atau Wuchang. Maka dari itu, ia tidak akan masuk ke dalam sana tanpa rencana yang matang.     

Kalau mereka berdua adalah Ghost King, maka Zhang Ruochen benar-benar paham kalau dirinya dapat dengan mudah dikalahkan.     

Selain itu, sekarang ini ia masih berada di dalam proses penyembuhan diri. Jadi, ia harus bersikap lebih waspada.     

Zhang Ruochen mengeluarkan Void Sword dan menggenggamnya di tangan. Pedang putih itu terlihat bersinar terang. Meskipun Void Sword itu mengirimkan reaksi kepadanya, namun lelaki itu bisa merasakan kalau jiwa pedang di dalamnya masih belum terbangun.     

Setelah merasa ragu sejenak, maka Zhang Ruochen akhirnya mengeluarkan Grafik Kayu Yin Yang dan mengaktifkan pintu ruang. Setelah itu, ia masuk ke dalam Dunia Lukisan.     

Di bawah Pohon Suci Utama, di sana Han Xue sedang berlutut di hadapan jasad Biksu Pedang Xuanji. Gadis itu meletakkan kedua tangannya di atas pahanya sendiri, dengan kedua matanya yang telah berkaca-kaca. Tetapi, ia tidak menangis. Gadis itu hanya sedang berusaha sekuat tenaga untuk tetap tampil tenang.     

Zhang Ruochen berjalan mendekatinya dari kejauhan dan muncul di hadapan Han Xue.     

Han Xue mendongakkan kepalanya dan menatap Zhang Ruochen. Saat itu, ia menggigit bibirnya sendiri dan berkata, "Master, siapa yang membunuh kakek?"     

Han Xue sudah pernah tinggal bersama dengan Biksu Pedang Xuanji untuk beberapa lama. Jadi, sang kakek sangat mencintainya, bahkan ia juga sempat mengajarkan beberapa teknik pedang kepada gadis tersebut.     

Oleh karena itulah, hubungan mereka berdua telah berkembang pesat.     

Han Xue telah memperlakukannya seperti kakeknya sendiri. Jadi, ketika ia menyaksikan jasad Biksu Pedang Xuanji, maka ia sama sekali tidak bisa menerima hal tersebut.     

Dengan perasaan yang campur aduk, saat itu Zhang Ruochen berkata, "Jangan banyak bertanya tentang hal itu. Aku pasti akan mengurusnya. Tapi, sekarang ini aku harus mengesampingkannya dulu. Sebab, ada hal mendesak lain yang sedang terjadi di Wilayah Timur, dan jutaan orang mungkin akan mati."     

Meskipun Han Xue hanyalah gadis berusia 10 tahun, namun secara mental gadis itu lebih dewasa daripada teman sebayanya.     

Jadi, ia mulai menyimpan kesedihan itu di dalam hatinya dan langsung bangkit berdiri. Gadis itu menatap Zhang Ruochen, 'Master, apa yang terjadi?"     

"Nanti aku akan menceritakan tentang detilnya."     

Zhang Ruochen mengeluarkan Void Sword, lalu memberikannya kepada Han Xue dengan kedua tangan. "Mulai sekarang, aku serahkan Void Sword ini kepadamu."     

Han Xue berlutut di tanah, sambil mengangkat wajah mungilnya dan menghadap masternya. "Void Sword ini adalah pedang andalan Permaisuri Seribu Tulang. Pedang ini dianggap sebagai salah satu pedang terkuat di Daratan Kunlun. Aku tidak bisa menerima senjata semacam ini."     

Zhang Ruochen menarik tangannya dan meletakkan Void Sword itu ke tanah. Kemudian, ia berpaling dan mengamati Pohon Suci Utama, sebelum akhirnya berkata, "Kau punya Fisik Seribu Tulang dan punya hubungan erat Void Sword. Selain itu, apa yang terjadi di Wilayah Timur saat ini juga berhubungan dengan pedang tersebut. Maka dari itu, prosesi penyerahan pedang ini adalah sesuatu yang sangat penting."     

Han Xue mengedipkan matanya satu kali, lalu kedua matanya itu mulai membulat dan terbuka lebar. Setelah itu, ia berkata, "Meski aku mau menerima Void Sword, tapi apa yang bisa kulakukan untuk menyelesaikan masalah di Wilayah Timur?"     

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya dan berkata, "Mungkin tidak ada. Tapi, sekecil apapun kesempatan itu, setidaknya kita harus mencobanya. Jadi, ayo segera bangkit dan terima pedang ini."     

Han Xue kembali berdiri dan menatap pedang tersebut. Gadis itu merasa ragu untuk beberapa lama. Tapi, pada akhirnya, ia pun mulai menyentuh pegangan pedang tersebut.     

Tiba-tiba, bilah pedang Void Sword tersebut memancarkan cahaya yang sangat menyilaukan.     

Ada ratusan pedang Chi berwarna putih yang meledak ke arah Zhang Ruochen, sambil mengeluarkan suara dentuman yang sangat keras.     

Untungnya, Zhang Ruochen telah bersiap-siap atas reaksi tersebut.. Jadi, ia cepat-cepat melindungi dirinya sendiri dengan menggunakan Pedang Kuno Abyss.     

Wham!     

Lelaki itu menghindari serangan Void Sword dan terbang menjauh, sampai pada jarak 40 mil.     

Akan tetapi, Han Xue masih berada di tempatnya berdiri, sambil menggenggam Void Sword.     

Cahaya yang bersinar terang itu mulai melingkupi tubuh Han Xue, hingga membuatnya menjadi lebih terang, kecuali pada bagian rambut dan kedua matanya, yang masih sama-sama hitam. Namun, dengan perubahan tersebut, maka gadis itu menjadi mirip seperti bidadari.     

Pedang Chi yang terlepas dari Void Sword tersebut – secara otomatis tidak ingin menyerang Han Xue. Sebaliknya, pedang-pedang Chi itu mulai berkumpul di dekatnya, dan seakan-akan ingin melindungi dirinya. Ini adalah pemandangan yang aneh, sekaligus juga fenomena yang menakjubkan.     

Melihat itu, maka Zhang Ruochen tersenyum dan mulai membatin, "Ternyata Han Xue adalah sosok yang paling ditunggu oleh Void Sword. Aku hanya pemilik palsu."     

Saat menyaksikan perubahan besar tersebut, maka Han Xue menjadi sedikit terkejut, dengan kedua matanya yang membelalak. Namun, gadis itu masih berusaha bersikap tenang dan tidak takut terhadap perubahan tersebut.     

Kala itu, Zhang Ruochen berkata, "Han Xue, teteskan darahmu ke atas bilah pedangnya."     

"Okay."     

Han Xue menggenggam pegangan pedangnya erat-erat dan mulai mengangkat pedang tersebut. Setelah itu, ia menggunakan bilah pedangnya untuk sedikit menggores tangannya. Namun, karena pedang itu sangat tajam, maka yang tertinggal di sana adalah luka yang cukup dalam.     

Di waktu yang bersamaan, Void Sword itu mulai menghisap darahnya, sebelum akhirnya kembali berubah menjadi semakin terang.     

Pada saat itu, garis-garis inkripsi – yang sangat banyak – mulai bermunculan di bilah pedangnya, layaknya jaring laba-laba, hingga sampai masuk ke dalam tangan Han Xue dan membentuk suatu koneksi khusus dengan sistem meridian di dalam tubuh gadis tersebut.     

Han Xue menatap Zhang Ruochen dan mengangguk. Setelah itu, ia menyarungkan pedangnya dan berjalan ke arah masternya. Gadis itu membungkukkan badan dalam-dalam dan berkata, "Terima kasih master, karena telah memberikan pedang ini kepada saya."     

Zhang Ruochen menatapnya, sambil merasa sangat bangga di dalam hatinya. Pada saat ini, akhirnya ia mulai memahami sesuatu – bahwa ketika ia dapat menyaksikan muridnya bertumbuh – maka seketika itu pula ia akan merasa sangat bahagia.     

Semua itu adalah berkat kontribusi tanpa pamrih dan rasa cinta yang telah dicurahkan oleh lelaki tersebut kepada Han Xue. Selain itu, perasaan ini juga menjadi sejenis pembelajaran tertentu bagi dirinya sendiri, hingga membuatnya menjadi semakin matang.     

Sekarang ini, bentuk fisik Han Xue dan perawakannya benar-benar sangat cantik. Bahkan, mental gadis tersebut juga telah jauh mengungguli kawan-kawan sebayanya. Selain itu, dengan Void Sword yang berada di tangannya, maka gadis itu pasti akan bertumbuh lebih baik lagi.     

Jadi, seseorang dapat membayangkan akan seperti apa pencapaian gadis itu di masa depan.     

Di waktu yang bersamaan, Zhang Ruochen langsung mengeluarkan Holy Source milik Biksu Pedang Xuanji dan memberikannya kepada Han Xue. Lalu, ia menatap Han Xue dalam-dalam dan berkata, "Ambil ini. Kau akan mendapatkan banyak manfaat setelah berhasil memurnikan ini."     

Han Xue mengambil Holy Source tersebut dan menggenggamnya di tangan. Kemudian, ia bertanya dengan wajah yang penasaran, "Master, ini apa?"     

"Ini adalah Holy Sword milik kakek, yang sengaja ditinggalkan untukmu. Kalau kau berhasil menyerapnya, maka pemahaman pedangmu akan meningkat sampai pada level tertentu." Zhang Ruochen mengusap kepalanya dan tersenyum, "Makanlah. Sebab, tiga hari ke depan, kita punya tugas besar yang harus diselesaikan."     

"Okay."     

Han Xue sangat percaya terhadap masternya dan sama sekali tidak perlu meragukannya. Jadi, ia langsung menelannya dan duduk bersila di atas tanah. Seketika itu juga, ia langsung memulai proses pemurniannya.     

Kekuatan suci yang terkandung di dalam Holy Source itu sangat kuat, hingga sampai menciptakan hujan cairan suci di sekitar tubuh Han Xue. Cairan-cairan suci itu menetes di tubuhnya dan langsung diserap cepat oleh kulitnya. Sehingga, hal itu membuatnya terlihat semakin cemerlang.     

Dalam beberapa jam ke depan, Zhang Ruochen telah benar-benar berhasil menyerap semua kandungan di dalam Withered Pil, hingga lelaki tersebut telah sembuh total. Sekarang ini, ia kembali berada di kondisi puncaknya.     

Selain itu, kekuatannya juga ikut meningkat. Sekarang ini, ia telah berada di puncak Perubahan Kedelapan dari Alam Fish-dragon.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.