Kaisar Dewa

Blood Poison of Pluto



Blood Poison of Pluto

0Pada saat ini, Zhang Ruochen sedang berada di sudut lapangan. Lelaki itu menatap arah kepergian Feng Han. Sambil merasa kebingungan, maka ia mulia membatin. "Ini aneh. Kenapa kakak saudara keempat membawa jasad Master sendirian? Kenapa kakak pertama, kakak kedua, dan kakak ketiga tidak boleh ikut dengannya?"     

Sebelumnya, Biksu Qing Xiao telah menggunakan Wilayah Jiwa Suci di sekitar jasad Biksu Pedang Xuanji, yang dapat menghalau suara. Maka dari itu, Zhang Ruochen tidak bisa mendengar apa yang sedang mereka katakan dan tidak tahu apa yang telah terjadi.     

Pada saat ini, Zhang Ruochen dapat merasakan sesuatu yang ganjil. Jadi, ia mulai menoleh dan menatap Huang Yanchen – yang sedang berjalan ke arahnya. Saat itu, kedua mata mereka bertemu.     

Kedua mata Huang Yanchen telah bengkak dan berwarna merah. Masih ada air mata di pipinya. Yang jelas, kematian masternya telah benar-benar mempengaruhi wanita tersebut.     

Setelah itu, Zhang Ruochen melirik Mu Jiji dan Xun Hualiu seakan hendak berkata, "Kenapa kalian masih berada di sini? Apa kalian tidak bisa membiarkanku bicara dengan Putri Yanchen sendirian?"     

Yang jelas, Mu Jiji dan Xun Hualiu adalah para pria yang ahli dalam urusan cinta. Maka dari itu, mereka langsung pergi dari sana seolah telah memahami sesuatu.     

Seketika itu juga, Huang Yanchen menggunakan telepati untuk mengabarkan sesuatu pada Zhang Ruochen mengenai Feng Han. Namun, Zhang Ruochen merentangkan tangannya dan memberi sinyal agar wanita itu berhenti. Kemudian, ia menatap ke luar Paviliun Pedang. Sesuai dengan dugaannya, ada banyak mata yang sedang menatapnya dan Huang Yanchen. Bahkan, itu juga termasuk mata Lady Saint.     

Zhang Ruochen dan Huang Yanchen bukan para Biksu dan tidak bisa melepaskan Wilayah Jiwa Suci. Jadi, meskipun mereka menggunakan telepati, namun orang-orang dengan tingkat kultivasi yang lebih tinggi masih mampu mendengar mereka.     

Meskipun Huang Yanchen merasa bahwa itu adalah sesuatu yang mendesak, namun wanita itu masih tidak berani mengatakannya. Yang jelas, wanita itu tidak ingin membongkar identitas Zhang Ruochen.     

Mereka berdua hanya terdiam dan pergi meninggalkan Gunung Dewa Kuno.     

Zhang Ruochen tidak melepaskan Body-Protecting Holy Kang-nya sampai mereka telah berada di Gunung Suci Zixia. Setelah melingkupi dirinya dan Huang Yanchen, maka lelaki itu berkata lebih dulu. "Jangan terlalu sedih," katanya. "Master adalah sosok ahli pedang. Hal itu cukup membanggakan bagi beliau, mengingat beliau bertemu ajalnya di dalam duel yang disaksikan oleh banyak orang. Meski beliau meninggal, namun beliau sama sekali tidak pernah menyesalinya."     

Huang Yanchen menghempaskan dirinya ke pelukan Zhang Ruochen. Sambil menggigit bibirnya, saat itu air matanya kembali menetes. Wanita itu mengangguk dan tiba-tiba terpikirkan tentang pertanyaannya sebelumnya, jadi ia cepat-cepat bertanya, "Zhang Ruochen, Master punya harapan yang tinggi kepadamu. Apa beliau pernah bilang kalau kau akan dijadikan sebagai penerusnya?"     

Zhang Ruochen mengangguk. "Beliau dan aku pernah membahas tentang ini sebelumnya. Beliau berkata bahwa penyesalan terbesar dalam hidupnya adalah ketika beliau tidak sanggup menemukan seorangpun yang bisa menggantikan posisinya."     

Bibir Huang Yanchen berkedut-kedut. "Apa kakak keempat juga tidak bisa menggantikannya?"     

"Aku sudah bertanya pada beliau sebelumnya, namun beliau hanya menggelengkan kepala. Pada akhirnya, beliau memintaku untuk menjadi penerusnya. Beliau berkata kalau dirinya sampai meninggal pada pertarungan final tersebut, maka aku harus membawa Pedang Taotian dan jasadnya menuju ke Pemahaman Pedang Pluto di Wilayah Pusat."     

Kala itu, Zhang Ruochen merasa getir di dalam hatinya. Yang jelas, lelaki itu tidak ingin bicara tentang warisan atau sosok penerus, apalagi masternya baru saja meninggal.     

Akan tetapi, Huang Yanchen merasa terkejut dengan kata-kata Zhang Ruochen. Sebab, kata-katanya dan kakak keempat hampir mirip. Tidak diragukan lagi, salah satu dari mereka pasti berbohong. Namun, Huang Yanchen pasti percaya kepada Zhang Ruochen, jadi ia langsung mengatakan semuanya mengenai Feng Han.     

"Bagaimana mungkin?" ekspresi wajah Zhang Ruochen langsung berubah.     

"Master tidak mungkin memilih dua orang penerus sekaligus," kata Huang Yanchen. "Zhang Ruochen, kenapa aku merasa kalau ada sesuatu yang salah dengan kakak keempat?"     

"Pasti ada sesuatu yang salah." Ekspresi wajah Zhang Ruochen mulai mengeras. "Katakan padaku, apa Master pernah bertemu dengan kakak keempat sebelum Konferensi Teknik Pedang dimulai?"     

Huang Yanchen mengangguk.     

Zhang Ruochen menghirup nafas dalam-dalam. Saat itu, kedua matanya tampak menyipit, dengan tangannya yang mulai mengepal erat. "Master telah berada di posisi yang unggul dalam pertempuran melawan Biksu Pedang Nine Serenity. Bagaimana mungkin beliau tiba-tiba meninggal? Aku punya firasat kalau hal ini pasti berhubungan dengan kakak keempat."     

"Bagaimana mungkin?" tanya Huang Yanchen. "Kenapa dia ingin melukai Master?"     

"Jangan terlalu banyak bertanya. Aku akan mengejarnya sekarang. Aku tidak bisa membiarkannya membawa jasad Master dan Pedang Taotian-nya," kata Zhang Ruochen dingin.     

Huang Yanchen tahu betapa tingginya tingkat kultivasi Feng Han, jadi ia pun merasa khawatir terhadap keselamatan Zhang Ruochen. "Aku akan pergi denganmu."     

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya. "Tidak, sebaiknya kau cari kakak tertua di Paviliun Pedang dan katakan sesuatu kepadanya. Kalau diperlukan, kau bisa bilang kepadanya kalau aku masih hidup. Ingat, kau hanya boleh mengatakannya kepada kakak tertua. Jangan bongkar identitasku pada yang lainnya."     

Hal itu bukan karena Zhang Ruochen tidak percaya kepada yang lain, tapi di antara mereka, maka kakak tertua adalah yang paling mumpuni. Selain itu, Biksu Qing Xiao tidak akan pernah membongkar rahasianya. Jadi, lebih baik tidak mengatakannya kepada yang lain.     

Feng Han baru saja pergi. Pria itu menyembunyikan Chi-nya dan tidak meninggalkan jejak apapun, namun Zhang Ruochen masih bisa mendeteksinya dari sisa-sisa Chi yang dikeluarkan dengan menggunakan Kekuatan Batin-nya.     

Zhang Ruochen langsung mengenakan Shooting Star Invisible Cloak dan mengaktifkan teknik bergerak sampai pada batas maksimalnya. Lelaki itu menghilang dari tempatnya berdiri dan mulai mengejar Feng Han malam itu juga.     

Kalau sampai masternya terbunuh oleh perangkap seseorang, maka Zhang Ruochen pasti akan membunuhnya dengan tangan kosong, tidak peduli siapa orang tersebut.     

Huang Yanchen sendiri merasa sangat gelisah. Wanita itu cepat-cepat pergi menuju ke Gunung Dewa Kuno.     

Karena menggunakan Shooting Star Invisible Cloak, maka kecepatan Zhang Ruochen sangat tidak masuk akal. Sebab, pertapa biasa tidak akan bisa melihatnya dengan jelas. Sesaat setelahnya, ia telah pergi meninggalkan Sekte Yin Yang dan masuk ke dalam Belantara God Failing.     

Sisa-sisa Chi milik Feng Han yang tersisa di udara menjadi semakin bertambah kentara. Yang jelas, Zhang Ruochen sudah berada dekat dengannya.     

Tapi bagaimana mungkin Feng Han tahu mengenai rahasia Pedang Taotian? Pertanyaan ini terus berputar di dalam benak Zhang Ruochen.     

Biksu Pedang Xuanji pasti tidak mengatakan itu kepadanya, jadi pasti ada orang ketiga. Saat terpikirkan tentang ini, maka Zhang Ruochen menjadi lebih waspada. Setelah itu, ia memperlambat pergerakannya dan mulai mengaktifkan kekuatan tak terlihat. Zhang Ruochen menyembunyikan Chi-nya di dalam Cloak tersebut.     

Setelah beberapa saat, maka Feng Han akhirnya mulai terlihat di matanya.     

Zhang Ruochen langsung berhenti. Lelaki itu mendarat dan berdiri ratusan meter jauhnya, sambil mengamati Feng Han lekat-lekat. Lelaki itu ingin tahu apa yang sedang direncanakan oleh Feng Han.     

Saat itu, Feng Han terlihat sangat waspada. Pria itu mulai mengamati sekitarnya. Ketika melihat bahwa tidak ada seorangpun yang sedang mengikutinya, maka ia mulai meletakkan jasad Biksu Pedang Xuanji di atas tanah.     

Setelah itu, ia mengeluarkan ocarina berwarna hitam. Ketika ocarina itu diletakkan di bibirnya, maka ia mulai menciptakan suara-suara aneh.     

Whoosh, whoosh!     

Beberapa saat kemudian, terdapat lima kelelawar hitam raksasa yang keluar dari dalam hutan. Mereka mendarat di hadapannya dan berubah menjadi berbentuk manusia.     

Tidak, lebih tepatnya, mereka bukan kelelawar. Mereka adalah manusia bersayap. Mereka hanya sedang mengenakan pakaian hitam, jadi ketika mereka terbang, maka mereka terlihat seperti kelelawar raksasa.     

Para Immortal Vampir.     

Kedua mata Zhang Ruochen langsung berubah menjadi dingin. Sekarang, akhirnya ia yakin kalau kematian Masternya pasti ada hubungannya dengan Feng Han.     

Perlahan-lahan, Zhang Ruochen mulai mengeluarkan Pedang Kuno Abyss dan menggenggamnya erat-erat.     

"Salam, Pangeran Keenam." Setengah-Biksu Vampir membungkuk kepada Feng Han bersamaan.     

Vampir yang berada di barisan depan adalah seorang elder bernama Setengah-Biksu Taixi. Pria itu berukuran 8 kaki dan sangat berotot. Pria itu yang paling kuat di antara empat Setengah-Biksu lainnya. Yang jelas, ia punya derajat yang tinggi.     

Setengah-Biksu Taixi terkekeh. "Ternyata hasilnya sangat memuaskan kalau Pangeran Keenam sampai turun tangan. Biksu Pedang Xuanji memang sangat kuat, namun dia masih tidak punya pilihan lain, selain mati."     

"Semua orang punya kelemahan masing-masing," kata Feng Han. "Begitupun dengan Biksu Pedang Xuanji. Kelemahan terbesar pria tua itu adalah karena terlalu percaya terhadap murid-muridnya. Jika tidak, maka aku tidak akan pernah punya kesempatan untuk menaruh racun di dalam minumannya dengan menggunakan Pluto Blood Poison."     

Setengah-Biksu Taixi mencibir. "Pluto Blood Poison adalah racun tingkat tinggi yang diciptakan oleh Lord Pluto dengan menggunakan darahnya sendiri. Racun itu tidak berwarna dan tidak ada rasanya. Jadi, racun itu tidak ada bedanya dengan air. Bahkan, saya rasa Permaisuri juga tidak akan mampu mendeteksinya, apalagi cuma Biksu Pedang Xuanji."     

Feng Han melirik Setengah-Biksu Taixi. Setelah itu, ia mengeluarkan Pedang Taotian dan melemparkan pedang itu kepadanya. "Bawa Pedang Taotian dan berikan pada ayahku. Sekarang ini, kita sudah mendapatkan dua orang Biksu Pedang. Kalau kita bisa menyingkirkan empat yang lain, maka kita bisa pergi ke Pemahaman Pedang Pluto, lalu membunuh para penjaganya, dan membuka Gate of Bloody Hell. Setelah itu, maka Lord Pluto pasti akan kembali.     

"Selama Lord Pluto kembali ke Daratan Kunlun, bahkan Permaisuri Chi Yao pasti akan mati. Seluruh Daratan Kunlun akan berada di tangan kita, para Immortal Vampir. Umat manusia yang lemah itu hanya akan menjadi buruan kita."     

Setengah-Biksu Taixi menggenggam Pedang Taotian tersebut. Lalu, setelah mendengar kata-kata Feng Han, maka seketika itu pula ia langsung bersemangat. "Pangeran Keenam, Anda telah mendapatkan pencapaian tinggi dan berhasil mempermalukan para pangeran lainnya. Jadi, saya yakin Yang Agung pasti akan memberi banyak hadiah untuk Anda."     

Sambil memasang ekspresi serius, saat itu Feng Han berkata, "Ada satu hal lain. Saat kau kembali, katakan pada ayahku untuk mengirim orang untuk menginvestigasi buku Rahasia Immortal Vampir. Sebab, buku ini bisa jadi merupakan ancaman yang besar untuk ras kita."     

"Baik." Setengah-Biksu Taixi mengangguk, lalu berkata, "Apa Anda tidak ikut pulang bersama saya dan bertemu dengan Yang Agung?"     

Feng Han menggelengkan kepalanya. Kemudian, sambil menatap jasad Biksu Pedang Xuanji, saat itu ekspresinya berubah menjadi ambigu. "Aku harus mengasingkan diri dan belum bisa kembali dalam waktu dekat. Selain itu, darah Biksu Pedang Xuanji juga sangat berharga. Kalau aku dapat meminum darahnya dan memurnikannya, maka tingkat kultivasiku akan langsung naik tiga level..."     

Terdengar suara dingin yang melengking di balik kegelapan, "Kurasa kau tidak akan bisa melakukan itu."     

Seketika itu juga, ekspresi wajah Feng Han langsung berubah murung. Pria itu mengaktifkan Wilayah Jiwa Suci-nya, sambil meningkatkan kewaspadaannya. Di waktu yang bersamaan, kedua matanya berubah menjadi merah darah. Itu adalah Mata Langit Darah-nya. Pria itu mengamati sekitar dan bertanya dingin, "Siapa itu?"     

Whoosh.     

Angin mulai berhembus.     

Feng Han menemukan seseorang telah masuk ke dalam Wilayah Jiwa Suci-nya dan muncul di belakangnya. Oleh karena itulah, ia langsung melayangkan pukulan ke arah belakang. Pria itu bereaksi dengan sangat cepat, namun ia masih gagal mengenai targetnya.     

Boom. Hembusan angin yang terlepas dari tangannya berhasil menghancurkan hutan di dekat tempat tersebut. Pohon kuno raksasa yang sangat tebal langsung terbelah menjadi dua. Baik daun dan batang-batangnya mulai berubah menjadi serpihan-serpihan. Bahkan, lapisan debu di atas tanah juga telah tersapu bersih.     

Tidak.     

Feng Han merasakan sesuatu yang ganjil. Pria itu cepat-cepat menoleh ke bawah dan menemukan jasad Biksu Pedang Xuanji sudah tidak ada di sana.     

Ketika angin itu kembali berhembus, saat itu ada sebuah bayangan yang muncul pada jarak 300 meter jauhnya. Semua bayangan itu saling tumpang tindih, hingga akhirnya membentuk sosok figur muda. Pemuda itu sedang menggendong jasad Biksu Pedang Xuanji, dengan intensitas membunuh yang kental dan memancar dari tubuhnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.