Menikah dengan Mantan

Bab 139 \"KHAWATIR\"



Bab 139 \"KHAWATIR\"

1YUHU GUYS... MAAF YA... HARI INI BEGINI LAGI. AKU CUMA BISA BILANG MINTA MAAF. MAAFIN AKU YA GUYS...     

OH IYA MAAF KALAU ADA TYPO YANG MASIH BETEBARAN.     

SAMA KALAU ADA YG MAU IKUTAN CHALLEGNYA GUYS.. PAS TGL 1 MARET DI POSTINGAN TERBARUKU KALIAN BISA KASIH KOMENT KALAU KALIAN IKUTAN. NANTI SELANJUTNYA AKAN AKU KASIH TAHU GIMANA BIAR BISA DAPETIN HADIAHNYA.     

HAPPY READING GUYS....     

Kini Raka menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi meja. Ia sangat-sangat ke kenyangan karena makannya begitu khilaf. Ia mengusap perutnya yang membuncit akibat terlalu banyak makan.     

Ia pum hanya duduk diam menunggu perutnya tidak begah lagi. Serasa perutnya tidak begah lagi, ia mengangkat semua piring kotor dan membawanya ke bak cucian piring. Setelah itu ia mengambil lap untuk mengelap meja makannya.     

Selesai membersihkan meja makan, Raka pun membersihkan peralatan yang kotor setelah itu dia merapihkan dapurnya yang berantakan. Setelah berkutat dengan semuanya kini Raka bisa mendudukkan tubuhnya di sofa ruang televisi. Ia menatap botol-botol minuman yang belum ia bereskan.     

Raka menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa, kemudian ia menatap langit-langit appartementnya. Tiba-tiba perasaannya mulai tidak terkontrol lagi. Dadanya terasa sakit melihat Kenan yang begitu memperhatikan Qia. Bahkan ketika melakukan ijab kabul, hanya dalam satu tarikan napas Kenan menjadikan Qia istrinya.     

Jika akhirnya seperti ini, seharusnya dari dulu ia sudah mengajak Kenan menikah atau ia tidak perlu menjatuhkan harga dirinya dengan memberikan keperjakaannya pada Kenan. Namun, betapa penyesalan itu selalu berada di akhir dan Raka pun kini tidak tahu harus bagaimana karena sudah tidak ada Kenan di sampingnya.     

Sekitar pukul 10 malam, Raka masuk ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya. Ia mengambil handphonenya yang sudah terisi penuh kemudian menghidupkan tombol powernya.     

Handphonenya baru menyala sempurna dan hanya dalam hitungan beberapa detik notifikasi pesan masuk itu tidak ada henti-hentinya. Raka mengernyitkan dahinya ketika melihat siapa pengirim pesan itu.     

Dari pesan SMS hingga chating dari aplikasi berlogo hijau itu. Total chating yang masuk dari satu nama orang itu ada 500 chating. Raka pun membuka aplikasi hijau itu dan melihat apa yang dikirimkan Chika, orang yang mengirimi pesan hingga 500 pesan. 300 pesan chating di aplikasi hijau sisanya di SMS.     

Chika     

Ka...     

Ka...     

Ka...     

Ka...     

RAKA... KAMU DIMANA? KENAPA AKU TELPON ENGGAK AKTIF!!!     

Dan semua isi pesan itu hampir sama, semua pesan yang menanyakan keberadaan Raka. Begitu pun pesan yang ada di SMS nya. Namun pesan di SMS ada yang berbeda.     

KAMU DIMANA RAKA... KENAPA ENGGAK AKTIF HANDPHONE KAMU. Jangan buat aku khawatir. Pesan Chika yang di akhiri dengan tulisan kecil itu membuat sesuatu dalam hati Raka tergerak.     

RAKA SIAL**! JANGAN BUAT GUA PULANG SEKARANG JUGA!     

Raka terkekeh membaca pesan ini.     

RAKA BAJI** KELA**. WOI SIAL** KEMANA SIH LO!!     

Raka kembali terkekeh, entahlah mendengar makian Chika sungguh lucu. Namun ia tersadar akan sesuatu, ia membulatkan matanya ketika menyadari pesan ini di tulis oleh Scarlett bukan Chika.     

Tanpa melihat sekarang sudah pukul berapa, Raka pun langsung menelphone Chika. Memastikan bahwa Chika baik-baik saja. Baru beberapa detik ketika sambungan terhubung, Chika langsung mengangkat panggilannya.     

[" Raka sia** kamu kemana aja, hah!"] teriak Chika begitu marah.     

"Chika, tenang," ucap Raka mencoba menenangkan Chika.     

["Bagaimana gua mau tenang, kalau seharian lo gak aktif handphoennya?"] tanya Chika dengan suara kesalnya.     

"Maaf, handphoneku seharian mati."     

["Terus lo kemana sampai handphone mati seharian?"] tanya Chika ketus.     

"Tidur aja di appartement," jawab Raka singkat.     

["Di appartement aja?"] tanya Chika heran.     

"Iya, kenapa?" tanya Raka.     

["Kamu di appartement aja? Yakin? kamu kan, orangnya enggak betah lama-lama di appartement,"] ucap Chika karena memang Raka itu mudah suntuk jika hanya di rumah saja.     

Raka tipe orang yang lebih suka berjalan-jalan di bandingkan dengan berdiam diri di rumah. Jika Chika ada di appartement Raka betah tapi terkadang Raka mengajaknya pergi. Entah pergi nonton, ke mall atau bahkan hanya berkeliling kota Jakarta kemudian makan di pinggir jalan.     

Baik Raka dan Chika ternyata orang yang bisa makan di mana saja. Mereka berdua tidak malu atau gengsi makan di pinggir jalan. Ada beberapa kesamaan antara Chika dan Raka. Dari hal percintaan dan juga makan di pinggir jalan.     

Chika terkadang ingin menikah bahkan dirinya saja berharap bisa menikah dengan Kenan. Namun, pada akhirnya ia meragu karena takut suatu saat berpisah dengan pasangannya. Apalagi ketika ia sudah memiliki anak kemudian ia menemukan orang baru lagi. Ia takut anaknya akan mengalami apa yang ia alami. Ia tidak mau anaknya akan tersiksa seperti dirinya dan memiliki kepribadian ganda.     

Sedangkan Raka, sudah tidak perlu di jelaskan kenapa dirinya tidak mau menikah. Semua sudah jelas bahwa ia tidak mau mengalami apa yang di lakukan ke dua orangtuanya. Mereka berdua sudah cocok, tetapi entah kenapa mereka lebih menyukai hubungan simbiosis mutualisme. Bukan hubungan percintaan yang merumitkan menurut mereka.     

]"Tumben kamu hanya tidur saja, kamu lagi sakit?"] tanya Chika dengan suara lembutnya tetapi juga terdengar begitu khawarir.     

"Enggak, aku cuman capek aja. Jadi seharian cuma tidur."     

["Hum,"] jawab Chika yang hanya bergumam saja.     

"Bagaimana kabarmu hari ini?" tanya Raka memecah keheningan di antara merek berdua.     

"Aku pergi ke wilayah pembangunan, makan siang di restourant dan sekarang bertelponan dengan kamu," jawab Chika begitu semangat.     

Raka yang mendengar hanya terkekeh. Mereka pun bertelponan hingga tidak terasa pukul 1 dini hari. Entah apa saja yang mereka bicarakan hingga pukul 1 dini hari.     

Di tempat lain, Kenan dan Qia baru saja sampai di hotel dimana mereka menginap. Qia mengalami jetlag, akhirnya sampai di hotel ia langsung menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur. Tidak peduli dengan pakaiannya yang masih lengkap dan ia masih memakai sepatunya.     

Kenan hanya menggelengkan kepalanya melihat Qia yang langsung merebahkan tubuhnya. Kenan melanjutkan langkahnya untuk meletakkan semua barang yang ia bawa. Selesai dengan barang-barangnya kini Kenan melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi.     

Sekitar 30 menit, Kenan pun sudah menyelesaikan ritual mandinya. Ia pun keluar dari kamar mandi kemudian berjalan ke arah koper untuk mengambil pakaiannya.     

Ia kembali ke kamar mandi untuk memakai pakaiannya. Cuaca di bulan ini sungguh membuatnnya tidak perlu menyiapkan pakaian dingin atau pakaian lainnya. Mereka pergi honeymoon ke Turki. Tempat yang ingin Qia kunjungi. Awalnya Kenan pikir Qia akan mengajak honeymoon ke Korea, tetapi tebakannya salah. Qia ingin pergi ke Turki alasannya karena di sana kota islam dan banyak tempat-tempat indah menurutnya.     

Kenan pun menuruti saja apa mau Qia. Selama perjalanan Qia tidak lepas memeluk lengannya. Ia merasa Qia membutuhkan dirinya untuk menjaganya. Dengan begini ia merasa akan mudah untuk bisa kembali dengan Raka. Tinggal ia lebih membuat Qia tidak akan bisa lepas darinya. Maka semuanya akan kembali ke tempatnya.     

Ia bisa kembali bersama Raka sekaligus ia menepati janjinya pada Nathan untuk menjaga Qia. Membayangkan hal itu membuat Kenan yang kini keluar dari kamar mandi seraya mengeringkan rambutnya itu tersenyum bahagia.     

Ia tidak sabar menunggu hari itu, hari dimana ia akan bisa kembali pada Raka. Walau ia sendiri sedih karena Raka dengan mudahnya merelakannya bersama Qia. Namun, Kenan tidak akan pantang menyerah untuk mendapatkan hati Raka kembali.     

TBC...     

YO YO YO... BANYAKIN KOMENT N POWER STONE DAN HADIAH YA GUYS.. JANGAN LUPA CATAT YA.. ADA CHALLEGE UNTUK KALIAN.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.