Menikah dengan Mantan

Bab 96 \"JANGAN MALU MENGAKUI DI DEPAN UMUM\"



Bab 96 \"JANGAN MALU MENGAKUI DI DEPAN UMUM\"

0YO YO YO GUYS…. UP AGAIN… WEHEHEHE…     

YUKS LAH, YANG YANG KEMARIN IKUTAN CHALLENG KE DUA DIMANA BANYAKIN PRIVI+POWER STONE+HADIAH SEGERA HUBUNGI AKU DI IG : CHI_HYO_KI95 ATAU FB : ACHI HYOKI95 ATAU KALIAN BISA LANGSUNG KOMENT DI PARAGRAT INI YA… HEHEHE….     

HAPPY READING….     

Qia membuatkan minum untuk Kenan dan para tamunya. Melangkahkan kakinya keluar dari pantry dan berjalan ke lift untuk menuju ruangan Kenan. Hembusan napas berat itu terdengar beberapa kali dari mulutnya.     

Tangannya sedikit bergetar ketika ia sudah berdiri di depan ruangan Kenan. "Huh!" Qia menghembuskan napasnya dengan sedikit mengeluarkan suaranya supaya lebih rilex. Walau pada akhirnya tidak begitu membuatnya rilex.     

Qia pun mengetuk pintu, " permisi pak," ucap Qia setelah mengetuk pintu.     

"Masuk!" suara tegas dan dingin itu ia dengar di telinganya.     

Qia menghirup napasnya dalam-dalam sebelum ia masuk ke ruangan Kenan. Qia pun berjalan ke arah sofa untuk meletakkan minuman serta cemilan di sana. Di ruangan itu ada Carla dan juga Kakek sedangkan Kenan sedang duduk di kursinya.     

"Aduh, calon mantu Mama," ucap Carla kemudian menarik pergelangan tangan Qia ketika Qia sudah selesai meletakkan gelas minum serta cemilan ke atas meja.     

"Bu, maaf. Saya harua kembali bekerja."     

"Memangnya OG di sini cuma kamu? Enggak kan? Lagi pula saya yang minta kamu ke sini," ucap Carla seraya tersenyum.     

Qia hanya diam karena tidak tahu harus ber-ekspresi seperti apa. Padahal dirinya sendiri tadi sudah deg-degan setengah mati ketika masuk.     

"Jadi Qia, tadi kami sudah membahas tentang tanggal pernikahan kalian dan Kenan pun menyerahkan semuanya ke mama. Dan sekarang menunggu ke putusan dari kamu," ucap Carla menatap Qia seraya tersenyum hangat.     

"Tanggal pernikahan?" tanya Qia dengan kernyitan dalam di dahinya.     

"Kata Kenan kamu sudah menerimanya jadi, kita bahas tanggal pernikahan. Juga konsep pernikahan seperti apa yang kamu mau," jawab Carla masih dengan senyum manisnya.     

Sebenarnya ini hanya akal-akalannya Carla saja. Ia sengaja melakukannya supaya Qia terpancing emosi. Siapa tahu dia akan mengemukakan ke inginannya sebenarnya dan ia mau menerima Kenan.     

"Maaf, Bu," ucap Qia menatap Carla. "Sepertinya ibu salah orang. Pak Kenan dan saya tidak ada hubungan apapun. Bahkan jika ada pun Pak Kenan tidak pernah membahasa masalah pernikahan dengan saya," ucap Qia dengan wajah seriusnya.     

"Bagaimana aku ingin bicara jika kamu sendiri menghindariku dan bersikap dingin!" kesal Kenan yang ternyata sudah berdiri di depan mereka.     

Qia menolehkan kepalanya untuk menatap Kenan. "Bapak yang selalu bersikap dingin, bukan saya!" tegas Qia.     

"Maaf Kek, Bu. Qia harus kembali bekerja, " ucap Qia kemudian berdiri dari duduknya.     

"Ta, Mamaku sudah setuju. Kakek pun yang punya kuasa juga setuju. Apalagi yang kamu mau? Apa yang harus aku lakuin supaya kamu menerimaku?" tanya Kenan dengan raut wajah frustasinya.     

Qia heran melihat raut wajah Kenan. Wajah yang selalu dingin itu terlihat begitu frustasi. Bahkan ia bisa melihat cekungan di bawah mata Kenan. Ia kemudian menatap tubuh Kenan yang sepertinya masih sama hanya raut wajah Kenan yang tidak hidup saja.     

Ia tidak pernah sedetail ini memperhatikan Kenan. Ia hanya melihat sekilas wajah Kenan yang tidak ada senyum di wajahnya. Hatinya merasa sedih melihat wajah Kenan seperti itu. "Maaf," hanya itu kata yang keluar dari bibir Qia.     

Helaan napas berat Kenan hembusakan ketika pintu ruangannya sudah tertutup rapat. Carla pun melihat wajah anaknya yang sudah tidak tahu bagaimana lagi. Matanya kini menatap Papanya yang raut wajahnya bersedih menatap Kenan. "Apa iya, aku harus merelakan sepenuhnya menantuku hanya seorang gadis yatim piatu dan tamatan SMA? Dan satu lagi, ia seorang OG di kantor keluargaku, ini sungguh memalukan," ucap Carla dalam hati.     

Carla memang mengizinkan Kenan menikah dengan Qia, tetapi ia hanya akan memanfaatkan Qia supaya Kenan sembuh. Siapa tahu perkataan papanya itu benar, jadi ia bisa membuat anaknya sembuh kemudian menikahkannya dengan Chika, wanita yang sederajat dengan keluarganya.     

Beberapa hari terakhir ia menemui Qia supaya ia mau menikah dengan Kenan. Ia ingin Kenan segera menikah supaya Kenan bisa segera sembuh. Ia tidak bisa menunda-nunda lagi, umur Chika semakin bertambah, tentu saja keinginan menikah pasti semakin menggebu. Apa jadinya jika Kenan dan Qia terlalu lama menikah. Yang ada nanti, Chika akan menikah dengan pria lain.     

Chika itu anak dari sahabat karibnya. Rumah mereka kebetulan depan-depanan setelah almarhum Cinta – mama Chika menikah. Ia sendiri berharap jika suatu saat nanti mereka bisa menjadi keluarga sesungguhnya dengan menikahkan anak-anak mereka. Tetapi memang, mereka tidak akan memaksakan anak-anak mereka. Jaman anak-anak mereka pastinya bukanlan jaman dimana orang menikah karena orang tuanya.     

Carla menjadi ragu jika nantinya ia memisahkan Kenan dengan Qia. Kenan sendiri seperti ini karena dirinya yang sering menikah. Apa yang nantinya terjadi jika Qia membuat Kenan kecewa. Bisa-bisa Kenan kembali membenci wanita dan mungkin akan lebih parah lagi. Kini Carla menatap putranya itu lekat-lekat, Kenan sepertinya mirip dengan almarhum mantan suaminya Kenzi yang hanya mencintai dirinya. Namun Kenan masih sedikit berbeda karena dirinya yang malah terjerumus dalam dunia pelangi.     

"Apa kamu serius dengan Tata?" tanya Carla menatap putranya serius.     

"Perlukah?" tanya Kenan dengan malas dan ia pun membalikkan tubuhnya.     

"Lihat tuh, cucu papa," ucap Carla kesal seraya menunjukkan dagunya ke arah Kenan yang berjalan ke arah meja kerjanya.     

"Sama kayak kamu," jawab Dermawan kemudian ia meminum tehnya. Carla mendengkus kesal mendengar ucapan Papanya.     

Kenan yang ada di meja kerja kini menatap sebuah kotak kayu yang terukir pahatan love dengan nama Tata terpahat di tengannya. Ia mengambil kotak kayu kecil itu kemudian membuka pengait kecil untuk membukanya. Di dalamnya terdapat sebuah cincin kayu yang di lapisin risin hingga kayu itu tampak mengkilat. Di bagian atas cincin itu terdapat 3 butir berlian yang membuat cincin itu menjadi mewah.     

Terdapat ukiran nama Ananta P.S di cincin itu. Ia mengusap cincin itu kemudian mengenggamnya erat. "Coba lakukan hal yang di sukai oleh Tata," ucap Carla yang kini sudah berdiri di depan meja Kenan membuat Kenan berjenggit kaget.     

Kenan menatap Carla kesal karena ia tiba-tiba sudah berdiri di depannya. Kenan pun mendengkus kesal karena perkataan Carla pernah ia dengar bahkan itu dari Qia langsung. Ia sendiri tidak tahu apa yang membuat Qia akan memaafkannya.     

Tiba-tiba ia teringat sesuatu ketika dirinya pertama kali berpacaran dengan Qia. "Jangan cuekin aku di depan umum. Jangan malu tunjukin aku di depan semua orang. Kalau kakak malu dengan diri aku, berarti kakak enggak sayang aku. Karena jika orang tulus sama kita, maka kita enggak akan malu mengakuinya di depan umum," ucap Qia ketika Kenan mengantarkannya pulang ke rumah.     

Kenan kini menatap Mamanya yang masih menatapnya. Raut wajah Carla menjadi bingung sendiri ketika melihat raut wajah anaknya yang tidak terbaca itu. "Aku tahu, apa yang harus aku lakukan," ucap Kenan menatap Carla.     

Carla menatap putranya semakin bingung karena perkataan Kenan. Tetapi dari raut wajah Kenan yang kini bahagia, itu menunjukkan bahwa itu adalah hal baik.     

Jam berdetik dan berubah menjadi hitungan jam. Tidak terasa sudah pukul lima sore dimana para karyawan pulang. Kenan sudah berdiri di lobi dan beberapa karyawan yang berpapasan dengannya menyapanya seraya tersenyum. Namun, Kenan ya Kenan,ia tidak membalas sama sekali sapaan para karyawannya.     

Para karyawannya pun hanya memaklumi saja tingkah bosnnya itu. Mata Kenan kini fokus pada satu objek yang sedang berjalan ke arahnya. Ia berjalan bersisian dengan seorang gadis dan sepertinya mereka sedang membicarakan hal-hal yang menyenangkan di lihat dari beberapa kali Qia tersenyum.     

Kenan langsung berlutut ketika Qia menghentikan langkahnya dan menatap Kenan. Kenan pun langsung berlutt dengan satu lututnya yang menyentuh lantai. Kenan mengeluarkan kotak kayu tadi kemudian ia membukanya. Para Karyawan yang tadinya akan melewati Kenan kini menghentikan langkahnya untuk melihat apa yang akan di lakukan bos mereka.     

"Ananta Putri Sidqia, aku Kenan Melviano Pradipa maukah kamu menjadi adik, teman sekaligus ibu dari anak-anakku?" tanya Kenan dengan mata yang tertuju tepat di bola mata Qia. Qia terdiam menatap Kenan, ia begitu tidak menyangka jika Kenan akan melakukan ini padanya.     

TBC….     

YUKS, YUKS, KOMENTNYA BANYAKIN GUYS… WEHEHEHE DAN JANGAN LUPA POWER STONENYA YA….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.