Menikah dengan Mantan

Bab 136 \"SIA-SIA\"



Bab 136 \"SIA-SIA\"

0YO YO YO... HAI HULA HULA..     

GUYS.. MAAF YA... AKU PAKAI KATA" INI LAGI. HAH... AKU SEDANG RUWET GUYS.. JADI TERPAKSA BEGINI. MAAF YA...     

MAAF JUGA KARENA BANYAK TYPO BETEBARAN.     

HAPPY READING GUYS.     

Lova yang memikirkan beberapa tahun terakhir dan penolakan Kenan padanya membuatnya ia marah dan tanpa sadar, makanan di piringnya sudah sangat" berantakan karena ia mengaduk-aduknya hingga berantakan.     

Qia yang berada di depan Lova pun seperti merasakan aura yang tidak baik. Tatapan Lova adalah tatapan orang yang tidak suka. Namun, ia masih berpikir jika itu hanyalah perasaannya saja. Ia pun kembali melanjutkan makannya.     

Tatapan mata Lova pada dirinya yang terus-terusan itu membuat Qia pada akhirnya tidak nyaman. Ia menjadi salah tingkah sendiri, dengan tatapan Lova. Sebuah tangan tiba-tiba saja menggenggamnya membuat Qia menoleh ke orang yang memegang tangannya.     

Kenan tersenyum menatap Qia membuat Qia tanpa sadar ikut tersenyum. Cukup lama mereka saling menatap hingga akhirnya deheman dari kakak sepupu Kenan membuat Kenan dan Qia cukup terkejut. Hanya sebentar saja mereka terkejut karena selanjutnya Kenan langsung melepaskan tanga Qia, kemudian kembali fokus dengan makanan di piringnya. Mereka berdua makan tanpa mau menatap ke sekelilingnya.     

"Udah, enggak usah malu-malu kali Ken," ucap Delon kakak sepupunya yaitu kakak kandung dari Rafisyah seray terkekeh. Kenan tidak menanggapi, dirinya kembali fokus dengan makanannya.     

Selesai makan, Kenan dan Qia kembali ke kamar mereka. Di dalam lift kini ada Kenan, Qia dan Lova. "Kamu mau apa ikutin kita?" tanya Kenan dengan suara dinginnya.     

"Apa ada yang salah Kak? Aku hanya ingin ikut saja," jawab Lova begitu santai.     

Kenan tidak berkata lagi, dirinya hanya diam saja dengan satu tangannya merangkul pinggang Qia. Qia hanya diam saja kemudian ia menatap ke Kenan dan Lova bergantian. Kenan Nampak tidak suka dengan kehadiran Lova sedangkan Lova hanya berwajah datar.     

Mereka ke luar dari dalam lift dan berjaan ke kamar mereka. Lova pun ikut turun dari lift dan mengikuti Kenan dan Qia dari belakang. Kenan dan Qia pun masuk ke kamar Lova pun ingin mengikuti masuk ke kamar, tetapi dengan sigap Kenan sudah menahan Lova untuk tidak masuk "Jangan membuatku marah, atau aku akan memanggil sekuriti untuk menyeretmu!" tegas Kenan dengan menunjuk Lova tepat di wajahnya.     

Setelah mengatakan kalimat tegas itu, Kenan langsung menutup pintunta kuat membuat Lova mengepalkan tangannya erat dan tatapan mata yang begitu marah. Qia yang ada di belakang tubuh Kenan cukup terkejut dengan Kenan yang menutup pintunya dengan kuat. Kenan membalikkan tubuhnya dan Qia pun bisa melihat betapa marah Kenan saat ini.     

Qia bertanya-tanya, kenapa Kenan begitu marah. Padahal, apa salahnya jika sepupu Kenan itu ikut masuk. Qia pun memelih hanya diam saja karena saat ini Kenan pasti tidak suka jika di usik. Kenan berjalan kea rah sofa kemudian ia mendudukkan dirinya di sofa. Ia menundukkan kepalanya kemudian memijit pangkal hidungnya untuk menghilangkan rasa pening di kepalanya.     

"Kak," panggil Qia lembut seraya menyodorkan air mineral dingin pada Kenan.     

Kenan sedikit mengangkat kepalanya kemudian menoleh ke arah Qia yang saat ini sedang tersenyum menatapnya. "Minum dulu, supaya enggak kusut otaknya," ucap Qia seraya terkekeh.     

Kenan tidak menjawab, ia menengakkan tubuhnya kemudian mengambil air mineral yang Qia sodorkan. Ia kemudian meminum air mineral botolannya itu hanya seperempat botol saja kemudian ia meletakkan sisanya ke atas meja di hadapannya. "Apa ada masalah?" tanya Qia dengan suara lembutnya.     

Kenan tidak menjawab. Dirinya malah langsung merebahkan tubunya ke sofa kemudian menjadikan paha Qia sebagai bantal kepalanya. Kenan meraih satu tangan Qia kemudian menggerakkan tangan Qia ke kepalanya. Qia yang paham pun langsung mengusap pelan kepala Kenan.     

Kenan memejamkan matanya dan senyuman di bibirnya itu terbit begitu saja. Ia seperti menikmati usapan lembut di kepalanya. Qia pun sudah tidak bertaya lagi dan membiarkan Kenan tertidur hanya dengan usapan tangannya di kepala.     

Seharusnya mereka sudah bersiap-siap untuk pergi ke bandara. Untung saja penerbangan masih pukul 11 siang dan sekarang masih pukul 8 pagi. Qia akan membiarkan Kenan tidur-tidur selama satu jam. Tangan Qia yang mengusap kepala Kenan sama sekali tidak berhenti walau Kenan sudah tidur dengan nyaman.     

Qia pun lama-lama ikut mengantuk dan ia pun langsung tertidur dengan tubuh yang besandar di sandaran sofa. Jika masih pagi seperti ini, Qia masih sering terbangun walau hari ini ia tidur sekitar pukul 5 pagi. Sekitar pukul 9 kurang 15 menit, Qia membuka matanya dan kini posisi tidurnya sudah di dalam pelukan Kenan. Entah apa yang terjadi hingga posisinya seperti ini.     

Bisa-bisanya ia tidak terbangun sama sekali ketika Kenan mengubah posisinya menjadi tidur di dalam pelukan Kenan. Qia mendongakkan wajahnya untuk menatap wajah Kena dan ia pun hanya bisa menatap rahang kokoh Kenan.     

"Kak, bangun," panggil Qia dengan suara khas bangun tidur masi sedikit serak.     

Perlahan Kenan membuka matanya kemudian ia menundukkan kepalanya untuk menatap Qia. Mereka hanya terdiam beberapa menit hingga akhirnya Qia membalikan tubuhnya kemudian bangun dari tidurnya. Qia pun berdiri dan akan berjalan ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya.     

Kenan kini mendudukan dirinya kemudian ia menguap lebar serya menutupnya denga punggung tangannya. Ia masih benar-benar mengantuk, jadi rasanya masih ingin memejamkan matanya. Pintu kamar mandi terbuka dan Qia pun keluar dari kamar mandi dengan wajah segarnya.     

"Bangun, terus cuci muka kak. Biar seger," ucap Qia kemudian berjalan kea rah kopernya.     

Kenan tidak berkata apa-apa, dirinya pun bangun dari duduknya kemudian berjalan kea rah kamar mandi. Qia kembali menggunakan skincare dan make up lainnya. Kali ini ia hanya menggunakan skin care dan lipstick saja. Ia malas jika harus menggunakan make-up lengkap, semua itu karena ia merasa ribet memakai make-up lengkap.     

Qia mengalihkan padangannya ke arah papperbag yang tadi malam di berikan Raka untuknya. Selain itu juga, papperbag itu pemberian dari Chika. Qia yang sudah selesai dengan wajahnya pun langsung berjalan mengambil papperbagnya. Ia membuka papperbag yang lebih besar.     

Ada sebuah kotak berwarna biru ke abu-abuan dengan pita di atasnya. Ia pun membuka kotak itu dan ketika ia membukanya, ia memicingkan matanya. Qia mengambil sebuah pakiannya dan meengangkatnya tinggi. "Ah, sial!" makinya kemudian melemparkan pakian itu asal yang malah tidak sengaja terlempar ke wajah Kenan.     

"Qi, apa-apaan sih!" kesalnya seraya mengambil pakaian itu dari wajahnya.     

Kenan pun melihat pakaian yang ia pegang, "Pakaian sebagus ini, kok kamu lempar?" tany kenan mengernyitkan dahinya.     

"Bagus dari mananya? Dari hongkong?" tanya Qia ketus seraya memutrar malas bola matanya.     

Kenan terkekeh seraya berjalan ke arah Qia yang sedang duduk di tepi ranjang. Ia kemudian duduk di tepi ranjang dan melihat kotak yang tadi di buka Qia. Di dalam kotak itu masih ada beberapa pakaian yang tidak lain adalah lingerie. Warna lingerie itu ada pink tua, maroon dan hitam.     

"Apa ini hadiah dari Raka semalam?" tanya Kenan menatap Qia karena dirinya melihat ada papperbag yang tadi malam Raka berikan pada Qia.     

"Iya," jawab Qia singkat membuat Kenan terdiam mendengarnya. Ia tidak menyangka jika Raka akan memberikan pakaian seperti ini pada Qia. Apakah Raka sudah merelakan semuanya dna sudah melupakan dirinya?     

Pertanyaan itu tiba-tiba muncul di otaknya. Jika memang itu yang terjadi, maka untuk apa ia melakukan semua ini jika pada akhirnya Raka malah melupakannya.     

TBC…     

YO YO YO GUYS… HAYOLOH GIMANA INI, APA YANG AKAN TERJADI DENGAN PERNIKAHAN QIA DAN KENAN YA… MAMPUKAN QIA BERTAHAN DENGAN PERNIKAHAN PENUH KEPALSUAN YANG KENAN CIPTAKAN YA… WEHEHEHE…     

YUKS LAH, BANYAKIN KOMENT DAN POWER STONENYA YA GUYS….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.