Menikah dengan Mantan

Bab 146 \"SAPU TANGAN (JATUH CINTA)\"



Bab 146 \"SAPU TANGAN (JATUH CINTA)\"

2YO YO YO... UP GUYS.... SEMOGA GAK BOSEN YA... SAMA LAPAK INI.     

YUKS LAH GUYS... IKUTAN CHALLENG DENGAN BANYAK-BANYAKIN KASIH AKU POWER STONE DAN HADIAH YA GUYS... YANG UDAH NGELAKUIN ITU, KALIAN BISA LANGSUNG KOMENT DI SINI.     

MAF YA GUYS...TYPO MASIH BETEBARAN.     

HAPPY READING...     

Selagi Qia dan Kenan menikmati liburanya, di kantor Kenan Flora sedang memandangi sapu tangan yang sedang ia pegang. Sapu tangan milik Janu, seoran pria yang sudah menolonh hidupnya.     

Dua hari yang lalu Flora baru saja pulang bekerja sekitar pukul 9 malam. Ia sedang malas pulang ke rumah karena rentetan omelan mamanya membuatnya sakit kepala. Dari pada mendengarnya ia lebih baik menyibukkan diri dengan bekerja.     

Dua hari yang lalu ketika ia pulang, mobil yang ia kendarai bannya bocor. Entah kenapa area yang sedang ia lewati saat itu sepi. Flora takut tetapi pada akhirnya ia memutuskan untuk keluar mengecek bannya.     

Ketika dia mengecek mobilnya ia hanya mengumpat kesal karena dua ban sebelah kiri bocor semua. Flora pun menelphone bengkel langganannya dan kebetulan sang pemilik adalah orang kenalannya semasa kuliah. Flora menunggu temannya itu di luar mobil karena menunggu di dalam mobil ia merasa suntuk.     

Tiba-tiba ada sekitar 5 orang laki-laki yang berjalan seperti orang mabuk. Flora dengan cepat masuk ke mobil karena takut mereka berbuat jahat. Flora menggenggam erat handphonenya, ia takut jika orang-orang itu menyakitinya.     

Orang-orang itu berhenti di sebalh kemudia, Flora memejamkan matanya erat seraya menggenggam handphonenya semakin erat. Suara ketukan di kacanya membuat Flora begitu ketakutan. Namun, setelah itu suara ketukannya menghilang membuat Flora perlahan membuka matanya.     

Ia bernafas lega karena tidak lagi melihat lima orang itu. Jantungnya yang tadi berdetak begitu kuat kini mulai berangsur-angsur normal. Namun, Flora di kejutkan dengan kaca sebelahnya yang tiba-tiba di hantam sebuah batu membuat kaca mobilnya pecah dan mengenai tubuh Flora.     

Flora menjerit kaget, wajahnya terluka karen aterkena pecahan kaca. Selain itu tangannya pun ikut terluka terkena pecahan kaca itu. Orang yang memecahkankaca itu tertawa seraya menunjuk-nunjuk ke arah Flora.     

Air mata suda membasahi wajah Flora tetapi, Flora sekuat tenaga menahan isak tangisnya agar suaranya tidak keluar dengan mengigit kuat bibir bawahnya. Tiba-tiba saja ia merasa seseorang membuka pintu mobilnya dan Flora sudah di tarik paksa untuk ke luar dari dalam mobil.     

Seketika itu pula Flora menjerit kuat dan meronta agar di lepaskan. "Bu, tenang bu," ucap suara seorang pria yang begitu familiar memasuki pendengaran Flora.     

Perlahan Flora menghentikan rontaannya kemudian ia membuka matanya dan menatap ke arah orang yang saat ini sedang memegang pergelangan tangannya. "Kak Janu," ucap Flora dan langsung memeluk tubuh Janu erat.     

"Kak Janu," ucap Flora dengan suara tangisannya yang kencang.     

Ia ketakutan sekaligus bersyukur karena ada Janu yang menolongnya. Flora tidak mempedulikan sekitarnya. Bahkan ia tidak mempedulikan Janu yang langsung terdiam karena begitu terkejut dengan tindakan Flora yang tiba-tiba memeluknya.     

Janu tadi kebetulan melintasi jalan itu, ia melihat ada satu orang yang sepertinya mabuk seraya menunjuk ke arah mobil Flora. Janu mengernyitkan dahinya ketika menyadari itu mobil yang ia kenal. Janu pun segera menepikan motornya kemudian ia berjalan ke arah mobilya.     

Janu mengusir orang mabuk itu kemudian mendekati mobil. Ia bisa melihat jika seorang wanita yang tidak lain adalah sekertaris Bos perusahaan tempatnya bekerja. Ia pun segera membuka pintu mobil itu apa lagi ia melihat darah yang merembes di lengan kemeja tipis yang di gunakan.     

Ia menarik tangan Flora agar ia bisa mengobati lengan Flora. Namun, apa yang terjadi saat ini sungguh membuatnya merasa terkejut. Ia tidak menyangka jika Flora akan melakukan ini padanya. Ia pun hanya terdiam tanpa bergerak sedikitpun.     

Tangannya ingin memeluk tubuh Flora agar Flora lebih tenang, tetapi sayangnya semua itu tidak bisa ia lakukan. Ia takut di anggap tidak sopan, jadi ia memilih diam dan membiarkan Flora memeluknya.     

Lama mereka hanya berdiri dengan Flora yang terus menangis hingga ia perlahan berhenti menangis. Perlahan Janu mengurai pelukan Flora padanya.     

Walau awalnya sedikit ragu Janu pun menangkup kedua pipi Flora. "Jangan nangis, hum," ucap Janu dengan nada suara lembutnya.     

Flora terdiam seraya menatap mata Janu lekat-lekat. Flora tiba-tiba menyedot ingusnya membuat Janu terkekeh. Wajah betantakan Flora yang berbekas air mata dan ia terlihat seperti anak kecil, tindakan Flora yang menyedot ingusnya terlihat seperti anak kecil.     

Janu kemudian mengambil sesuatu di tas slempangnya. Ternyata ia mengambil sapu tangan dan memberikan sapu tangan itu pada Flora.     

"Ini, ibu pakai," ucap Janu sambil mengulurkan tangannya. Flora menatap tangan Janu kemudian ia menatap Janu.     

"Bersih, kok," ucap Janu salah tingkah di tatap seperti iti oleh Flora.     

Flora pun mengambil sapu tangan itu untuk membersihkan wajahnya kemudian membuang ingusnya. Setelah itu ia berikan kembali pada Janu. "Ambil saja, kalau-kalau kamu perlu," ucap Janu seraya tersenyum paksa.     

Mata Janu tidak sengaja menatap lengan Flora yang berdarah. "Ibu ada kotal p3k enggak?"     

"Kak!" pekik Flora kesal.     

Sedari tadi ia menatap Janu bermaksud untuk tidak memanggil Flora Ibu. Namun, Janu tidak mengerti sama sekali.     

"Kenapa?" tanya Janu mengernyitkan dahinya di teriaki seperti itu oleh Flora.     

"Kan aku udah bilang, panggil aku Flora jangan Ibu. Ini udah di luar jam kerja!" kesal Flora dan mata menatap kesal Janu.     

Janu menggaruk kepalanya yang tidak gatal pertanda ia sedang merasa tidak enak. "Maaf, aku lupa. Tapi, mau bagaiman pakaian kamu saja pakaian kamu pulang kerja," jawab Janu yang tidak mau di salahkan.     

Sebenarnya Janu masih merasa tidak enak memanggil Flora dengan namanya, itu sebabnya ia sering lupa memanggil Flora dengan panggilan Ibu karena jabatan Flora sebagai sekretaris Bos.     

"Udah berapa lama sih, kak aku sering berkata seperti ini. Ngeselin banget tahu, enggak!" kesal Flora seraya bersedekap kemudian memalingkan wajahnya malas menatao Janu.     

Janu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sudah lama semenjak Flora sekitar 2 tahuh lalu memintanya untuk memanggil Ibu jika berada di luar kantor. Namun, dirinya masih saja sering lupa memanggil Flora dengan namanya ketika sudah bukannya jam bekerja.     

Yang sering terjadi ketika dia di kantor tidak sengaja bertemu dengan Flora ia pasti akan memanggil Bu ketika sudah berada di luar kantor. Dan hal itu pasti akan di ingatkan oleh Flora.     

Apakah ada yang bertanya-tanya hubungan Janu yang dekat dengan Flora menimbulkan perasaan cinta? Jawabannya tentu saja ada. Hubungan dua orang antara pria dan wanita pasri salah satunya ada yang diam-diam menyukai.     

Kalau ada yang pernah bilang, bisa kok antara laki-laki tidak saling cinta. Itu semua bohong, karena ada istilah sering bersama lama-lama akan terbiasa. Jadi tentu saja dari salah satu pasti ada yang akan mencintai diam-diam. Dan Janu pun mengalami hal itu.     

Bagiaman Janu tidak jatuh cinta pada Flora, jia ia Flora begitu perhatian dan terkadang Flora begitu manja di depannya. Hal iti membuat Janu pun jatuh cinta pada Flora.     

Namun, Janu sadar dirinya bukanlah siapa-siapa. Ia hanya anak yatim piatu dan pendidikannya hanya sebatas SMA. Sedangkan Flora dari keluarga kaya raya, memiliki pendidikan bagus dan dia juga pekerjaannya bagus. Bagaimana mungkin ia bisa bersama dengan Flora. Hal sangt mustahil untuk bisa bersama dengan Flora. Apalagi keluarganya dari keluarga kaya. Pasti mereka tidak akan mengizinkan Flora bersamanya.     

Janu akhirnya hanya bisa memendam perasaannya pada Flora itu sebabnya sampai detik ini ia bum menikah, semua itu karena ia masih mencintai Flora dan berharap bisa bersama Flora.     

Namun, ketika ia bertemu kembali dengan Qia Ia seperti menemukan harapan baru. Ia dulu pernah mencintai Qia jadi apa salahnya jika kini ia menjadikan Qia sebagai wanita yang ia harapkan untuk menemani hari-harinya sebagai pasangan.     

Ia berusaha membuat Qia menyukainya, tetapi di saat itu pula dunia ini seolah-olah tidak memihaknya untuk mendapatkan Qia yang memiliki kehidupan yang sama. Dirinya dan Qia sama-sama anak yatim piatu. Pendidikan mereka pun sama-sama hanya lulusan SMA saja , pekerjaan mereka pun sama-sama di kasta yang tidak tinggi.     

Qia pada akhirnya menikah dengan bosnya di perusahaan. Dirinya sudah kehilangan harapan untuk bisa bersama dengan Qia. Dan kini perasaannya yang memang belum sepenuhnya berubah itu kini kembali bersemi.     

Jantungnya saja saat ini berdetak tidak normal hanya melihat sikap manja Flora. Ia merasa gemas jika Flora seperti ini. Sedangkan Flora sendiri bersikap manja dan perhatian karena ia sudah tahu siapa Janu.     

Ia ingin seperti orang-orang di luar sana yang saling perhatian dan manja-manjaan. Terutama adik yang manja pada Kakaknya. Ia ingin sekali berteriak kepada orang tuanya atau mengatakan yang sebenarnya pada Janu. Namun, Flora tidak punya cukup keberanian untuk mengatakan apa yang ia ketahui.     

"Di mana kotak p3k-nya?" tanya Janu ketika ia sadar dari lamunannya yang menatap Flora dengan perasaan campur aduknya.     

"Ada di dalam dasbord," jawab Flora.     

Janu pun berjalan ke arah sisi mobil sebelah kiri untuk mengambil kotak p3k di dalam dasbord. Setelah menemukannya Janu mengajak Flora untuk duduk di pinggir jalan karena tidak mungkin duduk di dalam mobil yang serpihan dari kaca yang pecah itu berserakan. Daei pada kembali terluka, lebih baik duduk di pinghir jalan.     

Janu menggulung lengan kemeja Flora hingga sebatas lengan atas hampir mendekat ke bahu. Janu pun mengambil alkohol untuk membersihkan lukanya. Luka itu sedikit panjang tetapi tidak dalam sehingga Janu hanya membersihkannya dengan alkohol kemudian memberikan obat merah ke lukanya.     

Janu yang tadi jongkok di depan Flora kini dia sudah duduk di depan Flora kini berpindah menjadi duduk di sampi Flora. "Kenapa kamu bisa ada di sini malam-malam?" tanya Janu memulai obrolan mereka yang tadi cukup lama saling diam.     

"Aku tadi--" ucapan Flora terhenti ketika sebuah lampu mengarah ke arah mereka berdua hingga menyilaukan.     

TBC....     

YUHUU... KITA MAIN SAMA FLORA DULU YA GUYS... SOALNYA KALAU SAMA KENAN ISINYA TENTANG SEJARAH GUYS... WKWKWKW.....     

BANYAK - BANYAKIN KOMENT DAN POWER STONE YA GUYS... LAPAK ININSEPI BANGET DARI KOMENTAR. HIKSS... SEDIHNYA AKU.....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.