Sistem Teknologi dan Kekuatan Super

18. Penyelesaian Masalah



18. Penyelesaian Masalah

0"Kak, apa yang telah terjadi?"     

Iksan dan seorang pria paruh baya menoleh bersamaan saat mendengarkan suara Daniel. Kedatangan Daniel membuat Iksan merasa sedikit lega dan ingin memberitahukan apa yang sedang terjadi, tetapi ia didahului oleh seorang pria yang sebelumnya marah kepadanya.     

"Apakah kamu yang namanya Daniel?" tanya pria tersebut. Tatapan, nada suara, dan ekspresinya terlihat jelas menunjukkan bahwa dirinya masih merasa marah.     

Kemarahan pelanggan, itulah yang segera Daniel mengerti saat mendengar, melihat dan merasakan suara, ekspresi dan tatapan dari pria yang menanyainya. Ia berusaha untuk tetap tenang, kemudian melihat pada pelanggan tersebut lalu menjawab, "Ya, nama saya adalah Daniel, Pak. Ada yang bisa saya bantu?"     

"Pantas saja laptopku jadi seperti ini!" keluh pria tersebut diikuti dengan rasa kesal. Ia membuka laptopnya lalu menunjukkannya kepada Daniel, ia menjelaskan, "Lihat, karenamu, beberapa programku hilang dan berbeda dari sebelumnya. Jujur saja, aku tidak menyukai program yang telah diperbaharui ini."     

"Satu hal yang lebih penting lagi, file-file pekerjaanku semuanya hilang. Asal kamu tau saja, semua file pekerjaanku itu sangat penting dan sangat kubutuhkan saat ini. Jika saja aku tahu akan terjadi hal seperti ini, aku tak akan sudi memperbaiki laptopku ditempat semacam ini," lanjutnya menjelaskan sambil mengeluh dan mengatakan penyelasalannya.     

Penjelasan dari pria tersebut didengarkan dengan seksama oleh Daniel dan ia segera memahami apa yang telah terjadi. Keluhan pelanggan, itulah yang terjadi saat ini. Ia sudah tahu apa yang harus dilakukannya karena pengalaman serupa di masa lalu. Jadi, ia tetap tenang dan tak menunjukkan ekspresi lain selain wajah santai dan sedikit tersenyum.     

"Saya mengerti dengan maksud Anda, Pak. Oleh karena itu, bisakah saya memeriksa laptop bapak terlebih dahulu?" tanyanya dengan nada lembut dan sopan.     

Pria itu mengerutkan keningnya, tanpa ragu sekalipun untuk menunjukkan keraguannya atas apa yang dikatakan oleh remaja di depannya tersebut. Ia pun berkata, "Kau yang membuat laptopku seperti ini. Jika aku membiarkanmu memeriksa laptopku lagi, aku khawatir semuanya akan terhapus nantinya!"     

"Jika Anda masih ragu, saya akan menjelaskannya kepada bapak terlebih dahulu. Mulai dari penjelasan hingga yang terjadi pada laptop bapak sekarang," kata Daniel membujuk pelanggan paruh baya tersebut atas rasa ragunya.     

Tak ingin momentumnya terputus, ia langsung menjelaskannya tanpa menunggu jawaban dari sang pelanggan, "Jujur saja, itu adalah kesalahan saya karena tidak mengkonfirmasi kepada bapak terlebih dahulu perihal solusi dari masalah tersebut. Untungnya, saya sudah mengantisipasi hal tersebut. Laptop ini memiliki masalah di mana semua program berjalan dengan sangat lambat, bahkan banyak program yang dibuka tidak memberikan respon walau sudah mencoba mengklik ataupun menekan tombol di papan ketik."     

"Karena hal tersebutlah, saya memperbaikinya dengan mengembalikan semua program pada laptop kembali ke semula, seperti saat pertama kali laptop dibeli. Jadi, adalah hal wajar jika semua file hilang dan ada beberapa program yang hilang dan berbeda dari sebelumnya. Namun, seperti yang saya katakan sebelumnya, saya telah mengantisipasi hal ini. Oleh karena itu, bapak tak perlu mengkhawatirkannya lagi."     

"Jadi, bolehkah saya memperbaiki kesalahan saya?" tanyanya sekaligus mengakhiri penjelasannya.     

Pelanggan menganggukkan kepalanya, tetapi masih terlihat jelas keraguan dalam tatapannya. Walau begitu, ia masih memilih untuk mempercayainya dan memberikan kesempatan kepada remaja di depannya ini. Ia berkata, "Jangan sampai terjadi kesalahan yang sama. Lakukan seperti yang kamu katakan. Jika kamu tak bisa, aku akan menyebarkan keburukan toko ini ke seluruh kota."     

"Baiklah, Pak. Saya akan mengembalikannya dengan cepat. Bapak bisa kembali satu jam kemudian dan file beserta program yang berbeda akan saya kembalikan seperti sebelumnya," kata Daniel. Ia menunjukkan senyum percaya dirinya karena telah memiliki solusi mengenai masalah ini.     

"Kalau begitu, aku akan kembali ke sini dalam waktu satu jam," kata pria tersebut. Sesaat sebelum pergi, ia menatap tajam kepada Daniel, kemudian melanjutkan langkahnya pergi meninggalkan toko.     

Iksan awalnya ingin bersuara, membantu Daniel menghadapi kemarahan dan keluhan pelanggan. Namun, ia tak menyangka bahwa hal ini bisa diatasi dengan baik oleh karyawannya tersebut. Apa yang ia tungggu-tunggu ternyata tak terjadi karena remaja yang menjadi karyawannya bisa mengendalikan emosi dengan baik dan bisa mengenali kesalahannya, tetapi ia masih menunggu permasalahan ini hingga akhir.     

Mengenai masalah ini, ia sendiri tak bisa mengembalikan file yang hilang. Apalagi hal ini terjadi setelah mengembalikan program laptop kembali ke semula, otomatis file-file yang tersimpan pada penyimpanan awal laptop akan menghilang dan takan akan bisa ditemukan di Recycle Bin. Dengan kesimpulan ini, ia menjadi penasaran bagaimana Daniel bisa mengembalikan data yang hilang tersebut.     

"Jadi, bagaimana caramu mengembalikan data yang hilang itu?" tanya Iksan dengan penasaran. Pertanyaan ini memecahkan suasana sunyi setelah pelanggan yang marah meninggalkan toko.     

"Aku memiliki cara sendiri. Jika kakak ingin melihat, kakak bisa melihatnya langsung," jawab Daniel tersenyum. Ia kemudian melangkahkan kakinya masuk ke ruang kerja.     

Kepercayaan diri karyawannya membuat Iksan bisa bernapas lega. Bagaimana pun juga, masalah ini berkaitan erat dengan kelangsungan tokonya. Karena karyawannya percaya diri, ia hanya bisa mendukungnya dengan ikut percaya tanpa mengganggunya.     

Masuk ke ruang kerja, ia melihat Daniel meletakkan laptop dan dengan tenang membuka semuanya. Ia diam-diam berdiri di belakang karyawannya tersebut untuk melihat bagaimana proses penyelesaian masalah ini.     

Tanpa memperhatikan gerakan bosnya, Daniel memfokuskan dirinya untuk menyelesaikan masalah ini. Saat ia mendengar keluhan dari pelanggan itu, berbagai macam solusi telah mengalir di otaknya. Dengan keluhan tersebut juga, ia menyadari kekurangannya dalam industri ini.     

Saat melakukan install ulang pada laptop pelanggan, file yang hilang bisa dikembalikan dengan cara mengorek kembali file tersebut dari akar penyimpanan laptop. Walau file yang terhapus tak bisa terlihat di permukaan, yang sebenarnya terjadi adalah sebaliknya, file masih belum terhapus dan masih bisa kembalikan seperti semula.     

Memori dari file yang tersimpan tak akan terhapus dalam jangka waktu tertentu, bahkan setelah proses install ulang dilakukan. Selama mengetahui cara mengembalikannya, file tersebut akan kembali dengan mudah. Ia memiliki berbagai macam cara, makanya ia sangat percaya diri mengatasi masalah ini.     

Tak ingin melewatkan satu jam kesempatan in, ia menggerakkan tangannya dengan cepat, menuliskan baris perintah melalui cmd, yang merupakan program line command dari sistem operasi windows. Baris-baris perintah itu sangat banyak, kemudian ia segera dibawa ke sebuah tempat yang dalam di penyimpanan laptop tersebut.     

Sampai di tempat itu, ia seakan menemukan pintu yang tak terhitung jumlahnya. Seakan ada peri pemandu yang memandunya menemukan pintu, ia tak terlihat kebingungan. Dengan langkah yang pasti, ia pun sampai ke tempat tujuannya.     

Ketika ia membuka pintu tersebut, ada sangat banyak file-file yang tersimpan di sana. Memeriksanya sesaat untuk memastikan kebenarannya, ia segera mengangguk karena file ini adalah file hilang yang dikatakan oleh pelanggan. Tak ingin membuang banyak waktu lagi, ia dengan cepat menguduh semua filenya, kemudian menaruhnya kembali ke tempatnya semula.     

Ukuran yang besar dari file-file ini membuatnya membutuhkan waktu lama. Jadi, sembari ia menunggu proses itu selesai, ia mulai mengembalikan beberapa program yang hilang dengan cara mengunduhnya. Untuk mengetahui program yang akan dikembalikan, ia mencari tahunya melalui tumpukan file yang dipulihkannya.     

Setelah selesai memasukkan unduhan ke dalam antrian, ia menunggu prosesnya selesai.     

"Keterampilanmu di bidang ini ... sangat luar biasa!" kata Iksan dengan penuh kekaguman. Walau ia percaya kepada Daniel, tetapi di hatinya masih meninggalkan keraguan. Bagaimana pun juga, masalah ini berkaitan dengan kelangsungan tokonya. Namun, remaja yang masih duduk di bangku sekolah ini mampun menyelesaikan masalah yang rumit. Ia tak bisa menahan perasaan kekagumannya atas kemampuan karyawannya tersebut.     

"Tidak, Kak," jawab Daniel sembari menggelengkan kepalanya. Melalui kesalahan sebelumnya, ia lebih bertekad lagi untuk semakin banyak belajar. "Masih banyak hal yang harus kupelajari agar tidak terjadi kesalahan semacam ini lagi."     

Jawaban rendah hati ini membuat Iksan tersenyum. Ia sangat bahagia mendapatkan karyawan seperti ini, ditambah masalah ini telah selesai dan ia merasa semakin lega.     

"Maka lanjutkanlah pekerjaanmu. Lain kali, aku akan belajar darimu juga. Jangan pelit kepadaku, oke?" katanya bercanda.     

"Tidak, tidak. Bagaimana bisa aku pelit ilmu kepada kakak?" balas Daniel menjelaskan. Baginya, Iksan adalah sosok yang membantunya dan ia juga berpikir tidak ada salahnya untuk membagikan sedikit ilmu kepada orang yang telah membantunya.     

"Haha, hanya bercanda. Kalau begitu, aku akan kembali mengerjakan pekerjaanku," kata Iksan. Ia harus kembali kerja untuk menyelesaikan pekerjaannya.     

....     

Waktu terus berjalan, satu jam pun dengan cepat berlalu. Proses pengembalian file-file penting serta unduhan program juga telah selesai. Daniel juga telah mengembalikan beberapa program yang hilang dan yang telah diperbarui secara otomatis kembali ke versi yang digunakan oleh pelanggan sebelumnya. Sebelum menyerahkannya kepada pelanggan, ia memeriksa sekali lagi. Karena tak menemukan sesuatu yang salah, laptop ditangannya pun siap dikembalikan.     

Tak lama setelah ia sekesai memeriksan, pemilik laptop datang. Ia segera keluar membawa laptop dan menyambut hangat pelanggan yang datang. Sebelum menyerahkan laptop, ia menjelaskan proses dan hasil dari pekerjaannya.     

"Aku akan memeriksanya dulu," kata pelanggan tersebut segera melakukan pemeriksaan. Ia sangat akrab dengan laptopnya sendiri sehingga ia dengan cepat memeriksa file-file hingga program yang terpasang di laptopnya. Namun, Ada beberapa program yang tidak dipasang pada laptopnya. Untuk masalah ini, ia tak mempermasalahkannya.     

"File-file pentingku telah kembali seperti semula, walau beberapa program tidak seperti sebelumnya. Ini sudah memuaskanku," katanya menilai hasil pekerjaan Daniel. Ia memandangi anak muda di depannya lalu melanjutkan, "Kemampuanmu benar-benar melampaui anak seusiamu, aku sangat puas baik dari pelayanan dan sikapmu. Jadi, berapa banyak yang harus kubayarkan?"     

"Hanya membayar harga awal saja. Pengembalian file yang hilang adalah bagian dari perbaikan awal," jawab Daniel santai. Sebelum menerima pelanggan ini, ia telah diberitahu harga awal oleh Iksan dan ia pun menyampaikannya sesuai dengan harga yang dikatakan oleh bosnya.     

"Baiklah," kata pria tersebut. Ia mengambil uang didompetnya kepada Daniel lalu berkata, "Ini adalah uangnya. Maaf karena telah marah dan ragu atas kemampuanmu. Kamu tahu, nak, aku sangat khawatir karena file-fileku sangat penting untuk pekerjaanku."     

"Tidak masalah, Pak. Lagipula, sejak awal ini adalah kesalahan saya karena tidak bertanya kepada bapak terlebih dahulu," kata Daniel tersenyum menanggapi permintaan maaf dari pelanggan. Tangannya menerima uang, kemudian menghitungnya dan kaget menemukan uang itu kelebihan. Ia segera mengambil uang lebih tersebut dan menyerahkan uang tersebut kepada pelanggan, "Pak, ini uangnya kelebihan."     

Pria paruh baya itu tertawa dan menggelengkan kepalanya. Ia berkata, "Itu adalah tip karena aku sangat suka pelayananmu. Terima kasih telah memperbaiki laptopku."     

"Itu adalah tugas saya, Pak," kata Daniel sembari melihat kepergian pelanggan. Melihat uang lebih ditangannya, ia tersenyum pahit lalu kembali ke ruang kerja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.