Sistem Teknologi dan Kekuatan Super

27. Rencana Gagal Yudhistira



27. Rencana Gagal Yudhistira

0"Dengarkan aku," ucap Yudhistira kepada dua orang siswa yang berpakaian tak rapi dan bergaya layaknya preman. Ia lanjut menjelaskan sesuatu, "Aku ingin meminta kalian datang untuk pura-pura mengganggu Bella saat aku memintanya datang sendirian nanti di dekat gudang olahraga."     

"Aku ingin kalian jangan mengganggunya secara berlebihan. Cukup mengatakan sesuatu yang menggodanya, tetapi jangan menyentuhnya. Kalian paham, itu?" lanjutnya dengan nada mengancam di akhir kalimatnya.     

Dua orang siswa itu saling memandang, kemudian tersenyum sembari menggesek-gesek jari telunjuk dan jempolnya di depan Yudhistira. Sebagai orang yang cukup cerdas, Yudhistira memahami hal tersebut. Ia mengeluarkan uang berwarna biru sebanyak dua lembar lalu menyerahkannya kepada mereka seraya berkata, "Ini adalah upah kalian. Jangan katakan kepada siapapun, jika tidak, aku sendiri yang akan menghabisi kalian."     

"Kami akan melaksanakannya dengan penuh kehati-hatian," kata salah satu dari dua orang siswa. Mereka kemudian tersenyum dan diam-diam pergi meninggalkan Yudhistira sendirian di sana.     

Yudhistira mengangguk puas dan ekspresinyanya kini berubah menjadi senyuman licik. Memikirkan apa yang akan terjadi nantinya jika sesuai dengan skenario buatannya, ia merasa puas. Ia pun diam-diam berkata, "Bella pasti akan menjadi milikku dan orang yang berani mendekati Bella akan kuhancurkan, terutama Daniel. Aku akan membuatnya merasa jera dengan cara yang lebih kejam dibandingkan pembalasan sebelumnya."     

Setelah mengatakan rencananya sendiri untuk kepuasan bantinnya, Yudhistira tertawa gembira. Namun, tawa itu tak berlangsung lama karena ia menyadari ekspresinya tadi cukup berlebihan. Ia pun mengembalikan ekspresi tenangnya dengan senyum ramah layaknya pria terhormat. Setelah itu, ia pergi meninggalkan tempat tersebut.     

Tanpa diketahui oleh Yudhistira, ada dua pasang mata yang melihat seluruh adegan dirinya bersama dua orang siswa lainnya hingga akhir.     

.....     

Daniel cukup merasa bosan ketika diminta menunggu di tempat sepi ini oleh kedua sahabatnya. Ia tidak tahu apa yang akan ditunjukkan oleh mereka kepadanya, tetapi ia masih bersedia menunggu mereka di sini.     

Untuk mengatasi rasa bosannya, ia melirik pemandangan di sekitar, tetapi baru saja menoleh ke arah kiri, ia melihat seorang gadis berambut pirang keemasan sedang berdiri di sana. Ia mengedipkan matanya, merasa bahwa ia sedang melihat ilusi. Namun, setelah beberapa kali berkedip, sosok gadis berambut pirang tersebut masih ada di sana.     

Menurutnya, tak ada siswi lain selain Bella yang memiliki rambut pirang cantik seperti itu. Melihat bahwa teman sekelasnya sendirian, ia berniat untuk menghampiri Bella, sekaligus mengajaknya mengobrol sembari menunggu kedatangan dua sahabarnya.     

Saat berjalan beberapa langkah, ia melihat ada dua orang siswa berandalan dengan pakaian layaknya preman mendekati Bella. Ia kembali melangkahkan kakinya, tetapi jauhlebih cepat lagi karena dirinya tahu bahwa dua siswa tersebut pasti akan mengganggu Bella. Ia bisa memahami hal tersebut dari sorot mata dua siswa tersebut.     

"Oi!" teriaknya dari jauh. Tindakannya tersebut mengagetkan dua siswa yang berusaha mengganggu Bella. Akibatnya, perhatian dari Bella dan dua berandalan tersebut teralihkan kepadanya dan niat awalnya untuk mengulur waktu berjalan dengan mulus.     

Dua siswa itu masih diam saja sejak kaget karena teriakannya, sementara ia sudah ada di dekat Bella. Ia menatap dua siswa tersebut dengan pandangan dinginnya, kemudian berkata, "Apa yang kalian ingin lakukan kepadanya?"     

Mereka yang ditanyai pertanyaan tersebut saling bertatapan, kemudian mengangkat bahu masing-masing. Namun, kemudian mereka saling berkata, "Hajar saja!"     

Sesaat setelah mengatakan hal tersebut, keduanya menggunakan pukulan untuk meninju kepala Daniel. Serangan tersebut adalah serangan kejutan, tetapi Daniel mampu menghindarinya dengan menundukkan kepalanya. Namun, ia tak bisa membalas balik dengan menyerang karena merasa cukup terkejut. Jadi, ia mengambil langkah mundur dengan kesamping, menjauh dari Bella agar tidak melibatkan gadis berambut pirang tersebut dalam perkelahiannya.     

Serangan serempak yang dilakukan oleh dua siswa tersebut berhasil dihindari dan itu membuat mereka agak kesal. Mereka ingin mengakhiri ini secepat mungkin agar bisa menikmati uang yang diterima, tetapi ada saja seseorang yang mengganggu pekerjaan mereka. Segera, mereka bekerja sama untuk mengalahkan pengganggu tersebut dan membiarkan orang yang membayar mereka segera muncul.     

Mereka memulai serangan mereka dengan pukulan lagi, tetapi kali ini mereka mengarahkan serangan secara berebeda, yakni dagu dan dada Daniel. Daniel yang sudah cukup lama berlatih Seni Beladiri Origin mulai bisa melihat jalur serangan lawannya dan serangan dari dua orang pengganggu tersebut bisa ditebaknya. Ia pun segera menggeser tubuhnya ke samping kanan, menghindari serangan salah satu siswa tersebut yang menyerang pada sisi kanannya. Penghindaran tersebut berhasil dan ia langsung menyerang balik dengan sikunya. Serangan tersebut tak memiliki terlalu banyak kekuatan, tetapi itu berhasil membuat konsentrasi salah satu dari mereka buyar karena sikunya berhasil mendarat di kepala lawan.     

Menindaklanjuti serangannya tersebut, ia segera melakukan serangan kombo dengan menyerang tubuh lawannya menggunakan pukulan di badan musuh, kemudian melakukan penyelesaian dengan menendang kaki lawan hingga terjatuh.     

Serangkaian serangannya berhasil menjatuhkan satu lawan, tetapi sebelum ia sempat mengambil napas, serangan dari rekan dari lawannya yang telah jatuh kembali menyerang dirinya. Ia sekali lagi menundukkan kepala karena lawan yang tersisa menyerang bagian belakang kepalanya. Gerakan sigapnya itu tak disangka oleh berandalan sehingga musuh tak cukup bereaksi atas serangan balasan dengan menyerang perut musuhnya tersebut.     

Ia sekali lagi menyerang menggunakan kombonya. Serang di dada, kemudian menyerang dagu lalu menendang paha hingga musuhnya terjatuh. Hanya dalam waktu singkat ia berhasil mengalahkan dua orang.     

Bella yang menonton semua adegan ini segera datang menghampiri Daniel. Dia benar-benar tak menduga dua orang yang datang ingin mengganggunya malah menghajar teman sekelasnya, Daniel yang datang membantunya. Dia merasa khawatir teman sekelasnya itu sekali lagi dipukul karena dirinya. Segera setelah perkelahian berakhir, ia langsung menghampiri Daniel dan bertanya keadaannya, "Apa kamu tidak apa-apa?"     

"Aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu?" jawab Daniel sembari membawa Bella sedikit menjauh dari dua pengganggu yang telah terbaring di tanah.     

Bella mengangguk lalu berkata, "Um, aku juga tidak kenapa-kenapa."     

"Bagaimana dengan dua orang ini? Apakah kamu ingin membawa mereka ke ruang BK?" tanya Daniel. Meski ia adalah orang yang berkelahi melawan mereka, ia masih ia masih meminta pendapat Bella karena gadis berambut pirang tersebutlah yang diganggu sedari awal.     

"Biarkan saja mereka seperti itu. Sebaiknya kita kembali ke kelas saja."     

Mendengar jawaban dari Bella, Daniel pun mengangguk. Ia pun berjalan bersama dengan Bella menuju kelas, kemudian ingat akan suatu hal. Ia pun bertanya, "Mengapa kamu datang sendirian ke gudang olahraga?"     

Bella awalnya merasa ragu ketika Daniel bertanya hal itu. Namun, setelah memikirkan hal tersebut, ia pun mengeluarkan secarik surat dan menjelaskan, "Seseorang mengajakku ke sini dan ada hal penting yang ingin disampaikan kepadaku. Orang itu ingin aku sendirian datang ke gudang olahraga."     

"Lebih baik kamu berhati-hati di masa mendatang. Jika mendapat surat serupa, lebih baik mengajak temanmu untuk berjaga-jaga," ujar Daniel dengan ekspresi penuh pengertian atas kejadian tersebut.     

Sembari berjalan, Bella juga bertanya sesuatu kepadanya, "Lalu, apa yang kamu lakukan di gudang olahraga?"     

Ketika mendengar pertanyaan tersebut, ia teringat akan dua sahabatnya. Segera, ia meminta Bella untuk menunggunya sebentar, kemudian balik ke tempat semula ia berdiri. Tak melihat siapapun di sana, ia pun akhirnya kembali kepada Bella dan menjawab, "Aku diseret oleh Max dan Regi ke sini. Mereka ingin menunjukkan sesuatu kepadaku, tetapi mereka tak kunjung datang."     

"Sepertinya mereka mengerjaiku," lanjutnya sembari tertawa.     

"Ada-ada saja, ya, dua temanmu itu," ujar Bella sembari terkikik karena mendengar hal tersebut.     

"Begitulah mereka," balas Daniel dengan sebuah anggukan persetujuan.     

Sementara Daniel dan Bella berjalan, ada seseorang yang diam-diam melihat keduanya berjalan bersama. Orang tersebut adalah Yudhistira, sosok dibalik semua rencana busuk tersebut.     

"Sialan!" gumamnya dengan perasaan sangat kesal. Ketika melihat perlawanan Daniel pada dua orang siswa yang disewanya, hal itu mengingatkannya pada kejadian masa lalu.     

"Lihat bagaimana aku membalasmu nanti, bajingan!" gumamnya dengan nada rendah, tetapi matanya menatap dingin ke arah Bella dan Daniel yang sedang berjalan. Setelah cukup lama memandang dua orang tersebut, ia berbalik dan meninggalkan tempat kejadian dengan berbagai pikiran di dalam kepalanya.     

Lain Yudhistira, lain juga Max dan Regi. Keduanya tak benar-benar kembali setelah meminta Daniel menunggu di dekat gudang olahraga. Menunjukkan sesuatu atau yang lain itu hanyalah kebohongan mereka semata. Hal yang sebenarnya mereka lakukan adalah untuk menggagalkan aksi Yudhistira yang tak sengaja mereka dengarkan ketika berangkat bersama pagi tadi. Selain itu, mereka juga mendapat sedikit informasi yang mereka butuhkan.     

"Kemampuan berkelahinya ternyata cukup bagus, aku tidak menyangka ia bisa melawan dua orang siswa berandalan sekaligus," ucap Max dengan nada tak percaya.     

"Aku juga terkejut melihatnya, tetapi untung saja berakhir dengan hasil seperti ini. Kali ini, kita berhasil menggagalkan rencana Yudhistira," balas Regi dengan helaan napas. Setelah mengatakan itu, ia dan Max saling mengadu tinju dan tersenyum.     

Mereka merasa rencana mereka untuk membuat nama Daniel kembali baik berjalan lancar. Namun, mereka tidak mengetahui bahwa Yudhistira menaruh dendam kepada Daniel dan itu menyebabkan Daniel mendapatkan masalah lain.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.