Sistem Teknologi dan Kekuatan Super

20. Red Mist Ransomware



20. Red Mist Ransomware

0Iksan ingin menyambut kedatangan kawannya yang datang tanpa mengabarinya. Ia awalnya mengira bahwa kawannya datang untuk berbincang-bincang, tetapi ekspresi kawannya terlihat panik saat datang. Rasa heran pun muncul hingga ia pun bertanya, "Danu, ada apa? Kenapa kamu sangat panik?"     

"Ah, Iksan! Tolong bantu aku!" Orang tersebut– Danu berseru dan kepanikannya berkurang sedikit ketika kawannya bisa ia temukan. Ia segera mengambil laptop dari tasnya lalu menunjukkannya kepada Iksan. Ia menjelaskan maksud kedatangannya, "San, tolong bantu aku memperbaiki laptopku ini!"     

Setelah Danu membuka laptopnya, tiba-tiba saja gambar seorang tokoh dari animasi Spongebob Squarepant, Squidward muncul. Namun, bukanlah gambar Squidward yang biasanya, tetapi gambar ini sangat menyeramkan karena mata Squidward berwarna merah dengan lingkaran mata yang hitam pekat di wajahnya. Tak hanya itu, tatapan Squidward seakan-akan mata itu bisa menatap ke luar layar laptop.     

Gambar ini membuat Iksan langsung merasa kaget dan takut. Tatapan yang diberikan oleh Squidward pada gambar tersebut terasa sangat nyata, seolah-olah menatap satu sama lain di dunia nyata. Hal inilah yang membuatnya kaget hingga harus mengambil satu langkah ke belakang.     

"Sialau kau, Danu! Jangan bercanda seperti ini, jantungku bisa copot karena kaget!" kata Iksan dengan kesal menatap kawannya.     

"Iksan, aku tak bermaksud seperti itu!" kata Danu buru-buru menjelaskan, "Ini adalah masalah yang kualami, kemunculan gambar menyeramkan seperti ini. Gambar ini dibawa program ransomware yang tidak kuketahui jenisnya. Aku tak bisa melakukan apapun lagi karena telah terinfeksi ransomware ini saat berselancar di internet."     

"Aku datang ke sini dan menunjukkannya kepadamu karena berharap kamu bisa memperbaikinya. Aku tak sempat mencandangkan data-dataku, jadi semua file pentingku di sini menjadi taruhannya," lanjutnya menjelaskan.     

Rasa kesal Iksan menghilang saat mendengarkan penjelasan dari kawannya tersebut. Ransomware, hal semacam ini tak bisa dianggap sepele dan ia mengerti itu. Jika ransomware ini menyebar ke seluruh dunia internet, maka akan merugikan banyak pihak. Namun, ia juga mengerti kemampuannya. Ia menggelengkan kepala lalu berkata, "Masalah ini sangat berbahaya, apalagi jika tersebar luas di internet. Aku mengerti perasaanmu, tetapi aku tak tahu cara memperbaiki ini. Ini benar-benar di luar kemampuanku."     

"Iksan, bantulah aku. Jika kamu tak bisa memperbaikinya, bisakah kamu menghubungi seseorang yang ahli dalam masalah ini? Aku yakin kamu pasti mengenalnya. Aku akan membayar jutaan rupiah agar bisa menyelesaikan masalahku ini." Danu tak menyerah walau kawannya tak bisa membantunya karena ia tak tahu untuk menghubungi siapa lagi selain kawannya. Ia pun relah kehilangan banyak uang karena data-datanya sangat penting.     

"Bukannya aku tidak mau membantumu, tetapi aku tidak memiliki kenalan yang bisa memperbaiki masalah keamanan jaringan seperti ini," kata Iksan dengan helaan napas tak berdaya.     

Mendengar jawaban temannya membuat Danu jatuh ke dalam keputusasaan. Ia sangat bingung sekarang, sudah tak bisa mengerti apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah ini. Namun, suara dari seorang remaja laki-laki membangkitkannya dari kebingungannya.     

"Kak, apa yang terjadi?"     

Suara ini menyebabkan ia dan Iksan menoleh bersamaan. Ia segera melihat seorang remaja berdiri menatap ia dan temannya tersebut. Ia kembali melihat Iksan lalu bertanya, "Apakah ia adikmu?"     

"Bukan, ia karyawanku," jawab Iksan sambil menggelengkan kepalanya. Namun, hanya satu detik berselang setelah itu, sebuah ide tiba-tiba saja muncul di pikirannya. "Danu, kurasa ia bisa mengatasi masalahmu."     

"Anak ini?" sebut Danu dengan ragu. Ia memperhatikan karyawan temannya tersebut dari atas hingga ke bawah, tetapi tak menemukan sesuatu yang spesial. Ia menggelengkan kepalanya, tak percaya karyawan temannya ini bisa menyelesaikan masalahnya.     

"Aku tak percaya ia bisa mengatasinya," katanya dengan kecewa.     

Keraguan dari kawannya ini membawa Iksan pada perasaan de javu. Ia diam-diam memikirkan sesuatu, lalu membujuk kawannya tersebut, "Pembuat ransomware ini tak memberimu banyak waktu, bukan? Baik aku dan kamu sudah tak bisa memikirkan cara untuk memperbaiki atau menemukan seseorang yang bisa melakukan ini."     

Kawannya mengangguk setuju mendengar penjelasannya. Ia terus melanjutkan ucapannya, "Jadi, mengapa tidak membiarkannya mencoba? Aku adalah bosnya dan aku sangat yakin ia bisa mengatasi masalah ini."     

"Baiklah, aku akan membiarkannya mencoba. Jika ia tak bisa melakukannya, kamu harus mengganti kerugiannya," ujar Danu. Walau ia mengatakan seperti itu, ia tak akan benar-benar meminta ganti rugi kepada kawan baiknya. Sekarang ia hanya bisa berharap pada karyawan temannya tersebut.     

Iksan tersenyum senang kawannya setuju dengannya. Ia melihat karyawannya terlebih dahulu, bertanya mengenai kesediaan dan kemampuannya mengenai masalah ini.     

"Daniel, apakah kamu mengerti tentang ransomware?" tanya Iksan.     

"Ransomware?" gumam Daniel mengulang inti pertanyaan yang bosnya lontarkan.     

Walaupun ia telah muncul dan mendengar apa yang mereka perbincangkan, ia masih kurang mengerti masalah apa yang terjadi pada mereka. Dirinya hanya mendengar sesuatu tentang ransomware dan sebagainya.     

Saat bosnya menanyakan sesuatu tentang itu, ia pun akhirnya memahami apa yang sedang terjadi. Pengetahuan mengenai ransomware hingga cara mengatasinya langsung muncul dalam pikirannya ketika ia menggumamkan kata ransomware.     

Ia pun memutuskan untuk membantu kawan bosnya tersebut karena dirinya juga sudah memahami masalah ransomware dan cara mengatasinya. Ia menganggukkan kepalanya kepada bosnya dan berkata, "Aku memahami masalah ini, Kak."     

"Bisakah kamu menyelesaikannya?" tanya Iksan dengan gembira. Ia juga tak lupa untuk memberitahu mengenai bayarannya kepada karyawanya tersebut, "Tentu saja akan ada bayarannya. Kawanku ini pasti akan membayarnya sesuai tingkat kesulitannya!"     

"Aku akan mencobanya, Kak," kata Daniel setuju. Ia telah memutuskan untuk membantu teman bosnya meski ini adalah pengalaman pertamanya mengatasi masalah keamanan jaringan ini. Ini juga kesempatan untuknya menambah pengalaman.     

Iksan sangat bersemangat menyerahkan laptop kawannya kepada Daniel. Ia sangat mempercayai karyawannya, apalagi setelah melihat aksi Daniel mengembalikan data yang hilang beberapa hari lalu.     

Danu hanya bisa pasrah melihat percakapan antara bos dan karyawan di depannya. Melihat antusias kawannya, ia tak tega untuk menghentikannya. Jadi, ia hanya bisa setuju dan melihat bagaimana seorang remaja menyelesaikan masalah ransomware yang dialaminya.     

Saat Daniel menerima laptop, ia dikejutkan dengan pemandangan Squidward bermata merah. Ia kaget karena tatapan itu terasa nyata, tapi untungnya ia tak menjatuhkan laptop dari tangannya. Setelah menenangkan diri dari kekagetannya, ia memulai tindakannya.     

Langkah awal yang dilakukannya adalah memeriksa jenis ransomware. Jenis-jenis ransomware ini akan menentukan caranya dalam menghilangkan ransomware tersebut dari laptop. Melihat jenis ransomware ini cukup mudah, sehingga ia bisa mengetahuinya dalam waktu yang singkat.     

Sebelum melakukan langkah berikutnya, ia menjelaskan dulu kepada bos dan kawan bos agar mereka tak meragukannya lagi. Ia berkata, "Kak, jenis ransomware yang terinfeksi pada laptop ini adalah jenis lockscreen ransomware. Ini adalah jenis di mana pembuat bisa memainkan psikologi korban dengan cara menggunakan gambar menyeramkan semacam ini ataupun hal mengganggu lainnya seperti menyamar jadi orang lain. Korban tak bisa melakukan apapun terhadap laptopnya sebelum membayar sejumlah uang yang diminta."     

Baik Iksan maupun Danu mengangguk mengerti dengan penjelasan singkat Daniel. Danu cukup terkejut dan sedikit takut mengenai ransomware jenis ini. Jika masalah ini tak selesai, ia merasa akan ada teror yang lebih menakutkan nanti.     

"Kak, bisakah aku menggunakan laptopmu?" tanya Daniel kepada bosnya. Ia meminjam laptop bosnya karena tak bisa melakukan apapun di laptop teman bosnya tersebut. Ini juga terkait dengan metode menghilangkan ransomware yang akan digunakannya.     

"Oh, kamu bisa menggunakannya," jawab Iksan mengizinkan. Ia berjalan masuk ke ruang kerja, tapi langkahnya berhenti. Ia melihat karyawannya dan temannya lalu berkata, "Apa yang kalian lakukan? Ayo masuk. Lebih nyaman membicarakan masalah ini di ruang kerja."     

Danu bersama dengan Daniel yang membawa laptop masuk mengikuti Iksan.     

"Gunakanlah laptop ini," kata Iksan menunjukkan laptopnya saat melihat Daniel dan Danu telah sampai di ruang kerja.     

Daniel melihat laptop yang ditunjukkan oleh bosnya. Ia tak menyangka bahwa laptop yang akan digunakannya terlihat sangat mewah. Ia melihat bosnya dan bosnya pun memberikan anggukan persetujuan. Ia menaruh laptop yang terinfeksi ransomware itu ke samping lalu berkata, "Terima kasih, Kak."     

Ia membuka laptop mewah itu, kemudian menyalakannya. Melihat proses booting-nya telah selesai, ia menatap layar dengan semangat dan berkata, "Aku akan mulai."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.