Sistem Teknologi dan Kekuatan Super

21. Menghilangkan Ransomware



21. Menghilangkan Ransomware

0Metode menghilangkan ransomware yang akan digunakannya menjadi alasan Daniel meminjam laptop bosnya. Metode tersebut akan antivirus untuk menghapus ransomware. Jadi, ia akan membuat program antivirus dengan kemampuan yang dimilikinya.     

Untuk membuat program antivirus ini, ia tak membutuhkan alat-alat canggih. Ia hanya akan menggunakan notepad karena lebih sederhana dan nyaman digunakan.     

Membuat sebuah program antivirus tak sesederhana itu, ada langkah-langkah yang tak boleh dilewatkan, salah satunya adalah kerangka program. Kerangka program yang akan dibuatnya sudah ada di dalam otaknya, jadi ia langsung memulai proses pembuatan antivirus.     

Jari-jarinya dengan lihai menari di atas keyboard mengetikkan kode-kode yang digunakan dalam pembuatan sebuah program antivirus. Sementara itu, Iksan dan Danu diam-diam melihat proses pembuatan antivirus ini. Namun, karena kecepatan tangannya terlalu cepat, mereka tak bisa melihat dengan jelas karakter apa yang tertulis pada notepad.     

Iksan dan Danu tak tahu waktu telah berlangsung berapa lama, mereka benar-benar menikmati melihat seorang ahli sedang mengerjakan hal semacam ini. Namun, tiba-tiba saja Daniel berhenti mengetik. Kejadian ini membuat Iksan maupun Danu bingung.     

"Dek, apa ada sesuatu yang salah?" tanya Danu penuh rasa khawatir.     

"Tidak ada apa-apa, hanya terpikirkan sesuatu saja," kata Daniel menjawab kekhawatiran kawan bosnya tersebut. Jawabannya ini membuat Danu merasa lega mendengarnya.     

Jawabannya tak hanya untuk menenangkan kawan bosnya tersebut, tetapi ia benar-benar memikirkan sesuatu sehingga ia menghentikkan gerakan jarinya. Ia memikirkan hal ini setelah teringat kembali dengan gambar Squidward dan seseorang.     

Setelah berhenti sejenak, ia melanjutkan lagi mengetik kode di notepad. Adapun kode-kode yang diketiknya, bos maupun kawan bosnya tak mengerti. Namun, itu adalah tujuannya, membuat kode rumit yang hanya akan dimengerti oleh sesama pembuat program.     

Waktu terus berlalu. Selain karena memikirkan hal tadi, ia tak pernah berhenti mengetik lagi. Ia masih menuliskan baris-baris kode pada notepad, tetapi kali ini ia berhenti dan berseru, "Selesai!"     

"Kak, bisakah aku meminjam flashdrive-mu?" tanyanya setelah menyelesaikan penulisan programnya.     

"Flashdrive? Aku akan mengambilkannya," balas Iksan segera setelah mendengar permintaan karyawannya.     

"Ya, aku membutuhkan flashdrive agar program ini bisa dipasang di laptop itu," kata Daniel menjelaskan kepada bosnya.     

"Oh, ternyata itu." Iksan mengangguk paham. Ia telah membawa flashdrivenya dan menyerahkannya kepada Daniel, "Ini flashdrive yang kamu butuhkan."     

"Terima kasih, Kak." Daniel menyambut flashdrive itu dan memasukkan ke port USB laptop. Proses selanjutnya yang ia lakukan hanyalah menyimpan file tersebut ke flashdrive.     

Proses pembuatan program antivirus telah selesai. Selanjutnya adalah hal penting yang dilakukan, yaitu memasang program antivirus pada laptop yang terinfeksi ransomware.     

Flashdrive yang berisikan program antivirus dimasukkan ke port USB laptop ransomware. Prosesnya tak lama, setelah flashdrive dimasukkan, program command prompt di laptop langsung terbuka banyak dan program antivirus itu berjalan secara bersamaan.     

Melihat program antivirus telah berjalan, ia diam-diam tersenyum. Ia sangat menyadari bahaya dari ransomware, apalagi telah tersebar luas di internet dan menjangkiti banyak perangkat di dunia seperti ransomware WannaCry yang tersebar setahun lalu. Dengan tingkat bahaya ini, ia juga sadar bahwa program antivirus buatannya sangat berharga.     

Ia tak tahu apakah kawan bos atau pun bosnya sadar tentang nilai dari antivirusnya, tetapi ia tetap berhati-hati dalam membuat dan menggunakannya. Sikap kehati-hatiannya ini ditunjukkan dengan membuat program itu hanya bisa digunakan satu kali dan setelah laptop berhasil menghilangkan ransomware, program antivirus akan terhapus sepenuhnya tanpa bisa dikembalikan dengan cara apapun.     

"Apa laptopku telah diperbaiki?"     

Suara dari teman bosnya membangunkan Daniel dari pikirannya. Ia menoleh ke belakang, melihat teman bosnya menanyakannya dengan ekspresi penuh harap. Melihat ini, ia menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Belum."     

Harapan Danu langsung hancur setelah mendengar jawaban Daniel. Mata yang sebelumnya menunjukkan tatapan penuh harapan langsung berubah menjadi kekecewaan. Berharap terlalu banyak membuat kekecewaan terasa sangat menyakitkan. Ini yang dirasakan olehnya sekarang.     

"Ransomwarenya akan menghilang setelah antivirus menyelesaikan prosesnya. Setelah itu, laptop bisa digunakan kembali seperti sebelumnya," kata Daniel meneruskan jawabannya.     

"Sialan, kau hampir membuatku menjatuhkan air mataku!" kata Danu merasa kesal setelah medengarkan karyawan temannya hingga selesai, tetapi ada rasa senang dibalik rasa kesalnya.     

Tawa Iksan pecah melihat bagaimana kawannya 'dikerjai' oleh karyawannya sendiri. Ia tak bisa menahan tawanya melihat ekspresi kawannya yang berubah-ubah berdasarkan jawaban dari Daniel.     

"Jangan tertawa kau, Iksan!" teriak Danu kesal karena ditertawakan oleh teman baiknya. Ia bahkan menepuk bahu kawannya itu agar berhenti mentertawakan dirinya.     

Tepukan di bahunya terasa agak menyakitkan, tetapi tak membuat Iksan berhenti tertawa. Tak ingin kawannya menepuk lebih keras, ia buru-buru berkata, "Oke, oke. Aku tak akan mentertawakanmu lagi, haha."     

Daniel hanya tersenyum menyaksikan candaan bos dengan temannya tersebut. Saat mereka selesai, antivirusnya telah menghilangkan ransomware dari laptop teman bosnya. Laptop tersebut bisa digunakan kembali seperti sedia kala.     

"Ransomwarenya telah hilang. Laptopmu bisa digunakan kembali, Kak," kata Daniel memeberitahukan hal tersebut sekaligus menyerahkan laptop kepada teman bosnya.     

"Benarkah?" tanya Danu gembira. Ia segera melupakan rasa kesalnya dan memeriksa laptopnya. Dalam beberapa menit, ia telah memeriksa keseluruhan file dan program yang dimilikinya, tak ada satu pun yang menghilang. Ia menunjukkan wajah penuh syukur seraya berkata, "Syurkurlah laptopku sudah kembali!"     

"Ehem!"     

Momen kegembiraannya harus terganggu oleh suara berdeham dari Iksan. Ia langsung menyadari apa yang dimaksudkan oleh kawannya tersebut. Meletakkan laptopnya kembali ke meja, ia menatap anak muda yang telah membantunya memperbaiki laptopnya.     

"Kemampuanmu sangat hebat! Aku sangat berterima kasih karena telah membantuku menghilangkan ransomware itu, dan aku juga meminta maaf karena telah sangat meragukanmu," kata Danu berterima kasih sekaligus meminta maaf. Ia juga mengingat apa yang ia katakan kepada temannya dan kemudian mengambil lembar demi lembar uang berwarna merah dari dompetnya. Saat hitungannya telah berakhir, ia menyerakan uang tersebut kepada Daniel seraya menjelaskan, "Aku tak akan mengingkari apa yang kukatakan. Dua juta ini adalah bayaranmu karena telah membantuku menghilangkan ransomware itu dari laptopku. Terimalah."     

Dua juta, uang ini terlalu banyak untuk bisa Daniel terima karena masalah sepele (baginya) seperti ini. Ia ingin menolaknya, tetapi Iksan menggelengkan kepalanya. Ia mengerti maksud bosnya dan menerima uang itu dengan senang hati. Iksan dan Danu pun menyambut penerimaannya dengan senyuman.     

"Terima kasih, Kak," ujarnya setelah menerima uang itu. Sebagai bentuk terima kasih, ia juga berpikir untuk memberitahu teman bosnya tentang suatu hal. I barkata, "Kak, saya sarankan untuk tidak sembarangan memasuki situs-situs video semacam itu agar terhindar dari hal seperti ini. Situs-situs semacam itu biasanya memiliki banyak malware yang bertebaran."     

Jika didengarkan secara normal, saran yang diberikan Daniel memanglah baik. Namun, Danu mengerti apa yang karyawan temannya itu maksudkan. Hal ini membuat wajahnya menunjukkan ekspresi tak bisa berkata apa-apa.     

"Uh, terima kasih atas saranmu. Karena laptopku telah kembali bagus, aku akan pergi dulu." Danu berterima kasih lalu pergi dengan terburu-buru, takut Iksan akan mentertawakannya lagi.     

Rasa terima kasih dari teman bosnya itu dibalas oleh Daniel dengan senyuman.     

"Lain kali, cari bahannya hati-hati. Jangan sampai terkena masalah seperti ini lagi!" Iksan tak lupa mengingatkan kawannya mengenai 'bahan' yang hanya mereka pahami sebelum kawannya pergi jauh.     

"Bacot!" teriak Danu membalas ejekan temannya. Ia langsung masuk ke dalam mobil. Tanpa membuang waktu sedetik pun, ia segera melesat pergi dari toko temannya.     

....     

"Daniel, sekarang sudah sore dan jam kerjamu telah selesai," kata Iksan mengingatkan karyawannya, "Aku akan memberikan upah pekerjaanmu besok setelah selesai menghitung jumlah pekerjaanmu. Satu pekan ini ada pekan yang sangat luar biasa!"     

Saat mendengarkan pengingat bosnya, kebetulan Daniel baru saja selesai memeriksa hasil pekerjaannya. Ia menaruh laptop yang telah selesai ia perbaiki ke meja bosnya.     

Sama seperti bosnya rasakan, pekan awal sejak bekerja dirasa sangat luar biasa baginya. Ia mendapat banyak pelajaran dan ilmu sampai sekarang. Ia menghadap pada bosnya lalu berkata, "Kakak benar. Pekan ini adalah pekan yang luar bisa."     

"Ah, iya, laptop tadi telah selesai keperbaiki, kakak bisa memeriksanya nanti," katanya melaporkan pekerjaannya kepada bosnya. Setelah selesai bersiap-siap, ia berpamitan, "Kalau begitu, saya pulang dulu, Kak."     

"Ya. Hati-hati di jalan," ucap Iksan sambil menyaksikan kepulangan karyawannya. Berbagai kejadian terjadi selama satu pekan ini, dan kejadian-kejadian itu sangat mengagumkan. Ia tersenyum senang mengingat-ingat hal itu.     

Daniel membalas ucapan bosnya dengan anggukan lalu ia berjalan pergi meninggalkan toko.     

Hari ini ia mendapatkan uang tambahan yang sangat banyak dan ia telah merencanakan uang ini digunakan untuk membuat adik-adiknya senang. Ia pun berjalan menuju supermarket sambil memikirkan apa yang akan ia masakkan untuk adik-adiknya.     

Baru beberapa langkah meninggalkan toko, suara dering terdengar jelas di pikirannya.     

Ding!     

"Misi telah selesai!"     

Ia tersenyum senang mendengarkan pemberitahuan setelah suara dering tersebut. Ia melanjutkan langkah kakinya menuju supermarket seraya bergumam, "Aku hampir saja melupakan misi ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.