Sistem Teknologi dan Kekuatan Super

26. Mengundang



26. Mengundang

0Beberapa hari sebelum acara perayaan ualng tahun Rika dan Raka dilaksanakan, Daniel berjalan ke toko tempatnya bekerja setelah berhasil menyingkirkan preman yang menguntitnya beberapa waktu lalu.     

Menyingkirkan pikiran mengenai penguntittersebut, ia mulai memikirkan rencana untuk memberikan adik-adiknya kejutan di hari ulang tahun mereka. Sampai pada suatu ide, ia pun memutuskan untuk meminta cuti kepada bosnya.     

"Akhirnya kamu datang juga," ujar Iksan menyambut kedatangan karyawannya. Ia melihat-lihat keadaan karyawannya tersebut dan semua terlihat baik-baik saja. Ia pun bernapas lega lalu berkata, "Kamu tidak terkena masalah atau sesuatu, 'kan?"     

Awalnya Daniel sempat dibingungkan oleh pertanyaan dari bosnya, tetapi setelah ingat bahwa ia mengirim pesan kepada Iksan, ia pun mengerti pertanyaan dari bosnya tersebut. Ia menjawab, "Semua baik-baik saja, Kak. Aku harus piket dan mengorbankan sedikit lebih banyak waktu untuk membersihkan kelas."     

"Syukurlah semua baik-baik saja," kata Iksan dengan senyum lega di wajahnya. Ia kemudian kembali memperbaiki laptop rusak yang baru saja didapatkannya dari pelanggan.     

Daniel mengganti pakaiannya, kemudian segera datang dan duduk di dekat Iksan. Ia bertanya tentang laptop dan komputer yang rusak, dan dirinya diarahkan untuk memperbaiki laptop yang memiliki kelainan pada bagian perangkat lunak.     

Pekerjaan hari ini dijalaninya dengan cukup lancar. Meski ada beberapa kesalahan pada perbaikan perangkat keras, ia berhasil melaluinya berkat bantuan dari Iksan. Setelah menyelesaikan pekerjaan terakhirnya, malam sudah tiba dan ia berkemas untuk kembali ke rumah.     

"Kak, aku ingin meminta libur di hari sabtu nanti," ujarnya. Sebelum membiarkan Iksan menjawabnya, ia melanjutkan, "Aku ingin merayakan ulang tahun adikku di hari sabtu nanti. Setiap tahunnya, aku hanya bisa merayakan ulang tahun mereka secara kecil-kecilan saja. Karena kebetulan aku mendapatkan cukup uang beberapa waktu ini, aku ingin memberikan mereka perayaan yang cukup layak untuk menyambut ulang tahun mereka."     

Iksan tersenyum setelah mendengar permintaan dan penjelasan dari Daniel. 'Ini adalah sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh seorang kakak,' gumamnya di dalam hati.     

Sebelum memberikan jawaban, ia telah memikirkan berbagai hal mengenai pekerjaan Daniel. Sebagai poin tambahan, untungnya Daniel memberitahunya jauh hari sebelum mengambil hari libur tersebut. Jadi, ia pun berdiri dan menepuk bahu karyawannya tersebut sebagai jawaban.     

"Jika itu adalah alasanmu, maka aku tak akan menghentikanmu untuk mengambil hari libur," jawabnya. Ia kemudian melihat-lihat isi tokonya lalu melanjutkan, "Kebetulan aku juga akan menutup toko di hari sabtu nanti karena ada urusan keluarga."     

"Terima kasih, Kak. Jika kakak mempunyai waktu luang di hari sabtu nanti, kakak bisa hadir ke acara ulang tahun adik-adikku," ucap Daniel sembari mengundang bosnya untuk datang ke rumahnya. Meski tahu bahwa Iksan memiliki urusan di hari acara tersebut, mengundang seseorang terutama bos sendiri merupakan sebuah tindakan sopan yang harus dilakukan.     

"Akan kuusahakan datang setelah urusan keluarga selesai," jawab Iksan tersenyum dan kembali duduk untuk menyelesaikan pekerjaan terakhirnya.     

Tak ada yang perlu dikatakan tentang jawaban bosnya, Daniel secara alami memahami hal tersebut. Ia menggendong tasnya, lalu berpamitan kepada Iksan dan kemudian berjalan menuju rumahnya sembari memikirkan cara mengundang beberapa orang lagi.     

Keesokan harinya, Daniel memasuki kelas dengan tenang lalu melihat Max dan Regi sedang mendiskusikan sesuatu. Ia menghampiri dua sahabatnya tersebut dan mendengar mereka sedang mendiskusikan sesuatu yang berbau dengan game.     

Ia tak mengganggu keduanya berdiskusi. Sampai pada Max dan Regi mengakhiri diskusi mereka, barulah ia menyapa dua teman dekatnya tersebut, "Selamat pagi!"     

"Hari sabtu nanti datang ke rumah, ya. Ada acara perayaan ulang tahun Rika dan Raka, ," lanjutnya secara langsung menyatakan maksud dan tujuannya kepada dua sahabatnya.     

"Raka ulang tahun? Maka kita pasti akan pergi!" ucap Max memberikan jawaban yang positif. Baik ia dan Regi sudah mengenal Raka dekat, terutama karena pernah beberapa kali datang ke rumah Daniel dan sering kali bermain bersama dengan adik laki-laki temannya tersebut dalam permainan.     

Setelah menyelesaikan undangan kepada dua sahabatnya, ia berbicang sebentar bersama mereka mengenai keseharian dan kabar adik-adiknya. Ketika bel masuk telah berbunyi, Daniel kembali ke tempat duduknya. Di sampingnya, sudah ada Bella yang duduk rapi menunggu kedatangan guru.     

"Goedemorgen."     

Mendengar sapaan dalam bahasa ibunya, Bella menoleh ke samping dan menemukan Daniel sedang menatapnya. Dia cukup terkejut dan sedikit merasa lucu dengan pelafalan yang diucapkan oleh Daniel, tetapi dia segera membalas, "Goedemorgen, Daniel."     

Setelah memikirkan bagaimana mengundang dua orang lainnya selain Max dan Regi semalam, ia memutuskan menggunakan bahasa Belanda untuk mengundang Bella. Bukan untuk membuatnya terkesan, melainkan tak ingin ada orang lain yang mengerti undangannya pada Bella.     

"Maukah kamu datang ke acara ulang tahun adik-adikku di hari sabtu nanti?" ucapnya mengundang Bella menggunakan bahasa Belanda dengan agak terbata-bata. Ia tak tahu apakah lawan bicara akan mengerti ucapannya, tetapi ia hanya bisa berharap ucapannya tersebut tak disalah artikan oleh Bella. Setelah berpikir sesaat, ia melanjutkan, "Tolong gunakan bahasa inggris saat menjawab."     

Bella tertawa kecil saat melihat ekspresi Daniel ketika mengundang dirinya menggunakan bahasa Belanda. Pelafalan yang diucapkan oleh Daniel jauh dibawah standar karena ada beberapa salah pelafalan, tetapi dia masih bisa memahami maksud dari Daniel. Ia pun segera menjawab, "Aku akan mengabarimu nanti."     

Embusan napas lega merupakan tanggapan dari Daniel. Ia menuliskan sesuatu di secarik kertas, kemudian segera mengungkapkan rasa terima kasihnya dengan mengucapkan, "Terima kasih, Bella. Jika kamu ingin datang, di sini alamatnya."     

Tepat saat ia mengatakan itu, guru segera memasuki ruangan. Jadi, perbincangan keduanya harus berakhir di sana. Sementara itu, ia sudah merasa lega mendengar jawaban dari Bella. Apakah Bella akan datang atau tidak, ia tidak berharap terlalu banyak. Tentu ia akan sangat berterima kasih jika gadis berambut pirang itu bisa datang.     

Sejak guru datang, pelajaran di kelas pun dimulai. Guru memberikan penjelasan dari materi yang disampaikannya, dan sesekali bertanya-jawab kepada siswa apa yang tidak dipahami oleh siswa-siswi di kelas. Pelajaran pun berjalan dengan lancar dan baik tanpa adanya gangguan yang berarti.     

Waktu tak terasa terus berjalan, bel istirahat pun berbunyi. Guru yang sedang mengajar memberikan salam, kemudian keluar kelas. Hal itu diikuti oleh murid-murid lainnya, tak terkecuali Daniel.     

"Maaf teman-teman, aku tidak bisa ikut kalian hari ini. Aku ingin bertemu seseorang untuk membicarakan sesuatu," katanya menjelaskan kepada Max dan Regi yang mengajaknya datang ke kantin.     

"Apakah itu seorang gadis?" tanya Max dengan rasa penasaran.     

"Rahasia," balas Daniel sambil tersenyum. Gestur jari telunjuk di depan bibirnya menunjukkan bahwa ia tak akan memberitahu temannya untuk saat ini. Setelah mengatakan itu, ia pergi.     

Max dan Regi saling memandang, kemudian tersenyum melihat kepergian Daniel. Regi pun akhirnya angkat bicara, "Sebuah peningkatan yang bagus, bukan?"     

"Kurasa?" jawab Max menganggkat bahunya seraya memberikan senyum penuh arti. Ia bersama dengan Max pun melanjutkan penyelidikan mereka lebih lanjut.     

Sementara itu, Daniel sedang menunggu seseorang di kelas 12-A jurusan Multimedia. Ia berdiri dengan tenang di dekat pintu kelas sembari memperhatikan orang-orang yang keluar dari kelas. Saat melihat seorang gadis cantik berkacamata keluar dari kelas, ia buru-buru memanggilnya dan berkata, "Bisakah kita bicara sebentar?"     

....     

"Terima kasih sudah mau hadir di acara perayaan ulang tahu adik-adikku. Aku tidak menyangka kamu benar-benar datang ke rumahku," ucap Daniel sembari berjalan bersama Kinar. Ia mengantarkan kepergian Kinar yang telah selesai datang ke pesta perayaan ulang tahun adik-adiknya.     

"Sama-sama," balas Kinar tersenyum. Ia melanjutkan, "Tentang hal itu, aku juga tak menyangka kamu akan menghampiriku ke kelas di hari itu."     

Daniel pun terus berbincang bersama Kinar hingga keduanya sampai di dekat mobil milik Kinar. Ia membukakan pintu mobil tersebut, kemudian berkata, "Berhati-hatilah di jalan. Utamakan kesalamatanmu."     

"Terima kasih. Sampai bertemu di sekolah," balas Kinar. Setelah itu, ia menutup kaca mobil dan tak lama kemudian mobil berjalan.     

Setelah melihat kepergian kakak kelasnya, Daniel kembali masuk ke rumahnya. Acara perayaan ulang tahun adik-adiknya berjalan dengan lancar. Semua orang yang diundangnya, hadir dalam acara tersebut. Meski bosnya, Iksan terpaksa pulang lebih dulu karena ada urusan mengenai toko, tetapi bos tersebut membawa hadiah yang cukup mewah baginya dan kehadiran bos sudah cukup membuatnya bersyukur.     

Max, Regi, dan seorang tamu yang tak terduga, Bella masih ada di rumahnya. Ketiga tamu tersebut masih mengobrol dengan adik-adiknya sembari membantunya mengemasi beberapa makanan untuk diberikan kepada tetangga. Meski acara ini hanya kecil-kecilan, tetapi Daniel masihlah tahu sopan santun dalam bertetangga. Walau tak banyak, setidaknya masih berbagi atas kebahagiaan yang didapat oleh keluarganya.     

Bella cukup terkejut ketika mendengar tujuan Daniel mengemasi makanan-makanan yang masih ada. Hal ini merupakan hal baru baginya karena tak ada perilaku seperti itu di tempat asalnya.     

Merasa penasaran, Bella pun ikut mengantarkan makanan-makanan yang dikemas Daniel ke rumah tetangga Daniel. Tetangga-tetangga Daniel terkejut melihatnya karena jarang melihat seorang wanita pirang datang rumah ke rumah untuk memberikan mereka makanan.     

Setelah membagikan semua makanan yang dikemas, Bella pun berpamitan pulang. Daniel dan kedua adiknya serta Max dan Regi bersama-sama menyaksikan mobil Bella menjauh. Tak lama setelah itu, Max dan Regi juga berpamitan pulang.     

Menyaksikan kepergian dua sahabatnya, Daniel membawa adik-adiknya memasuki rumah. Sembari berjalan, ia mengusap kepala kedua adiknya lalu berkata, "Mari kita rayakan lagi ulang tahun kalian dengan kue yang sebelumnya kalian beli."     

Ajakan kakak mereka membuat Rika dan Raka bersemangat. Mereka langsung menarik tangan Daniel agar berjalan lebih cepat dan bisa secepatnya merayakan ulang tahun mereka sekali lagi.     

Mengelilingi kue kecil yang dibeli dari uang adik-adiknya, Daniel memimpin adik-adiknya untuk memejamkan mata, kemudian membuat permohonan untuk kesuksesan dan kebahagiaan adik-adiknya. Setelah itu, ia dan adik-adiknya memakan kue kecil itu dengan perasaan bahagia.     

.....     

Dua hari kemudian, Daniel tiba-tiba diseret oleh Max dan Regi untuk mengikuti mereka. Ia hanya bisa menurut dan mengikuti keinginan mereka karena yakin mereka tak bermaksud buruk padanya, paling berata hanyalah bermain lelucon padanya. Selain itu, ia juga tidak memiliki kesibukan saat jam istirahat ini.     

"Akhirnya kita sampai di sini," kata Max memberitahu kepada Daniel. Ia kemudian melihat di sekelilingnya, mencari tahu apakah ada orang atau tidak. Ketika sudah mengkonfirmasi bahwa tak ada orang lain, ia menatap Regi dan saling mengedipkan mata. Setelah itu, ia segera merogoh kantong di celananya, tetapi tak menemukan apapun. Ia pun segera berkata, "Daniel, tunggu di sini. Ada sesuatu yang ingin kutunjukkan kepadamu, tetapi barang itu tertinggal di kelas. Aku dan Regi akan mengambilnya dulu, jangan pergi dari sini."     

Tanpa menunggu Daniel menjawab, keduanya sudah pergi meninggalkan Daniel dengan kecepatan tercepat. Melihat tingkat dua sahabatnya, Daniel menghela napasnya. Mengikuti keinginan mereka, ia pun menunggu dengan tenang di sana. Namun, setelah melihat-lihat di sekitarnya dengan bosan, ia melihat Bella berdiri tak jauh darinya, tetapi sedang menghadap ke arah lain dan tak melihatnya. Ia ingin menyapa teman sekelasnya tersebut, tetapi kemudian ekspresinya berubah dingin ketika melihat hal yang terjadi selanjutnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.