Sistem Teknologi dan Kekuatan Super

22. Hadiah Misi (1)



22. Hadiah Misi (1)

0"Fuck!"     

Seorang pria dewasa berteriak kesal setelah melihat gambar di layar komputernya. Pria berambut cokelat tersebut menatap layar dengan mata birunya, saat ini sebuah gambar menyeramkan ditampilkan di layar komputernya. Gambar ini jauh lebih menyeramkan daripada yang digunakannya dalam menakuti korban yang terkena ransomware jenis lockscreen buatannya bersama dengan kawannya.     

Wajah bulat pria tersebut menunjukkan rasa terkejut, bahkan janggut di wajahnya sampai bergetar karena itu. Kursi yang diduduki olehnya hampir saja terjatuh karena tubuh besarnya secara reflek mengambil langkah mundur menjauhi monitor komputernya karena rasa kaget yang diterima.     

Untungnya, gambar itu dengan cepat berlalu. Pria berwajah bulat kembali mengatur posisinya sebaik mungkin dan melihat ke komputernya lagi untuk memeriksa apa yang terjadi. Namun, kali ini sebuah gambar berisikan kode-kode yang cukup aneh jika dilihat oleh orang normal. Sebagai seorang yang bisa membuat ransomware, ia jelas mengerti apa yang tertulis pada pesar tersebut.     

Begitu ia selesai menyelesaikan penerjemahan terhadap kode-kode itu, tangan besarnya langsung jatuh ke meja dengan keras. Wajah gemuknya mulai berwarna merah karena kemarahan. Matanya seperti menyulut api dan menjerit, "Argh! Dasar Bajingan!"     

Sebagai seorang yang telah bergelut di bisnis gelap semacam ini, dihina dan dimaki adalah makanan setiap hari. Namun, apa yang diterimanya kali ini bukanlah sekedar hinaan dan makian semata, tetapi sebuah ejekan yang menyerang harga dirinya. Hal inilah membuatnya sangat marah.     

"Apa yang terjadi padamu, Mike?"     

Seorang pria jangkung langsung membuka pintu kamar pria gemuk bernama Mike. Pria berambut pirang panjang ini datang ke kamar temannya dengan mata mengantuk. Dirinya harus terbangun karena raungan kemarahan dari teman gemuknya tersebut. Sangat jarang sekali dirinya melihat kawannya mengeluarkan emosinya seperti ini sehingga ia pun datang untuk melihatnya.     

"Seseorang baru saja menghinaku!" kata Mike kesal.     

"Hah? Kau marah besar hanya karena hal itu?"     

Tawa terbahak-bahak langsung terdengar di telinga Mike setelah temannya mengatakan keraguan atas jawaban yang dikatakannya. Tak ingin rasa kesalnya semakin bertambah, dirinya langsung menjelaskan, "Kyle, ini tak sesederhana yang kamu pikirkan. Bukan sembarang orang yang melakukan penghinaan terhadapku. Orang itu adalah orang yang terkena ransomware buatan kita. Bukan hanya berhasil menghapus ransomware kita dari komputernya, ia juga memabalas kita dengan mengirimkan gambar yang sangat menyeramkan dan menghinaku. Menurutmu, apakah itu sederhana?"     

Setelah Mike menjelaskan hal tersebut, ia kembali lagi melihat gambar menyeramkan itu. Untuk kedua kalinya melihat, ia masih merasa sedikit takut karena gambar ini sangat menyeramkan.     

Senyuman, tetapi mata menunjukkan ketidakbahagiaan. Air mata berdarah, latar belakang mencekam, membuat suasana gambar tak begitu nyaman diperhatikan. Tatapan yang menujukkan sebuah kesengsaraan tetapi harus menunjukkan kebahagiaan terasa tampak nyata, seakan-akan ada orang persis seperti gambar melihatmu secara nyata.     

Kyle langsung datang dan melihat itu di komputer temannya. Ketika sosok menyeramkan di gambar masuk dalam penglihatannya, dirinya tak bisa menahan diri untuk berkata, "Oh, shit!"     

Ia tak secara khusus mengutuk gambar menyeramkan itu saja, tetapi juga mengutuk orang yang mengirim hal ini kepada mereka. Ini benar-benar menyeramkan, sungguh berbeda dengan gambar Squidward yang mereka gunakan.     

Kyle juga menyadari apa yang temannya maksudkan. Ini tidak sesederhana kelihatannya, tetapi ada makna dibaliknya apalagi setelah ia melihat kode-kode yang dikirimkan. Jika ada seseorang yang terkena ransomware dan membalas langsung kepada pembuatnya, ini adalah sebuah tanda bahaya.     

"Mike, segera temukan dia! Aku akan kembali dan melakukannya juga!" seru Kyle dengan rasa urgensi yang mendalam. Ia langsung keluar dari kamar Mike dan kembali ke kamarnya dengan kecepatan penuh.     

Mike tak menjawabnya dengan sebuah kalimat, tapi langsung melakukan aksi. Jari-jari gemuknya menari di atas kayboard dan menghasilkan suara yang terdengar seperti irama piano yang indah, jika itu didengar olehnya sendiri.     

Satu jam telah berlalu sejak Mike dan Kyle melakukan pencarian mereka, tetapi usaha mereka hanya menemukan lokasi pertama kali saat laptop itu terinfeksi. Mereka sangat berusaha mencari lokasi rinci setelah ransomware mereka dihapus, tetapi jejak itu terhapus seakan tak pernah ada di dunia ini.     

"Perangkat itu terdeteksi di Indonesia saat pertama kali terinfeksi ransomware kita. Namun, bisa jadi itu pengecoh yang dibuat oleh orang ini untuk mengecoh kita," jelas Mike kepada kawannya tersebut.     

Kyle setuju dengan keraguan dari temannya. Ia juga sangat ragu bahwa negara itu bisa menghasilkan seseorang yang dengan mudah menghapus ransomware buatan mereka. Ia sangat yakin program buatannya itu sangat susah untuk dipecahkan, bahkan negara-negara maju di dunia masih belum bisa memecahkan ransomware itu.     

Meski masih banyak keraguan, ia telah menetapkan keputusan untuk sementara waktu. Ia yang telah datang lagi ke kamar kawannya tersebut berkata, "Mike, kita harus pergi dari sini secepatnya. Kita telah ditemukan dan segera hapus semuanya! Jika kita berdiam terus di sini, kita pasti akan ditemukan olehnya dan dihukum berat karena membuat hal seperti ini!"     

"Kamu benar. Aku akan berkemas hal yang penting saja dan akan menghapus semua dan menghancurkan komputer ini!" balas Mike yang sudah setuju dengan keputusan temannya.     

Kyle sangat mementingkan keselamatan dan keamanan, apalagi ia dan temannya ada di bisnis gelap semacam ini. Setelah keputusan mengenai keselamatan, kali ini mengatakan keputusannya yang lain.     

"Setelah menemukan tempat aman, kita akan mengirim sesuatu ke negara itu untuk memancingnya keluar lagi!" Kyle menunjukkan ekspresi tegas dan matanya menujukkan kemarahan yang tidak terbendung.     

"Ya!"     

....     

"Aku pulang!"     

Daniel membuka pintu rumahnya dengan membawa banyak kantong belanjaan di kedua tangannya. Ia memborong banyak hal di supermarket, tetapi semua itu berkaitan dengan kebutuhan rumahnya.     

Baru saja membuka pintu, sosok gadis datang menyambut kedatangannya dengan senyuman manis. Rika datang dan langsung membantu kakaknya membawa barang belanjaan seraya mengatakan, "Selamat datang kembali, Kak!"     

Daniel mengusap lembut rambut adiknya, merasa senang melihat adiknya mau membantunya membawa barang-barang ini. Adiknya bertanya dari mana semua ini berasal. Mendengar adiknya penasaran, ia pun menceritakan kejadian yang dialaminya di toko. Sambil menceritakan itu, ia bersama adik perempuannya menyusun dan menyimpan semua itu ke tempatnya. Setelah semua selesai, ia mandi dan mengganti pakaiannya.     

Malam ini, ia membuat makanan kesukaan adik-adiknya. Dengan dibantu oleh kedua adiknya, sekumpulan makanan terhidang di meja makan dengan rapi. Adiknya, Raka bahkan ngiler melihat banyak makanan enak di meja makan.     

Adik-adiknya makan dengan sangat lahap, dan hal ini membuat dirinya sangat merasa senang. Setelah makan malam selesai, ia membiarkan adik-adiknya bersitirahat dan melakukan apa yang mereka inginkan, tetapi ia masih mengingatkan mereka untuk belajar. Sedangkan dirinya, ia beristirahat di kamarnya karena ingin melihat sesuatu yang telah membuatnya bersemangat sejak pekan lalu.     

"Selamat, host mendapatkan smartgadget!"     

Pemberitahuan ini adalah yang ia dengarkan saat meninggalkan tokonya. Namun, meski tahu mendapatkan hadiah, ia tak tahu bagaimana caranya mengambil hadiah fisik tersebut. Ia memikirkan banyak cara, tetapi sebuah layar holografik berwarna biru transparan langsung muncul di depannya. Layar ini lebih kecil dibandingkan layar misi dan ada simbol kotak hadiah di sana, yang menandakan hadiah yang akan diterimanya.     

Penasaran, ia pun menyentuh simbol tersebut. Sesaat kemudian, sebuah jam tangan tiba-tiba saja muncul di telapak tangannya. Ia sempat bingung ketika melihat penampilan jam tangan, tetapi kemudian kebingungan hilang saat melihat penampilan sebenarnya dari jam tangan yang diterimanya.     

Seluruh bagian jam tangan dilapisi oleh logam perak yang bersinar terang dan terlihat megah. Melihat penampilan yang keren dan elegan serta penampilan yang terlihat layaknya teknologi masa depan membuat dirinya sangat bersemangat.     

Ia sudah sangat ingin mencobanya, tetapi kali ini layar hologram seukuran layar ponsel saat ini muncul dari layar semula jam tangan tersebut. Sebuah tulisan diikuti dengan suara wanita robot pun terdengar di telinganya.     

"Selamat malam, pengguna!"     

"Saya adalah pelayan cerdas yang ditugaskan untuk membantu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.