aku, kamu, and sex

Perjuangan 3



Perjuangan 3

0Regan melirik tubuh polos yang kini terbaring di sampingnya, matanya menyusuri setiap jengkal tubuh perempuan itu, lalu pandangannya berhenti pada seprai yang terdapat noda darah disana, darah perawan si gadis yang ia rengut beberapa saat yang lalu, Regan tak menyangka jika selama ini Lola masih gadis dan menjaga keperawanannya hingga ia lah yang merengutnya.     

Ada desiran rasa bersalah Regan terhadap apa yang telah diperbuat pada Lola, walau dinegara tersebut sex merupakan hal yang lumrah, bahkan mereka tak malu untuk berciuman di tempat umum, karena memang budaya di negara tersebut sangat mengahargai privasi setiap individu.     

Regan duduk dipinggir ranjang dengan tubuh yang masih telanjang, sesekali ia melihat tubuh polos Lola, lalu ia mengambil selimut yang berada tak jauh dari mereka dan menyelimuti tubuh polos Lola, mencium keningnya sekilas lalu ia beranjak ke kamar mandi untuk menyegarkan dirinya.     

Lola membuka matanya ketika mengetahui bahwa Regan telah masuk ke kamar mandi, air matanya menetes di pipinya, "Maaf kan aku Regan, tapi aku juga bahagia bisa melakukan saat pertama ini denganmu." Gumam Lola kemudian pura-pura tidur saat mendengar pintu kamar mandi terbuka, dapat ia rasakan Regan yang menatapnya lalu mencium pipinya sebelum laki-laki itu pergi dari kamarnya dan tak berapa lama terdengar deru mobil keluar dari halaman rumah tua itu, lola tahu itu adalah suara mobil Regan yang kembali pergi meninggalkannya.     

Dilain sisi, Regan membawa mobilnya dengan kecepatan sedan, ingatannya kembali pada saat ia bercinta dengan Lola, ia merasakan desiran aneh dalam dirinya, ia dapat merasakan nikmatnya bercinta dengan lola, bahkan bagian intinya kembali menegang hanya karena ia mengingat sesi percintaan mereka.     

Regan sudah terbiasa melihat tubuh Lola tanpa busana, tapi sungguh dia tak pernah menyangka jika Lola masih menjaga keperawanannya hingga kini, dia seolah tak mempercayainya jika ia tidak merasakannya sendiri.     

"Jadi kamu selama ini kamu berbohong, La. Kamu bilang kau sedang bercinta dengan pacarmu, saat aku menghubungimu, dan sering sekali aku melihatmu bercumbu di club malam dengan para laki-laki itu, tapi_AKh!!kau menyebalkan La, tapi kenapa aku tidak bisa membencimu, seolah ada sesuatu yang membuat aku harus selalu bersamamu? Apa karena orang tuamu menitipkan mu padaku? Atau karena apa?" gumam Regan sendiri sambil tetap menyetir mobilnya menuju clun malam milik Molly dimana ada Scoot dan Matt yang sedang menunggunya.     

Regan memarkirkan mobilnya di parkiran basement Club malam yang cukup terkenal di kota itu, beberapa orang menyapanya ketika ia berjalan menuju ke dalam club.     

Hingar binger music bertalu cukup kencang, bau alcohol menyengat menusuk hidung siapapunj yang memasuki area tersebut, asap rokok mengepul dimana-mana. Regan terus berjalan mencari dua bosnya.     

"Kamar 215." Ucap perempuan berbadan seksi sambil meremas kejantanan Regan, namun Regan hanya tersenyum lalu meninggalkan perempuan itu setelah memberikan kecupan diujung bibirnya.     

Regan terus berjalan hingga keruangan yang ditunjukkan oleh perempuan seksi itu, lalu ia membuka pintu secara perlahan disana terlihat, Scoot yang sedang dikerubungi oleh beberapa wanita yang sedang memainkan tubuhnya.     

Regan duduk di samping Matt yang sedang menghisap rokoknya sambil menatap Scoot yang sedang memuaskan nafsu birahinya dengan beberapa wanita.     

"Dari mana saja kamu, Regan?" Tanya Matt sambil melirik Regan yang sedang menuangkan minuman kedalam gelas sloki yang ia pegang.     

"Biasalah memuaskan hasrat." Ucap Regan santai, dan Matt hanya tersenyum kecil mendengar apa yang disampaikan oleh Regan.     

"Kau menghancurkan markas anak buah Kingdom Crush, Apa itu benar?" Tanya Matt sambil menyandarkan tubuhnya pada sofa yang ia duduki."     

"Itu benar." Jawab Regan singkat.     

"Ada urusan apa kau dengannya?" Tanya Matt dengan menoleh kearah Regan yang sedang menengak minumannya.     

"Mereka lah biang dari nestapa hidupku dan anak-anak yang tidak berdosa lainnya."     

"Dari mana kamu tahu?" Tanya Matt penasaran.     

"Aku mendapat kiriman email dari seseorang yang juga merupakan musuh kingdom Crush."     

"Dan kau percaya?"     

"tentu, karena disana memang ada wajahku, dan wajah anak kecil yang dulu aku ceritakan padamu."     

"Yang dia bilang akan menyelamatkanmu."     

"Ya, dia."     

"Siapa namanya?"     

"Dia menyebut dirinya Ronald."     

DEG     

Matt terkejut, "Apa kau tahu bagaimana wajahnya?" Tanya Matt ingin memastikan.     

"Tidak,waktu itu kami masih kecil, pasti sekarang dia sudah dewasa, sama sepertiku." Ujar Regan sambil menatap Matt sendu.     

"Kenapa kau tidak meminta bantuanku?" Tanya Matt.     

"Maaf Matt, aku masih bisa melakukannya sendiri hanya dibantu Lola."     

"Lola? Saudaramu itu?"     

"Hm."     

"dia perempuan hebat."     

"kau benar, dia perempuan yang sangat hebat dan luar biasa, tapi aku telah berbuat yang tidak baik padanya."     

"Kau? Apa yang kau perbuat?" Matt kembali bertanya pada Regan karena setahu Matt, Regan akan melakukan apapun untuk Lola, dan memberikan gadis itu segala yang terbaik.     

"Aku mengambil keperawanannya."     

Matt tertawa, "Itu sesuatu yang biasa, harusnya kamu bahagia bisa mendapatkan itu pertama kali dari Lola."     

"Tapi Lola selalu menjaganya selama ini, dan aku menghancurkan yang ia jaga."     

"selama ini?" Matt mengerutkan dahi, pasalnya ia juga sering melihat Lola bercumbu dengan laki-lakin di club malam, namun memnag ia belum pernah memergoki secara langsungsaat Lola bercinta dengan seorang laki-laki.     

"Tadi aku__" Regan tak sanggup untuk melanjutkan perkataannya.     

"Pantas saja kau tidak menjawab telpon dari ku dan Scoot jadi kamu sedang membuka segel kegadisan anak orang?" Matt tertawa kecil lalu kembali menghisap rokoknya.     

"Aku menyesal Matt."     

"Menyesal? Lalu kenapa kau lakukan?" Tanya Matt.     

"Lola dijebak oleh salah satu rekannya hingga ia meminum minuman yang telah diberi obat perangsang, jadi aku tak tega melihatnya begitu tersiksa, bahkan ia ingin lari kedepan rumah hanya untuk mencari laki-laki yang mamapu memuaskannya.     

"Dan kau berhasil memuaskannya, padahal setahuku kamu gay, lalu bagaimana kau bisa melakukannya dengan Lola?"     

"Aku juga tidak tahu, Matt. Tapi aku benar-benar merasakan sensasi kemikmatan yang luar biasa, bahkan aku belum pernah merasakannya bersama dengan Sergio."     

"Waw, selamat Regan, itu berarti kamu tidak sepenuhnya gay, sama seperti ayah angkat anakku, dulu dia gay dan sekarang dia menikahi gadis dibawah umur."     

"Benarkah?"     

"Hm."     

"Mungkin suatu saat nanti kau bisa kembali lagi menjadi laki-laki normal, Regan."     

Regan terdiam, dia bingung pada dirinya sendiri, akhirnya dia menengak minuman alcohol itu langsung dari botolnya, dan Matt hanya geleng-geleng kepala melihat apa yang dilakukan oleh Regan.     

Matt merogoh saku celananya ketika merasakan getaran pada ponselnya, terlihat satu pesan dari Ronald. Yang mengatakan akan datang ke negara tersebut dalam beberapa hari lagi, dan Matt tersenyum membaca pesan itu lalu membalasnya.     

'Aku akan membantumu, Ronald. Seperti kau telah membantuku merawat anakku dan Arlita.' Batin Matt.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.