aku, kamu, and sex

Malam Panjang 1



Malam Panjang 1

0Malam menjelang ketika semua orang sudah kembali ke peraduannya, kini tinggal Tuan Handoko dan Selena yang masih terjaga, setelah sholat isya berjamaah untuk pertama kalinya, dan sholat sunah dua rakaat, mereka rebah di ayunan kayu yang cukup besar di balkon kamar Selena.     

Selena memeluk Tubuh Tuan Handoko posesif, satu kakinya bahkan membelit paha Tuan Handoko seperti membelit guling. Tak ada lagi keraguan dan ketakutan di hati Tuan Handoko jika saat berdua dengan Selena. Sebagai seseorang yang taat pada agamanya Tuan Handoko sering merasa was-was jika bersama Selena, apa lagi sikap Selena yang selalu frontal dan sulit sekali ditebak, membuat Tuan Handoko khawatir jika ia tak dapat menahan diri.     

Bagaimanapun Tuan Handoko adalah laki-laki normal yang akan bereaksi pada rangsangan seorang wanita, apa lagi wanita itu seperti Selena yang mempunyai wajah cantik bermata biru, dan berbody aduhai dengan tubuh tinggi yang semampai.     

"Apa kau bahagia?" Tanya Tuan Handoko pada Selena sambil membelai rambut Selena.     

"Ya, aku bahagia." Ucap Selena dengan memainkan jemarinya di dada Tuan Handoko.     

"Jadi besok kamu berangkat ke negara M?" Tanya Tuan Handoko lagi pada Selena, yang dijawab dengan anggukan.     

Sebenarnya Selena masih enggan berpisah dengan laki-laki yang baru tadi pagi menikah dengannya, tapi dia juga harus segera tiba di negara M, dia tak tahan dengan keadaan disana yang memprihatinkan, pasca peperangan dengan pemberontak, walau keadaannya telah berangsur pulih tapi banyak kelaparan dan anak terlantar disana yang membutuhkan uluran tangan. Dan jiwa sosial Selena tak tahan untuk itu.     

"Kau harus menjaga dirimu dengan baik disana, jaga kesehatanmu, nyonya." Tuan Handoko menasehati istrinya dengan penuh rasa sayang.     

"Tentu, aku pasti akan menjaga diri dengan baik, kau jangan khawatir, Tuan." Jawab Selena yang membuat Tuan Handoko terkekeh mendengar Selena memanggilnya dengan sebutan Tuan.     

"Aku mencintaimu." Ucap Tuan Handoko sambil mengeratkan pelukannya pada Tuan Handoko.     

"Aku juga mencintaimu, pria tua." Selena membalas pelukan suaminya tak kalah eratnya.     

"Apa kita akan semalaman disini? Sampai mala mini berakhir?" Tanya Selena yang bibirnya mulai nakal dengan mencium dada Tuan Handoko.     

Lama tak pernah mendapatkan perlakuan seperti itu semenjak istrinya meninggal tentu membuat libido Tuan Handoko terbangkitkan. Selena tak tahu saja jika sejak tadi suaminya menahan hasrat karena permainan jemari Selena di dadanya.     

"Baiklah, ayo kita masuk ke kamar." Ajak Tuan Handoko lalu dengan manja Selena naik ke pungung Tuan Handoko dan mengaitkan kaki jenjangnya pada pingang Suaminya itu. Tuan Handoko terkekeh dengan tingkah Selena yang selalu tak terduga.     

'Syeilla, biarkan cintamu tetap tersimpan di salah satu pintu hatiku, dan kini aku membuka pintu hati yang lain, kau tak pernah tergantikan oleh siapapun karena Selena adalah sosok yang lain yang membuat aku jatuh cinta untuk kedua kalinya, kehadirannya adalah untuk melengkapi hidupku bukan untuk mengantikanmu.' Tuan Handoko berkata dalam hati pada mendiang istri tercintanya sambil mengendong Selena di atas pungungnya.     

Tuan Handoko menurunkan Selena diatas ranjang, lalu mulai ikut rebah di samping Selena yang lalu mengambil posisi diatas perut Tuan Handoko dengan posisi duduk menghadap ke suaminya.     

Lagi-lagi Tuan Handoko terkekeh, kelakuan Istrinya memang selalu mengejutkannya. Tuan Handoko menarik nafas panjang, jujur saja Tuan Handoko tak merasa berat walau Selena memiliki postur tubuh yang tinggi, tapi kelakuan Selena membuat si junior dibawah sana mulai bereaksi.     

"Ayah."     

"Hm."     

Sedetik kemudian Selena merebahkan dirinya di atas tubuh Tuan Handoko dan mencium bibir suaminya. Lagi Tuan Handoko kaget dengan kelakuan Selena, namun ia juga senang karena mencium Selena adalah kegemarannya sejak pertama kali pria itu mencium bibir Selena.     

Tuan Handoko membalas ciuman Selena tak kalah ganas, membuat Selena menjadi kualahan mengimbangi ciuman suaminya. Inilah sisi lain Tuan Handoko seorang pencinta ulung yang membuat mendiang istrinya selalu bahagia mendapat kepuasan yang berbalut cinta dari suaminya itu.     

Kini Selena yang merasakannya, Selena baru mengetahui jika suaminya ternyata lihai dalam memanjakan dan member kepuasan terhadap wanita, Selena menjadi merasa beruntung menjadi perempuan yang dicintai laki-laki tua ini.     

Tuan Handoko benar-benar tak member ampun pada Selena, dia mencumbu istrinya ini tanpa jeda, Selena tak percaya jika pria tua ini memiliki stamina yang luar biasa, nafasnya begitu teratur walau menciumnya tanpa jeda.     

Selena benar-benar hanya bisa dibuat mendesah dan melenguh merasakan kenikmatan yang diciptakan oleh sang suami.     

Tuan Handoko masih setia mencium bibir Selena sambil memainkan payudara kenyal milik Selena, pengalaman pertama Selena bisa seintim ini dengan laki-laki yang tak lain adalah suaminya. Selena bersyukur karena dia bisa menjaga dirinya dari jamahan laki-laki hingga kini ia bisa memberikan yang terbaik yang ia miliki pada suaminya.     

"Eugggggghhhh…" Selena mendesah saat mulut sang suami telah berhasil mengurung puncak dadanya. Tuan Handoko terus mengulum dan menjilat dan menghisap benda kenyal yang juga membuatnya mendesah disela kulumannya, tangan kirinya meremas satu puncuk dada istrinya yang bebas dari kulumannya.     

Apa lagi yang bisa Selena lakukan sekarang selain mendesah dan mendesah? Benar-benar Tuan Handoko tak memberi kesempatan pada istrinya untuk berhenti mendesah.     

"A….Ayyyyyaaahhhhh." Suara seksi Selena yang bercampur dengan desahan membuat gairah Tuan Handoko semakin memuncak. Lagi Tuan Handoko melanjutkan aksinya dengan mencium setiap inci tubuh Selena.     

Selena tak menyangka jika Tuan Handoko akan seganas itu diranjang, dia benar-benar tak berhenti mendesah apa lagi bibir Tuan Handoko mulai menggoda benda mungil dibawah sana yang menjadi pusat erogenusnya.     

"Aggggghhhhhhhh…." Tangan Selena meremas seprei disisi kanan dan kirinya saat untuk pertama kalinya ia merasakan kenikmatan bercinta hanya dengan sapuan lidah sang suami.     

Tuan Handoko bangkit lalu melepas piyama yang ia gunakan, sekejap Selena terpana dengan tubuh suaminya yang sudah mirip roti sobek siap makan. Baru pertama kali ini Selena melihat Tuan Handoko tak menggunakan pakaian, selama mengenalnya Tuan Handoko tak pernah sekalipun memperlihatkan tubuh atletisnya. Apa lagi benda yang mengantung diantara selangkangannya membuat Selena menelan ludah.     

Tuan Handoko menatap Selena, lalu kembali mencium bibir Selena singkat, "Bolehkah?" Tanya Tuan Handoko, lalu Selena mengangguk pelan.     

"Tahan sebentar aku yakin ini akan sakit." Ucapnya pada Selena, yang hanya mengangguk pasrah.     

Perlahan Tuan Handoko mengarahkan benda pusakanya ke liang nikmat milik istrinya, dan tak perlu menunggu lama, Tuan Handoko memasukkan benda pusakanya perlahan, yang membuat Selena meringis merasakan sakit lalu disusul rasa perih yang tak terkira.     

"Sakkkkkiiittt ayyyaahhh." Air mata Selena bahkan telah mulai menetes. Tuan Handoko berhenti sekejap, lalu melumat bibir Selena dengan lembut hingga Selena kembali melayang dibuatnya.     

"Tahan, ini akan lebih sakit." Ucap Tuan Handoko di sela ciumannya.     

Lalu, "AAaaagghh." Tuan Handoko berhasil membobol pertahanan Selena.     

Perlahan Tuan Handoko mengerakkan pingulnya, rasa sakit dan perih yang Selena rasakan berganti menjadi rasa nikmat yang baru kali ini ia rasakan.     

"Aggghhh, Aggghhh…hhhhhh…auugggghhhh." Selena semakin mendesah seirama dengan gerakan pinggul suaminya yang kian cepat.     

Dan tak butuh waktu lama bagi Selena untuk mendapatkan kembali rasa nikmat yang membuatnya mendesah panjang, namun Tuan Handoko tak menjeda sekedar memberi waktu untuk Selena beristirahat, ia kembali memacu pinggulnya lebih cepat membuat Selena lagi dan lagi merasakan puncak kenikmatannya, Kali ini Tuan Handoko berhenti sebentar untuk memberi waktu Selena istirahat, lalu ia kembali melanjutkan aksinya hingga Selena beberapa kali mendapatkan kepuasannya Ia baru menyemburkan cairan kentalnya di rahim Selena seiring desahan panjangnya.     

Tuan Handoko rebah disamping Selena setelah menutup tubuh telanjang mereka dengan selimut.     

"Bagaimana rasanya?" Tanya Tuan Handoko lalu mengecup pucuk kepala Selena.     

"Pingin lagi." Jawab Selena, yang membuat Tuan Handoko tertawa senang.     

"Dengan senang hati, nyonya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.