(In)Sanity

CH. 4 - Part One



CH. 4 - Part One

0Chapter 4 – New Life(?)     

Part One     

"...Kau ingin membakarnya?"     

"Ya. Tentu"     

"Kenapa? Bukannya kau sendiri yang memberikan laporan ini kepadaku?"     

"Sepertinya.. Aku rasa dia memang bukan salah satu korban dari Bare Fist Satsuji"     

"Hmm? Apa kau yakin?"     

"Ya. Dan lagi.. Aku tidak ingin dia diperiksa dan diwaspadai sama orang-orang dari H.I.B"     

"....H.I.B, ya..."     

"Ada apa, Inspektur?"     

Inspektur Tetsuya terlihat sangat waspada.     

"Kita bicarakan ini di ruanganku"     

"...Baiklah"     

Shikishima dan Inspektur Tetsuya pun menuju ke ruangan Inspektur Tetsuya.     

Di ruangan Inspektur Tetsuya.     

Inspektur Tetsuya tidak duduk di kursinya. Dia mengambil satu file atau laporan mengenai korban Bare Fist Satsuji. Itu adalah laporan mengenai kondisi Yuna yang diserahkan oleh Shikishima ke Inspektur Tetsuya pada waktu itu.     

Inspektur Tetsuya menyerahkan laporan itu kembali kepada Shikishima.     

"Ini. Aku tidak tahu pasti alasan kenapa kau menginginkannya kembali. Tapi kalau memang menurutmu begitu, maka aku kembalikan"     

"Terima kasih banyak, Inspektur"     

"Ampun. Tingkah laku mu selalu aneh setiap kali berurusan dengan gadis itu. Sangat plin-plan kalau boleh ku katakan. Apa kau menyukainya atau apa?"     

"Ahahaha~ Bukan seperti itu, Inspektur"     

"Yaa, apapun itulah"     

"Jadi... Mengenai H.I.B.. Apa yang ingin Inspektur bicarakan?"     

Setelah Shikishima bertanya soal H.I.B, Inspektur Tetsuya mulai duduk di kursinya. Wajahnya terlihat sangat serius dan waspada. Dia menarik nafasnya dalam lalu menatap Shikishima tajam ke arah matanya.     

Shikishima mengetahui kalau ini sangat serius dimana dia balik menatap Inspektur dan berkata-     

"...Sepertinya tidak begitu baik"     

"Tergantung bagaimana nanti kita mengambil kesimpulannya"     

"...Bisa baik dan juga bisa buruk, ya..."     

"Ya. Jadi.. Mau dimulai darimana?"     

"Darimana saja. Tapi lebih baik langsung ke intinya saja"     

"Kalau begitu langsung ke intinya"     

"Jadi?"     

"H.I.B.. Menunda untuk memberikan bantuan kepada kita"     

"HAH!?"     

"Mereka tidak jadi atau menunda untuk mengirim salah satu agen terbaik mereka, yaitu M.K kepada kita"     

"Tapi kenapa?!"     

"Banyak alasannya. Aku sampai pusing mendengar semua alasan-alasan mereka dari kepala polisi. Aku bahkan hampir lupa mengenai semua alasan-alasan mereka"     

"Sebegitu banyaknya kah?"     

"Lebih tepatnya membingungkan"     

"Apanya yang membingungkan? Banyaknya alasan atau alasan-alasannya?"     

"Alasan-alasannya lebih tepatnya"     

"Kasus mendadak atau memang tidak ingin membantu?"     

"Kasus mendadak"     

"Penting atau tidak?"     

"Karena itu mendadak, tentunya bagi mereka sangat penting, bukan"     

Shikishima menghela nafasnya dalam.     

"Haaaaaahhh... Aku tidak terkejut lagi jika mereka memberikan alasan yang tidak masuk akal seperti itu. Mereka selalu saja mengerjakan dan mengatasi masalah dan kasus-kasus yang aneh-aneh. Tapi, mereka itu sangat jarang untuk memberikan alasan yang mendadak, bukan"     

"Ya. Aku juga cukup terkejut saat mereka memberikan alasan-alasan itu secara mendadak kepada kita. Mereka itu selalu bergerak dengan cepat jika mendapatkan kasus dan masalah yang sangat mendadak seperti ini. Tapi aku tidak habis pikir mereka sampai segitunya..."     

"Mungkin karena selalu bergerak dengan cepat itu lah yang membuat mereka terpaksa mengerjakan kasus yang lain terlebih dahulu. Yang mungkin saja menurut mereka lebih penting. Yaa.. Walaupun kasus dan masalah kita saat ini tentunya tidak kalah penting juga"     

"Itu sangat benar"     

"Lalu.. Kasus apa yang mereka kerjakan?"     

"Banyak"     

"Banyak!? Tidak hanya satu kali ini?!"     

"Ya. Dan semuanya merupakan kasus yang tidak masuk akal dan sangat terahasia"     

"Tapi mereka memberitahu kepala polisi dan kemudian kepala polisi memberi tahumu. Apa benar itu rahasia?"     

"Entahlah. Aku rasa mereka mengizinkan kepala kepolisian untuk memberitahukannya kepadaku dan beberapa anggota kepolisian yang lainnya. Termasuk kamu"     

"Apa yang lain sudah tahu?"     

"Belum. Hanya baru aku dan kepala kepolisian. Dan sekarang kamu"     

Shikishima menghela nafasnya kembali.     

"Dan sepertinya aku tidak boleh memberi tahukan ini kepada yang lain, benar begitu?"     

"Tepat"     

"Namanya juga rahasia, ya"     

"Kau tahu peraturannya. Lebih tepatnya, itu memang pengetahuan umum. Yaa.. Sebenarnya tidak terlalu begitu rahasia sih, karena aku yakin kau pasti mengetahui kasus apa nanti yang akan ku beritahu kepadamu"     

"Hmm? Begitukah... Kalau misal tidak begitu terlalu terahasia dan kita, para kepolisian sudah mengetahui soal kasus-kasus itu, lalu kenapa ini dibilang sangat terahasia?"     

"Mungkin, H.I.B ingin merahasiakan kalau merekalah yang menangani kasus-kasus itu. Ingat, H.I.B selalu bergerak secara terahasia dan diam-diam dalam menangani kasus"     

"Hmmm.. Begitu, ya. Aku mengerti. Kalau begitu.. Apa saja kasus mendadak yang mereka tangani kali ini?"     

"Mungkin saja perbincangan ini akan sangat panjang dan lama. Lebih baik kau duduk saja dulu"     

Inspektur Tetsuya mempersilahkan Shikishima untuk duduk di kursi yang sudah tersedia di depan mejanya.     

"Jadi..."     

Sebelum mulai untuk memberitahu Shikishima soal kasus-kasus yang sedang ditangani H.I.B, Inspektur Tetsuya meminta Shikishima untuk mendekatkan wajah dan kupingnya dekat dengan Inspektur Tetsuya.     

"Oy, oy. Sampai segitunya kah"     

"Sudahlah. Dekatkan saja sini! Kepala polisi juga memintaku untuk seperti ini"     

Mereka berduapun mulai berbicara dengan nada yang pelan.     

"Kasus pertama, yang selalu membingungkan mereka sampai saat ini, dan bahkan tentunya sangat membingungkan kita juga"     

"Apa itu?"     

"Apa kau ingat percobaan perampokan yang dilakukan oleh 4 remaja amatir pecandu game beberapa bulan yang lalu?"     

"Aaahhh... Sepertinya aku tahu kenapa mereka sangat ingin memecahkan kasus ini. Benar saja. Kita semua sangat kebingungan dan sangat keheranan dengan apa yang baru saja terjadi pada waktu itu"     

"Ya. Sudah berbulan-bulan kasus itu sampai sekarang masih belum dapat terpecahkan. Bahkan oleh H.I.B"     

Kasus perampokan bank yang dilakukan oleh 4 remaja kuliahan pecandu game yang terjadi beberapa bulan yang lalu. Kasus ini terbilang cukup aneh dan meninggalkan bekas tanda tanya yang sangat besar kepada semua orang, baik kepolisian, warga, politikus, pemerintah, dan bahkan bisa dibilang satu negeri.     

Itu terjadi di siang hari. 4 remaja kuliahan masuk mengenakan pakaian yang sangat tertutup dan penutup kepala yang melindungi dan menutup seluruh wajah mereka. Mereka bersenjatakan senjata api rakitan yang mereka beli secara terahasia di pasar gelap online. Mereka melakukan perampokan itu murni berkat kecanduan mereka terhadap game perampokan yang mereka mainkan dan sama sekali tidak memiliki pengetahuan dan keahlian apa-apa dalam melakukan tindak kejahatan.     

Saat mereka berhasil masuk kedalam Bank, mereka mulai menembakan 4 peluru peringatan ke atas udara dimana serentak langsung menakutkan seluruh orang dan petugas yang ada di dalam Bank. Mereka kemudian memaksa seluruh orang yang ada di dalam Bank untuk tiarap dan memerintah mereka semua untuk tidak ada yang menelpon polisi.     

Disaat mereka sedang mulai memasukan banyak uang kedalam kantung besar yang mereka bawa, tidak disengaja ada seorang gadis SMA yang baru saja kembali dari dalam toilet yang sama sekali tidak tahu apa-apa soal baru saja terjadi sebuah perampokan di dalam Bank tersebut.     

Karena mereka terkejut dan panik di tengah tekanan, salah satu perampok remaja itu menembakan satu peluru kepada gadis SMA itu dan mengenai tepat di perutnya. Luka tembakan yang sangat dalam menghasilkan gadis SMA itu mengeluarkan banyak sekali darah dari luka tembakan yang mengenai perutnya. Gadis SMA itu langsung duduk dan menyender ketembok sangat lemas seperti nyawanya secara perlahan sedang dicabut.     

Mereka menjadi semakin panik dengan apa yang baru saja rekan dan teman mereka lakukan. Mereka mulai menyalahkan satu sama lain dan hampir lupa dengan tujuan mereka. Butuh waktu yang sangat lama untuk mereka kembali tenang dan mengingat kembali tujuan mereka. Setelah mereka kembali tenang, merekapun kembali dengan cepat memasukan seluruh uang yang dapat mereka ambil kedalam kantung mereka.     

Menurut saksi mata, ada satu kejadian aneh yang membuat mereka merinding dan kebingungan sampai sekarang. Yaitu...     

Mereka melihat dan mendengar kalau gadis SMA itu berbicara dengan pelan dengan nada yang lemas... Sendiri.     

Pertama, para saksi mengira kalau gadis itu hanya berhalusinasi berkat dirinya yang sedang sekarat. Namun, mereka mulai mendengar kalau gadis itu berbicara seperti ada orang disana yang mana padahal tidak ada sama sekali orang yang ada di dekatnya.     

Perkataan yang dapat terdengar dari gadis itu adalah perkataan terakhir sebelum kejadian paling aneh selanjutnya terjadi. Yaitu-     

"...Hibur...Kami...Ya..."     

Itu yang Gadis SMA itu ucapkan sebelum kejadian yang paling aneh selanjutnya terjadi.     

Lalu.. Apa yang membuat kasus itu menjadi sangat aneh dan meninggalkan banyak sekali pertanyaan?     

Yaitu adalah...     

Bagaimana bisa keempat perampok remaja itu meninggal begitu saja ditempat dalam seketika? Tidak ada luka luar bahkan luka dalam sedikitpun. Mereka berempat langsung meninggal di tempat begitu saja tidak meninggalkan jejak sebab kematian apapun.     

Dan juga...     

Bagaimana bisa gadis SMA itu dinyatakan selamat dan dimana lukanya langsung sembuh begitu saja saat diperjalanan ke rumah sakit?     

Sampai sekarang ini...     

Kasus dan kejadian itu masih menjadi misteri. Misteri yang sangat amat membingungkan.     

Kepolisian hampir menyerah menangani kasus itu. Mereka juga sudah mengintrogasi gadis malang itu, namun hasilnya nihil.     

Kepolisian juga sudah mengintrogasi para keluarga dari 4 remaja perampok itu, tapi hasilnya juga nihil.     

Kepolisian sama sekali tidak mendapatkan petunjuk sedikitpun. Tidak ada sejarah penyakit yang besar dari keempat remaja dan bahkan si gadis itu pun juga tidak memiliki sejarah penyakit halusinasi dan keanehan tubuh yang lainnya.     

Kasus ini bahkan mulai dilupakan oleh masyarakat. Bukan karena memusingkan, namun karena cukup "Mengerikan" yang membuat para warga ketakutan. Sebab lainnya yang membuat kasus ini menjadi menakutkan di kalangan para warga adalah berkat rumor-rumor dan konspirasi-konspirasi aneh yang tersebar luas di internet. Berkat ini, semua orang ketakutan dan mereka semua mulai melupakan kasus aneh ini. Hanya kepolisian saja yang tidak melupakannya. Lebih tepatnya, mereka tidak dapat melupakannya.     

Bahkan para kepolisian, yang sebelumnya terus mengintai gadis itu dan 4 keluarga remaja itu, sekarang sudah mulai berhenti mengintai mereka. Selama pengintaian, kepolisian tidak menemukan sedikitpun keanehan dari si gadis dan keluarga para pelaku.     

Kepolisianpun menarik para pengintai. Dan disitulah kasus dihentikan dan di tunda sampai waktu yang ditentukan. Dan sekarang ini, H.I.B mengambil alih kasus dan mulai mencari titik terang dari kasus itu.     

"Kasus yang sangat aneh. Aku sangat ingat saat aku masih menjadi salah satu anggota untuk menangani kasus itu"     

"Bagaimana situasinya pada saat itu?"     

"Sangat memusingkan, Inspektur. Saking memusingkannya aku sampai marah-marah sendiri"     

"Kau yang marah-marah sendiri itu bukan suatu hal yang baru lagi"     

"Yaa.. Intinya banyak anggota kepolisian yang perlahan-lahan mulai pusing dan stress selama menangani kasus itu. Bahkan tim medis yang menangani jasad keempat remaja itu saja juga sangat kebingungan dan mulai pusing dan stress. Apalagi kita. Padahal keahlianku bukan dibidang penyelidikan kasus seperti itu. Melainkan kasus pembunuhan"     

"Maa.. Biarkanlah hal itu berlalu. Kau sudah tidak menangani kasus itu jadi lupakanlah!"     

"Selalu ku usahakan dari dulu tahu, Inspektur. Jadi, apalagi kasus yang H.I.B tangani secara mendadak sekarang?"     

"Kau benar-benar sangat ingin langsung ke intinya, ya, Shikishima"     

"Aku hanya ingin cepat tahu saja"     

"Baiklah... Aku yakin kau juga sudah sangat tahu soal kasus ini- Tidak. Maksud ku soal 'Phantom Thieves' ini. Yang menyebut dirinya sendiri sebagai.. 'Poker Face'"     

"Aaahh... Dia... Dia juga sama anehnya dan sampai sekarang tidak diketahui apa tujuannya mencuri barang-barang berharga lalu dikembalikan lagi. Bukannya team khusus sudah ditunjuk untuk menangani kasus itu?"     

"Memang. Tapi kasus itu di ambil alih secara paksa oleh H.I.B berkat permintaan dari salah satu pimpinan kelompok Politik. Aku tidak perlu menyebut namanya kau pasti sudah sangat tahu siapa orangnya"     

"Aaaahhh.. Aku tahu dia. Dia sangat menjanjikan, bukan. Jika dia menjadi PM yang selanjutnya, mungkin negeri ini akan menjadi semakin atau setidaknya menjadi sedikit lebih baik lagi"     

"Dia bergerak dengat cepat untuk kasus ini dan langsung meminta secara langsung kepada H.I.B untuk menangani kasus ini. Sepertinya dia menemukan suatu petunjuk soal pencuri itu. Dia tahu apa yang dia lakukan. Seperti yang di duga dari salah satu calon PM dukungan masyarakat dan politikus terbaik"     

"Omong-omong, apa petunjuknya itu?"     

"Entahlah. Menurut kepala kepolisian dia memilih untuk merahasiakannya"     

"Rahasia lagi..."     

"Kasus besar selalu memiliki rahasia yang besar. Ingat itu, Shikishima"     

"Baiklah, baiklah"     

Poker Face The Phantom Thieves. Sebuah pencuri misterius yang mulai beraksi beberapa bulan yang lalu. Dia memulai aksinya dengan mencuri satu barang yang sangat berharga dari seorang pelukis terkenal dan ternama di negeri ini, yaitu lukisan legenda yang terpajang di Museum ternama dan nomer satu di negeri ini. Lukisan itu sangat tidak ternilai harganya dan dinyatakan sebagai harta nasional. Di tempatkan di museum ternama nomer satu dengan penjagaan paling ketat dan maksimal yang pernah ada.     

Namun...     

Pencuri itu berhasil mencuri lukisan berharga itu. Seluruh petugas, pengamat seni dan museum juga sang pelukis bahkan seluruh warga sangat terkejut akan keberhasilan pencuri itu. Pencarian besar-besaran dikerahkan untuk menemukan lukisan itu dan menangkap si pencuri.     

Pencuri itu meninggalkan kartu di museum itu yang bertuliskan-     

"Benda ini saya curi bukan untuk kepentingan saya sendiri, namun untuk kepentingan semua. Ungkapkan kebenarannya maka kau akan terbebaskan!"     

-Bertanda tangan, Poker Face.     

Namun..Seminggu kemudian.. Hal yang paling mengejutkanpun terjadi.     

Sang pelukis jatuh sakit.. Sangat parah.     

Pertama, orang-orang mengira kalau itu hanya karena shock berkat lukisannya yang sangat berharga berhasil dicuri. Namun, di minggu kedua, penyakit si pelukis menjadi semakin parah. Para tim medis langsung dikerahkan dan dia diberikan penanganan medis paling maksimal. Di minggu ketiga, kondisinya menjadi semakin lebih parah lagi. Tim medis menyatakan kalau ini bukan berkat shock akibat lukisannya yang berhasil dicuri.     

Lalu, di minggu keempat... Hal yang paling mengejutkan kembali terjadi.     

Sang pelukis meminta untuk menyiarkan langsung kondisinya dari rumah sakit dimana siaran langsung ini ditonton oleh satu negeri. Di siaran langsung itu, si pelukis mengungkapkan satu rahasia yang sangat besar mengenai lukisan itu. Itu adalah...     

Lukisan itu bukanlah lukisan yang ia lukis sendiri. Melainkan lukisan itu dilukis oleh orang lain yang juga merupakan seseorang yang sangat ia kenal yang sudah tiada. Pelukis itu mencurinya secara paksa dan mengeklaim kalau dia lah yang melukis lukisan itu dan menerima semua pujian dan keuntungan dari lukisan itu.     

Untuk apa yang telah terjadi kepada pelukis yang asli, dia sudah meninggal berkat kecelakaan yang terjadi saat pelukis itu ingin mencuri lukisan itu dari pelukis yang asli.     

Lalu, di waktu itu juga, di hari itu juga, di siaran langsung itu juga.. Hal yang lebih mengejutkan kembali terjadi..     

Sang pelukis.. Secara mendadak.. Meninggal dunia.     

Semua orang yang menontonnya sangat terkejut. Tim medis langsung berlari menghampiri si pelukis itu dan siaran langsung langsung dihentikan begitu saja dengan mendadak.     

Kejadian ini sangat menghebohkan dan sangat mengejutkan.. Dan juga menyisakan beberapa tanda tanya dan misteri.     

Lalu... Hal mengejutkan lainnya kembali terjadi.     

3 hari kemudian setelah si pelukis meninggal, lukisan itu dikembalikan oleh si pencuri di depan museum. Dia meninggalkan kartu di lukisan itu betuliskan-     

"Apa yang saya ingin curi sudah saya curi. Apa yang ingin saya ketahui sudah saya ketahui. Kebenaran telah terungkap. Tapi nasib tidak bisa di ubah dan di cegah. Oleh sebab itu, benda ini saya kembalikan"     

-Bertanda tangan, Poker Face.     

Semua orang sangat terkejut dengan apa yang pencuri itu lakukan. Pertama ia mencurinya, setelah itu mengembalikannya.     

Petugas kepolisianpun juga mulai menjadi kebingungan. Mereka kebingungan apa yang harus mereka lakukan. Apa mereka tetap harus menangkap pencuri itu atau tidak kalau barang curiannya telah dikembalikan.     

Tapi, kejahatan tetaplah kejahatan. Kepolisian tetap terus mencari pencuri itu atas tuduhan pencurian dan meresahkan warga. Ini termasuk tindak kriminal.     

Sampai saat ini, pencuri yang menyebut dirinya sendiri sebagai "Poker Face" terus melakukan tindak pencurian. Dan setelah mencuri, kejadian aneh selalu terjadi kepada pemilik barang. Kebanyakan dari mereka mengakui perbuatan mereka yang salah. Ada beberapa dari mereka yang tetap hidup, namun memiliki tekanan mental yang sangat berat dan kehidupannya tidak sama seperti sebelumnya lagi. Namun, ada beberapa dari mereka yang harus meregang nyawa. Tapi.. Itu hanya terjadi di aksi-aksi pencurian awal si pencuri. Setelah itu sudah tidak ada pemilik barang yang dicuri barangnya yang harus meregang nyawa. Namun mental mereka menjadi sangat buruk. Dan setiap kali Poker Face selesai mencuri, dia selalu mengembalikan barang-barang hasil curiannya kepada pemilik yang bersangkutan.     

Sampai saat ini, identitas dan motifnya masih tidak diketahui. Namun, orang-orang mulai menyebutnya sebagai "Robin Hood Modern" berkat tindakannya yang mencuri demi membongkar kebenaran kemudian mengembalikan hasil curiannya.     

Namun, hal itu tetaplah tindak kriminal. Walaupun Poker Face mulai mendapatkan banyak fans dan dukungan dari warga, dia tetaplah di cap sebagai seorang kriminal dan seorang pencuri.     

Hal ini sedikit membingungkan dan konyol. Untuk apa dia mencuri kalau pada ujungnya dia mengembalikannya lagi? Itu yang selalu semua orang pertanyakan dan membuat mereka semua kebingungan.     

Apa itu salah satu cara dan metodenya agar pemilik barang yang ia curi barangnya mengungkapkan kesalahannya? Itu adalah asumsi yang cukup dekat dan sejauh ini cukup tepat menurut asumsi para warga dan kepolisian.     

Dan ada lagi..     

Pertama dia hanya beraksi sendiri. Namun sekarang.. Dia memiliki anggota. Mereka mulai menyebut diri mereka sebagai...     

"The Royal Card" atau hanya "The Royal".     

Walaupun terkenal sebagai Phantom Thieves, mereka justru jarang mencuri dan tidak mencuri barang orang lain secara sembarangan dan sembrono. Mereka mencari target mereka terlebih dahulu dan jika mereka pikir mereka itu layak untuk di ungkapkan kebenaran dan kesalahan mereka, maka mereka, The Royal Card, mulai beraksi.     

Asumsi ini merupakan salah satu asumsi dan laporan dari salah satu petugas yang sudah dari awal ikut dan menangani kasus para pencuri "The Royal" ini.     

Namun sekarang, kasus ini harus diambil alih secara paksa oleh H.I.B.     

"Cukup kekanak-kanakan menurutku. Benar begitu, Inspektur"     

"Ya. Aku juga pikir begitu"     

"Hmph! 'Mencuri untuk kebaikan' apanya.. Kalian tetaplah seorang pencuri ditambah lagi hidup seseorang dari barang yang kalian curi menjadi sangat buruk. Memang iya bagusnya kebenaran dari kesalahan mereka terungkap. Tapi beberapa dari mereka tidak layak untuk memiliki kehidupan yang begitu sengsara. Setidaknya penjara itu sudah cukup baik dan tepat untuk mereka. Kau pikir begitu, 'kan, Inspektur?"     

"Ya. Kurang lebih. Memang beberapa dari mereka ada yang.. Maaf saja.. Layak untuk mati.. Namun bukan seperti itu caranya. Secara logis. Mereka mengungkapkan kebenaran melalui kejahatan. Mereka tidak ada bedanya dengan para korban yang mereka curi barangnya. 'Tindak kekerasan di bayar dengan tindak kekerasan,' ya.. Sungguh terlalu kekanak-kanakan"     

"Menurutku mereka seperti remaja SMA yang terlalu berimajinasi sedang atau ingin menjadi seorang pahlawan yang bertindak di balik bayangan. Tapi sepertinya mereka terlalu bodoh untuk itu dan tidak menyadari kalau apa yang mereka perbuat adalah tindak kejahatan"     

"Hmph! Kau benar. Yaa.. Siapapun mereka, aku harap H.I.B cepat menangkap mereka dan menaruh mereka di balik jeruji. Mereka layak dan berhak mendapatkannya. Walaupun mereka sudah membuat beberapa orang penting mengungkapkan kesalahan mereka, namun mereka hanya memburuk keadaan para korban saja. Mereka adalah penjahat level atas"     

"Benar. Lalu... Apalagi?"     

"Kasus mendadak H.I.B yang lainnya, bukan. Ini yang terkahir"     

"Hooo.. Ternyata hanya ada tiga. Aku kira lebih dari itu"     

"Jangan sembarangan. Walau hanya tiga, apa kau sadar kalau 2 kasus sebelumnya saja sudah membuat kepala pusing dan stress"     

"Benar juga. Maaf kalau begitu. Jadi.. Apa kasus yang terkahir?"     

"Itu dia masalahnya... Mereka merahasiakannya"     

"Hah!?"     

"Aku juga bereaksi yang sama sepertimu saat kepala kepolisian mebertitahuku soal kasus yang terakhir. Bahkan kepala kepolisian juga tidak diberitahu mengenai apa kasus yang terakhir"     

"Apa maksudnya ini?!"     

"Entahlah. Tapi menurut kepala kepolisian, H.I.B mengatakan kalau kasus ketiga ini adalah kasus Internal yang sudah sangat lama mereka kerjakan dan masalah ini sangat rahasia dan sangat internal. Ini kasus dan masalah terpenting milik mereka sendiri jadi kita tidak boleh ikut campur dan tahu apa masalahnya"     

"...Begitu, ya. Tapi setidaknya mereka memberikan petunjuk mengenai apa kasus mereka ini, bukan"     

"Tidak. Tidak sama sekali"     

"Oy, oy, oy.. Yang benar saja. Seberapa pentingnya memang kasus ini"     

"Jika H.I.B sampai segitunya, maka sangat penting, bukan"     

"Memang sih... Tapi menurut Inspektur sendiri, kasus seperti apa itu?"     

"Entahlah. Jujur aku tidak ingin tahu setelah mengetahui kalau kasus itu sangat penting untuk H.I.B. Kasus kita yang sekarang saja sudah sangat memusingkan dan melelahkan. Aku tidak ingin menambah beban otak dan tubuhku dengan kasus H.I.B yang selalu berat-berat. Aku yakin itu lebih berat ketimbang kasus kita yang sekarang ini"     

"Hmmm... Benar juga sih. Aku juga tidak mau stress lebih dari ini lagi. Bisa-bisa aku jadi gila"     

"Shikishima... Kau sudah gila dari dulu"     

"Ahahahaha~ Benar juga, ya~"     

Inspektur menghela nafasnya dalam.     

"Haaaaahhh... Kalau begitu cukup sampai disini saja soal H.I.B. Aku minta kau jangan memberi tahu siapapun. Termasuk Shinji!"     

"Tenang saja, Inspektur. Soal rahasia kau bisa menyerahkannya padaku. Aku ahlinya"     

"Untungnya aku selalu dapat mempercayaimu untuk hal yang seperti ini. Walau kadang kau orangnya rada plin-plan"     

"Ahahaha~ Terima kasih banyak, Inspektur. Kalau begitu, aku pergi-"     

Shikishima berdiri dari kursinya dan mulai memutar badannya ingin menuju ke pintu keluar.     

"Sebentar, Shikishima!"     

"Hmmm? Ada apa, Inspektur?"     

"Bagaimana kalau kita pergi minum sekarang? Jujur saja aku kelelahan sekarang dan butuh teman ngobrol"     

"Hmmm? Bukannya habis ini kau masih ada urusan?"     

"Kepala kepolisian menundanya. Sepertinya ada pertemuan yang lebih penting daripada urusanku dengannya"     

"Hooo.. Mungkin saja itu urusan dengan H.I.B lagi"     

"Mungkin saja"     

"Memangnya apa urusanmu dengan kepala kepolisian, Inspektur?"     

"Aku membutuhkan dan meminta kepadanya tambahan anggota khusus untuk mengintai orang-orang yang menurut Masaki Mitsuo memiliki hubungan dengan Bare Fist Satsuji"     

"Hooo.. Kau juga bergerak dengan cepat, bukan begitu, Inspektur"     

"Aku sangat ingin kasus yang ini cepat selesai agar kasus pembunuhan yang sebelumnya juga dapat kita kerjakan dan selesaikan"     

"'Kasus pembunuhan yang sebelumnya,' ya. Sudah berapa tahun lamanya kasus itu belum terpecahkan, ya"     

"6 tahun lebih. 6 tahun lebih kasus itu selalu menghantui kita semua dan selalu mengganggu ketenangan kita. Aku ingin cepat-cepat terbebaskan dari tekanan kasus 6 tahun ini agar pundak dan mental juga otakku dapat beristirahat"     

"Aku juga Inspektur.. Aku juga.."     

"Jadi.. Apa kau mau minum denganku?"     

"Tentu. Memangnya apa yang ingin kau bicarakan?"     

"Aku ingin kau memberitahuku lebih soal gadis yang selalu kau lindungi itu.. Yuna Akari!"     

Shikishima terdiam dan membeku dalam sekejap. Matanya melihat dan menatap ke arah Inspektur Tetsuya dengan tajam.     

"Hoo.. Jadi Inspektur ingin tahu lebih soal Yuna, ya"     

"Aku selalu memerhatikanmu, dan apa yang selalu ku perhatikan adalah kau sangat lengket dengan gadis ini. Apapun kau lakukan untuk gadis ini. Bahan kau menjadi sangat plin-plan berkat gadis ini. Aku ingin tahu kenapa"     

"Hmph.. Matamu selalu jelih, Inspektur. Jadi, apa yang ingin kau ketahui soal Yuna?"     

"Masalahnya (Yuna)"     

Shikishima masih menatap Inspektur Tetsuya dengan sangat tajam.     

"Dan bukan hanya itu.. Aku ingin tahu apa hubungan dan masalahmu dengan anak itu. Seberapa besar masalahnya baik masalah dirinya sendiri dan dengan dirimu"     

"Masalah Yuna biar aku yang urus sendiri-"     

"Karena itu lah kenapa aku bilang aku sangat ingin tahu soal gadis itu"     

Inspektur Tetsuya berdiri dari tempat duduknya dan mulai mendekati Shikishima.     

"Kau terlalu memendam perasaan mu kepada gadis itu sampai-sampai kau tidak mempedulikan dirimu sendiri. Mungkin saja karena itu, tanpa sepengetahuanmu, kau justru membahayakan dirimu sendiri. Berkat dan untuk gadis itu"     

"Aku tidak keberatan-"     

"Jangan mengatakan hal seperti itu, Shikishima! Aku tahu kau selalu membahayakan dirimu demi keadilan dan kebenaran. Tapi bukan seperti ini caranya. Pasti ada cara yang lebih baik. Selalu ada cara yang lebih baik"     

"..." Shikishima hanya dapat terdiam.     

"Apa kau ingat soal kasus anakmu? Kau pasti selalu mengingatnya, bukan"     

Shikishima mengeratkan kepalan tangannya dan dari wajahnya Shikishima terlihat sangat kesal. Bukan kepada Inspektur Tetsuya, tapi kepada anaknya sendiri, Kanako.     

"Kau tidak ingin hal yang sama terjadi kepada Yuna berkat kau memendam perasaanmu sendiri, bukan begitu, Shikishima"     

".....Ya"     

"Kalau begitu, kau boleh menceritakan soal Yuna kepadaku. Atau bahkan kepada Shinji. Kau boleh mempercayakannya kepada kami. Kami mungkin saja dapat membantumu dan meringankan beban mu. Percayalah kepada kami juga, Shikishima!"     

Shikishima masih terdiam. Dia melihat kebawah ke atas lantai. Dia sedang berusaha untuk berpikir dan menentukan pilihannya.     

Di tengah-tengah itu, dia secara tidak sengaja mengingat kembali hubungan Yuna dengan anaknya Kanako. Dia mengingat kembali seberapa dekat dan akrabnya mereka berdua. Namun.. Dia justru mengingat bagian terburuknya dimana Yuna sedang berada di kondisi yang sangat mengenaskan.     

Berkat itu, Shikishima menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan ingatan dari pemandangan yang mengenaskan itu. Shikishima kemudian menarik nafasnya kemudian menjawab permintaan Inspektur Tetsuya.     

"...Baiklah. Aku akan menceritakan kepadamu soal Yuna"     

"....Terima kasih, Shikishima. Aku harap aku dapat membantumu"     

"....Ya... Aku harap kau dapat membantu Yuna"     

"Apa dia gadis yang sebegitu pentingnya untuk mu?"     

"Ya. Dia sangat penting.. Sangat penting..."     

.     

.     

.     

Sekarang ini...     

Aku melihat seorang gadis yang seumuran denganku, namun memiliki fisik dan kehebatan yang lebih hebat daripada aku. Dia lebih kuat dariku bahkan bagiku dia lebih kuat dari siapapun.     

Dia adalah gadis yang ku benci. Namun ku cintai.     

Dia adalah idolaku.     

Bagiku, dia adalah "Malaikatku".     

Aku tahu kalau dia selalu menyakitiku.     

Namun.. Jujur saja aku menerimanya.     

Walaupun sakit.     

Walaupun membuat ku kesal dan membencinya.     

Tapi kalau itu darinya.. Maka akan kuterima.     

Aku tidak tahu kenapa. Tapi aku mencintainya.     

Aku tidak tahu kenapa aku dapat mencintainya. Tapi... Aku menerima perasaan yang beraduk-aduk dan tidak jelas seperti ini.     

Demi mengisi kekosongan hatiku.     

Demi mengisi kebosananku.     

Agar aku...     

Dapat memiliki kehidupan yang baru dan lebih baik lagi.     

Idolaku.     

Malaikatku.     

Seseorang yang ku benci.     

Dan ku cintai.     

Kini...     

Sekarang ini...     

Sedang membungkukan tubuhnya meminta maaf kepadaku.     

"A-Apa maksudnya ini....Zuka???"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.