(In)Sanity

CH. 3 - Part Three



CH. 3 - Part Three

0"Shinji"     

"Ya! Senpai! Ada apa?"     

"Kau tahu...Kepolisian sekarang memang sudah memperbolehkan kita berpakaian dan berpenampilan seperti apa saja, benarkan"     

"Ya"     

"Lalu...Kenapa kau berpenampilan begitu nyentrik?"     

"E-Eh? Hah? M-Maaf..Apa maksud senpai?"     

"Kau tahu, semenjak peraturan berbusana di kepolisian sekarang sudah mulai lebih bebas, ada beberapa anggota polisi sekarang yang berpakaian menggunakan pakaian rapih dengan jaz yang berbagai macam warna. Seperti nila, biru donker, dan bahkan ada yang merah maroon"     

"H-Haaa..L-Lalu?"     

"Lalu...Kenapa kau berpenampilan semuanya ungu?!"     

"A-Apa itu sebuah masalah yang besar, senpai?"     

"Tidak sih..Tapi apa kau tidak terlihat terlalu mencolok seperti itu? Maksud ku..Kau begitu terang, bukan begitu"     

"Y-Yaa...Sedikit sih"     

"Lalu kenapa?"     

"'Kenapa?' senpai tanya..U-Ummm...Bagaimana kalau aku bilang kalau jaz ini adalah Ibuku yang membelikannya untukku?"     

"....Serius?"     

"Y-Ya...Serius"     

"Dan kau memakaianya begitu saja tanpa mempedulikan penampilanmu?"     

"Ibuku yang membelikannya untukku, senpai. Aku tidak bisa menolaknya. Dia sangat bahagia waktu itu saat mengetahui kalau aku diterima di kepolisian. Dan lagipula aku juga suka jaz ini, jadi aku memakaianya. Inspektur Tetsuya dan kepala kepolisian dan yang lainnya juga tidak masalah dengan ini"     

"....Serius?"     

"S-Serius..."     

Shikishima yang mendapat jawaban dan penjelasan seperti itu dari Shinji hanya dapat terdiam sambil menatapnya dengan tatapan yang sedikit tidak percaya.     

"...Apa...Ibumu suka warna ungu?"     

"Tentu"     

".....Begitu, ya. Tidak heran lagi kalau begitu"     

"Apa ini semua begitu penting? Maksud ku..Apa ini sebuah masalah?"     

"Tidak. Aku hanya penasaran kenapa kau terlalu mencolok penampilannya"     

"Begitu, ya. Senpai sendiri, pakaiannya terlihat begitu normal"     

"Sudah jelas, bukan. Aku tidak mau terlihat begitu mencolok"     

"Tidak. Sepertinya senpai sudah terlihat lumayan mencolok"     

"Apa maksud mu, Shinji? Jaz coklat, kemeja putih, celana coklat, dan dasi warna biru itu normal tahu. Tidak ada yang mencolok dari ini"     

"Bukan dari cara berpakaian senpai maksud ku"     

"Lalu?"     

"Wajah senpai, rambut senpai, sifat senpai, dan perilaku senpai..Sangat mencolok dan mencurigakan. Seperti orang tua yang mencurigakan"     

"HAH!? APA KATA MU, SHINJI!?"     

"A-AAAHHH!!! M-MAKSUD KU..S-Senpai kurang rapih..D-Dalam mengurus penampilan dan sifat..S-Sepertinya pernyataan ini juga kurang tepat..."     

"HAH!?"     

"A-AAHH!!! T-Tidak..B-Bukan apa-apa. M-MAAFKAN AKU!"     

"Haaaa...Mungkin kau memang benar"     

"Eh?! Benar?!"     

"Istriku juga memintaku untuk membenahi penampilan dan sifatku didepan orang lain. Dia sangat khawatir dengan penampilan dan sifatku yang seperti ini. Jadinya dia memintaku untuk membenahi diri. Tapi aku tidak pernah berhasil membenahinya. Rasanya diriku yang rapih dan sopan itu kurang cocok denganku. Aku sudah terlanjur menjadi pria yang kasar dan agresif"     

"Tapi sifat senpai yang seperti itu hanya berlaku kepada para penjahat, bukan. Tidak kepada keluarga"     

Mendengar itu, Shikishima hanya dapat terdiam melihat lurus ke jendela mobil yang mereka berdua sedang tumpangi. Dia menatap lurus dengan sangat tajam. Ekspresi wajahnya terlihat biasa, tapi tidak untuk tatapan matanya.     

Shikishima kemudian langsung mengingat seorang gadis perempuan yang sangat cantik..Namun memiliki sifat yang sangat menyebalkan.     

Shikishima mengingat dengan sangat jelas tawa gadis itu yang terdengar dan terlihat seperti seseorang yang tidak waras. Tawa yang sangat menyebalkan bagi siapa saja yang mendengarnya. Shikishima juga sekaligus mengingat ekspresi wajah dari gadis itu saat tertawa dan gerak-geriknya saat sedang tertawa.     

Shikishima dapat meyakinkan siapa saja, jika kau melihat gadis itu tertawa seperti orang yang tidak waras sambil bergerak-gerak tidak karuhan, gadis itu dapat membuatmu sangat risih dan kau akan melihat gadis itu sebagai gadis yang sangat menjengkelkan.     

Rasanya kau sangat ingin memukul gadis itu berkat sifatnya yang gila mau seberapa cantiknya dia.     

Shinji yang kebingungan kenapa Shikishima tiba-tiba terdiam begitu saja, berusaha untuk mengembalikan kesadaran Shikishima yang terdiam secara tiba-tiba.     

"Senpai? Ada apa?"     

Tanpa mengambil waktu yang panjang, Shikishima langsung tersadarkan kembali dan langsung menanyakan suatu hal kepada Shinji-     

"Shinji...Jika kau memiliki seorang anak perempuan nanti saat kau sudah menikah..Apa yang akan kau lakukan kepadanya jika dia tidak menyukai mu atau jika dia memiliki sifat yang aneh atau gila?"     

"Eh? Pertanyaan itu sedikit mendadak, bukan begitu, senpai. Kenapa tiba-tiba?"     

"Sudahlah jawab saja!"     

"Ummm? Aku tahu kalau pastinya seorang remaja akan ada waktu dan masa memberontaknya sih. Walaupun aku tidak pernah"     

"Aku bangga terhadapmu kalau begitu"     

"Terima kasih. Ummm? Bagaimana aku harus menjawabnya, ya"     

"Jawab seadanya saja. Sesuai perasaan mu"     

"Ummm? Bagaimana, ya. Aku belum memikirkan sejauh itu. Memikirkan pernikahan saja tidak pernah atau bahkan berpacaran saja belum sama sekali..."     

"Hah?! Apa selama ini kau tidak memiliki seorang perempuan yang kau sukai?"     

"Pernah..Hanya saja..Dia tidak mencintaiku..."     

"...Aku turut merasa kasihan. Turut berduka"     

"A-Aha ha..T-Terima kasih senpai. Ummm..Begitu, ya. Pertanyaan senpai cukup ekstrem juga. Anak kandung perempuan yang tidak menyukaiku atau jika dia memiliki sifat yang aneh atau gila, ya...-"     

"-...Aku mungkin akan tetap menyayanginya dan aku akan berusaha keras untuk menyampaikan rasa cinta dan kasih sayangku kepadanya. Mungkin dengan begitu dia akan mengetahui seberapa sayangnya kita, kedua orang tuanya, kepadanya. Mau seberapa tidak sukanya dia kepada kami, tapi kami akan tetap menyayanginya dan memperhatikannya-"     

"-...Mungkin jawabanku seperti itu, senpai"     

Setelah mendapatkan jawaban Shinji, Shikishima hanya dapat terdiam sambil menatapnya tidak begitu tajam, namun ekspresinya memperlihatkan ekspresi yang sedikit iri dan juga dicampur rasa bangga terhadap Shinji.     

"Begitu, ya. Aku bangga kepadamu, Shinji"     

"T-Terima kasih banyak, senpai. Kenapa senpai menanyakan hal seperti itu tiba-tiba lagipula? Dan apa yang senpai akan lakukan jika itu terjadi kepada senpai"     

Shikishima kembali terdiam dan melihat lurus ke arah jendela mobil dengan ekspresi wajah yang sedikit lemas dan sedikit merasa bersalah...Namun terlihat sedikit amarah dari tatapan matanya dan juga dari nada suaranya-     

"Jika itu aku...Aku mungkin akan 'Membunuhnya!'"     

Mendapat jawaban seperti itu, Shinji langsung terkejut dan seolah-olah tidak dapat percaya dengan apa yang ia dengar dari seniornya.     

"S-SENPAI!?!? A-Apa maksud senpai?!"     

Shikishima sama sekali tidak menjawab.     

Lalu...     

Dari luar mobil mereka, beberapa meter kedepan, ada seorang pria yang kelihatannya tidak begitu ramah, baik dari segi penampilan atau sifatnya, baru saja masuk kedalam rumahnya yang kecil dan tidak begitu terawat.     

"Itu dia target kita" Ucap Shikishima setelah melihat pria itu yang baru saja masuk kedalam rumahnya.     

"Jadi dia, ya, orangnya" Untuk memastikan, Shinji melihat dan memastikan sekali lagi wajah pria itu melalui foto yang ia pegang.     

"Kelihatannya memang dia orangnya, senpai"     

"Bagus. Ayo kita tangkap dia sekarang!"     

"Baik!"     

Shikishima dan Shinji langsung keluar dari dalam mobil mereka dan langsung mendekati rumah pria itu.     

Sebelumnya, beberapa jam yang lalu, di kantor polisi.     

"Aku ingin kalian menangkap pria ini dan membawanya kemari!" Perintah Inspektur Tetsuya kepada Shikishima dan Shinji.     

"Siapa dia?" Tanya Shikishima.     

"Menurut informan kita, dia ada hubungannya dengan Bare Fist Satsuji. Kemungkinan besar Bare Fist Satsuji mendapatkan beberapa info dan bantuan dari orang itu"     

"Begitu, ya. Ini akan menjadi penangkapan yang sangat besar dan berguna pastinya"     

"Betul. Kemungkinan kita akan mendapatkan beberapa informasi penting mengenai Bare Fist Satsuji melalui orang itu"     

"Pak-" Shinji mengangkat tangannya ingin bertanya kepada Inspektur Tetsuya.     

"Ada apa, Shinji?"     

"-Jika kita sudah berhasil menangkapnya, apa dia akan berbicara? Maksud ku, bagaimana kita dapat membuatnya berbicara untuk memberitahu segala informasi yang kita perlukan?"     

"Tenang saja. Kita akan melakukan berbagai macam cara untuk dapat membuatnya berbicara. Walaupun kita harus menggunakan cara kekerasan sekalipun"     

"Begitu, ya. Baiklah! Aku mengerti! Kami tidak akan mengacaukan yang satu ini!"     

"Bagus! Aku suka semangat mu, Shinji. Bagaimana denganmu sendiri, Shikishima?"     

"Hmm? Tenang saja, Inspektur~ Kau tidak perlu mengkhawatirkan ku~ Kami pasti dapat menangkapnya dengan mudah~"     

"Baguslah kalau begitu. Aku memang tidak perlu meragukan mu, Shikishima. Kalau begitu, kalian boleh mulai beroperasi sekarang!"     

"SIAP!" Jawab Shikishima dan Shinji berbarengan.     

Kembali kepada Shikishima dan Shinji yang sedang mendekati rumah pria itu.     

Selama ini, Shikishima dan Shinji sudah memantau rumah pria itu dari dalam mobil milik Shikishima selama 3 jam. Mereka sudah menunggu dan memantau rumah pria itu selama 3 jam dan kini mereka akhirnya sudah melihat target mereka.     

Selagi berjalan dengan santai mendekati rumah pria itu, Shikishima membuat strategi untuk menangkap pria itu.     

"Shinji, kau jegat dia dari pintu belakang rumahnya! Aku akan mencoba untuk mendekatinya langsung dari pintu depan rumahnya dan mengacaukan pikirannya sedikit. Dan setelah itu kau masuk dari pintu belakang dan menjegatnya! Mengerti!"     

"Siap! Mengerti!"     

Shikishima dan Shinji berpisah dari sini. Mereka berjalan dengan sangat santai mendekati rumah pria itu dan tidak berpikiran kalau pria itu akan lari dari mereka sama sekali.     

Saat mereka sudah semakin dekat dengan rumah pria itu, Shinji berjalan dengan sangat santai seperti tidak ada suatu masalah sedikitpun, melewati bagian depan rumah pria itu dan langsung menuju kebagian belakang rumah pria itu melalui sisi samping halaman rumah pria itu.     

Shikishima dengan santainya langsung menuju ke pintu depan rumah pria itu. Setelah Shinji melewati bagian depan rumah lewat sisi samping rumah, Shikishima langsung mengetuk pintu depan rumah pria itu.     

"Permisih..." Ucap Shikishima sambil mengetuk pintu depan rumah pria itu.     

Tidak ada jawaban sama sekali dari dalam rumah, Shikishima pun kembali mengetuk pintu depan rumah pria itu.     

"PERMISIH! Kami dari petugas kesehatan lokal ingin menanyakan beberapa hal mengenai rumah ini!" Tentu saja itu perkataan bohong dari Shikishima.     

Setelah beberapa kali Shikishima mengetuk pintu depan rumah pria itu, pria itu pun akhirnya datang.     

Pria itu membuka pintu rumahnya dengan kewaspadaan.     

"Ya...Ada apa?" Tanya pria itu sambil terlihat sangat waspada berlindung dibalik pintu depan rumahnya.     

"Maaf sebelumnya, tuan. Kami dari petugas kesehatan lokal ingin memeriksa rumah anda" Ucap Shikishima dengan sedikit senyuman agar terlihat sedikit lebih sopan dan ramah.     

"Kami?"     

Tentu saja pria itu mulai sedikit curiga. Hanya ada Shikishima seorang saat ini dihadapannya, namun Shikishima mengucapkan "Kami" kepadanya.     

"Ah! Maafkan saya. Partner saya saat ini sedang memeriksa rumah sebelah. Sebelumnya kami melakukannya secara bersamaan dan kami sekarang berbagi tugas memeriksa setiap rumah sendiri-sendiri agar pekerjaan kami cepat selesai"     

"B-Begitu, ya..."     

Pria itu menjadi semakin curiga.     

Pria itu kemudian melirik dengan pelan kebagian dada Shikishima. Jaz Shikishima sangat terbuka. Dan dari apa yang pria itu lihat, dia dapat melihat sedikit rig dada pistol milik polisi. Walau tidak begitu jelas, namun dia tahu pasti dan sangat yakin kalau itu adalah sebuah pistol milik polisi.     

Pria itu sangat curiga dan sangat waspada, namun tidak memperlihatkan ekspresi curiga dan waspadanya dihadapan Shikishima.     

Setelah itu, pria itu melirik kembali ke arah wajah Shikishima dimana dia dapat melihat senyuman ramah Shikishima yang tentunya dibuat-buat oleh Shikishima.     

Pria itu menjadi semakin yakin kalau Shikishima sebenarnya adalah seorang polisi. Dia kemudian berkata-     

"Begitu, ya. Kalau begitu tunggu dulu sebentar. Aku ingin merapihkan beberapa hal terlebih dahulu. Aku tahu kalau rumah ku ini sangat berantakan, tapi aku tidak suka jika rumahku terlihat sangat berantakan jika ada seorang tamu yang datang berkunjung"     

"Baiklah kalau begitu. Kau boleh mengambil waktu mu untuk beberapa saat, tuan"     

Setelah mendapat izin dari Shikishima, pria itu langsung menutup pintunya dengan sangat rapat dan tentu saja langsung mengunci pintunya dengan cepat.     

"Dia tentunya bukan petugas kesehatan lokal!" Ucapnya dengan nada yang sedikit emosi dan ekspresi wajah yang sangat emosi.     

Dia langsung bergegas kedapur. Di dapur, dia membuka salah satu rak dapurnya dibawah wastafel dimana didalam rak itu terdapat sebuah pistol yang berisikan dengan peluru yang penuh.     

Dia memeriksa isi peluru dari pistolnya kembali untuk memastikan. Dan setelah pistolnya siap, dia ingin langsung bergegas menuju ke pintu depan rumahnya kembali.     

"Polisi sialan! Aku tahu mereka pastinya akan datang cepat atau lambat! Aku akan meledakan kepala polisi itu!" Ucapnya dengan sangat marah dan siap untuk berperang jika perlu.     

Namun...Dari arah belakangnya-     

"Itu perkataan dan tindakan yang sangat berani..."     

"APA YANG!?-"     

Pria itu dalam sekejap langsung menengok kebelakang dimana dia mendapatkan kalau sudah ada polisi yang lain, yaitu Shinji, yang sedang menodongkan pistol kearahnya.     

"Kau yakin ingin melawan senpai? Sepertinya kau memiliki permohonan mati jika iya"     

"G-GGRRRR!!!"     

Pria itu, dengan penuh emosi, langsung menodongkan pistolnya kearah Shinji.     

"MATI KAU POLISI SIALAN!!!" Teriaknya sambil bersiap untuk menembak Shinji tepat ke kepala.     

Namun-     

"Tidak secepat itu!"     

"APA YANG!?- G-GAAAGGGHHH!!!"     

Dari arah belakangnya, datang Shikishima yang langsung menahan tangan kanannya yang memegang pistol kemudian langsung memelintir tangan kanannya ke bagian belakang pinggangnya lalu mengunci leher pria itu dengan lengan kirinya.     

"B-BAGAIMANA KAU BISA MASUK TANPA SEPENGETAHUANKU!?!?!?"     

"Pertanyaan itu untuk ku atau untuk Shinji?"     

"KALIAN BERDUA!"     

"Ahh, benar juga. Aku mendobrak pintu depan mu. Itu saja"     

"AKU SAMA SEKALI TIDAK MENDENGAR SUARA DOBRAKAN PINTUNYA!"     

"Begitu juga dengan ku, senpai"     

"Hmph~ Kau membutuhkan waktu dan pengalaman yang cukup lama dan banyak untuk mendapatkan kemampuan seperti itu~"     

"LALU BAGAIMANA DENGAN MU, POLISI MUDA!"     

"Dalam kondisi mu yang seperti ini kau masih saja dapat bertanya, ya"     

"AKU PENASARAN!"     

"Begitu juga denganku sih. Bagaimana kau dapat masuk kedalam rumahnya, Shinji?"     

"Aku membuka kunci pintu bagian belakangnya dengan penjepit kertas" Shinji menunjukan penjepit kertas yang terbuat dari alumunium kepada mereka berdua.     

"HAH! AKU JUGA BISA MELAKUKAN ITU!~" Balas pria itu.     

"Sayangnya aku tidak bisa" Balas Shikishima.     

"KAU HARUS BELAJAR DARI JUNIOR MU ITU! AGAR KAU TIDAK MERUSAK PINTU RUMAH ORANG LAIN TERUS!" Saran pria itu kepada Shikishima.     

"Hah!~ Aku tidak memperlukan kemampuan seperti itu. Lagipula, mendobrak pintu secara paksa lebih menyenangkan ketimbang membuka kunci pintu dengan penjebit kertas~"     

Pria itu melihat kearah Shinji dengan menyeringai lalu mengatakan-     

"Senior mu sama sekali tidak paham dan tidak tahu seberapa seru dan bagaimana rasanya membuka kunci dengan penjebit kertas, ya~"     

"Sayangnya dia orang yang seperti itu" Balas Shinji.     

"Sejak kapan kau mempelajari kemampuan seperti itu, Shinji?" Tanya Shikishima kepada Shinji.     

"Sejak SMP"     

"SMP!? HAH! AKU SEJAK SD!~" Balas pria itu.     

"Kenapa kau mempelajari kemampuan seperti itu saat SMP?" Tanya Shikishima sekali lagi.     

"Senpai tidak ingin tahu. Lebih baik jangan tahu"     

"Hah? Kenapa?"     

"HAH! AKU TAHU KENAPA! KAU SAMA SEPERTIKU, BUKAN!"     

"Aku rasa tidak"     

"Memangnya apa alasan mu?" Tanya Shikishima kepada pria itu.     

"SAAT SD! AKU INGIN MEMBUKA LOKER PEREMPUAN DAN MENGAMBIL PAKAIAN DALAM DAN PAKAIAN OLAHRAGA MEREKA!"     

"....Kau bangga akan hal itu rupanya"     

"TENTU SAJA! DULU AKU MENJADI PAHLAWAN PARA BOCAH LAKI-LAKI DI SD KU BERKAT KEMAMPUAN KU ITU!~"     

"Kau orang yang aneh. Benar begitu, Shinji"     

Saat Shikishima dan pria itu melihat ke arah Shinji, Shinji terlihat sangat canggung seperti sedang menyembunyikan sesuatu.     

"Shinji?" Tanya Shikishima yang sedikit kebingungan.     

"B-Bukan apa-apa, senpai...H-Hanya saja..."     

"Hanya saja apa?"     

"HAH! AKU TAHU KALAU ALASANNYA SAMA SEPERTI KU!~ BENAR BEGITU, 'KAN, ANAK MUDA~"     

Shinji tidak menjawab, dan wajahnya mulai sedikit berkeringat dingin. Dengan melihat Shinji yang seperti itu, Shikishima dan pria itu menjadi sangat yakin kalau alsannya benar dan sama seperti pria itu.     

"Shinji..Kau..."     

"HAH! APAKU KATA!~"     

"B-Bukan begitu...Senpai.."     

"SHINJI!?"     

"A-Aku anak muda yang sedang puber..W-Waktu itu..."     

Shikishima menggelengkan kepalanya.     

"...Shinji..Kau ini..."     

"SUDAHLAH! BIARKAN SAJA! ITU WAJAR UNTUKNYA DIMASANYA DAN DI UMURNYA PADA WAKTU ITU~"     

Shikishima menghela nafasnya pelan.     

"Baiklah. Aku memaafkan mu untuk yang satu ini, Shinji"     

"Terima kasih banyak, senpai!"     

"OK, OK! BISAKAH KITA KE MOBIL KALIAN SEKARANG DAN KE KANTOR POLISI SECEPATNYA!"     

"HAH!? Kau Kelihatannya sangat menginginkan untuk dittangkap dan langsung pergi ke kantor polisi, bukan begitu"     

"HMPH~ JIKA AKU BOLEH JUJUR, LEBIH AMAN DI KANTOR POLISI ATAU DI PENJARA SEKARANG! UNTUK KU TENTUNYA!"     

"Hooohh...Kalau begitu kami tidak perlu repot-repot. Lalu kenapa kau tidak langsung menyerahkan diri saja tadi?"     

"HAH!~ AKU JUGA INGIN MEMILIKI SEDIKIT PERLAWANAN TAHU!~ BIAR KERENNN!~"     

"Kau ini...Baiklah kalau begitu"     

"Perlu aku borgol?" Tanya Shinji.     

"TIDAK PERLU! PERCAYALAH, AKU TIDAK AKAN LARI! AKU DENGAN SENANG HATI DITANGKAP OLEH KALIAN!"     

"Baiklah kalau begitu"     

"OK!"     

"Dan bisakah kau tidak berteriak! Kupingku sakit mendengarnya"     

"KAU MENGUNCI LEHERKU! AKU TIDAK BISA BERBICARA DENGAN PELAN JIKA KAU MENGUNCI LEHERKU SEPERTI INI! DAN PITINGANMU KELENGANKU SANGAT SAKIT!"     

"Benar juga sih"     

Setelah itu, mereka bertiga langsung menuju ke mobil Shikishima dan langsung menuju kantor polisi untuk mengintrogasi pria ini.     

"Phew~ Aku sangat berterima kasih karna kalian akhirnya datang untuk menangkapku~"     

Dengan santainya, di kursi belakang mobil, pria itu mengajak Shikishima dan Shinji sedikit mengobrol.     

"Hahaha~ Sama-sama~ Kau kelihatannya sangat legah, bukan"     

"Tentu saja~ Aku tidak ingin si psikopat bodoh itu mendatangiku hampir setiap hari hanya untuk mendapatkan informasi yang tidak jelas dan tidak berguna!"     

"Psikopat bodoh yang kau maksud itu..Bare Fist Satsuji?"     

"Tentu, polisi muda~ Yaaaa...Akhirnya aku dapat terbebas darinya~ Terima kasih untuk kalian, polisi~"     

"Ini pertama kalinya ada seorang penjahat yang kutangkap mengucapkan terima kasih kepadaku"     

"Ini justru penangkapan pertamaku dan aku langsung mendapatkan momen langka seperti ini"     

"Jadi..Kalian ingin mengetahui apa saja soal Si Psikopat Bodoh itu? Aku akan menceritakan semuanya kepada kalian~"     

"O!~ Sepertinya kau dapat diandalkan, berguna, dan mau bekerja sama, ya~"     

"Tentu saja~ Aku tidak mau dipukuli nantinya di ruang introgasi~"     

"Hahahaha~ Begitu, ya~"     

"Omong-omong, apa boleh kita mampir untuk membeli minuman dan makanan terlebih dahulu? Tadi kalian datang pas aku sedang ingin makan"     

"Ahahaha~ Tentu saja~ Aku juga sudah mulai lapar menunggu mu selama 3 jam dartadi"     

"Apa yang sebenarnya kau lakukan diluar rumah daritadi?"     

"PACHINKO!~" Dengan bangga dan entengnya, pria itu menjawab dengan semangat.     

"Di siang hari ke Pachinko..."     

"Dilarang berjudi, tahu!"     

"DIAMLAH!~ Aku sedang sangat membutuhkan uang sekarang!"     

Di Kantor Polisi.     

Pria itu sudah diintrogasi selama 3 jam. Itu waktu introgasi yang lumayan singkat untuk kepolisian saat ini.     

Di depan ruang introgasi, ada Shikishima dan Shinji yang menunggu hasil introgasi. Dari dalam ruang introgasi, keluarlah Inspektur Tetsuya sambil membawa hasil laporan introgasi.     

Di saat Inspektur Tetsuya keluar dari dalam ruang introgasi, Shikishima dan Shinji langsung berdiri dan menghadap kearah Inspektur Tetsuya.     

"Bagaimana hasilnya, inspektur?" Tanya Shikishima.     

"Luar biasa! Kalau boleh aku kata. Dia sama sekali tidak menyembunyikan sesuatu dan 100% mengatakan sejujurnya apa yang ia tahu. Dia kelihatannya benar-benar membenci Bare Fist Satsuji dan kelihatannya juga ingin bekerja sama dengan kepolisian untuk menangkapnya"     

"Begitu, ya. Kita benar-benar dapat mengandalkannya dan mempercayainya kalau begitu"     

"Ya. Dan kelihatannya, menurutnya, dia dipaksa oleh Bare Fist Satsuji untuk memberikan beberapa informasi yang Bare Fist Satsuji inginkan"     

"Informasi seperti apa?"     

"Kebanyakan hanya alamat rumah dan posisi keberadaan seseorang. Dia sendiri tidak begitu tahu dan paham apa yang Bare Fist Satsuji inginkan dari informasi itu"     

"Hah?"     

"Dia mengatakan kalau Bare Fist Satsuji hanya memberikan foto seseorang kepadanya dan dia dipaksa untuk mencari tahu soal orang-orang itu dan keberadaan orang-orang yang Bare Fist Satsuji inginkan itu"     

"Pemaksaan rupanya. Pantas saja dia tidak menyukai Bare Fist Satsuji"     

"Kehidupannya terganggu"     

"Apa orang-orang yang dicari informasinya itu adalah korban-korban pembunuhan Bare Fist Satsuji?"     

"Lucunya...Tidak"     

"HAH?!"     

"Aku juga sedikit bingung. Menurut hasil penyelidikan, semua informasi mengenai orang-orang yang Bare Fist Satsuji inginkan, semuanya bukanlah korban yang Bare Fist Satsuji bunuh"     

"Hah?! Lalu untuk apa informasi-informasi itu?"     

"Sayangnya pria itu tidak tahu untuk apa. Dia hanya dipaksa mencari informasi orang-orang itu, lalu memberikannya, dan setelah itu Bare Fist Satsuji meninggalkannya uang, tidak begitu banyak, lalu pergi dan tidak mengatakan apa-apa"     

"Apa-apaan sebenarnya itu!?"     

"Entahlah"     

"Jika mereka bukan korban pembunuhannya. Lalu..Apa informasi beberapa orang itu ada sangkut pautnya dengan korban pembunuhan Bare Fist Satsuji?" Tanya Shinji.     

"Juga tidak"     

"....Begitu, ya"     

"Aku jadi bingung apa tujuannya. Lalu, bagaimana pria itu dapat berbisnis dengan Bare Fist Satsuji?"     

"Dia bilang kalau dia mengenal Bare Fist Satsuji secara tidak sengaja di internet saat dia sedang mencari lowongan kerja. Namun, dia kurang beruntung dan ternyata terjebak dengan iklan pekerjaan palsu yang Bare Fist Satsuji buat. Menurutnya, Bare Fist Satsuji akan menghajar, atau mungkin membunuhnya, jika dia tidak mengikuti perintah dan keinginan Bare Fist Satsuji"     

"Jadi dia termasuk korbannya, ya, disini"     

"Apa menurut senpai kalau pistol yang ia punya itu untuk melawan dan membela diri dari Bare Fist Satsuji"     

"Kelihatannya begitu"     

"Lalu...Kenapa dia berlaga seolah-olah dia membenci kepolisian dan mencoba ingin membunuh kita, walau kita sudah tahu kalau dia hanya ingin berlagak keren saja dan ada sedikit perlawanan?"     

"Rupanya kau belum mengetahui keanehan lain dari Bare Fist Satsuji, ya, Shinji"     

"'Keanehan lain?' Keanehan lain apa itu?"     

"Rumornya, Bare Fist Satsuji dapat merasakan fitnah seseorang yang memfitnahnya, dan juga dapat merasakan kalau ada seseorang yang ikut bekerja sama dengannya namun mengkhianatinya. Dia juga dapat merasakan kalau ada seseorang yang mencoba-coba atau omong besar ingin melawannya. Entah itu benar atau tidak, kami belum memastikannya. Namun kelihatannya, pria itu hanya berakting seperti itu, mengira atau takutnya Bare Fist Satsuji sedang mengawasinya, agar Bare Fist Satusji tidak menghajarnya nanti karena telah berkhianat"     

"Jadi begitu, ya. Akting tadi agar Bare Fist Satsuji tidak mencurigainya. Jadi kemampuan aneh Bare Fist Satsuji tidak jauh dengan instinct, indra, dan rasa curiga yang besar"     

"Ya. Kurang lebih begitu"     

"Yang paling penting, kita sudah mendapatkan berbagai macam informasi yang cukup penting darinya. Walau ini sedikit agak lucu dan aneh. Dan dia bilang dengan senang hati ingin membantu kepolisian untuk menangkap Bare Fist Satsuji. Aku akan membagikan hasil introgasinya kepada kalian"     

Inspektur Tetsuya memberikan salinan hasil introgasi pria itu kepada Shikishima dan Shinji. Masing-masing mendapatkan satu salinan.     

Shikishima melihat hasil introgasi itu untuk sesaat hanya untuk mengetahui siapa nama pria itu.     

"Masaki Mitsuo, ya, namanya. 27 tahun. Pengangguran. Tidak memiliki hubungan. Dan tinggal sendiri di rumah yang kurang terawat"     

"Pertama dia kelihatan tidak ramah. Mungkin karena mendapat tekanan dari Bare Fist Satsuji"     

"Ya. Aku pikir juga begitu. Tapi sepertinya penampilannya sangat berketerbalikan dengan sifatnya. Dia hanya orang yang kurang beruntung saja dan mendapatkan banyak tekanan dari orang gila, yaitu Bare Fist Satsuji. Wajar saja kalau penampilannya jadi seperti itu"     

"Apa dia akan kembali ke rumahnya setelah ini?" Tanya Shinji kepada Inspektur Tetsuya.     

"Kelihatannya tidak. Dia bahkan menanyakan kepada kami tempat menginap yang aman disekitar kantor polisi. Kelihatannya dia sangat takut kalau Bare Fist Satsuji akan mengincarnya berkat berhasil ditangkap oleh Kepolisian dan membocorkan semua informasi kepada kita"     

"Begitu, ya. Aku tahu tempat yang aman disekitar sini. Aku mungkin akan memberitahunya sehabis ini"     

"Baiklah kalau begitu"     

Setelah berbincang-bincang selama beberapa saat, Inspektur Tetsuya pun sudah memperbolehkan Shikishima dan Shinji untuk pergi. Dalam artian lain, sudah boleh pulang karena tugas mereka sudah selesai. Dan sekarang hari sudah mulai menjelang malam.     

"Kalau begitu, kalian sudah boleh pergi. Aku akan beristirahat sebentar lalu kembali mengerjakan tugas ku. Terima kasih banyak atas kerja keras kalian hari ini"     

"Baik! Terima kasih banyak atas kerja kerasnya hari ini juga"     

Setelah itu, Inspektur Tetsuya meninggalkan Shikishima dan Shinji.     

"Akhirnya selesai juga" Ucap Shinji sambil meregangkan tubuhnya keatas.     

"Shinji, kau mau makan?" Ajak Shikishima kepada Shinji untuk makan bersama.     

"Tidak. Aku mungkin akan langsung pulang saja. Ibuku membuatkan makan malam spesial hari ini"     

"Begitu, ya. Hmmm..Kalau begitu, aku sekarang mau kemana dan ngapain, ya? Istriku belum pulang kerja jam segini. Dia bilang akan sampai malam hari ini karena mendapatkan kerjaan tambahan"     

"Senpai mau ikut makan malam bersama keluargaku?"     

"Tidak. Tidak perlu repot-repot. Aku tidak ingin mengganggu makan malam kalian"     

"Tenang saja. Aku menceritakan banyak hal soal senpai kepada keluargaku. Dan mereka bilang sangat ingin bertemu dengan Senpai"     

"Apa saja yang kau ceritakan? Entah kenapa aku jadi sangat penasaran..Dan khawatir"     

"Tenang saja. Aku menceritakan semua hal mengenai senpai dengan jujur kepada keluargaku. Dan mereka sama sekali tidak masalah dengan sifat senpai yang seperti itu"     

"'Yang seperti itu' itu..Yang mana?! Aku menjadi lebih dan semakin khawatir sekarang"     

Lalu..     

Dari dalam kantung celana Shikishima-     

Handphone Shikishima bergetar menandakan kalau ada telepon masuk. Shikishima langsung mengambil handphonenya. Sebelum mengangkat panggilan telepon, Shikishima memastikan terlebih dahulu siapa yang menelponnya.     

"Hmm..?"     

"Siapa yang menelpon senpai?"     

"Dokter Agase"     

"Aahh..."     

Shikishima kemudian mengangkat panggilan telepon dari Dokter Agase tersebut.     

"Halo, Dokter. Ada apa?"     

Tidak terlalu jelas apa yang sedang Shikishima dan Dokter Agase bicarakan melalui telepon. Yang dapat dilihat dan didengar oleh Shinji hanyalah anggukan kepala Shikishima sambil berkata "Un" berulang-ulang kali.     

Lalu...     

"Eh? Senpai?"     

Shinji sedikit terkejut.     

Apa yang Shinji lihat dari Shikishima?     

Yaitu adalah...     

Senyuman yang legah.     

Bagi Shinji, Shinji sama sekali belum pernah melihat senyuman yang seperti itu dari Shikishima. Senyuman Shikishima yang seperti itu sangat jarang terlihat dan dikeluarkan oleh Shikishima.     

Bukan hanya Shinji yang belum pernah melihat senyumannya yang seperti itu, tapi masih ada banyak lagi.     

Setelah beberapa saat bertelponan, Shikishima menutup telponnya dan menaruh handphonenya kembali ke dalam kantung celananya.     

Senyuman itu masih dapat terliat dari wajah Shikishima. Dan Shinji sangat bingung juga penasaran apa yang sebenarnya telah terjadi.     

"S-Senpai? A-Ada apa?" Tanya Shinji kepada Shikishima.     

Tidak perlu waktu lama, Shikishima langsung menjawab-     

"Bukan apa-apa. Maaf Shinji, sepertinya aku memang tidak dapat pergi makan malam bersama keluargamu"     

"A-Aahh..B-Begitu, ya. Sayang sekali"     

"Mungkin lain waktu"     

"B-Baiklah"     

Setelah itu, Shikishima langsung berjalan meninggalkan Shinji sambil berpamitan dengan singkat dengannya.     

"Aku pergi duluan, Shinji. Kau boleh pulang. Masih ada hal yang harus kulakukan" Ucapnya sambil pergi meninggalkan Shinji.     

"B-Baiklah..."     

Shinji menjadi sangat kebingungan dan sangat penasaran.     

Apa yang sebenarnya telah terjadi?     

Di lorong gedung kepolisian, tempat dimana Shikishima dan Inspektur Tetsuya sering merokok dan mengobrol bersama, disana ada Inspektur Tetsuya yang sedang merokok sambil mengarah kearah kaca gedung. Lebih tepatnya, sedang mengambil waktu istirahatnya.     

Dari arah yang berlawanan dengan Inspektur Tetsuya, ada seseorang yang datang menghampirinya.     

"Apa yang kau inginkan, Shikishima? Bukannya aku sudah mengizinkanmu untuk pulang"     

Inspektur Tetsuya mengetahui kalau Shikishima baru saja datang menghampirinya tanpa harus menengok kearah Shikishima yang baru saja datang.     

Tanpa basa-basi, Shikishima langsung meminta satu hal dari Inspektur Tetsuya-     

"Inspektur..Soal laporan korban Bare Fist Satsuji yang kuserahkan padamu pada waktu itu...-"     

"Hmm?"     

"-...Boleh aku mengambilnya kembali"     

"Hmm? Laporan yang mengenai Yuna Akari itu, bukan?"     

"Ya. Bisa kau serahkan kepadaku lagi"     

"Kenapa memangnya?"     

"Aku ingin membakarnya!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.