(In)Sanity

CH. 1 - Part Two



CH. 1 - Part Two

0Di perjalanan ku menuju sekolah, Banyak sekali orang-orang yang berlalu-lalang melewati ku. Aku tidak mengenali mereka sama sekali dan tidak ada satupun dari mereka yang menarik perhatian ku.     

Tapi kenapa aku merasa terganggu dengan mereka?     

Karena untuk ku aku sangat tidak suka keramaian. Aku sangat membenci keramaian dan sangat tidak suka jika ada banyak orang di sekelilingku. Cukup sekolah saja dimana ada banyak orang yang mengelilingi ku tidak perlu lebih dari sekolah.     

Alasan lainnya adalah..Aku mudah Bosan.     

Dengan adanya keramaian aku sangat mudah bosan dan ditambah dengan masalah mentalku maka aku akan sangat sangat mudah bosan. Sangat cepat bosan. Dengan begini juga aku akan menjadi Gila dengan sangat cepat.     

Lalu bagaimana caraku untuk menangkal ini?     

Menyakiti seseorang yang lewat secara acak begitu saja?     

Membunuh seseorang yang lewat secara acak begitu saja?     

Tidak dengan semua itu..     

Lalu bagaimana caraku menangkalnya?     

Mudah saja, Yang harus ku lakukan adalah menekan tombol yang ada di dalam tas ku.     

Tombol apa itu?     

Kelihatannya biasa tapi tombol ini menuju kesuatu pemicu yang akan menimbulkan sebuah suara yang sudah bagaikan musik di telinga ku.     

Suara apa itu?..Rahasia tentunya..Untuk sekarang.     

A! Aku melupakan untuk memakai earphone.     

Jika aku tidak memakaianya bagaimana aku dapat mendengar Musiknya.     

Aku mengambil earphone yang ada di dalam tasku dan memakainya di kedua telingaku.Untuk setiap saat aku mulai bosan, Aku menekan tombol yang ada di dalam tasku dan mendengar Musik yang keluar dari hasil aku menekan tombol. Jika aku mulai sangat bosan maka aku hanya tinggal menahan tombolnya saja maka Musiknya akan lebih lama memutar.     

Sepanjang jalanku, Aku melihat banyak sekali orang-orang yang seumuran dengan ku memainkan Smartphonenya sambil berjalan, Kebanyakan dari mereka adalah perempuan.     

Lalu kenapa aku tidak sama seperti mereka, Memainkan Smartphone sambil berjalan menuju sekolah?     

Apa karena bahaya?     

Apa aku tidak mempunyai Smartphone?..Tentu aku punya.     

Hanya saja kebanyakan dari mereka memainkan Smartphone adalah chatting dengan teman-teman mereka atau saja berselancar di internet. Tapi aku tidak seperti itu..Kenapa..Karena aku tidak memiliki satu orang temanpun atau bahkan memiliki urusan di internet.     

Aku sama sekali tidak tertarik akan hal itu, Semua hal yang mereka lakukan hanya akan membuatku lebih cepat bosan.     

Omong-omong aku belum memperkenalkan diriku dengan benar. Kalau begitu-     

Namaku Yuna Akari, 17, dan sekarang bersekolah di kelas 2-A di SMA Nishigami.     

Sekolah ku tidak terlalu jauh dari tempat tinggal ku hanya beberapa blok saja dan hanya dengan bersepeda atau berjalan kaki dalam waktu kurang dari 30 menit aku sampai di sekolah.     

Tinggi badanku sekitar 160cm dan berat badanku cukup Proposional untuk remaja perempuan. Three Sizes ku juga cukup proposional untuk remaja perempuan biasa. Tubuhku juga cukup ramping dan feminin     

Kulitku putih dan halus. Rambutku pendek sepanjang dagu berwarna hitam model Bob-cut. Mataku berwarna Merah dan terkadang jika aku bosan mataku akan terlihat kosong dan jika aku mulai menyakiti orang-orang maka warna mataku akan berubah menjadi Merah Darah.     

Untuk wajahku aku menilai wajahku terlihat biasa saja tapi di mata orang-orang mereka bilang aku memiliki rupa yang Cantik, Manis, Imut dan tidak berdosa, Bisa di bilang Polos.     

Lalu untuk tubuhku aku juga meilainya sangat biasa tapi lagi di mata orang-orang mereka bilang aku memiliki tubuh yang sangat Ideal untukseorang perempuan dan sangat menggoda.     

Tapi yang menyuramkannya adalah perban yang membalut tubuhku..Itu saja.     

Karena perban ini banyak orang-orang menilaiku lain dan kebanyakan dari mereka menilai ku Negatif juga karena perban dan sifatku yang Pendiam, Misterius dan menyendiri membuatku tidak memiliki teman.     

Aku tidak terlalu mementingkan hal itu karena aku sudah mengalaminya sejak kecil.     

Mereka yang mengkritikku, Mereka yang membullyku, Mereka yang menjauhiku, Mereka yang takut padaku. Itu semua sudah ku alami jadi aku sudah tebiasa dengan itu semua.     

Untuk hobby ku sendiri...Seperti yang sudah aku jelaskan sebelumnya kalau hobby ku adalah menyakiti orang-orang atau bahkan membunuh mereka.     

Tapi bagaimana aku masih bisa selamat dan bagaimana caranya aku melakukan itu semua?     

Kalian akan mengetahuinya nanti.     

Di sepanjang jalanku, Seperti biasa bahkan hampir setiap hari aku selalu di lihati oleh orang-orang yang tidak aku kenal. Mereka melirikku sebentar lalu menolehkan kepala mereka dengan cepat saat aku menyadarinya. Banyak juga yang berbisik-bisik yang pastinya membicarakanku.     

Alasannya sudah jelas dan sudah pasti..Itu karena perbanku.     

Tubuhku yang di baluti oleh perban ini sudah sering menjadi tontonan orang-orang dan juga menjadi perbincangan orang-orang. Ada yang berfikir positif tapi ada juga atau bahkan yang paling banyak berfikir Negatif.     

Menurutku ini tidak adil.     

Kenapa begitu..Karena kenapa hanya aku yang dilihat dan dinilai negatif demikian.     

Kenapa orang lain tidak?     

Kenapa orang lain yang berperban atau yang memiliki patah tulang tidak?     

Kenapa hanya aku?     

Apa karena aku seorang gadis perempuan biasa yang memiliki perban di sekujur tubuhnya?     

Atau karena rupa dan tampangku ditambahkan dengan perban yang membuat orang-orang merasa penasaran?     

Kenapa tidak kepada gadis atau remaja perempuan lainnya yang selalu menjual diri mereka setiap malamnya?     

Atau kepada mereka pembuat onar lainnya dan para preman atau murid sekolahan lainnya yang sering bolos?     

Kenapa tidak kepada para pembully?     

Kenapa hanya...Aku?     

Kenapa aku mendapatkan perlakuan yang berbeda dan khusus?     

Kenapa aku selalu..     

..Menderita?     

.     

.     

.     

.     

Ya itulah yang selalu ku pikirkan...Dulu.     

Sekarang tidak lagi.     

Aku sudah tidak mengeluh dan berpikiran seperti itu lagi sekarang.     

Sudah sejak dulu aku seperti itu tapi tidak untuk sekarang. Tidak, Itu karena..     

..Hati ku sudah Mati!     

..Aku sudah tidak memiliki Perasaan!     

Semua ejekan. Semua bullyan. Semua perkataan negatif. Semua perlakuan buruk kalian padaku..     

Sudah tidak mempan kepadaku.     

Aku sudah tidak bisa mereasakan..     

..Apa itu Perasaan.     

Aku tidak akan menangis tapi aku akan marah.     

Aku tidak akan melawan tapi aku yang akan menyerang.     

Kau tidak menyerang tapi aku lah yang menyerang.     

Kau akan mati..     

..Dan aku lah yang membunuh mu.     

Karena kau tahu..     

..Aku hidup dan dilahirkan untuk-     

Hmmm?     

Owh...Tanpa di sadari aku sudah sampai di depan gerbang utama sekolahku.     

SMA Nishigami, Sekolah tempat aku menuntut ilmu. Kurang lebih begitu karena aku juga mendapatkan korban ku di sekolah ini.     

SMA Nishigami terletak di bagian Barat dan di belakangnya terdapat sungai juga Sekolah ini sangat hijau. Kenapa aku bilang begitu itu karena sekolah ini memiliki banyak sekali tumbuhan dan pepohonan dapat di bilang sekolah ini adalah sekolah yang paling ramah lingkungan untuk halaman dan lingkungannya. Berada di sekitar sekolah ini membuatmu segar akan udara yang di hasilkan oleh pepohonan sekitar sekolah.     

Mereka bilang sekolahan ini yang paling ramah lingkungan.     

Mereka bilang sekolahan ini yang sangat bersih.     

Mereka bilang sekolahan ini yang paling hijau dan menyegarkan.     

Ya, Itu benar dan aku tidak menyangkalnya..     

..Untuk halaman dan lingkungan sekolahnya.     

Tidak untuk murid-muridnya!     

Kenapa begitu?     

Sekolah ini memiliki beberapa Pembully, Preman, dan wanita murahan.     

Gadis yang terlihat Ramah, Sopan santun, Polos dan baik hati dimana nyatanya dia hanyalah gadis biasa yang sering menjual dirinya kepada pekerja kantoran tiap malamnya hanya untuk kesenangan dan menambah isi dompetnya dan menjadi lebih populer. Walaupun ini rahasia di kalangan sekolah tapi tidak untuk ku yang tahu sifat aslinya.     

Lalu ada pembully dari beberapa kalangan.     

Untuk para preman kebanyakan di kalangan pria dan aku tidak terlalu memperhatikan mereka karena mereka menyebalkan.     

Omong-omong..     

Hampir setiap hari aku menjadi bahan bullyan mereka. Tapi aku sama sekali tidak peduli karena jika aku bosan dan sangat muak dengan mereka maka..     

..Mereka akan menjadi Mainan ku yang selanjutnya.     

Mereka akan menghilangkan rasa bosan ku..     

Dan itu PASTI!     

Jika mereka mencoba-coba melawanku..     

..Maka mereka tahu apa akibatnya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.