(In)Sanity

CH. 1 - Part Three



CH. 1 - Part Three

Seperti yang sudah ku jelaskan sebelumnya..     

SMA Nishigami, Sekolah tempat aku menuntut ilmu terletak di bagian Barat dan di belakangnya terdapat sungai juga Sekolah ini sangat hijau. Sekolah ini memiliki banyak sekali tumbuhan dan pepohonan dapat di bilang sekolah ini adalah sekolah yang paling ramah lingkungan untuk halaman dan lingkungannya. Berada di sekitar sekolah ini membuatmu segar akan udara yang di hasilkan oleh pepohonan sekitar sekolah.     

Omong-omong alasan aku memilih sekolah ini karena sangat dekat dengan rumah.     

Tahun ini aku duduk di bangku kelas 2 dan aku berada di kelas 2-A dimana jika kalian mencari tempat dudukku aku berada di baris terakhir di pojok dekat jendela.     

Aku suka posisi tempat duduk ku ini dengan begitu jika aku bosan aku dapat melihat keluar jendela dan menghilangkan rasa bosanku perlahan. Tapi ini tidak bertahan lama.     

Di kelas 2-A bisa dibilang kelas yang paling ramah dan paling baik juga tidak ada satu murid pun yang memiliki prestasi buruk dan dikenal buruk. Semua murid di kelas ini bisa dibilang yang paling baik.     

Lalu kenapa aku berada di kelas ini?     

Itu karena aku selalu berada pada posisi 10 besar setiap ulangan sekolah. Hal ini juga sering membuat iri banyak orang yang membenciku dan yang sering membicarakanku. Terutama para pembully.     

Tapi pelajaran yang paling ku kuasai hanya 1 yaitu Science.     

Dari semuanya bahkan dari para ilmuwan sekolah yang mengikuti klub Science tidak lebih hebat dariku di bidang Science.     

Aku mengetahui banyak hal soal Science tapi dari Science itu juga aku hanya hebat di satu bidang Science itu, Yaitu..     

..Biologi.     

Anatomy, Tubuh Manusia, Kesehatan, Sistem Tubuh Manusia, dll.     

Aku mengetahui banyak soal Biologi ketimbang yang lainnya. Aku bahkan sudah dijamin masuk kuliah Fakultas Kedokteran bidang Ahli Bedah.     

Ini memang lah keahlian ku. Kalian tahu kenapa?     

Kenapa aku tahu banyak soal Biologi?     

Kenapa aku tahu banyak soal tubuh manusia?     

Itu karena..     

..Aku sudah terbiasa dengan itu semua.     

Tubuh manusia sudah bagaikan makan siangku.     

Mengetahui setiap incinya adalah pengetahuan yang sangat penting untuk ku. Karena dengan itu..Mempurmudahku untuk Menyakiti seseorang.     

Dengan mengetahui Biologi dan tubuh manusia membuatku dengan mudah..     

Menyiksa mereka!     

Melukai mereka!     

Menyakiti mereka!     

Dan bahkan..Membunuh mereka!     

Aku menemukan berbagaimacam metode pembunuhan dan penyiksaan hanya dengan mempelajari Biologi. Hanya dengan memahami tubuh manusia.     

Ditambah dengan keahlian dan pemahamanan ku di bidang Kimia. Walaupun aku tidak terlalu hebat tapi nilai ku selalu B-A dan di atas rata-rata.     

Pemahamanan ku di bidang Biologi dan Kimia menjadikan Kombo yang cukup untuk Hobby ku.     

Terkadang aku hanya menyiksa dan menyakiti orang-orang dengan luka fisik saja dan terkadang juga aku menyiksa dan menyakiti mereka dengan zat-zat kimia walaupun kebanyakan dari mereka tidak bertahan cukup lama jika aku menggunakan metode kimia dan hal ini membuatku..     

..Cepat Bosan kembali.     

Oleh karena itu aku lebih memilih metode luka fisik ketimbang kimia karena lebih..     

..Menyenangkan.     

Aku dapat Memukul mereka, Melukai mereka dengan benda tajam, Mencabut kuku mereka satu-persatu, Mematahkan jari-jari mereka, dan bahkan Mengamputasi bagian tubuh mereka.     

Itu sangat Menyenangkan.     

Benar-benar SANGAT MENYENANGKAN!     

Hanya dengan memikirkannya saja sudah membuatku ingin cepat-cepat pulang dan melakukan kegiatanku.     

Tapi melakukan hal yang sama terkadang sering membatku bosan dan terkadang tidak.     

Hmmm...Aku harus menemukan metode penyiksaan yang lainnya selain yang biasa-biasanya.     

Seperti apa yang biasa-biasa saja?     

Ada banyak dan aku tidak bisa memberitahukannya satu-persatu. Kalian akan mengetahuinya nanti.     

Sambil menunggu bell mulainya jam pertama sekolah, Aku memakai earphone ku di kedua telingaku dan mendengarkan Musik yang aku dengarkan di sepanjang jalan sebelumnya.     

Terkadang aku menekan tombolnya dengan perlahan dan pasti terkadang juga aku menekan tombolnya dengan cepat dan agresif lalu terkadang juga aku menahan tombolnya cukup lama. Sesuai dengan ritme Lagu yang ku inginkan.     

Mendengarkan Musik ini terus-menerus untuk ku tidak membosankan. Itu karena aku suka Suaranya, Di telingaku Suaranya sangat merdu dan enak untuk didengar.     

DING! DONG! DING! DONG!     

Suara bell sekolah menandai akan dimulainya jam pertama dan di mulainya kegiatan belajar-mengajar untuk hari ini.     

Dalam waktu kurang dari 10 detik bell sekolah di bunyikan, Guru yang akan mengajar kelas ku pada hari ini masuk kedalam kelas.     

Semua murid di kelas ku sudah berada di kursinya masing-masing. Lalu satu murid yang bertugas pada hari ini berdiri dan mengucapkan sesuatu-     

"Berdiri"     

Saat dia mengatakan itu, Kami semua mengikuti perkataannya dan mulai untuk berdiri.     

"Membungkuk/Hormat"     

Lagi mengikuti perkataannya, Kami semua membungkuk dan memberikan hormat kita kepada Guru kami yang datang masuk kedalam kelas.     

"Baik, Semuanya boleh duduk kembali"     

Di lanjuti itu mengikuti perintah dari guru kami, Kami semua duduk kembali.     

"Ehem, Sebelum Bapak ingin membawa pelajaran pada hari ini, Bapak ingin menginformasikan kalau Hide Himawari dari kelas 2-E sejak seminggu kamarin telah menghilang dan tidak diketahui keberadaannya sekarang-"     

"..Ini juga sudah menjadi perbincangan oleh guru-guru tentang menghilangnya Himawari sejak kemarin. Tetangganya yang merasa khawatir mencoba untuk melihat kedalam rumah Himawari dengan cara mendobrak masuk tentunya dengan izin aparat tapi sayangnya Himawari tidak ditemukan-"     

"..Tidak ada jejak-jejak kepergian dan hilangnya Himawari. Pakaiannya masih lengkap di lemari kamarnya, Makanan di kulkas juga masih baru dan masih dapat dimakan, Halaman tempat tinggalnya juga bersih tidak ada satupun bekas tanda perampokan atau penculikan di dalam rumah-"     

"..Polisi sudah menyelidiki kasus ini sejak Tetangganya melaporkan isi dalam tempat tinggal Himawari tapi polisi belum menemukan hasil apapun. Kemarin sore Polisi sudah mengintrogasi semua orang yang mengenal Himawari termasuk Keluarga, Kerabat, dan teman-temannya dari Kelas 2-E tapi polisi tidak menemukan hasil yang berguna untuk penyelidikan-"     

"..Oleh karena itu kami dari pihak sekolah meminta bantuan dan pertolongan dari kalian murid-murid Nishigami jika kalian mengetahui tentang Hide Himawari pasca hilangnya Himawari. Itu akan sangat membantu para polisi yang bertugas dan meringankan rasa khawatir keluarga Himawari. Bapak sangat memohon kepada kalian"     

Semua murid di kelas kecuali aku menunjukan rasa khawatir mereka dan mereka saling berbisik di penuhi perkataan-perkataan khawatir dan doa perlindungan kepada Hide Himawari.     

Tidak untuk ku yang sama sekali Tidak Peduli terhadapnya.     

"Eeee, Baiklah cukup untuk momen suramnya sekarang waktunya masuk ke pelajaran. Baiklah semuanya silahkan buka halaman 36 sekarang"     

Dengan begitu pelajaran pertama kita pada pagi hari ini dimulai dan itu adalah Matematika.     

Jujur saja untuk matematika aku tidak begitu tertarik sama sekali. Itu sangat membosankan. Angka-angka dan rumus-rumus yang tidak begitu terlalu penting di kehidupan..Yaa, Tidak terlalu tapi tetap saja Matematika sangat membuatku bosan dan mengantuk. Aku heran kepada mereka yang dapat bertahan dengan Matematika bagaimana mereka dapat menguasai dan menikmatinya.     

Guru itu menjelaskan dengan sangat cakap dan profesional, Aku mengaguminya tapi tidak terlalu karena itu tidak begitu penting. Lalu dia menjelaskan benda kecil sebagagai contoh rumus matematika mulai dari Ukuran, Panjang dan lebar sampai bagaimana cara menghitung luas dan lain-lainnya.     

Mendengarnya saja sudah cukup membuatku bosan...Tapi-     

Hmmm...?     

Aku menemukan sesuatu yang dalam seketika tidak membuatku bosan. Itu adalah...Sebuah Inspirasi.     

.     

.     

.     

Selama 1 setengah jam pelajaran Matematika berlangsung dan ketika selesai guru kami memberikan pengumuman mendadak.     

"Eee, Maaf sebelum saya akhiri pertemuan kita pada pagi hari ini, Bapak ingin memberikan pengumuman kalau untuk jam kedua samapi jam keempat kegiatan belajar-mengajar akan di liburkan dan akan mulai kembali pada jam kelima sampai keenam. Oleh karena itu kalian bebas malakukan kegiatan apapun di sekitar lingkungan sekolah tapi tidak boleh keluar dari lingkungan sekolah itu sama dengan membolos. Dimengerti. Kalau begitu itu saja. Terima kasih"     

Banyak dari murid kelas ku yang terlihat senang dan gembira tapi untuk ku ini biasa saja.     

Di liburkannya kelas selama 4 jam berturut-turut itu sangat langka, Pasti para guru sedang menyelidiki sesuatu secara diam-diam. Bisa aku bilang begitu karena kasus Hide Himawari yang menghilang secara misterius seminggu kamarin.     

Kalau begitu saatnya untuk berjalan-jalan mengelilingi sekitar sekolah mencari sesuatu yang unik menghilankan rasa bosan ku.     

Aku tidak mengharapkan hal yang berlebihan setidaknya itu cukup untuk menghilangkan rasa bosan dan mengisi waktu kosong 4 jam ini.     

Di setiap langkah jalanku, Murid-murid dari kelas lain selalu memandang dan melihatku dengan wajah yang Curiga, Negatif, dan penasaran. Itu pastinya karena aku sudah dikenal di sekolah ini sangat Misterius dan juga karena perban yang membalut tubuhku.     

Setiap omongan, Setiap tindakan, Setiap penilaian mereka terhadapku..Aku sangat tidak peduli..Benar-benar sangat tidak peduli.     

Tidak ada perkataan tajam dan menusuk dari mereka yang masuk kedalam hatiku.     

Tidak ada tatapan dari mereka yang Jijik, Merendahkan, Tajam kepadaku yang menusuk ke hatiku sama sekali.     

Aku tidak peduli dan hal seperti ini sudah ku alami sejak dulu..Sejak aku kecil.     

Aku tidak peduli dengan mereka..Lagipula mereka juga akan menjadi..     

..Mainanku nantinya..     

Jika mereka cukup untuk membuatku kesal dan cukup untuk mengisi..     

..Kebosananku.     

Hmmm?     

Di depanku ada sekelompok perempuan yang melihat ke arah ku..Ada 5 dari mereka.     

Mereka adalah teman-temannya Hide Himawari dan mereka melihat ke arahku dengan tampang benci.     

Mereka menyadari kalau aku juga melihat ke arah mereka tapi aku berusaha mengabaikan.     

Aku tidak bias pergi ketempat lain. Berbelokpun tidak bias karena aku sedang berjalan di lorong. Sebelumnya ada banyak sekali murid di sekitar lorong tapi karena kehadiran gang teman-temannya Hide Himawari, Mereka semua menghilang pergi ke suatu tempat tidak ingin ikut campur dengan permasalahan.     

Aku tahu siapa yang mereka incar, Yaitu adalah..Aku.     

Mereka memblokade jalan di depanku dan salah satu dari mereka, Zuka, namanya berada di depanku dan melihat rendah aku.     

Tinggi dan ukuran tubuh Zuka dengan ku lebih besar Zuka.     

Dia melihatku dengan tampang yang kesal dan bisa terlihat dari ekspresinya dia ingin meludahiku.     

Aku tidak bereaksi apa-apa melainkan hanya memasang wajah datar ke arah Zuka dan teman-temannya.     

"Oyy! Dimana Himawari?"     

"Hmm?"     

"Aku lihat dia bersama mu terakhir jadi pastinya kau tahu dimana dia"     

"Apa yang kau maksud"     

"CIIIHH!!! Anak ini!"     

Zuka menjambak rambutku dan menyeretku masuk kedalam toilet perempuan.     

Di dalam toilet perempuan yang sepi tidak ada orang selain kita, Zuka mendorongku ke tembok dan tangannya memukul tembok persis di sebelah kepalaku.     

"Aku ulangi sekali lagi. Dimana Himawari?!"     

Aku membalasnya dengan memiringkan kepalaku ke kiri mengenai lengannya yang menempel ke tembok.     

"JAWAB AKU DASAR ANEH!!!"     

Zuka mengayunkan tangannya dengan kencang ke arah wajahku dan dia menamparku dengan kuat.     

Aku tidak bereaksi sama sekali dan membiarkan amarahnya meluap.     

"LIHAT KE ARAH SINI!!!"     

Sekali lagi, Zuka menjambak rambut depanku dan memaksaku untuk melihat ke arahnya.     

Sama seperti biasa aku hanya memasang wajah datar dan tidak berekspresi walaupun ada bekas berwarna merah di pipi kiriku berkat tamparan Zuka yang kuat.     

"Jangan pura-pura lugu dan tidak tahu! Aku tahu kalau Himawari bersamamu terakhir kali dan belum pernah dia begitu senang bersamamu dan di dekatmu. Pasti ada sesuatu yang terjadi kepada Himawari saat dia bersamamu..JAWAB AKU!!!"     

Membalas pertanyaannya yang penuh amarah, Aku hanya tersenyum meledek ke arah wajahnya. Senyumanku ini membuatnya tambah kesal.     

"APA YANG LUCU!? KAU MENCOBA UNTUK MAIN-MAIN DENGANKU!?"     

"Tidak...Bukan begitu maksudku..."     

"Lalu apa!?"     

"Lucu melihat kalian khawatir dan mencari Himawari..Memangnya siapa Himawari untuk kalian?"     

"Tentu saja dia teman kami!"     

"Teman?!...Kau bilang 'Teman'?...Benar kah begitu...?"     

"Apa maksudmu!?"     

"Aneh karena sepengetahuanku 2 minggu yang lalu...Kalian menjauhinya..Benar begitu?"     

Pernyataanku yang dibawakan dengan nada yang meledek dan jengkel membuat Zuka dan teman-temannya menjadi semakin kesal.     

Zuka mendorong kepalaku dengan kuat ke tembok membuat bagian belakang kepalaku membentur tembok dengan sangat kuat. Sama seperti biasa aku tidak bereaksi sama sekali.     

Zuka mendekatkan wajahnya ke depan wajahku dan mulai berteriak kepadaku. Teriakannya mengeluarkan ludah yang terus-menerus mengenai wajahku.     

"DENGAR DASAR ANEH!!! APA YANG KAU TAHU MENGENAI HUBUNGAN KITA DENGAN HIMAWARI!? KITA SUDAH BERTEMAN SEJAK SMP DAN MELEWATI HAL-HAL BERSAMA. JADI-"     

"Jadi apa? Kalian meninggalkannya, menjauhinya hanya karena dia mendapatkan lelaki yang kalian suka lebih dulu..Hmm?"     

Lagi-lagi, Zuka dan teman-temannya tambah kesal mendengar pernyataanku.     

Zuka mengayunkan tangannya yang ia kepal dengan sekuat tenaga mengarah ke perutku. Pukulannya sangat kuat dan di penuhi oleh amarah.     

Akibat pukulannya kedua mataku terbuka lebar dan syok, Dari mulutku aku mengeluarkan sedikit ludah dan tubuhku menekuk kebawah akibat pukulannya. Tubuhku terhempas sedikit ke belakang dan di akhiri dimana aku jatuh bertekuk lutut di hadapan Zuka dan teman-temannya di atas lantai.     

"Akkkkhhhh!!!...*Cough... *Cough..."     

Aku kesakitan dan memegang perutku, Berkat pukulannya aku mulai batuk-batuk dan hampir mengeluarkan isi perutku. Untung hanya air liur saja yang keluar tapi sekarang mulai banyak yang keluar akibat batuk.     

"KAU!!! JANGAN ASAL BICARA! APA YANG KAU TAHU TENTANG KAMI-"     

"Segalanya...*Cough..."     

"Apa?!"     

"Aku tahu...*Cough...Segalanya tentang...*Cough...Kalian..."     

Wajah dan Ekspresi Zuka semakin jengkel dan dia menguatkan kepalan tangannya.     

"Masa lalu kalian dengan Himawari...*Cough...Ke seruan kalian saling membully perempuan lain...*Cough...Dan alasan kalian...*Cough...Menjauhi-"     

Aku mengangkat kepala ku melihat ke arah Zuka..Dan Tersenyum lebar.     

"..Menjauhi Himawari karena Cemburu!"     

Zuka dan teman-temannya semakin kesal.     

Zuka mengangkat kakinya tinggi tepat di atas kepalaku lalu dia menjatuhkannya dengan sekuat tenaga di atas kepalaku.     

Kakinya yang di jatuhkan dengan sekuat tenaga di atas kepalaku menyentuh bagian atas kepalaku. Karena tenaga kakinya yang kuat membuat kepalaku terdorong dan jatuh di atas lantai dengan kuat.     

BAM!     

Suara yang kencang di hasilkan oleh kepalaku yang menyentuh ke atas lantai dengan dorongan dari kaki milik Zuka yang menginjakku penuh dengan sekuat tenaga dan penuh amarah.     

"AAAAKKKKHHHH!!!"     

Aku berteriak kesakitan yang dihasilkan oleh kepalaku yang menyentuh lantai dengan kuat.     

Aku yakin jidat ku sekarang mengeluarkan darah dan aku dapat merasakan darah yang mengalir di jidatku.     

Aku berusaha untuk menyentuh jidatku yang mengeluarkan darah tapi injakan Zuka menguat dan memaksaku untuk menyium lantai, Bukan hanya itu, Zuka menginjak tangan ku yang bergerak denga kakinya satu lagi dengan sekuat tenaga.     

Aku dapat mendengar tanganku yang di injak berbunyi dan rasanya sangat sakit.     

"Aaaakkkkkhhhh!!!"     

Aku yakin dari tenaganya, Zuka sangat kesal dan penuh emosi di dalamnya..Tidak bisa di pungkiri lagi kalau Zuka sangat-sangat amat kesal sekarang.     

"KAU!!! BENAR-BENAR!!!"     

"Akui...Saja...Kalian...Membencinya...Bukan...Himawari..."     

"KAU!!!"     

Aku berusaha untuk berbicara di tengah rasa sakitku sekarang untuk membalas Zuka.     

"Himawari...Berhasil...Mendapatkan...Laki-laki itu...Lebih dulu...Dan kalian...Yang hanya bisa...Menguntit laki-laki itu...Dari belakang...Mulai kesal terhadap...Himawari...Setelah kalian mengikuti Himawari...Bertemu dengan laki-laki itu..."     

"KAU!!! BAGAIMANA...BISA TAHU!?"     

"Lalu...Kalian membenci Himawari...Dan mulai untuk...Mengabaikannya...Lalu secara perlahan...Kalian menjauhinya...Membuat Himawari...Merasa...Bersalah dan merasa...Di jauhi...Oleh kalian..Itu benar kan"     

Zuka tambah kesal dan menginjak tanganku lebih kuat.     

"Kkkkkkkkhhhh!!!"     

Aku berusaha untuk menahan rasa sakitnya.     

"Itu benar bukan...Himawari merasa bersalah...Dia tahu apa kesalahannya...Dia berusaha untuk kembali mendekati kalian...Tapi kalian justru menjauhinya...Dia merasa sedih dan hampa...Saking sedihnya dia berusaha untuk putus dengan laki-laki itu...Tapi laki-laki itu ternyata sangat mencintai Himawari...Jadi Himawari tidak rela memutuskan hubungannya dengan laki-laki itu...Dia berusaha untuk berbaikan dengan kalian...Tapi kalian sekali lagi...Menghilang di hadapannya"     

Zuka dan teman-temannya merasa kesal mendengar kebenaran yang selama ini mereka pendam.     

Tapi aku..Merasa sangat senang..Aku tidak bisa menahan rasa senang ini sampai-sampai membuatku untuk tersenyum lebar walaupun wajahku sekarang menyentuh lantai dan darah terus-menerus mengalir perlahan dari jidatku.     

Dengan tenaga sisaku aku berusaha untuk mengangkat kepalaku yang di injak oleh Zuka..     

..Aku ingin memperlihatkan ke arahnya..Ke arah mereka semua..     

..Wajahku yang senang yang dapat meledek mereka dengan sangat dalam dan berkata..-     

"Kalian menjauhinya karena kalian Cemburu dan itulah...Apa yang Himawari rasakan di dalam dirinya! Dia berusaha berbaikan dengan kalian tapi kalian menjauhinya...KALIAN SEKUMPULAN PEREMPUAN YANG MENYEDIHKAN!!! AKU MENGETAHUI SEMUANYA DARI...HIMAWARI ITU SENDIRI!!!"     

Aku tersenyum lebar sambil mengatakannya dan wajah Zuka dan teman-temannya terlihat sangat kesal dan amat-amat kesal. Bisa di jelaskan kalau sekarang emosi Zuka sedang berapi-api dan ingin memukulku, menghajarku dengan tenaganya sekarang.     

Kaki Zuka yang sebelumnya menginjak kepalaku kini ia ayunkan ke samping dan mengisi tenaga di ujung kakinya.     

Zuka kemudian mengayunkan kakinya dengan sekuat tenaga ke sebelah kepalaku.     

Kakinya yang mengayun dengan sekuat tenaga menyentuh bagian samping kepalaku. Zuka menendang kepalaku dengan sangat-amat kuat membuatku terhempas kesamping dan terjatuh di atas lantai.     

Aku tidak punya waktu untuk bereaksi bahkan kepalaku mulai pusing sekarang. Aku bahkan hampir tidak dapat mengetahui dimana aku berada sekarang ini.     

Kedua mataku terbuka lebar kesakitan dan syok. Aku tidak bisa menggerakkan tubuhku aku bahkan tidak dapat merasakan tangan-tangan dan tubuhku. Aku tidak punya tenaga untuk berdiri dan menggerakkan tubuhku. Yang bisa kulakukan sekarang hanya terdiam dengan gambaran buram di mataku di atas lantai yang dingin.     

Zuka kemudian mengayunkan kakinya sekali lagi dengan sekuat tenaga dan menendang perutku.     

Terus, Terus, Terus dan terus...     

Dia menendang perutku terus-menerus dengan sekuat tenaga.     

Rasanya aku ingin batuk..Tapi tidak bisa.     

Rasanya aku ingin mempertahankan diriku..Tapi tidak bisa.     

Aku justru merelakan tubuhku yang terus-menerus di tendang oleh Zuka dengan pertahanan yang terbuka lebar.     

Aku tidak dapat bergerak untuk melindungi diri. Berteriak minta tolongpun juga tidak akan berhasil. Aku bahkan tidak dapat menggerakkan bibirku.     

Aku hanya seperti samsak tinju yang bergeletak di atas lantai dan di tendangi oleh seseorang yang memiliki kekuatan lebih kuat dariku.     

Zuka terus menendangku di iringi oleh perkataannya yang kasar menghinaku.     

"DASAR ANEH! PEREMPUAN ANEH! LIHAT PERBAN YANG ADA DI SEKUJUR TUBUHMU! PEREMPUAN BERPERBAN! TIDAK TAHU DIRI! DASAR MENYEDIHKAN! KAU YANG LEBIH MENYEDIHKAN DARI KAMI SEMUA!!!"     

Zuka terus-menerus menendangku dan memaki-maki ku dan aku tidak membalasnya sama sekali karena tidak bisa.     

Lalu di tengah amarahnya Zuka, Salah satu temannya mendekat dan menghentikan Zuka.     

"Sudah cukup Zuka. Tidak perlu lebih dari ini. Dia sudah mendapatkan apa yang harus ia dapatkan"     

"Haaa...Haaa...Haaa...Itu benar...Dia sudah tahu akibatnya jika berhadapan dengan kita...Ayo pergi"     

Zuka mengajak teman-temannya untuk pergi keluar dari toilet perempuan dan meninggalkan ku yang tergeletak di atas lantai sendirian.     

Sebelum Zuka dan teman-temannya pergi, Zuka mengumpulkan air liur di dalam mulutnya dan meludahiku persis di wajahku.     

"Makan itu...ANEH!"     

Setelah itu, Zuka dan teman-temannya pergi meninggalkan aku sendirian di dalam toilet.     

Aku masih tergeletak di atas lantai dan masih kesusahan untuk menggerakkan seluruh tubuhku.     

Lalu dengan sisa tenaga yang kumiliki, Aku berjuang untuk berdiri. Dengan sedikit dorongan dari tanganku yang menompa tubuhku dan mendorong tubuhku ke atas untuk berdiri..Perlahan demi perlahan..Aku berhasil untuk mengangkat badanku.     

Aku sekarang sedang duduk di atas lantai masih merasa pusing di kepalaku. Untuk dapat duduk saja sudah memerlukan perjuangan yang kuat dan ini sudah cukup untukku..Untuk sekarang.     

Mataku pusing dan buram.     

Aku tidak dapat melihat kedepan dengan lurus dan jernih.     

Kepalaku bergoyang-goyang kesana kemari masih merasakan pusing.     

Dari jidatku mengeluarkan darah yang mengalir perlahan dan perlahan mengenai mataku.     

Pandangan yang buram dan darah yang mengalir ke mataku sudah cukup untuk membutakan pandangan dan pengelihatanku.     

Aku berusaha untuk mengelap darah dan luka ku dengan tanganku.     

Aku berhasil untuk mengelap darah yang menutupi mataku dan mengembalikan pandanganku sedikit.     

Aku berusaha untuk menenangkan diriku dan menghilangkan rasa pusing di kepalaku perlahan.     

Aku menarik nafas yang dalam secara perlahan dan bertahap untuk mengisi oksigen masuk kedalam paru-paru dan kepalaku.     

Perlahan demi perlahan, Kesadaran dan pengelihatanku kembali membaik. Aku dapat melihat kedepan dengan jelas dan jernih walaupun masih sedikit pusing.     

Mulutku terbuka sedikit dan kedua mataku terbuka merasa pusing dan sedikit bingung.     

Aku berusaha untuk mengetahui dimana aku sekarang ini dengan cara melihat apa yang ada di depanku.     

Aku melihat pintu yang menutup toilet di depanku. Itu berarti aku berada di dalam toilet perempuan dan belum berpindahh tempat sama sekali.     

Pusing yang di akbitkan oleh tendangan Zuka, Membuat pikiranku sedikit kacau yang membuatku kehilangan jejak dimana aku berada sekarang.     

Setelah sedikit sadar dan dapat menggerakan tubuhku perlahan, Aku berusaha untuk berdiri dengan tenaga yang sudah terkumpul sedikit demi sedikit.     

Saat aku sudah berhasil berdiri, Pusing kembali melanda kepalaku. Aku memegang kepalaku karena pusing. Aku berusaha untuk menyentuh wastafel yang berada di sebelahku supaya aku tidak terjatuh.     

Aku menarik nafas dengan terengah-engah karena merasa pusing dan sakit. Aku memegang kepalaku dengan kencang karena pusing.     

Aku lalu menghampiri wastafel yang berada di sebelahku dan mulai membasuh wajahku.     

Dengan beberapa air yang membasuhku, Perlahan demi perlahan kesadaran ku mulai kembali dan pusing ku perlahan menghilang.     

Aku mengambil sapu tangan yang ada di kantung rokku dan membasahinya dengan air.     

Sapu tangan yang basah itu aku tempelkan ke jidatku yang terluka.     

Nafasku masih terengah-engah dan mataku masih merasa pusing setelah kepalaku yang sudah mulai membaik.     

Dengan mengejutkan yang menyerang dari perutku, Aku kemudain batuk-batuk dan mengeluarkan sedikit darah dari dalam mulutku. Ini di akibatkan oleh tendangan Zuka yang penuh tenaga yang mengarah ke perutku secara terus-menerus.     

Aku merasa kesal...     

Aku merasa sangat kesal...     

Aku merasa benar-benar sangat kesal...     

Aku merasa sangat amat-amat kesal...     

Rasa kesalku ini sudah bagaikan sifatku yang satunya...     

..Sifat ku yang sesungguhnya.     

"Aku yang harusnya bilang begitu...!"     

"Aku yang seharusnya bilang 'Kau akan tahu akibatnya jika berurusan denganku' Itu seharusnya aku!"     

"Aku yang seharusnya bilang 'Makan itu!' di depan wajahmu!"     

"Aku yang seharusnya..."     

"...Melukaimu!"     

"...Bukan kamu!"     

"Itu seharusnya aku...Aku...Aku...Itu seharusnya Aku! Bukan kamu!"     

"Akan ku balas kau!"     

"Akan ku sakiti kau!"     

"Akan ku siksa kau!"     

"Aku akan..."     

"...Membunuhmu!"     

"Kau seharusnya berhati-hati..."     

"Kau seharusnya tidak macam-macam denganku.."     

"Karena aku dengar kau takut..."     

"...Dengan...Monster!!!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.