(In)Sanity

Ch 1 - Ichika Shizuka - Part One



Ch 1 - Ichika Shizuka - Part One

0Dr. Agase.     

Dulu dia adalah Dokter ahli segala bidang. Dokter Anak, Dokter Umum, Dokter ahli bedah, Bahkan Dokter Hewan. Dr. Agase terkenal akan kepintaran dan ke ahliannya di ilmu medis dan di dunia kedokteran dia sudah memenangkan banyak penghargaan atas jasanya.     

Namun, Dia tidak menginginkan itu semua. Dia tidak ingin terkenal , Kaya, Atau bahkan memenangkan penghargaan. Oleh karena itu, Dr. Agase keluar dari rumah sakit terkenal di negeri dan membuka rumah praktek kecil miliknya di kota kelahirannya dengan biaya yang terbilang murah.     

Dia bisa melakukan apapun dan mengobati berbagai macam penyakit. Seluruh ilmu medis miliknya, Ia keluarkan untuk membantu orang-orang yang kesusahan dan membutuhkan pertolongan. Baik Anak kecil, Remaja, Dewasa, sampai hewan, Dr. Agase siap mengobati siapa saja.     

Dan sekarang ini...     

Entah darimana tanpa ku undang dan tidak ku inginkan, Dr. Agase berada di rumah ku sejak tadi pagi.     

Dia terkejut melihat kondisi ku yang benar-benar hancur berbaring di atas kasur tidak berdaya.     

Dalam sekejap, Dr. Agase mengobati ku dengan perlengkapan yang cukup. Hanya dengan perlengkapan yang kurang dan sedikit, Dr. Agase berhasil menyembuhkan luka-luka ku...Atau dapat di bilang setidaknya berhasil meringankan luka-luka ku yang berat. Walaupun aku masih tidak dapat melakukan apa-apa.     

Dr. Agase memberikan ku makan dan minum selagi aku berbaring di atas kasur tapi raut wajahnya dari tadi pagi terlihat sangat marah. Sampai dia mematikan TV di kamar ku, Dia akhirnya mengajak ku berbicara.     

"Ada beberapa hal yang ingin ku tanyakan padamu, Yuna!"     

Mendengar suaranya yang terdengar sangat marah, Aku berusaha menyembunyikan diriku dengan selimut. Tapi Dr, Agase menghentikan ku dengan menarik selimut dengan amat kuat.     

"Jangan berusaha lari, Yuna!"     

Merasa takut dan panik, Secara spontan aku memalingkan wajahku dan berusaha menutupi wajahku dengan kedua lenganku. Dari mataku, Aku sedikit mengeluarkan air mata karena merasa takut dengan Dokter.     

Dokter sepertinya melihatku yang ketakutan dimana dia akhirnya sedikit mereda dan menenangkan dirinya sedikit demi sedikit.     

Dr. Agase menarik nafas dalam lalu mengeluarkannya. Dia melakukannya terus-menerus sampai dia merasa sudah sedikit tenang. Saat dia sudah merasa tenang, Dr. Agase kembali berbicara, Kali ini dengan suara yang tenang dan raut wajah yang sedikit cerah dari sebelumnya.     

"Patah tulang di bagian badan keatas, Masalah pada lambung dan paru-paru membuatmu sedikit sulit untuk bernafas dan mencerna makanan, Sedikit konklusi pada kepala mu, Kemaluan mu juga memiliki sedikit luka..."     

Mendengar penjelasan mengenai luka-luka ku dari Dokter membuatku sedikit merasa bersalah namun juga mulai sedikit panik. Terutama pada bagian-     

"DAN JUGA!"     

Dokter teriak amat keras mengejutkanku dan membuatku mulai sedikit takut kembali.     

"...Bola mata kirimu...Tidak ada!"     

Yang itu...Bagian yang itu...Itu yang selama ini ku takuti. Aku takut Dokter membawa masalah ini dan pastinya akan dia bawa.     

"Yuna Akari!"     

Dokter memanggil ku dengan nada yang tegas membuatku menutup mataku dan mengucapkan 'Maaf' berkali-kali.     

"Yuna...Apa yang terjadi padamu?"     

Aku terkejut...Sangat terkejut. Nada bicara Dokter berubah 180 derajat. Sebelumnya nada bicara dokter terkesan tegas dan menyeramkan seolah dia ingin marah namun sekarang nada bicara Dokter menjadi lembut dan terkesan sedih.     

Dengan wajah yang sedikit terkejut, Aku melihat kearah dokter.     

Wajah dokter juga berbeda dari yang sebelumnya. Wajahnya kali ini terlihat sangat sedih. Dokter terlihat seperti dia ingin menangis dan terjatuh tapi dokter selalu menahannya.     

"Apa yang terjadi kepadamu, Yuna?"     

Dokter mengulangi pertanyaanya kembali.     

"Apa kau di bully lagi? Apa ada orang yang memerkosa mu lagi? Atau ada penjahat yang menyakiti mu dan memeras mu? Kenapa kau bisa berakhir seperti ini, Yuna? Katakan kepadaku kenapa kau tidak melapor kepada Shikishima dan memintaku untuk mengobati mu? Dan apa yang terjadi kepada mata kiri mu? Katakan padaku, Yuna!"     

Aku tidak bisa menjawabnya. Semua pertanyaan Dokter tidak ada yang bisa ku jawab.     

Apa yang harus ku katakan?     

Apa aku harus bilang kepadanya kalau Zuka yang melakaukan ini semua kepadaku, Tapi Zuka sebenarnya sangat kenal dengan Dokter dan Zuka sering menggunakan jasa Dokter setiap kali Zuka selesai bertarung.     

Aku mau saja berkata jujur, Namun itu akan menyakiti hati dokter yang memiliki kepercayaan kepada Zuka dan perkataan ku mungkin tidak akan di percayai oleh Dokter juga ini akan menjadi sangat sulit untuk Dokter karena kita berdua adalah orang yang dokter sangat percayai.     

Lalu aku juga tidak mungkin mengadu kepada Shikishima. Shikishima dan Dr. Agase memang sudah saling kenal berkat kejadian ku 2 tahun yang lalu dimana kejadian itu menemukan mereka berdua dan menjadi teman.     

Jika aku mengadu kepada Shikishima, Zuka mungkin akan di tangkap. Shikishima terkenal akan jiwa kebenarannya yang sangat besar juga terkenal sebagai polisi yang kasar terhadap para penjahat. Shikishima tidak ragu untuk menghajar penjahat bahkan menembak mereka baik tembak mati atau hanya untuk membuat mereka tidak dapat bergerak.     

Shikishima selalu 100 persen percaya dengan cerita yang ku ceritakan kepadanya dan jika aku mengadu kepadanya kalau Zuka yang menyakiti ku, Shikishima pasti akan langsung menangkap dan menghajar Zuka atas perbuatannya kepadaku.     

Mungkin aku ingin saja dan justru merasa senang melihat Zuka di tangkap..Tapi...Aku tidak ingin..Ada perasaan lain yang membuatku tidak ingin melihat Zuka disakiti oleh orang lain. Dan aku tidak tahu apa itu.     

Lalu mataku...Mata kiriku...Ini bagian yang paling sulit. Alasan kenapa aku tidak ingin melapor kepada Shikishima dan juga Dokter Agase adalah karena menjelaskan apa yang terjadi kepada mata kiriku ini sangat lah sulit. Aku tidak bisa bilang kepada mereka kalau aku yang melepasnya sendiri.     

Dan jika mereka menanyakan alasannya, Aku tidak mungkin bilang kepada mereka kalau aku melepasnya sendiri karena mata boneka beruang ku rusak dan aku menggantinya dengan mata kiri asli ku.     

Itu terdengar sangat aneh dan mereka pasti akan marah...Sangat marah.     

Lalu...Sekarang ini...Bagaimana caraku menjawab pertanyaan dokter. Perkataan apa yang tepat agar dokter dapat mempercayaiku...     

Aku...Bingung...Sangat bingung.     

"D-Dokter...A-Aku...-"     

Sebelum aku berhasil menyelesaikan perkataanku, Dokter menghentikan ku dengan cara mengangkat tangan kanannya mengartikan untuk berhenti.     

"Tidak...Setelah ku pikirkan lagi...Yuna...Kau tidak perlu menjawabnya...Aku salah"     

"Eee?"     

Aku menjadi semakin bingung. Sebelumnya dokter menanyakan ku banyak hal dan kini dia tidak ingin mendengar alasan ku.     

"Aku jadi teringat kembali masalah-masalah mu juga kasus-kasus mu dulu. Itu pasti sangat berat untuk mu dan sepertinya sekarang kejadiannya hampir sama seperti waktu itu. Aku tidak ingin membuat mu mengingatnya kembali. Maaf kan aku"     

Sepertinya Dokter merasa sangat peduli terhadap ku. Aku merasa sedikit lega karena aku tidak perlu berpikir panjang lebar kembali. Aku tidak perlu mencari alasan yang tidak-tidak.     

"Tapi tetap saja!"     

"A-Ada apa?"     

"Apa yang terjadi kepada mata kirimu, Yuna? Itu sangat kelewatan"     

"I-Itu..."     

"Jika mereka penjahat aku tidak tahu apa yang mereka incar dari mata kirimu dan jika mereka pemerkosa...Itu membuatku jijik dan ingin muntah! Orang macam apa yang ingin melakukannya dengan kelopak mata! Sangat keterlaluan!!!"     

Dokter kembali marah dan kali ini emosinya meningkat.     

"Yuna..Aku tidak ingin tahu apa yang terjadi kepadamu untuk kebaikan mental mu..Tapi..Kejadian ini tidak boleh kita biarkan begitu saja..Terutama hilangnya mata kirimu menjadi masalah yang paling besar sekarang"     

"A-Aku...Bagiku...Ini sudah B-Biasa untuk ku...Dokter-"     

"AKU TAHU ITU!"     

Gertakan dokter yang sangat besar dan menakutkan, Membuatku terdiam dalam sekejap dan membuatku takut kembali.     

"Aku tahu kalau dari dulu kau sudah menjadi korban Bully dan pemerkosaan. Tapi, Yuna..Ini sudah kelewatan..Sama seperti waktu itu..Kejadian 2 tahun yang lalu. Dan sampai sekarang kau sangat tenang dan santai menangani segala masalah yang terjadi di sekitar mu. Kau juga sudah terlalu kelewat santai, Yuna. Kau tidak bisa menjadikan hal seperti ini sebagai sarapan mu. Ini sangat tidak bermoral"     

Aku tidak dapat membalasnya. Aku tidak dapat berbicara apapun. Aku bahkan tidak seperti diriku yang biasanya. Sekarang aku justru seperti kucing kecil yang ketakutan dan tidak bisa apa-apa yang hanya bisa terdiam dan mendengarkan majikannya marah.     

"Yuna...Sepertinya ada baiknya kalau kita menghubungi Shikishima"     

Perkataan Dokter barusan membuatku sangat terkejut, Membuat mata kananku terbuka sangat lebar. Aku serasa ingin berteriak 'Jangan' ke dokter.     

"Untuk sekarang, Lebih baik aku menghubungi Shikishima segera-"     

"JANGAN!"     

Aku mengatakannya sambil mencoba mengapai dokter dengan tangan kiriku.     

"Hmm...Yuna...Ada apa?"     

Aku panik...Sangat panik...Benar-benar panik. Aku tidak bermaksud begitu tapi kalau sudah seperti ini, Aku bingung untuk membalasnya.     

"Ada apa Yuna? Apa yang salah? Melaporkan ini kepada Shikishima adalah tindakan yang benar"     

"A-Aku...."     

"Lanjutkan"     

".....Aku...Tidak ingin...-"     

"Jika alasan mu itu 'Tidak ingin meropatkannya' maka itu adalah alasan yang sangat tidak berguna"     

"....Aku hanya tidak ingin....-"     

"Aku tahu kalau kau bukan anak kecil seperti dulu lagi, Yuna. Tapi kami tidak masalah di repotkan oleh mu"     

"....Aku..-."     

"Kau selalu sama seperti biasanya, Yuna! Kau selalu membiarkan berbagai macam kejadian yang buruk yang kau alami hanya karena bagimu 'Ini sudah biasa'. Tapi bagi kita ini adalah musibah dan tindak kejahatan"     

"....Ak-"     

"Kau tidak perlu berlaga polos dan baik terus-menerus, Yuna! Kau harus bertindak!"     

"AKU TIDAK SEPERTI ITU!"     

Sekejap...Karena teriakan ku yang menolak seluruh perkataan Dokter. Dokter terdiam sambil melihat kearah ku dengan raut wajah yang serius.     

Melihat kondisi yang sekejap hening penuh tekanan seperti ini, Aku justru ketakutan dan bagiku tindakan ku yang tadi sangat lah bodoh.     

Merasa bingung dan takut, Aku berusaha menutupi wajahku dengan kedua tanganku. Air mata sedikit keluar dari mataku akibat merasa takut.     

Aku tidak suci aku juga tidak polos dan baik. Selama ini orang-orang mengenal ku seperti itu tapi sebenarnya aku ini tidak seperti itu. Aku tidak seperti yang kalian semua bayangkan, Aku lebih buruk dari itu...     

Sangat buruk.     

Aku ini perempuan yang jahat dan seorang pembunuh yang membunuh hanya untuk kesenangan. Bagaimana aku dapat di bilang baik dan polos. Aku jauh dari penilaian kalian yang ramah terhadap ku. Maafkan aku dokter..Ini tidak pernah berjalan dengan baik.     

"Hmmmm...Baiklah...Aku paham"     

Dokter melepaskan nafasnya yang kecewa.     

Aku yakin dia sedikit kecewa terhadapku.     

"Jika itu mau mu, Yuna. Aku akan berhenti untuk 'Sekarang' tapi jika masalah ini terus berlanjut maka aku akan melapor ke Shikishima. Kau mengerti"     

Aku mengangguk membalas Dokter.     

Dokter masih terus melihat kearah ku yang terdiam sampai akhirnya dia memutuskan untuk pergi.     

"Kalau begitu, Aku pergi dari sini. Awalnya aku hanya ingin memberikan mu makanan yang ku dapatkan dari pasien kemarin tapi karena terlalu banyak jadi aku ingin membaginya kepadamu. Ini aku taruh di sini"     

Dokter mengambil kursi dari meja belajarku dan menaruhnya di dekat ku lalu menaruh satu kotak makanan itu di atas kursi.     

"Untuk sekarang kau lebih baik beristirahat dan jangan banyak bergerak. Lagi pula kau memang tidak bisa bergerak sama sekali sekarang. Aku akan menghubungi sekolah mu mengizinkan mu untuk tidak masuk selama 2 minggu lebih"     

"2 minggu!? Dokter itu terlalu lama"     

"Memang dan aku tidak main-main"     

"T-Tapi"     

"Ikuti perkataan ku!"     

"T-Tapi...Aku tidak pernah bolos-"     

"Kau sedang tidak membolos tapi kau sekarang sedang sakit!..Setidaknya begitu..Dan melihat dari kondisi mu itu sangat tidak mungkin bagimu untuk memaksakan diri pergi ke sekolah. Kau sama saja menyiksa dirimu sendiri"     

"....B-Baiklah...."     

Aku tidak dapat berbuat apa-apa selain menuruti perkataan Dokter.     

Dengan begini...Absen ku yang tidak pernah telat dan kosong sekarang berlubang selama 2 minggu kedepan.     

"Kau tidak perlu khawatir, Yuna. Jika mengenai akademik kau sudah terbilang sangat pintar jadi tidak masuk selama 2 minggu bagimu itu bukan sebuah masalah"     

"Tentu saja masalah dokter...Absen ku..."     

"Hmmm...Kau memang polos, Yuna. Bahkan kau masih memikirkan hal seperti ini di saat kondisi mu sedang hancur seperti sekarang ini"     

"2 Minggu....."     

"Kau akan sembuh dalam 2 minggu, Yuna. Aku dapat menjamin mu itu. Kau bisa berjalan lagi setidaknya 3 hari kedepan jadi aku meminta mu untuk 3 hari kedepan untuk tetap berbaring di kasur mu. Setiap hari aku juga akan datang menjenguk mu dan memeriksa mu jadi kau bisa merasa sedikit tenang"     

"Itu tidak perlu, Dok"     

"Jika aku tidak datang lalu siapa yang akan memberikan mu makanan dan memeriksa mu"     

".....Baiklah"     

"Maaf jika aku sedikit memaksa, Yuna. Tapi ini demi kebaikan mu. Aku tahu kalau kau akan mulai sedikit 'Bosan' tapi untuk 2 minggu kedepan aku meminta mu untuk lebih memikirkan kondisi kesehetan mu. Mengerti"     

Aku mengangguk menjawab Dokter.     

"Kalau begitu, Yuna. Aku pamit. Tolong ikuti segala perkataan ku dengan baik, Mengerti"     

"...Baik, Dokter. Terima kasih banyak"     

Dokter mengangguk dan melanjutkan perkataannya sebelum pergi.     

"Hmmm. Kau boleh mengandalkan ku...Bahkan Setiap saat, Yuna. Aku bukan 'Malaikat mu' seperti Dia yang entah kemana sekarang. Tapi, Aku akan selalu ada jika kau membutuhkan pertolongan. Karena aku ini seorang Dokter. Sampai jumpa lagi, Yuna"     

"Terima kasih sekali lagi, Dokter. Sampai jumpa lagi"     

"Oh dan yang terakhir"     

"Ada apa, Dokter?"     

"Mengenai penutup mata mu. Apa aku harus memberikan mu penutup mata atau di biarkan begitu saja dengan perban?"     

"Biarkan seperti ini saja, Dok. Lagi pula...Berperban sudah menjadi ciri khas ku, Bukan"     

"Baiklah kalau begitu. Kalau begitu sampai jumpa"     

Setelah itu, Dokter Agase keluar dari kamar ku lalu keluar dari rumahku meninggalkan ku sendirian.     

Kondisi di sekitar ku menjadi sepi sampai aku memanggil Shirou untuk menemani ku di kamar.     

Shirou datang kepada ku setelah aku memanggilnya.     

Tampang Shirou terlihat sedih. Kelihatannya dia sedih melihat kondisi ku yang seperti ini. Aku mengelus kepalanya supaya dia bisa sedikit merasa baikan lalu memintanya untuk tidur di sebelahku menemani ku tidur.     

Omong-omong soal 'Bosan' ya....     

Benar juga...     

Kenapa aku...     

Sama sekali tidak merasa 'Bosan'?     

Tidak seperti biasanya...     

Apa aku...     

Sudah menemukan sesuatu...     

Yang berharga...?     

..............     

Di jalan, Dokter Agase memikirkan sesuatu dan mengingat kembali perkataanya kepada Yuna sebelumnya.     

"Aku akan berhenti untuk 'Sekarang' tapi jika masalah ini terus berlanjut maka aku akan melapor ke Shikishima. Kau mengerti"     

Dokter Agase menundukkan kepalanya lalu berbicara sendiri.     

"Hmmm...'Sekarang' ya...'Sekarang' yang itu merujuk pada waktu sebelumnya...Dan bukan yang 'Sekarang'...Yang saat ini...Ceritanya sudah berbeda"     

Dokter Agase mengambil Handphone miliknya dari kantung celananya dan menelpon seseorang.     

"Halo"     

"O...Oooohhhh, Agase. Lama tak jumpa, Bagaimana kabar mu, Dok?"     

"Baik. Aku selalu baik"     

"Hahaha, Tidak di ragukan dari Dokter nomer satu kita. Jadi, Kenapa kau menghubungi ku, Dok? Apa kau ada masalah atau kasus"     

"Tentu...Tentu saja ada"     

"Hooohhhh. Apa itu?"     

"Tapi sebelumnya...Ini bukan mengenai ku...Yaa, Sedikitnya bukan"     

"Hoooohhh...Lalu siapa?"     

"Yuna...Yuna mengalami kasus lainnya"     

Shikishima terdiam untuk sementara. Lalu saat Shikishima mulai berbicara kembali, Nada bicaranya berubah dari santai menjadi serius.     

"Ceritakan semuanya yang kau tahu kepada ku, Dok!"     

"Ayo kita ketemu. Aku tunggu kau di rumah ku dalam 30 menit dan akan ku ceritakan apa yang ku tahu dan mengenai kondisi Yuna sekarang"     

"Segera. Aku di jalan"     

Dokter Agase menutup handphonenya dan kembali berjalan menuju rumahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.