(In)Sanity

Chapter 3 - Case Closed - Part One



Chapter 3 - Case Closed - Part One

0Malam hari pada pukul tepat jam 22.00.     

Malam hari yang sunyi, Tenang, Dingin dan sejuk juga sepi. Sepasang kekasih sedang berjalan berduaan di taman tepat sebelahnya terdapat sungai dan jauh di depannya terdapat sekolah.     

Mereka berdua berjalan bersama sambil berdekatan menghimpit satu sama lain.     

Pemuda laki-laki dari pasangan itu memakai pakaian yang terlihat mewah dan rapih. Si perempuan mengenakan pakaian yang terlihat juga sama mewahnya dan memperlihatkan kulitnya.     

Mereka berdua berjalan di bawah rembulan yang menyinari sungai di sebelah mereka menghasilkan pemandangan malam yang indah.     

Mereka terlihat habis selesai berpesta.     

Di lihat dari wajah mereka yang memerah akibat alchohol dan dari cara jalan mereka yang tidak karuan. Ucapan mereka berdua juga sedikit melantur.     

"Hahahahahahaha~"     

Si laki tertawa cukup kencang akibat alchohol.     

"Fufufufu~ Kau kenapa? Pestanya sudah selesai, Loh~"     

"Tidak tidak, Sayangku, Pestanya baru saja akan mulai~"     

"Apa yang kau katakan, Dasar bodoh~"     

"Malam ini terlalu cepat berlalu kalau hanya berhenti di sini begitu saja"     

"Lalu?~"     

"Mari kita meriahkan lagi malam ini~"     

"Jangan bercanda~ Kau sudah tidak kuat lagi"     

"Tidak tidak, Bukan itu maksudku. Maksud ku adalah hanya kita berdua..Di satu ruangan..Memeriahkan malam ini..Hanya berdua~"     

"K-Kau...Dasar kau selalu seperti itu~ Fufufufufu~"     

"Apa?~ Lapi pula kau menginginkannya kan, Hahahahaha"     

"Terserah kamu saja, Sayang~"     

"Bagus, Kalau begitu ayo menuju rumah ku. Rumah ku lebih baik dan lebih besar ketimbang hotel berbintang lima, Hahahaha"     

"Jangan sombong..Tapi itu benar, Fufufufufu"     

"Benar kan, Hahahaha~"     

Si laki terus menggoda kekasihnya itu tanpa henti.     

Si lelaki kelihatannya adalah orang yang terlahir dari keluarga yang kaya. Untuk perempuannya sendiri sepertinya hanya perempuan biasa namun memiliki kelas.     

Mereka berdua terus saling melontarkan godaan demi godaan ke satu sama lain. Tanpa mereka sadari, Mereka melewati hutan yang ada di sebelah sungai.     

Tidak tepat di sebut hutan, Itu hanya tempat dimana banyak pepohonan di tanam di sana dan bukannya hutan.     

Lalu salah satu dari mereka, Si laki, Mendengar sesuatu dari dalam taman pepohonan itu.     

"Hmmm?"     

"Ada apa?"     

"Tidak...Aku sepertinya mendengar sesuatu"     

"Mungkin hanya firasat mu"     

"Apa kau mendengarnya?"     

"Apa? Aku tidak mendengar apa-apa"     

"Serius aku mendengar sesuatu di dalam sana"     

"Apa-apaan kamu? Kamu mencoba untuk menakuti ku?!"     

"Tidak...Aku benar-benar mendengar sesuatu!"     

"Sudah cukup hentikan! Kau menakutiku! Atau apa ini cara menggoda baru mu? Dasar tidak tau batasan"     

"Tidak tidak tidak! Aku serius!"     

"Sudah lah hentikan! Bagaimana kalau kita pergi saja dari sini secepatnya"     

"Hmmm...Kau benar. Kalau begitu ayo-...Hmmm?!"     

"Apa lagi?"     

"Apa itu?"     

"Sudah lah hentikan!!!"     

Si laki menajamkan matanya mencoba melihat ke dalam taman pepohonan tesebut.     

Si laki berfikir dia mendengar dan melihat sesuatu di dalam taman pepohonan dan berusaha untuk mencari tahu.     

Lalu saat dia maju kedepan sedikit, Dia melihat sesosok perempuan yang sedang menggali tanah.     

"E...Hey! Kau yang di sana. Kau mendengarku"     

Si laki memanggil perempuan itu dengan nada sedang tapi perempuan itu tidak menoleh dan membalasnya sama sekali.     

Si laki lalu mencobanya sekali lagi dan kali ini dengan nada yang lebih tinggi.     

"Oyyy!!! Kau mendengar ku!!!?"     

Suara dari si laki membuat si perempuan yang sedang menggali itu berhenti menggali dan terdiam.     

"O-Oyy!? Apa yang sedang kau lakukan?"     

Si laki bertanya tapi si perempuan itu masih terdiam.     

"Ini menakutkan...Ayo kita pergi saja dari sini"     

"Tunggu dulu"     

Si perempuan yang menghentikan galiannya itu menoleh sedikit ke belakang dan berkaata-     

"Maaf, Apa aku menakutkan kalian?"     

"Eee...T-Tidak. Hanya saja aku penasaran apa yang kau lakukan sendirian malam-malam di sini...Itu...Saja..."     

"Tidak ada...Aku kehilangan sesuatu tadi dan aku berusaha mencarinya...Itu saja"     

"Eeehhh...B-Baiklah...Semoga beruntung..."     

Si perempuan itu menjawab dengan nada yang suram dan membuat takut si laki dan kekasihnya.     

"Sudah...Kalau begitu ayo kita pergi, Cepat!"     

"B-Baiklah...Ayo kita pergi"     

Mereka berdua pun meninggalkan si perempuan itu sendirian dan kembali berjalan.     

"Apa itu tadi? Sangat menakutkan"     

"Eee...Ya...."     

"Apa yang di lakukan gadis kecil sepertinya malam-malam begini menggali tanah...Itu sangat menyeramkan"     

"Hmmm...Hah...Kalau begitu apa yang di lakukan wanita cantik seperti mu malam-malam seperti ini mabuk-mabukkan dan berjalan bersama lelaki tampan dan kaya seperti ku, Hmmm~"     

"K-Kau...Dasar di saat seperti ini kau masih saja merayu ku. Dasar bodoh~ Fufu"     

"Tentu saja. Lagi pula aku ini-"     

Dari belakang kepala laki itu, Kepalanya terhantam oleh sesuatu yang sangat kencang dan berbunyi nyaring saat benda itu mengenai kepalanya.     

"UGGGGHHHH!!!"     

Si laki langsung terjatuh kedepan dengan kencang saat benda tumpul yang keras mengenai kepala belakangnya dengan amat keras.     

"SAYANG!!!"     

Kekasihnya sangat terkejut dan mulai panik.     

"APA YANG?!?!?!-"     

Si perempuan menoleh ke samping dan saat dia menoleh wajahnya yang cantik di hantam oleh benda yang sama yang menghantam si laki.     

"GYAAAGGHHH!!!"     

Dari hidung si perempuan mengeluarkan darah dan hidungnya pun patah dalam sekali serangan.     

Si perempuan terjatuh kebelakang dan mengenai tanah dengan amat keras sama seperti si laki yang jatuh mengenai tanah dengan amat keras.     

Benda apa itu?     

Benda apa yang menghantam mereka berdua?     

Benda itu adalah Sekop yang kotor berlumuran tanah.     

Sekop itu di pegang oleh seorang perempuan yang sama seperti sebelumnya yang sedang menggali di taman pepohonan.     

Dia adalah, Yuna Akari.     

"Haaahhhhh...Kalian mengganggu ku...Seharusnya kalian tidak datang ke sini malam-malam. Aku sedang bekerja tahu~"     

Yuna yang sedang menggali untuk mengubur mayat dan potongan tubuh Himawari terpaksa berhenti sementara karena ada sepasang kekasih yang melewatinya dan mengganggunya.     

"Hahhh..Dengan begini pekerjaan ku menambah. Pertama aku harus segera mengubur mayat Himawari sebelum polisi patroli malam lewat dan sekarang aku kedatangan tamu...Ini menyebalkan"     

"Hmmm...Tunggu dulu...Ahhh~ Benar juga. Aku kehabisan stock mainan ku dan dengan adanya kalian berdua kalian bisa mengisi rasa bosanku nanti. Kalau seperti ini namanya aku sangat beruntung, Dalam semalam setelah kehilangan mainan ku yang lama aku kedapatan mainan yang baru..2 lagi"     

"Yang satu laki-laki dan yang satunya favorit ku..Perempuan...Di tambah dia cukup cantik, Aku dapat memainkannya lebih menyenangkan kalau seperti ini"     

"Di tambah sepertinya mereka berdua itu sepasang kekasih...Ufufu~ Ini sangat menyenangkan, Aku sudah tidak sabar lagi...Ahhhhh, Aku sudah sangat tidak sabar, Aku sangat menantikannya~"     

"Kalau begitu, Kalian berdua akan ikut bersama ku ke basement rumah ku setelah aku mengubur mayat Himawari-chan"     

"Kalau begitu, Ayo aku akan menarik kalian"     

Yuna memegang kaki si perempuan lalu dia menyeretnya di atas tanah.     

Wajah cantik dan tubuh bagian depan perempuan itu harus kotor dan sedikit luka berkat Yuna yang menyeretnya dengan paksaan dan tenaga sisa milik Yuna.     

Yuna kemudian menaruhnya di dalam kantung mayat yang ia bawa di atas gerobak miliknya.     

Setelah membawa si perempuan, Yuna pergi mengambil si laki. Kali ini dia membutuhkan banyak tenaga dalam menyeretnya.     

Yuna memegang kedua kaki laki-laki itu dan menyeretnya dengan cukup pelan karena berat si laki itu cukup berat untuk tenaga Yuna.     

Wajah tampan dan baju mahal miliknya harus menerima sedikit rusakan akibat gesekan dengan tanah yang kasar.     

Setelah sampai di tempat yang sama, Yuna dengan susah payah mengangkat tubuh si laki lalu memasukkannya ke dalam kantung mayat yang sama seperti si perempuan.     

Setelah keduanya masuk, Yuna menutup kantung mayat itu.     

"Phew...Cukup melelahkan, Aku harap aku masih memiliki tenaga untuk menggali tanah untuk Himawari"     

Yuna mengambil kembali sekop miliknya dan bersiap mulai menggali tanah kembali.     

"Sepertinya aku tidak perlu menggali tanahnya cukup dalam. Kalau terlalu dalam akan memakan banyak waktu dan nanti mayat Himawari akan sangat sulit untuk di temukan"     

"Hmm, Ah terserah lah. Ayo kita mulai kembali menggalinya~"     

Dengan begitu, Yuna Akari kembali menggali tanah setelah mengambil 2 Mainan barunya.     

Sambil menggali..     

..Yuna memainkan nada-nada yang terdengar ceria dari siulan dan gumaman dari mulutnya.     

Yuna...Tersenyum ceria.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.