(In)Sanity

CH. 1 - Intermission



CH. 1 - Intermission

0Ken dan Jun sedang berada di UKS berdua setelah pertandingan selesai.     

"Bagaimana menurut mu tentang Zuka?"     

"Benar-benar menakutkan. Dia juga sangat kuat..Kelewat kuat. Dari awal aku sudah tahu kalau aku tidak dapat mengalahkannya. Dia di luar level ku, Senpai"     

"Aa...Aku melihat itu semua. Bahkan pukulannya yang pertama itu benar-benar sangat tidak masuk akal. Suara tangan yang menyentuh matras dengan sangat amat keras dan kencang seperti itu...Jujur sangat menakutkan. Kami yang melihat dan mendengarnya sudah di buat merinding...Apa lagi dengan mu yang berada di dekatnya"     

"Jujur...Aku kehilangan pendengaran kuping kiri ku untuk sementara akibatnya. Aku juga langsung merinding dan kepala ku sedikit pusing"     

"Lalu...Ada yang lain..Bagimana menurut mu dengan gaya bertarungnya dan bela diri apa yang dia ambil?"     

"Dia sangat ahli di bawah dan benar-benar kuat di bawah. Mungkin antara Jiu-Jitsu, Sambo, Judo atau bahkan Wrestler"     

"Tapi di lihat dari kekuatannya yang mengerikan itu..."     

"Wrestler...Lebih tepat, Bukan"     

"Yaa...Kelihatannya begitu"     

"Dan juga...Aku tidak yakin kalau hanya Wrestler yang dia kuasai"     

"Aa...Aku juga berpikir begitu. Pergerakannya saat menghindari pukulan darimu sangat-sangat tidak wajar untuk seorang pegulat"     

"Footworknya sangat teratur dan langkah-langkahnya juga teratur dengan sangat sempurna"     

"Refleksnya juga bukan main. Dia juga sangat gesit"     

"Jadi...Apa menurut senpai bela diri yang satunya lagi?"     

"Hmmmm...Aku masih belum terlalu yakin. Bisa saja bukan 2 bela diri yang dia kuasai, Mungkin saja 3 atau bahkan 4. Dia atlet MMA yang sangat hebat, Dia bahkan dulu ditantang untuk melawan Mitsuba"     

"MITSUBA!!! Maksud Senpai Mitsuba yang itu!?"     

"Yaa...Mitsuba yang itu"     

"Luar biasa..."     

"Aa...Maka dari itu, Kita masih harus terus berkembang dan melampaui Zuka bersama, Jun"     

"Kau benar, Senpai. Aku akan terus berlatih dan berjuang untuk menjadi semakin kuat"     

"Aa..Itu namanya semangat"     

"Dan omong-omong, Senpai"     

"Hmm...Ada apa?"     

"Apa aku boleh menghentikan Akting Arogan miliki ku? Aku sudah sangat lelah"     

"Ahahahahaha~ Tentu saja boleh. Lagi pula itu memang salah satu cara mu untuk memainkan psikologis lawan mu, Bukan. Kenapa kau ingin mengentikannya?"     

"...Setelah melawan Zuka barusan...Aku menyadari...Kalau aku tidak berhak bersikap seperti itu...Masih ada orang yang lebih kuat dariku...Aku tidak boleh sombong"     

"Aaa...Kau benar Jun. Kau pastinya akan menjadi pengganti ku yang sempurna nanti setelah aku lulus"     

"Terima kasih banyak, Senpai"     

Sementara itu, Aku dan teman-teman ku sekarang berada di kos Niko untuk merayakan kemenangan ku.     

"Kau benar-benar hebat, Zuka. Bagimana kau bisa mengangkat Jun seperti itu?"     

"Hmmm...Aku kira Rezuki pastinya sudah memberitahu kalian"     

"Yaa, Memang..Tapi kami hanya ingin tahu darimu"     

"Hmmm...Bagaimana cara bilangnya ya...Yaa...Intinya aku tahu kalau aku bisa..Itu saja"     

"Hmmm...Zuka..Kau memang tidak pandai menjelaskan sesuatu, Ya"     

"Ehehe..Maaf...Aku tidak pandai mengenai hal seperti itu"     

"Oh...Dan omong-omong, Rezuki"     

"Hmmm..?"     

"Kenapa kau diam saja dari tadi...Ayo bersenang-senanglah"     

"Haaaaah...Omong-omong, Zuka"     

"Hmmm...Ada apa?"     

"Apa kau lupa...Kau seharusnya menjenguk Yuna hari ini"     

Seketika...Udara menjadi sangat sunyi dan sedikit tegang.     

Aku lupa...     

Benar-benar sangat lupa...     

Aku lupa kalau aku ingin melihat kondisi Yuna hari ini. Itu semua karena aku menjadi bersemangat melawan Jun...     

Bagaimana ini?!     

"Yaa...Aku tidak menyalahkan mu. Tapi aku sarankan agar kau segera menemuinya besok. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya..Tapi kau pasti bisa mengurusnya"     

"B-Benar Zuka...K-Kami akan ikut-"     

"Tidak! Kami semua tidak akan ikut!"     

"REZUKI!!!"     

"Ini masalah mu sendiri, Zuka. Kau yang memulainya dan kau juga yang harus mengakhirinya. Perbaiki hubungan mu dengan Yuna dan jujurlah kepada Yuna..Mengenai perasaan mu. Kau mengerti"     

"...Aa, Rezuki...Aku mengerti..."     

Dengan begitu...     

Aku memutuskan untuk menjenguk Yuna pada keesokan harinya.     

Aku tidak tahu akan terjadi seperti apa...     

Tapi...     

Aku pasti dapat mengatasinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.