(In)Sanity

CH 2 - Part One



CH 2 - Part One

0Di sebuah acara Bela Diri bawah tanah yang sangat Rahasia.     

POW! POW! POW!     

"AYO HAJAR DIA!"     

"KALAHKAN DIA!"     

"AKU BERTARUH BANYAK PADAMU HARI INI!"     

"JANGAN SAMPAI KALAH MELAWAN PEREMPUAN, SIALAN!"     

Teriak dan sorakan dari para penonton menyemangati salah satu petarung yang sekarang sedang bertarung di dalam Ring Octagon.     

POW! POW! POW!     

Pukulan demi pukulan petarung laki-laki itu lemparkan ke lawannya, Namun..Lawannya tidak jatuh sama sekali.     

"AYOLAH!!!"     

"APA-APAAN ITU!!!"     

"KENAPA KAU TIDAK BISA MENGALAHKAN SEORANG PEREMPUAN!!!"     

Sorakan para penonton yang kecewa akan petarung laki-laki yang gagal untuk menjatuhkan lawannya itu semakin keras dan mulai melemahkan mental bertarung si petarung laki-laki tersebut.     

"Pant!...Pant!...Pant!...Apa-apaan kau ini...?!"     

Petarung laki-laki itu sangat kelelahan dimana dia mengeluarkan banyak sekali nafas dan dia bahkan hampir sudah tidak bisa untuk berdiri. Bukan karena luka pukulan yang melemahkannya melainkan karena lelah yang dia alami akibat melawan lawannya.     

"Pant!...Pant!...Kau bahkan tidak melemparkan satu pukulan pun padaku..Pant!...Pant!...Sialan!...Pant!...Pant!...Kenapa setiap pukulan ku padamu tidak memberikan kerusakan sama sekali?...Pant!...Pant!"     

Siapa lawannya?     

Dia adalah seorang perempuan yang cantik dan cukup tinggi juga memiliki bentuk tubuh yang lumayan terbentuk dengan otot-otot di bagian perut dan tangan juga kakinya.     

Perempuan itu memakai pakaian bertarungnya yang hanya menutupi bagian dadanya namun cukup panjang ke bawah dan celana untuk seorang petarung wanita dimana keduanya berwarna Merah campur dengan abu-abu.     

Dia memiliki rambut yang panjang di ikat ponytail berwarna merah, Mata berwarna biru tajam.     

Dia tidak lain dan tidak bukan adalah, Ichika Shizuka.     

Zuka kali ini sedang berpartisipasi dalam pertandingan bela diri bawah tanah Mix Gender dimana Laki-laki boleh melawan Perempuan dalam beberapa syarat dan jika keduanya sepakat untuk saling bertarung.     

Zuka dari tadi hanya berdiri dengan tegap menerima segala serangan yang lawannya berikan. Lawannya kini masih mempertahankan kuda-kudanya, Namun lawannya sudah terlihat sangat kelelahan.     

Ini sudah pada Ronde kedua menjelang menit ke terakhir.     

"Ada apa?" Tanya Zuka pada lawannya.     

"Huh?"     

"Kau sudah kelelahan? Aku bahkan belum melakukan apa pun padamu"     

Zuka memprovokasi lawannya dengan mengatakan beberapa kata kepadanya.     

"Pant!...Pant!...Kau!...Pant!...Terbuat dari apa kau ini?!...Pant!...Apa kau benar-benar perempuan?!"     

"Tentu saja. Lalu..Apa kau benar laki-laki?~ Kau bahkan tidak bisa melukai ku sedikit pun~"     

"K-KAU!!! JANGAN MEREMEHKAN KU!!!"     

Lawannya tersebut langsung bergerak maju ke arahnya dan melemparkan tinju yang sangat kuat ke arah wajah Zuka.     

Namun...     

"Dasar bodoh"     

Pukulan itu tidak pernah sampai, Melainkan..     

Zuka tiba-tiba berada di bawah menunduk menghindari pukulan yang datang barusan.     

"APA?!" Lawannya terkejut akan cepatnya Zuka dapat menghindari pukulannya barusan.     

Dari bawah, Zuka memegang kedua kaki lawannya tersebut dan dengan sekuat tenaga Zuka menariknya ke atas lalu untuk membantunya menjatuhkan lawannya dengan Takedown, Zuka menyeruduk badan lawannya dengan pundak sebelah kirinya bersamaan dengan saat Zuka menarik kaki lawannya.     

Alhasil, Lawannya berhasil jatuh akibat Double-Leg Takedown milik Zuka. Zuka kini berada di atas posisi paling menguntungkannya dimana Zuka terlihat sudah bersiap untuk mengakhiri pertandingan.     

"KKHH!!!"     

Lawannya berusaha untuk melindungi wajahnya dengan cara menutup wajahnya dengan kedua lengannya.     

Tapi...     

"Usaha yang sia sia"     

Zuka menarik kepalan tangan kanannya tinggi di atas udara dimana dengan sekuat tenaga, Zuka melemparkan pukulan yang sangat kuat ke arah wajah lawannya yang terlindungi dengan kedua lengannya..     

Akibatnya..     

Pukulan kuat Zuka berhasil mematahkan kedua tulang lengan petarung itu dalam sekali serang.     

"AAAAAAGGGGHHH!!!"     

Teriak lawannya yang merasa kesakitan akibat kedua tulang lengannya patah akibat menahan serangan Zuka yang sangat kuat.     

Biasanya, Dalam pertarungan bela diri yang normal patah tulang pada suatu petarung akan menyebabkan selesainya pertandingan dan di menangkan oleh mereka yang berhasil mematahkan tulang lawannya..Namun, Beda untuk Bela diri bawah tanah.     

Di saat kedua lengan petarung itu patah..Dan membuat celah untuk Zuka menyerang..Zuka kembali menarik kepalan tangan kanannya ke atas udara tinggi dimana dia mengumpulkan banyak tenaga untuk serangan terakhir penyelesaian pertarungan ini.     

Lalu..Dengan sekuat tenaga..     

Zuka melemparkan pukulan kanan yang sangat bertenaga dan kuat ke arah wajah lawannya tersebut dimana pukulan itu mengenai langsung wajahnya dengan sangat kuat dan keras.     

Pukulan itu menyebabkan pelindung mulut milik lawannya terlepas dari dalam mulutnya dan terlempar bersamaan dengan beberapa gigi, Tulang hidung yang retak, Wajah yang mengeluarkan darah, dan wajahnya berubah menjadi bengkak.     

Pukulan itu juga membuat lawannya tidak sadarkan diri dalam seketika. Dengan begini, Zuka berhasil mengalahkan lawannya dengan KO hanya dengan satu pukulan ke wajah yang juga merupakan serangan pertama Zuka dalam pertandingan ini.     

Wasit dari pertandingan tersebut langsung berlari mendekati Zuka dan lawannya yang terjatuh dimana Zuka kini berdiri melepaskan lawannya yang sudah tidak sadarkan diri.     

"Huh?! B-...Baiklah..."     

Setelah sang wasit selesai memeriksa keadaan petarung yang tidak sadarkan diri itu, Dia kemudian melambaikan tangan ke udara menandakan pertandingan telah berakhir lalu dia mengangkat tangan kirinya ke atas udara dan tangan kanannya menunjuk ke Zuka lalu berkata-     

"Pertandingan Selesai! Pemenangnya, 'The Sadistic' Zuka!"     

"WWWWWWOOOOOOOOOO!!!"     

Setelah wasit mendeklarasikan pemenangnya, Para penonton mulai bersorak meriah terutama mereka yang mendukung Zuka juga yang bertaruh akan kemenangan Zuka.     

Setelah di nyatakan sebagai pemenang, Zuka langsung pergi keluar dari ring Ocatgon dengan wajah yang tidak begitu senang.     

Di luar Ring di sisi sudut milik Zuka, Ada seorang pria tua berumuran 40 tahun ke atas yang menunggunya.     

"Selamat Zuka. Seperti biasa kau memang sangat kuat"     

"Terima kasih, Inuyama-san"     

Pria tua berkacamata bundar itu adalah Manager Zuka yaitu Inuyama.     

Dia memakai setelan pakaian kantoran berwarna putih yang terlihat biasa-biasa saja, Rambut putih yang sangat pendek, dan mata berwarna hitam.     

Inuyama sudah menjadi Manager Zuka sudah sejak lama dan sudah membawa Zuka melawan banyak petarung kuat di dunia Bela Diri bawah tanah baik lawannya itu Perempuan mau pun Laki-laki.     

Namun, Inuyama selalu menolak ajakan tanding Kejuaraan untuk Zuka. Ini di lakukan atas permintaan Zuka yang tidak ingin memenangkan kejuaraan atau sabuk sama sekali. Menurut Zuka sendiri, Dia tidak memerlukan sabuk atau gelar sama sekali untuk mengecapkan diri sebagai petarung yang kuat atau yang terkuat dari semuanya atau dari sebuah Promosi.     

Zuka dan Managernya pun langsung menuju Ruang ganti miliknya yang sudah di sediakan untuknya.     

.................     

Aku, Zuka, Kini sedang berada di ruang ganti bersama Manager ku, Inuyama-san. Di kepala ku, Aku menaruh handuk untuk menutupi kepala ku. Handuk ini seharusnya di gunakan sebagai pembersih keringat ku, Tapi di pertandingan kali ini..Seperti biasanya..Aku tidak berkeringat sama sekali.     

Pertandingan kali ini, Aku berhasil mengalahkan lawan ku di ronde kedua menit ke 2 detik ke 50 dimana 10 detik lagi akan terjadi pergantian ronde.     

Biasanya promosi yang sering ku ikuti adalah Death-Seum dimana tidak ada ronde dan waktu sama sekali dimana kita bertarung sampai lawan kita berhasil kita KO atau berhasil membuatnya Tap Out.     

Sementara itu..     

Di depan ku ada Manager ku yang sedang berbicara dengan 2 orang utusan dari Promosi ini.     

Mereka berdua adalah orang-orang yang memberikan uang hasil pertandingan ku. Pertama uang atas ke ikut sertaan ku, Kedua uang atas menerima undangan pertandingan dimana sebenarnya aku hanya di undang untuk ikut bertanding melawan seseorang yang membuka tantangan kepada seluruh petarung perempuan di promosi ini. Karena Promoter promosi ini tidak begitu menyukainya, Dia mengundang ku untuk mengalahkannya. Lalu uang ketiga adalah uang hasil kemenangan ku.     

Dalam semalam, Aku berhasil menghasilkan banyak uang..Namun aku tidak begitu membutuhkan uang sebanyak itu dimana aku hanya mengambil setengahnya saja dan memberikan sisanya kepada Manager ku.     

Sebenarnya kontrak ku dengan Inuyama-san adalah 25% penghasilan ku dalam semalam akan di berikan kepada Inuyama-san, Namun aku memberikannya 50% karena aku tidak membutuhkan banyak sekali uang.     

Tidak perlu banyak uang, Uang untuk menafkahi diriku dan Adik ku saja itu sudah sangat cukup.     

Awalnya Inuyama-san tidak setuju jika dia di berikan 50% penghasilan dari ku tapi setelah aku membujuknya terus-menerus akhirnya dia menerimanya dimana 25%-nya selalu dia bagikan kepada keluaranya dan 25%-nya lagi dia taruh di tabungannya.     

Setelah kedua orang utusan dari promosi memberikan uang kepada Inuyama-san, Mereka pun pergi meninggalkan kita berdua di dalam ruang ganti.     

Setelah kedua utusan Promosi pergi, Inuyama-san mendekati ku dan mengajak ku berbicara sekaligus memberikan upah bagian ku.     

"Zuka...Ini bagian mu"     

Inuyama-san memberikan uang bagian ku dimana aku langsung mengambilnya dan menghitungnya.     

"Ini...Bukannya terlalu banyak?"     

"Tidak...Itu sudah pas 50-50"     

"...Benarkah?"     

"Tentu...Lagi pula aku yakin kau akan sangat membutuhkan uang sebanyak itu bukan sekarang"     

"Hmmm...Yaa..Kurang lebih sih"     

"Ahaha..Hidup berdua di masa muda mu seperti ini pasti sangat sulit ya"     

"Yaa..Kurang lebih begitu"     

"Zuka..Jika kau butuh pertolongan dan bantuan dari ku, Kau tinggal bilang saja. Aku ini Manager mu ingat"     

"Kenapa kau bilang begitu, Inuyama-san?"     

Inuyama-san melihat wajah ku dengan sangat serius dimana aku hanya balik melihat ke arahnya dengan wajah yang datar.     

Setelah Inuyama-san melihat wajah ku cukup lama, Dia kemudian tersenyum ramah dan tertawa kecil.     

"Iyahahaha..Sudah ku bilang, Bukan. Karena aku ini adalah manager mu. Jadi jika kau ragu dan memiliki masalah kau bisa menghubungi ku. Terutama jika masalah keuangan, Aku dengan senang hati akan membantu mu"     

"Hmph! Terima kasih, Inuyama-san. Tapi..Sudah ku bilang juga, Bukan. Aku sedang tidak ada masalah ke uangan sama sekali dan-"     

"Ini bukan hanya masalah keuangan, Zuka"     

Tiba-tiba, Nada bicara Inuyama-san terdengar menjadi sedikit lebih serius dari biasanya.     

"Huh?!" Aku sedikit terkejut dengan perubahan sifat Inuyama-san.     

Walaupun nada suaranya terdengar serius, Wajahnya masih terlihat santai seperti biasanya.     

"Zuka..Apa kau sedang merasa tidak senang belakangan ini?"     

Aku terdiam sejenak di saat aku di berikan pertanyaan seperti itu dari Inuyama-san. Lalu setelah beberapa detik terdiam, Aku pun balas menjawab-     

"Sepertinya..."     

"Pertandingan hari ini...Hanya di lihat dari wajah mu, Kau sudah terlihat sangat tidak senang. Apa yang membebani pikiran mu?"     

Aku kembali terdiam tidak menjawab. Lalu setelah beberapa detik, Aku menjawab-     

"Tidak ada..."     

"Kalau itu bohong namanya"     

Aku pun kembali terdiam dan Inuyama-san kembali berbicara.     

"Belakangan ini..Sudah 5 hari kau terlihat sangat tidak senang. Bahkan di hari ini, Dimana pertarungan pertama mu dalam bulan ini..Jujur saja kau memang kuat seperti biasanya. Namun, Kau tidak bertarung seperti biasanya. Seharusnya orang sepertinya dapat kau kalahkan di ronde pertama menit ke 1 tapi kenapa kau memperlamanya sampai ronde kedua 10 detik terakhir? Dari situ lah aku yakin, Ada masalah yang sangat berat yang menimpa mu"     

Aku masih terdiam tidak menjawab dan tidak melihat ke arah Inuyama-san dimana aku menundukan kepala ku melihat ke bawah.     

"...Apa ada masalah di sekolah?"     

Di beri pertanyaan seperti itu, Aku menjawab singkat-     

"...Ya"     

"Apa dengan teman-teman mu?"     

"...Tidak"     

"Lalu..Apa nilai?"     

"...Juga tidak"     

"....Apa seseorang yang sangat berhaga untuk mu? Selain adik mu?"     

Di beri pertanyaan seperti itu..Aku merasa sangat bingung untuk menjawab apa. Aku terdiam dalam waktu yang cukup lama tidak dapat menjawab pertanyaan Inuyama-san sampai aku membuat Inuyama-san lelah menunggu jawaban ku yang tak kunjung datang.     

"Hmmmmm...Kelihatannya begitu..Ya.."     

Inuyama-san sepertinya merasa yakin kalau pertanyaannya yang terakhir adalah jawaban yang tepat mengenai masalah ku.     

"Ya. Aku tidak akan menyalahkan mu, Zuka. Masalah mu adalah masalah kalangan anak muda dan masalah masa muda. Aku sudah tua tapi dulu aku juga pernah muda. Aku pun dulu juga punya masalah yang serupa dengan mu"     

Inuyama-san..Aku sangat yakin kalau masalah ku ini sebenarnya tidak serupa dengan masalah mu dulu.     

"Tapi...Aku selalu berhasil mengatasi masalah itu baik sulit maupun mudah. Kau tahu apa yang ku lakukan agar masalah itu selesai?"     

Aku menggelengkan kepala ku menjawab tidak.     

"Aku memberanikan diriku. Baik masalah Kekerasan seperti Bully, Aku akan bangkit dan melawan mereka yang melawan dan mengganggu ku"     

"Ya..Lagi pula Inuyama-san diam-diam sangat ahli bela diri sih"     

"Ahaha..Terima kasih. Tapi aku tidak sehebat dirimu. Lalu, Jika itu datang pada masalah nilai..Aku memberanikan diriku untuk belajar habis-habisan sampai rasanya kepala ku pusing dan aku ingin muntah"     

"Bukannya Inuyama-san terbilang cukup pintar?"     

"Ahaha..Entah bagaimana aku berhasil berada di posisi 10 besar pas SMA. Lalu..Jika urusan cinta..Di saat aku masih sangat muda bersama Istri ku tercinta..Aku memberanikan diriku untuk membuatnya bahagia dan jika aku yang salah..Aku berusaha dan memberanikan diriku untuk mengakui kesalahan ku dan berusaha untuk berbaikan dengannya"     

Mendengar cerita juga motivasi dari Inuyama-san, Aku hanya dapat melihat ke arahnya lurus tidak berkomentar mengenai ceritanya sama sekali.     

"Jadi...Zuka..Jika kau memiliki masalah apa pun itu..Berani kan lah dirimu untuk menyelesaikan masalah itu"     

Aku masih terdiam setelah di berikan motivasi oleh Inuyama-san.     

"Kau selalu berani melawan lawan mu dan selalu berakhir sebagai juara. Jadi, Kau juga harus berani menyelesaikan masalah mu di dunia nyata..Lawan masalah mu itu dan jadilah kuat. Habisi lawan yang menjadi masalah mu itu dan jadilah pemenang..Jadilah Juara. Seperti biasanya"     

Inuyama-san..Aku merasa berterima kasih atas motivasi mu..Dan..Mungkin perkataan mu benar. Aku harus memberanikan diriku untuk melawan masalah yang melanda ku belakangan ini.     

Tapi...     

Inuyama-san..     

Ini..Sangat lah sulit.     

Setiap kali aku ingin memberanikan diriku untuk pergi ke rumahnya..Aku sangat ketakutan. Kaki ku bergemetar, Tangan ku bergemetar, Seluruh tubuh ku bergemetar, Selalu ada pikiran negatif yang merasuki pikiran ku setiap kali aku ingin pergi ke rumah 'Orang itu'. Hal-hal itu lah yang membuat ku tidak berani untuk pergi ke rumahnya. Aku tidak tahu apa yang membuat ku ketakutan seperti itu.     

Mau seberapa gigihnya aku berusaha untuk melawan rasa takut ku yang tidak dapat ku pahami..Aku selalu saja gagal. Ini kali pertamanya ada kata "Aku ingin menyerah" dari dalam diriku. Biasanya aku tidak pernah seperti itu.     

Seharusnya ini menjadi hal yang sepele..Tapi kenapa aku begitu ragu dan takut untuk pergi ke rumahnya. Aku juga selalu mencari alasan untuk tidak pergi ke rumahnya.     

Kenapa perasaan aneh ini melanda ku?     

Aku tidak pernah merasakan perasaan yang aneh ini.     

Perasaan aneh apa ini?     

Aku butuh jawaban untuk mengetahui perasaan aneh yang menghantui ku selama ini. Perasaan aneh ini muncul 5 hari yang lalu sebelum aku melawan Jun.     

Perasaan apa..Ini..?     

Tiba-tiba..Di saat aku jatuh kedalam lubang pikiran yang dalam dari dalam otak ku, Ada tangan yang lembut penuh dengan perhatian milik seorang pria tua yang menyentuh kepala ku yang tertutup oleh handuk.     

Tangan itu adalah milik Inuyama-san dimana aku langsung melihat ke atas dimana Inuyama-san melihat ku dengan senyumannya yang ramah.     

Dia tersenyum dengan sangat ramah kepadaku. Dia mengelus kepala ku pelan penuh kasih sayang seperti seorang ayah yang mengelus kepala anaknya. Dia kemudian berkata-     

"Berat ya. Itu pasti berat. Masalah yang kau alami..Pasti sangat berat"     

Aku hanya dapat menjawab "Ya" pelan.     

"Zuka...Apa pun masalah mu itu, Aku sangat yakin kalau kau dapat menghadapinya dan dapat mengatasinya dengan cara mu sendiri. Aku tidak terlalu yakin dan tahu seperti apa masalah yang kau alami sekarang ini..Tapi..Seperti yang ku katakan sebelumnya..Aku adalah Manager mu, Jika kau membutuhkan bantuan ku..Panggil saja aku..Aku akan selalu ada membantu mu"     

Pernyataan Inuyama-san membuat ku tersenyum sangat lebar dan mengembalikan mood ku sedikit.     

Aku kemudian menegakkan tubuh ku lalu melepas handuk yang menutup kepala ku sekaligus membuat tangan Inuyama-san berhenti mengelus ku.     

Aku kemudian melihat ke arah Inuyama-san dan tersenyum lebar berkata-     

"Terima kasih, Inuyama-san. Ya..Aku akan berjuang dan memberanikan diriku untuk melawan dan mengatasi masalah ku"     

"Ya..Itu lah yang namanya semangat. Aku yakin kau pasti bisa. Tidak...Tapi kau PASTI BISA. Karena kau Zuka"     

Aku mungkin sekarang mendapat sedikit dorongan dari Manager terpercaya ku, Inuyama-san. Sebelumnya dari teman-teman ku..Tapi..Aku masih tidak begitu yakin apa aku bisa memberanikan diri untuk pergi ke rumah 'Orang itu'. Aku juga masih tidak tahu mengenai perasaan ku yang aneh ini.     

Aku harap..     

Aku juga dapat mencari tahu dan mengetahui mengenai perasaan aneh yang ku rasakan sekarang ini.     

Bersamaan dengan memberanikan diriku untuk pergi ke rumahnya..     

Dan menjenguknya..     

Orang yang sebenarnya selama ini ku idamkan..     

Namun, Dia selalu ku sakiti berkat ketidak beranian ku untuk menyatakann perasaan keidaman ku kepadanya..     

Orang itu adalah..     

Yuna Akari.     

.     

.     

.     

Beberapa jam kemudian. Hari sudah menjadi malam pukul 20:00.     

Setelah pertandingan di promosi itu selesai dan semua urusan di promosi itu terselesaikan, Aku di berikan tumpangan pulang kerumah oleh Inuyama-san seperti biasa.     

Setelah aku sampai di depan rumah, Aku keluar dari dalam mobil Inuyama-san lalu menutup pintu mobilnya rapat.     

Sebelum Inuyama-san pergi, Dia berbicara dengan ku akan beberapa hal.     

"Zuka. Karena kau sedang memiliki masalah sekarang ini, Aku akan menolak segala permintaan dan undangan pertandingan dari siapa pun dan dari promosi apapun..Termasuk Death-Seum"     

"Tidak..Itu tidak perlu, Inuyama-san. Walaupun sedang seperti ini, Aku dapat-"     

"Tidak. Petarung di saat bertarung pun harus memiliki pikiran yang jernih dan jiwa yang tenang. Tapi kau sekarang tidak. Aku minta kepadamu untuk menyelesaikan masalah mu itu terlebih dahulu dan jika masalahnya sudah selesai..Kau baru bisa kembali untuk bertanding. Mengerti"     

Aku terdiam sejenak dan setelah berpikir mengenai keputusan yang harus ku ambil..Aku pun membalas-     

"...Baiklah...Aku mengerti"     

"Baguslah kalau begitu. Kalau begitu, Sampai nanti, Zuka. Kita akan bertemu lagi nanti"     

"Ya. Terima kasih untuk hari ini, Inuyama-san"     

"Ya. Sampai nanti"     

Setelah mengucapkan salam perpisahan untuk hari ini, Inuyama-san langsung pergi kembali menuju rumahnya.     

Aku pun langsung masuk kedalam rumah ku dimana adik ku, Yua, sudah menunggu kepulangan ku. Acara Promosi hari ini cukup lama. Tidak ku sangka aku di taruh di Main Event hanya untuk seorang petarung yang di undang.     

Aku pun membuka pintu rumah ku dan mengucapkan-     

"Aku Pulan-"     

Di saat aku belum menyelesaikan seluruh kalimat ku, Ada seorang anak kecil yang melompat ke arah ku dan langsung memeluk ku.     

Dia tidak lain dan tidak bukan adalah Yua adik perempuan ku.     

"SELAMAT DATANG~"     

Yua kelihatannya sangat gembira..Padahal sudah ku tinggal untuk waktu yang sangat lama hari ini.     

"Aku pulang, Yua. Maaf kalau kakak sangat lama"     

"Tidak~ Tidak apa~ Kakak pasti bertarung sekuat tenaga hari ini~"     

"Ahahaha~ Begitu lah"     

Aku tidak bisa bilang kalau aku bahkan tidak serius dalam pertarungan ku hari ini..Tapi aku tetap mendapatkan kemenangan walaupun aku tidak bertarung sekuat tenaga pada hari ini.     

Yua kemudian menarik ku ke suatu tempat di dalam rumah.     

"Ayo ayo~ Sini sini~"     

Yua menarik ku ke dapur dimana di atas meja makan sudah tersedia makanan yang Yua buat. Ada dua masakan yang Yua buat..Dan jika aku tidak salah..Salah satunya adalah makanan favorit ku.     

"TaaDaa~ Bagaimana, Kak?~"     

"Yua...Kau membuatnya sendiri?"     

"Tentu~ Aku membuatnya untuk kakak~ Sendiri~"     

Aku tidak dapat berkata apa-apa dan tidak tahu harus bereaksi apa-apa.     

Ya..Mungkin Yua memang pandai memasak dan sering membuat makanan untuk kita santap berdua..Tapi..Entah kenapa hari ini terasa berbeda.     

Yua kemudian menarik ku dan membuat ku duduk di atas kursi. Dia kemudian meminta ku untuk mencoba masakan buatannya.     

"Coba lah~ Coba lah~"     

Aku kemudian mengambil sendok dan mecoba masakan buatannya.     

"Selamat makan…" Ucap ku sebelum melahap satu sendok makanan buatan Yua.     

Setelah memakannya, Aku semakin tidak bisa berkata apa-apa dan tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Masakan ini sangat enak bahkan lebih enak dari masakannya yang biasanya. Aku tidak tahu kalau Yua bisa sehebat ini dalam memasak..Padahal hamper setiap hari aku memakan masakan buatannya.     

"Enak..."     

"Benar kah?~ Horee~ Terima kasih~"     

"Ini bahkan lebih enak dari biasanya"     

"Huummmm~ Apa maksud kakak masakan ku yang biasanya tidak enak, Gitu?~"     

"T-Tidak..Bukan begitu..."     

"Ehehehehe~ Aku tahu~ Aku tahu~ Kakak pasti sangat lelah hari ini. Setelah sekolah, Kakak langsung pergi untuk bertarung. Aku yakin makanan apa pun yang kakak makan pasti akan terasa sangat enak"     

"Begitu ya...Tapi..Kakak sudah makan sebelum pulang dan...Makanan yang di masak oleh mu justru lebih enak"     

Ucapan ku membuat wajah Yua memerah dan kelihatannya dia menjadi semakin senang.     

"B-Benar begitu?"     

"Ya. Tentu"     

Wajah Yua semakin memerah dan dia tersenyum sangat senang sambil menundukan kepalanya.     

Tahu kalau adik ku sangat senang, Aku mengelus kepalanya dengan lembut dimana wajahnya justru menjadi semakin merah dan senyumannya menjadi semakin manis.     

"Ayo, Yua. Kau juga ikut makan"     

"Ya~ Selamat makan~"     

Dengan begitu..Malam ini..Menjadi malam yang menenangkan untuk ku.     

Tidak seperti malam-malam sebelumnya..     

Pada malam dan hari ini juga..     

Aku mendapatkan motivasi dari dua orang yang selalu memerhatikan ku..     

Adik ku Yua dan Manager ku Inuyama-san.     

Aku tidak akan menyia-nyiakan motivasi dan semangat yang mereka berikan kepada ku. Aku akan memberanikan diri ku untuk berkunjung dan menengok keadaanya..     

Yuna Akari.     

.     

.     

.     

.     

Tapi..     

Sepertinya tidak mudah seperti yang ku pikirkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.