(In)Sanity

CH. 3 - Part Three



CH. 3 - Part Three

0Sebelum kembali kerumah setelah mengambil Shirou kembali, Aku memilih untuk mengajak Shirou jalan-jalan terlebih dahulu. Sudah 2 minggu dia tidak keluar dan jalan-jalan.     

Udara dan hawa pada hari ini lumayan sejuk dan hangat. Sinar mataharinya tidak terlalu terik dan banyak angin yang berhembus segar.     

Lumayan banyak orang juga yang keluar pada hari ini. Biasanya di hari minggu, Orang-orang lebih memilih untuk berbaring di rumah dan mengistirahatkan tubuh mereka setelah lelah bekerja selama hampir 1 minggu berturut-turut.     

Yaa, Di hari minggu juga waktu yang tepat untuk anak-anak muda keluar dan bermain. Tapi untuk ku sendiri, Aku tidak terlalu suka untuk keluar rumah dan bermain di luar. Aku lebih memilih untuk beridam diri di rumah dan bermain dengan Mainan ku.     

Aku berencana untuk mengajak, Shirou, Jalan-jalan ke taman. Di sana Nyaman, Sejuk, dan luas walaupun ada banyak sekali orang di taman pada hari Minggu tapi hanya taman lah lokasi yang tepat untuk mengajak Shirou jalan-jalan dan bermain.     

Dalam perjalanan kami menuju taman, Tanpa di sangka aku bertemu dengannya..Yang ku maksud adalah Zuka dan kawan-kawannya. Lebih tepatnya kami belum secara langsung bertemu tapi dari jauh aku sudah dapat melihat mereka.     

Aku berusaha untuk membuang muka ku, Tapi Zuka terlanjur melihat ku dari jauh.     

Tidak ada jalan keluar, Jika aku lari untuk menjauhinya mereka akan mengejar ku. Jika aku pura-pura tidak tahu, Mereka hanya akan lebih menggangguku. Lalu jika aku mengabaikan mereka, Mereka hanya akan semakin kesal.     

Sepertinya tidak ada cara lain selain menyauti mereka dan ikut bermain permainan mereka. Lagi pula ini hampir terjadi setiap hari di sekolah.     

"OY!!!"     

Suara Zuka yang berteriak memanggilku dari jauh.     

Apa dia tidak tahu malu dan tidak mempedulikan sekitar? Sekarang kita berada di pinggir jalan dan ada banyak orang yang berlalu-lalang lalu dia berteriak dengan keras ke arah ku.     

Aku berusaha untuk tetap tenang dan tidak mempedulikan panggilannya.     

Aku berjalan dengan santai dan pasti sambil membawa, Shirou, Dengan tali.     

Sepertinya Zuka merasa tidak sabar, Dia dan teman-temannya justru menghampiri ku dengan tempo yang cepat.     

Saat mereka sudah berada di depan ku, Aku berhenti dan melihat ke arah mereka. Mereka lebih tinggi dari ku beberapa Centi jadi aku harus menaikkan kepalaku untuk melihat ke arah mereka.     

"Ada sesuatu yang ingin kita bicarakan"     

"Soal Himawari lagi kah?"     

"Cihh! Jangan menyebut namanya begitu saja!"     

"Kalau bukan soal dia lalu apa?"     

"Ikut dengan kami, Di sini terlalu banyak orang"     

"Ternyata kau tahu tata krama juga, Ya"     

"KAU!!!"     

"Zuka..."     

Emosi Zuka yang tersulut begitu saja memancing banyak mata orang yang lewat mengarah padanya.     

Untung sebelum Zuka tambah marah, Temannya menghentikannya dan menenangkannya.     

"Cepat ikut kami!"     

Zuka menarik jaketku dan menyeretku.     

Shirou juga harus berjalan dengan cepat saat aku di tarik oleh Zuka.     

Zuka dan teman-temannya membawaku ke sebuah gang sempit kecil di kota. Gang ini berada di antara dua gedung apartemen dan sekelilingnya terdapat banyak tempat sampah dan lingkungannya cukup kotor.     

Seperti biasa dan hampir setiap saat Zuka ingin membully ku, Dia mendorongku ke tembok supaya aku tidak dapat melarikan diri.     

Seperti biasa juga, Zuka dan teman-temannya mengelilingiku sambil memasang wajah sombong dan tidak senang.     

Melihat wajah mereka aku sangat ingin menutup mataku, Namun jika aku melakukan itu, Zuka akan memukul ku agar aku tetap membuka mataku dan melihat ke arahnya.     

"Jadi..Apa yang kau inginkan?"     

Aku bertanya seperti itu. Zuka dan teman-temannya hanya terdiam dan tidak membalas.     

Aku membuang nafas melalui hidung merasa ini hanya membuang-buang waktu. Ini kelihatannya tidak terlalu penting tapi mereka sepertinya sengaja menyeretku ke sini hanya demi kesenangan mereka.     

Lagi pula aku memang selalu menjadi pelampiasan mereka.     

"Haaahhh...Ada apa? Apa kalian bosan dan hanya ingin menyakitiku...Kalau itu bisa kalian lakukan besok tiap hari di sekolah. Ini hari minggu dan aku ingin bersenang-senang jadi tolong jangan ganggu aku. Dah~"     

Aku berusaha untuk pergi dari sini, Namun tangan kiri Zuka sangat cepat memukul tembok dan menghalangi ku untuk pergi.     

Aku sedikit terkejut dengan membuka mataku lebar untuk sesaat.     

"Jangan berusaha untuk lari dariku! Aku sedang ingin bicara!"     

"Hmmm...Dari tadi kau hanya terdiam saja, Darimananya kau ingin bicara denganku"     

"Aku sedang memikirkan kalimat, Kau tahu!"     

"Ohh, Apa ini? Ungkapan cinta~"     

"DASAR KAU!!!"     

Akibat aku sedikit meledeknya, Zuka memukul ku dengan tangannya..Lebih tepatnya menampar wajahku.     

Sekejap, Shirou yang ada di sebelahku menggonggong ke arah Zuka.     

"E!!!"     

Zuka dan teman-temannya sedikit terkejut saat Shirou mulai menggonggong.     

Gonggongan Shirou ku hentikan dengan mengangkat tangan ku pendek, Menandakan untuk 'Cukup' ke Shirou.     

"Hoh, Kau tidak ingin melawan balik walaupun kau membawa anjing mu jalan-jalan. Seperti yang di harapkan dari, Yuna"     

"Hmph, Aku hanya tidak ingin anjing ku menggonggong ke sesama anjing. Nanti akan tambah berisik"     

"KKHH!!! YUNA KAU MEMANG SEPERTI BIASANYA!!!"     

Lagi, Saat Zuka tersulut emosinya, Shirou menggonggong kembali dan kali ini lebih keras.     

"KKKHH...Eeeehhh?!?!?!"     

"Sudah ku katakan bukan, Nanti tambah berisik"     

"KAU!!!"     

Lagi, Gonggongan Shirou tambah keras dan berisik.     

"CIHH!!! ADA APA DENGAN ANJING INI!?"     

Zuka melampiaskan amarahnya dengan meneriaki Shirou, Tapi itu hanya semakin membuat Shirou kesal.     

"DIAM!!!"     

"Hmmm~ Zuka...Bukannya sudah ku bilang sebelumnya. Nanti keduanya akan mengonggong dan semakin berisik. Kau justru melakukannya walaupun sudah ku peringati. Kau memang anjing yang susah untuk di jinakan, Ya"     

"YUNA!!!"     

Teriakan dan amarahnya justru membuat Shirou ingin melompat ke arahnya.     

Tanpa ambil ancang-ancang, Shirou melompat ke arah Zuka untuk menyerangnya.     

"ZUKA AWAS!!!"     

Teman-temannya memeringati Zuka akan adanya serangan yang datang ke arahnya.     

"Ehhh?"     

Saat Zuka sadar dan melihat ke arah Shirou yang melompat ke arahnya, Dia berusaha untuk melindungi dirinya dengan memasang posisi bertahan sambil melindungi wajahnya dengan kedua lengan bagian dalam yang di buat menyilang.     

Seperti yang di harapkan dari Zuka, Walaupun di serang oleh apapun dia tetap tenang dan tidak panik sama sekali. Wajahnya justru sangat serius seolah-olah dia berhadapan dengan musuh yang menyerang secara mendadak.     

Saat Shirou sudah sangat dekat dengan Zuka, Aku menghentikannya dengan menarik tali yang mengikat lehernya.     

Sekejap, Shirou berhenti di tempat namun masih dalam posisi aba-aba siap menyerang.     

"Hmm?"     

Zuka merasa bingung.     

Aku kemudian mendekati Shirou lalu berlutut untuk menyamai tinggiku dengannya.     

Aku kemudian mengelus kepala Shirou dengan lembut sambil tersenyum berusaha untuk menenangkannya.     

"Yosh Yosh, Anak yang baik. Tenang tenang~"     

"Apa yang kau?!"     

"Haaaahhhhh~ Jika aku biarkan maka aku hanya akan mengurangi isi dompetku saja. Lalu aku harus membawa Shirou kembali ke rumah sakit setelah mengambilnya kembali barusan. Itu hanya akan semakin merepotkan"     

"...!?"     

"Begini saja...Untuk amannya, Anjingku, Shirou, Dia sama sekali tidak ramah. Dia justru akan Menggigit~"     

"Kkkhhh! Darimananya yang aman kalau begitu!?"     

"Tentu saja aman...Untuk ku, Tee-Hee~"     

"....Yuna!!"     

"Untuk ku yang selalu di bully dan di sakiti oleh orang lain pastinya aku menginginkan seseorang untuk melindungiku, Kan. Atau sesuatu juga bisa, Dengan begitu, Aku memilih Shirou sebagai pelindungku. Masuk akal bukan~"     

Aku menyenderkan kepalaku ke tubuh Shirou sambil tersenyum meledek Zuka yang meilhat ke arahku.     

Zuka masih merasa kesal dan kepalan tangannya masih di kepal dengan erat.     

"Hmm..."     

Merasa ini semua hanya membuang-buang waktu saja, Aku berdiri dan menarik Shirou kebelakang agar tidak terjadi masalah lagi.     

Zuka kemudian menenang. Dia kemudian melihat ke arah tubuhku, Lebih tepatnya melihat ke pakaian yang aku pakai hari ini.     

"Hmph, Apa yang kau ingin lakukan dengan berpakaian cukup feminim hari ini. Tank top atau Singlet hitam ketat yang memperlihatkan tubuh dan kulit mu sedikit, Celana pendek di atas paha ketat, Kaos kaki hitam tinggi di atas lutut lalu jaket abu-abu untuk menutupi tubumu. Kau ingin laki-laki melihat ke arah mu, Itu kah"     

"Tidak~ Aku hanya ingin berpakaian apa yang ingin ku pakai. Itu saja"     

"Hooohh...Kau terlihat seperti ingin menjual dirimu pada pria tua"     

"Hmmm, Sebaiknya kau lihat dirimu juga. Kau mengenakan pakaian yang lumayan mahal dan Trendi. Apa yang ingin kau lakukan, Tidak, Lebih tepatnya kalian...Gagal berkencan~"     

"CIHHH!!!-"     

"Lebih baik kau tahan amarah mu itu atau anjing ku akan membalasnya lagi. Gonggongan kalian tadi sudah cukup menyakiti telinga ku"     

"KKKHH-...Terserah lah. Aku tidak jadi ingin berbicara dengan mu. Kau boleh pergi"     

"Wow~ Terima kasih banyak Putri Zuka, Kau sangat baik hati dengan ku~"     

"CEPAT SANA PERGI DARI SINI!!!"     

Teriakannya sekali lagi membuat Shirou menggonggong kembali.     

"DIAM KAU ANJING SIALAN!!!"     

.     

.     

.     

.     

Phew...Akhirnya selesai.     

Itu tidak di duga. Tak di sangka kalau hari-hari ku yang sebelumnya tenang dan nyaman tanpa sedikitpun gangguan harus selalu rusak dan hancur karnanya.     

Dengan begini selama 1 minggu penuh aku bertemu dan di bully olehnya. Hari-hari biasa yang sudah mulai membosankan.     

Aku berharap dengan cepat untuk membunuhnya tapi tidak bisa ku lakukan dengan instan dan harus berhati-hati.     

Lagi pula, Zuka itu lawan yang sulit.     

Dari semuanya, Zuka adalah target yang sangat sulit untuk di tundukkan.     

Ahli bela diri, Tinggi, Tangguh, dan keras orangnya. Aku akan sangat kesulitan untuk mengalahkannya di tambah lagi pertahanan diri ku sangat lemah dan aku tidak jago dalam seni bela diri, Tidak seperti Zuka yang hebat dalam segala seni bela diri.     

Walaupun di kenal sebagai seorang pembully, Zuka sudah mengharumkan nama sekolah dan kota karena berhasil menjuarai kejuaraan MMA.     

Dia di kenal yang paling tangguh di sekolah dari semua murid yang ada dan aku di kenal yang paling lemah dari semuanya.     

Untuk mengatasinya aku membutuhkan banyak cara dan usaha.     

Ini menjadi PR yang berat untuk ku.     

Yaa, Bagaimana pun caranya aku pasti akan berhasil menangkap Zuka dan menyiksanya...Aku berharap sih.     

Untuk sekarang aku belum memikirkan cara yang tepat untuk menaklukan Zuka, Tapi pasti aku akan menemukan caranya.     

Tunggu saja Zuka.     

Kau akan menjadi yang selanjutnya.     

Dalam koleksi mainanku.     

Dan korban ku.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.