(In)Sanity

CH. 3 - Part Four



CH. 3 - Part Four

0Malam hari yang sunyi dan tidak ada seorang pun di sekitar.     

Di taman sebelah sungai belakang SMA Nishigami.     

Laki-laki muda berumur sekitar 20 tahun ke atas sedang bermundar-mandir di sekeliling area taman hutan.     

Dia membawa sekop di tangannya dan kertas. Dia melihat kertas itu sambil berjalan dan bergumam. Dia kelihatan sangat terburu-buru mengharapkan sesuatu.     

Wajahnya terlihat penuh harapan dan ketidak sabaran.     

Setiap menit, Dia berhenti sejenak dan menginjak-injak tanah lalu kembali berjalan.     

Dia terus mengelilingi hutan itu semalaman mencari sesuatu.     

"Dimana??? Dimana???"     

Suara si laki yang mengeluarkan nafas berat merasa tidak sabar menemukan seusatu yang ia cari.     

"Seharusnya ada di sekitar sini! Menurut YD13 lewat Internet, Harta karun kunonya berada di sekitar sini.."     

"...Tapi...DIMANA!?!?!?"     

"Aku sudah mencari sejak jam 6 sore dan sekarang sudah jam...Hmmm...Berapa lama aku di sini? Ah biarlah, Selagi aku menemukan dan mendapatkan harta karunnya, Aku akan menjadi kaya, Mweheheheh~"     

"Aku akan membeli segalanya, Rumah, Wanita, Mobil, dll. Dengan begitu, Aku bisa mengucapkan selamat tinggal pada apartement jelek itu, Mwhehehehe~"     

Wajah dan pikirannya di penuhi oleh nafsu akan kekayaan. Dia berhayal yang tidak-tidak dan berlebihan.     

Lalu, Setelah 1 jam terlewati...     

"I-INI...!!!"     

Dia menemukan tanah yang sudah rusak dan berantakan akibat galian seseorang.     

Melihat kondisi tanahnya, Lelaki itu sedikit senang dan juga sedikit panik.     

Senang karena dia menemukan sebuah petunjuk namun panik akan harta karun yang ia cari telah di ambil seseorang terlebih dahulu ketimbang dia.     

"PASTI DISINI!!!"     

"Jangan bilang kalau seseorang sudah mengambilnya lebih dulu daripada aku! Tidak tidak tidak, Jangan sampai. Kalau harta karunnya tidak ada maka semua keinginan ku akan hilang"     

Laki-laki itu memegang sekopnya dengan kuat dan menusukkannya ke dalam tanah.     

"Kalau begitu, Aku hanya harus menggali dan mencari tahu apa yang ada di dalam"     

Laki-laki itu mulai menggali dengan kecepatan yang sangat cepat.     

Dia sudah tidak sabar mendapatkan harta karun yang sudah ia cari berjam-jam lamanya dan sekarang berhasil menemukan titik terang dari pencariannya.     

"Harta karun~ Harta karun~ Harta karun~"     

Dia terus bergumam sambil mengeluarkan air liur merasa tidak sabar mendapatkan harta karunnya.     

"Tunggu saja Rumah mewah. Tunggu saja Mobil mewah. Dan juga Wanita-wanita seksi lainnya. Aku akan mendapatkan kalian semua~"     

Berharap akan mendapatkan harta karunnya sambil berkhayal yang tidak-tidak, Dia terus menggali dengan cepat penuh harapan.     

Lalu, Setelah menggali beberapa menit..     

"Eeeeggghhh!!! I-Ini!!!...Ini kan....T-Tidak...Mungkin..."     

Wajah dari laki-laki itu berubah drastis.     

Wajah yang sebelumnya di penuhi harapan dan keinginan juga nafsu kini berubah menjadi Pucat, Panik dan ketakutan.     

"E....E....EEEE....UWAAAAAAAAAHHHHHHHH!!!"     

Laki-laki itu berteriak sangat keras sampai tubuhnya terpental kebelakang.     

Dia terjatuh akibat kakinya yang bergemetar ketakutan tidak dapat menompang tubuhnya.     

Kepalanya jatuh kebelakang akibat dorongan dari rasa takutnya dan mengenai pohon yang ada di belakangnya.     

Akibat benturan keras kepalanya yang membentur pohon, Dia dalam sekejap tidak sadarkan diri di tengah hutan.     

Apa yang dia temukan?     

Apa itu harta karun yang ia cari?     

Atau sesuatu yang lainnya?     

.     

.     

.     

.     

.     

Hari Senin di pagi hari yang cerah.     

Hari ini sekolah di liburkan karena para guru sedang ada rekreasi keluar kota.     

Pengumumannya juga cukup mendadak kemarin malam tepat aku kembali membawa Shirou jalan-jalan.     

Hari Senin seperti ini..Membuatku bingung ingin melakukan apa.     

Aku tidak melakukan apa-apa sambil berbaring di pintu kaca sebelah rumah ku tepat di sebelah kandang Shirou.     

Di dalam kandang juga ada Shirou yang sedang teridur dengan nyenyak dan pulas.     

Pada hari ini, Aku mengenakan pakaian yang lumayan terbuka.     

Singlet tipis berwarna Pink dan Celana karet sangat pendek di atas paha.     

Udara pada hari ini tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin melainkan sangat sejuk jadi aku memilih untuk mengenakan pakaian terbuka untuk merasakan udaranya.     

Aku melihat ke langit biru yang luas di penuhi oleh awan-awan putih yang bergerak dengan pelan di langit.     

Aku...Bosan...     

Tidak ada kegiatan hari ini dan tidak ada sesuatu yang menarik terjadi.     

Semuanya sangat damai dan tentram.     

Ini bukan keseharianku.     

Memang terkadang aku berharap untuk mendapatkan hari-hari seperti ini, Tapi setelah di pikir-pikir..Ini cukup membosankan.     

Aku berharap lebih dimana di hari-hari damai seperti ini terjadi sesuatu yang tidak-tidak.     

Seperti, Perampokan dan penyerangan.     

Contoh saja rumahku dan diriku..     

Di dalam rumah tidak ada seseorang selain aku dan Shirou di tambah diriku yang lemah tidak dapat melindungi diri sendiri.     

Ini yang ku harapkan..     

Rumah ku di rampok, Aku di serang oleh mereka yang merampok rumah ku lalu di ikat di suatu tempat di sekitar rumahku. Lalu setelah mereka selesai dan kelelahan, Mereka menggunakan ku untuk mengobati rasa lelah mereka, Mengisi kembali tenaga mereka.     

Aku tidak peduli jika mereka Memperkosa ku, Memainkan ku, dan menyakiti ku. Aku tidak akan melapor polisi.     

Aku tidak pernah mengadu kepada Polisi sekecil apapun masalahnya.     

Mereka bebas melakukan apa saja yang mereka inginkan kepada ku.     

Mereka boleh bersenang-senang dengan tubuhku dan diriku..     

Namun..     

Mereka harus menanggung akibatnya nanti.     

Setelah mereka selesai memainkanku, Aku melepaskan Shirou dari kandangnya dan menyerang mereka semua. Aku juga akan bangkit dan memukul mereka dari belakang sampai mereka tidak sadarkan diri.     

Setelah itu, Aku tinggal menyiksa mereka di Basement seperti biasanya.     

Tapi..     

Jika rencanaku gagal...Maka aku hanya harus menelan pahit kenyataannya.     

Aku mungkin akan di serang balik dan di sakiti lebih atau mungkin mereka akan membawaku dan menjadikan ku pemuas nafsu mereka atau yang lebih buruknya..Mereka akan membunuh ku.     

Ya, Apapun itu, Aku berharap kejadian seperti itu terjadi.     

Terdengar aneh memang, Namun itu juga salah satu pemuas rasa bosan ku. Dengan terjadinya kejadian seperti itu, Aku tidak akan bosan.     

...     

Hmmm...Aku sudah berbaring di sini cukup lama dan aku masih merasa bosan.     

Dari dalam kandang, Shirou yang tertidur terbangun dan menggonggong ke arah ku.     

Aku langsung bangun dan melihat ke arahnya.     

"Ada apa kawan? Kau lapar? Kalau begitu tunggu sebentar, Aku akan memberikan Daging kesukaan mu"     

Aku berdiri lalu menuju dapur mengambil daging untuk Shirou makan.     

Aku kemudian menuangkan daging ke piring makan Shirou lalu memberikan daging ini kepadanya.     

Dengan cepat dan lahap, Shirou memakan daging itu.     

Shirou memakannya sangat cepat, Nafsu makannya juga sangat hebat. Daging di piring itu hampir habis dalam sekejap.     

Aku mengelus kepala Shirou dan memintanya untuk makan dengan tenang.     

"Tenang kawan, Tenang. Makan dengan perlahan"     

Shirou menuruti perkataanku dan dia mulai makan dengan tenang dan pelan.     

"Bagaimana dagingnya, Shirou? Kau menyukainya..Kau pasti sangat menyukainya, Lagi pula..Ini daging milik Himawari-"     

Makanan ini adalah hasil olahan dari daging Himawari. Aku menghancurkan jari-jari Himawari yang ku ambil lalu menghaluskannya supaya Shirou dapat memakan dan menelannya dengan mudah.     

Aku selalu memberikan Shirou daging manusia dari korban-korban ku. Ini sudah berjalan selama 6 tahun dan sepertinya ini adalah alasan kenapa Shirou selalu sakit perut.     

Tapi aku tidak peduli.     

Aku boleh memberikan apapun kepada peliharaanku dan itu bebas.     

Jika ada yang berusaha menentangnya maka akan ku bunuh mereka.     

.     

.     

Sambil melihat Shirou yang sedang menikmati makanannya, Aku mengenakan earphone ku dan menekan tombol yang aku pegang.     

"!@#$%^&*?!~@#"     

Aaaarrrrgghhh!!!     

"Apa-apaan ini!!! Perempuan itu sangat berisik! Aku menyesal membawanya ke Basement ku! Dari awal dia sangat tidak menyenangkan. Hahhh...Aku bunuh saja"     

Aku melepas earphone ku dan meninggalkan Shirou sendirian memakan makanannya.     

Aku bergegas pergi menuju Basement penuh dengan perasaan marah dan jengkel. Aku sangat tidak senang.     

Aku membuka pintu Basement dengan cepat lalu menutup pintunya dengan kasar.     

Aku turun menuruni tangga dengan tempo yang cepat dan kesal.     

Sesampainya aku di bawah, Ada seorang perempuan yang terikat di kursi kayu dan berlumuran darah.     

Matanya di tutup oleh lakban, Mulutnya juga di tutup oleh lakban, Kesepuluh jarinya sudah patah, Kuku-kukunya sudah di cabut dengan paksa, Pakaiannya sudah robek, Di lihat dari selangkangannya dia sudah mengompol sangat banyak.     

Aku mendekatinya dengan ekspresi tidak senang.     

Kemudian aku melepaskan lakban yang menutup mulutnya dengan paksa.     

Itu mengejutkan si perempuan. Setelah lakban yang menutup mulutnya terlepas, Dia mulai berteriak.     

"TOLONG LEPASKAN AKU!!!"     

"Berisik!!!"     

"LEPASKAN AKU!!! AKU MOHON!!!"     

"Sudah ku bilang Berisik tahu!!!"     

"TOLONG LEPASKAN AKU!!! APA YANG KU PERBUAT SAMPAI MEMBUAT MU MENYIKSA KU??? AKU BAHKAN TIDAK MENGENAL MU"     

"Aku juga tidak"     

"LALU KENAPA KAU MELAKUKAN HAL SEPERTI INI..PADA KAMI!?!?!?"     

"Karena bosan"     

"KAU MEMBUNUH KEKASIH KU! DIA PRIA YANG BAIK DAN KITA AKAN BERTUNANGAN BULAN DEPAN! NAMUN KAU MEMBUNUHNYA TEPAT DI DEPAN MATAKU!!! KAU GILA!!!"     

"Memang~"     

"APA YANG SALAH DENGAN MU!?!?!?"     

"Sangat banyak. Kau akan bosan jika aku menceritakannya satu-satu"     

"APA-APAAN KAU INI!!! APA KAU TAHU KALAU PERBUATAN MU INI SANGAT SALAH!?"     

"Tahu~"     

"LALU KENAPA!?"     

"Sudah ku bilang...Karena aku bosan~"     

"A...Apa-apaan kamu ini..."     

Perempuan itu kemudian menangis dengan lemah dan putus asa.     

"Ohhh...Ayolah...Seperti ini lagi...Kau sangat tidak mengasikkan~"     

"Lepas...Kan aku...Aku mohon...Maafkan aku...Biarkan aku bebas...Aku tidak akan melapor ke polisi...Biarkan aku pulang bertemu kedua orang tua ku...Tolong...Aku mohon..."     

Perempuan itu berharap dan memohon sambil menangis ke arah ku.     

Aku kemudian melihat ke pojok tembok basement.     

Di situ ada mayat laki-laki yang di ikat di atas kursi dengan kondisi yang sangat mengenaskan.     

Rongga mulutnya sudah di robek dengan pisau dan di biarkan terbuka, Jari-jarinya sudah tidak ada..Lebih tepatnya aku sudah memotong ke sepuluh jari tangannya, Dadanya terbuka lebar dan di bagian kiri dadanya..Terlihat jantungnya yang bergelantung keluar dari dalam dadanya.     

Bagaimana cara aku membunuh pria itu?     

Sebelum membunuhnya tentu saja aku menyiksanya terlebih dahulu..Di hadapan kekasihnya dengan mulut si perempuan di lakban.     

Aku tidak membiarkan si pria bersuara jadi aku langsung merobek rongga mulutnya dengan pisau.     

Aku membiarkan matanya terbuka lebar dengan menyelotip kelopak matanya.     

Lalu aku membiarkan si perempuan melihat ku menyiksa dan membunuh si laki dengan pelan.     

Aku memotong ke sepuluh jari tangannya dengan pisau satu-persatu dengan pelan sampai aku dapat merasakan tulangnya ikut terpotong dan terlepas.     

Setelah ke sepuluh jarinya ku potong, Aku menyetrum alat kelamin si laki dengan listrik sampai hangus. Walaupun begitu, Dia masih hidup dan masih sadar.     

Si perempuan menangis sangat histeris melihat si laki ku siksa dengan kejam. Sementara itu, Si laki tidak dapat bereaksi apa-apa selain melihat ke langit-langit dengan pandangan kosong dan kesakitan.     

Aku menyiksanya lebih..Menyayat lehernya, Menusuk perutnya, Menusuk kelamin si pria walaupun sudah hangus, dan semua itu ku lakukan dengan menggunakan pisau.     

Lalu saat si pria dan si perempuan sudah sangat putus asa, Aku merobek dada si pria dengan pisau sampai aku dapat melihat jantungnya.     

Aku dapat melihat Daging dari si pria yang menghalangi jadi aku robek dan bedah lebih dalam lagi sampai aku melihat tulang-tulang yang membatasi Jantung dan paru-parunya.     

Aku pengambil palu kecil dan mulai menghancurkan tulang dadanya dengan pelan dan pasti agar aku tidak membunuh si pria akibat syok dan rasa sakit yang berlebih.     

Si perempuan teriak histeris dan ketakutan melihat aku membelah dada dan menghancurkan tulang kekasihnya.     

Si laki juga pastinya sudah berteriak kesakitan sekarang kalau tidak ku robek rongga mulutnya. Si laki hanya melihat ke atas dengan tatapan kosong.     

Saat tulang-tulang yang menghalangi sudah ku hancurkan, Aku memegang dan mengelus jantung si pria dengan halus dan pelan supaya aku tidak menekannya dengan sengaja.     

Si perempuan sangat panik dan ketakutan, Si pria tidak dapat berbuat apa-apa dan hanya terdiam namun tubuhnya bergerak sedikit dengan pelan berusaha memberontak.     

Lalu saat aku sudah puas menggoda si perempuan, Aku mulai membunuh si laki.     

Aku memegang dengan erat dan kuat jantung si laki di tangan ku.     

Si laki bereaksi ketakutan dan sedikit-demi sedikit tubuhnya bergerak memberontak. Si perempuan hanya teriak histeris dan panik.     

Aku menarik dengan pelan dan pasti jantung si laki keluar sampai aku dapat melihat jalur pembuluh darahnya keluar panjang.     

Lalu, Di hadapan si perempuan, Aku Menekan, Memencet, Menggenggam Jantung si pria dengan sangat erat dan kuat penuh tenaga.     

Jantungnya terus berdetak dengan kencang akibat genggamanku. Dari Mulut, Telinga, Hidung dan dari segala cela si pria, Si pria mengeluarkan banyak darah.     

Aku terus dengan paksa dan tekanan menekan jantung si pria sampai tanganku dapat tertutup dengan sangat rapat.     

Karena terasa cukup lama, Aku dengan sengaja dan paksaan langsung meremukan jantungnya.     

Akibatnya, Tanganku dapat tertutup rapat dan jantung si pria hancur dalam sekejap.     

Dalam sekejap juga si pria langsung tewas di tempat.     

Si perempuan juga langsung bertertiak histeris dengan mulut yang di lakban sampai dia pingsan.     

Begitulah bagaimana aku membunuh si pria.     

Dan sekarang...     

Cara seperti apa yang akan ku gunakan untuk membunuh si premepuan.     

Si perempuan sekarang masih menangis sambil memohon dan ini menyakitkan telinga ku.     

Aku melihat keseliling basement sampai aku menemukan sesuatu dan inspirasi untuk membunuhnya.     

Aku kemudian menemukan sesuatu yang sudah kucari..     

Itu adalah sekop..     

Aku mengambil sekop yang menyender ke rak dan membawanya ke si perempuan.     

"Coba lihat..Aku menemukan sesuatu~"     

"Hmmm???"     

Tentu saja, Si perempuan tidak dapat melihat karena matanya di tutup oleh lakban.     

"Taa~Daa~ Ini adalah sekop yang ku gunakan untuk mengubur mayat dan untuk memukul kalian berdua kemarin"     

"...Lalu...?"     

"Lalu kenapa? Ahahaha, Tentu saja aku ingin menggunakan sekop ini"     

"Untuk apa?"     

"Hmm...Aku berpikir-pikir...Apa sekop ini muat di mulut mu~"     

"HIIIIKKKK!!!"     

"Apa sekop ini dapat masuk ke dalam mulutmu atau akan terus melaju sampai belakang? Hmmm, Aku penasaran...Kalau begitu, Mari kita coba~"     

"TIDAK!!! TOLONG HENTIKAN!!! MENJAUH DARIKU!!! JANGAN BUNUH AKU!!!"     

"Itu tidak bisa~ Aku sudah sangat bosan dengan mu dan kau sama sekali tidak menghiburku selain saat aku membunuh pacar mu..Jadi aku memutuskan untuk menyingkirkan mu..Segera~"     

"TIDAK!!! HENTIKAN!!! JANGAN!!!"     

"Baik...Cepat bilang 'Aaaaaa' dengan lebar~"     

"TIDAK-"     

Saat dia berusaha mengucapkan sesuatu dengan mulut terbuka lebar, Aku menyelipkan sekopku masuk ke dalam mulutnya dan menahan mulutnya tetap terbuka seperti itu.     

"MMMM...MNNNN...NMMMMM!!!"     

"Ternyata hanya sampai sini saja. Padahal aku berharap lebih kalau ini dapat dengan muat masuk ke dalam mulutmu~"     

"MMMMMMMMM!!!!!"     

"Ahh, Benar. Bagaimana kalau dengan Sedikit paksaan"     

"MMMMMMMMMM!!!!!!!!"     

"Baik, Akan ku coba~"     

Aku mundur sedikit kebelakang dan mengambil ancang-ancang.     

"Tu, Wa~"     

Dengan sedikit hitungan, Aku menendang sekop yang menyangkut di mulut si perempuan dengan kuat.     

Sekop itu melesat dengan cepat masuk kedalam rongga mulut si perempuan terus sampai kebelakang sampai ke bagian belakang kepala.     

Sekop itu kemudian terpental dan jatuh ke belakang si perempuan dan menyentuh lantai.     

Tidak di sadari, Bagian atas si perempuan mulai dari mulut atas sampai ke kepala sudah tidak ada. Yang tersisa hanya dagu sampai ujung kaki si perempuan.     

Kepalanya terpental jauh kebelakang sampai mengenai tembok.     

Dengan begini si perempuan langsung tewas di tempat dalam sekejap.     

"Aahh, Sudah ku duga pasti tidak muat. Hmm, Sayang sekali, Padahal sekop ini sudah ku anggap seperti sendok untuk mu.."     

"Tapi tidak apa, Selagi kau sudah mati maka aku tidak perlu mendengar teriakan mu yang berisik itu lagi"     

Baiklah, Karena mereka berdua sudah di atasi..     

Saatnya membuang mereka.     

Tapi...     

Aku penasaran, Apa orang yang ku tipu di internet sudah menemukan Harta Karunnya?     

Kita lihat itu nanti di berita.     

Untuk sekarang, Saatnya membungkus mayat mereka ke dalam kantung mayat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.