(In)Sanity

CH. 1 - Part Four



CH. 1 - Part Four

0Jam 2 siang hari menandakan akhir dari kegiatan belajar-mengajar pada hari ini.     

Semua murid di persilahkan untuk pulang dari sekolah atau jika mereka memiliki kegiatan Klub mereka boleh berada di sekolah sampai kegiatan mereka selasai.     

Untukku aku masuk kedalam Klub Pulang kerumah yang dalam artian lain aku sama sekali tidak ikut dan bergabung dalam satu klub apapun.     

Setelah bell sekolah terakhir berbunyi yang menandakan berakhirnya kegiatan belajar-mengajar hari ini, Aku langsung bergegas keluar dari sekolah dan menuju kesuatu tempat sebelum pulang menuju rumah.     

Di jalan menuju tempat tujuanku, Aku sambil mendengarkan Musik seperti biasanya sambil menghilangkan rasa bosanku perlahan.     

Tempat yang kutuju adalah ini..     

..Toko Bangunan.     

Apa yang ku inginkan dan apa yang kubutuhkan dari toko bangunan?     

Kalian akan mengetahuinya nanti...Sebentar lagi.     

Aku membeli sesuatu dari toko bangunan yaitu sebuah kotak yang berisikan..Benda kecil yang tajam dan sangat runcing.     

Benda kecil apa ini? Kalian akan mengetahuinya nanti saat aku kembali kerumah.     

Di jalan aku sangat senang.     

Aku mengeluarkan nada-nada senang yang tidak ada dalam musik manapun. Aku sangat senang sampai-sampai aku berjalan sambil melompat-lompat kecil bagaikan seekor kelinci. Aku memperlihatkan senyumanku yang amat senang.     

Banyak orang-orang yang melihatku dengan bingung tapi kali ini tidak ada yang negatif sama sekali. Mereka melihatku seperti gadis remaja perempuan biasa yang terlihat senang dan manis.     

Namun aku tidak peduli sama sekali, Karena yang kupedulikan hanyalah satu..     

Yaitu cepat-cepat kembali kerumah dan melaksanakan hobbyku.     

Aku benar-benar tidak sabar.     

Sudah sangat tidak sabar.     

Walaupun sebelumnya aku mengalami perlakuan yang buruk di sekolah.     

.     

.     

.     

.     

Sesampainya dirumah, Aku mengambil kunci pintu rumahku dari dalam tasku dan membuka kunci pintu rumah. Lalu aku membuka pintu rumahku dengan tenang dan pelan lalu masuk kedalam. Setelah berada di dalam rumah, Aku menutup pintu rumah dengan pelan dan menguncinya dengan rapat.     

"Aku pulang"     

Aku mengucapkan itu tapi tidak mengharapkan balasan karena aku tahu tidak ada orang di rumah ini..Kecuali...     

Aku kemudian menuju pintu masuk ke ruang Basement yang berada di garasi rumahku.     

Ruang Basement adalah ruangan kedua yang sangat rahasia dan tidak boleh ada yang memasukinya kecuali aku.     

Pintu masuk menuju ruang basement sangat terjaga dan terdapat banyak kunci dan gembok yang menjaganya agar tetap tertutup rapat.     

Aku mengeluarkan banyak sekali kunci yang saling bergantung pada satu ring yang sama dan satu persatu aku membuka gembok yang mengunci pintu itu sampai tidak ada lagi gembok yang tersisa.     

Aku membuka pintu basement dengan sekuat tenaga karena pintu basement ini sangat berat dan sangat amat sulit untuk di buka.     

Saat sudah terbuka, Aku masuk kedalam dan menutup pintu basement tapi tidak menguncinya.     

Di dalam sangat gelap dan hanya di sinari oleh lampu-lampu kecil di beberapa sudut.     

Di dalam juga sangat dingin tapi ada hawa yang membuatnya panas.     

Di hadapanku ada berupa tangga yang menuju kebawah ke lantai utama dari basement.     

Perlahan tapi pasti, Aku mulai menuruni tangga menuju ke lantai dasar dari basement ini.     

.     

.     

.     

.     

Dari bawah sana terdengar sebuah suara.     

"MMMMHHHHHMMMMMMMKKKKHHHH!!!"     

Suara seorang yang menjerit kesakitan.     

"BZZZZBZZZZBZZZZBZZZZ!!!"     

Dan juga suara sebuah tegangan listrik yang cukup tinggi.     

"MMMMHHHHHHMMMMMKKKKHHHHH!!!"     

Suara orang yang menjerit kesakitan itu terdengar kembali. Suaranya seperti ditutupi oleh sesuatu seperti ada satu hal yang menutup mulutnya.     

TAK!     

Suara langkah kaki ku yang menuruni tangga bergema keseluruh ruang basement.     

"MHHMM...HMMMMM...MHHHH!?!?!?!?"     

Suara dari orang itu mulai seperti panik dan ketakutan juga kesakitan.     

TAK!     

Suara langkah kaki ku yang menuruni tangga bergema kembali dan menambah hawa dan suasana seram bagi orang yang kesakitan itu.     

"HMMMM...MHHHH....HMHMHMHM!!!!!"     

Dia mulai menyadari kalau aku datang dari atas menuju kearahnya.     

TAK!     

Perlahan demi perlahan aku sengaja melakukannya untuk menambah rasa takut dan panik dari orang tersebut.     

"HMMMMMMMMMMMMMMMMMKKKKKHHHHH!!!"     

Dengan begini dia mengetahui pasti kalau aku lah yang datang menghampirinya.     

Rasa takutnya menambah. Rasa paniknya juga menambah. Bahkan rasa putus asapun juga menambah. Bergejolak di hati dan persaannya.     

Dia benar-benar ketakutan.     

Dia benar-benar merasakan panik.     

Dia benar-benar merasakan rasa putus asa.     

Seolah-olah dia tahu apa yang akan terjadi kepadanya sebentar lagi.     

Untuk menambah tekanan di dalam basement, Aku melomppat dengan tinggi menuju ke lantai dasar dari Basement.     

TAKKK!!!     

Suara dari kedua kaki ku yang mendarat di atas lantai dengan sangat keras bergema di sekitar ruang basement.     

"HMMMMMMMMMMMMMMMM!!!!!!!"     

Mendengar itu, Orang itu kembali panik dan bahkan lebih panik dan ketakutan ketimbang sebelumnya.     

Kondisi orang itu sekarang sedang terikat dengan sangat erat dan kuat di bangku yang terbuat dari kayu.     

Tangannya di ikat dengan sebuah besi di atas kursi.     

Kakinya juga di ikat dengan besi di kursi.     

Lehernya di ikat juga dengan besi di kursi.     

Mulutnya di tutup oleh kain yang basah karena air liurnya sendiri.     

Matanya di tutup oleh lakban hitam yang kuat dan erat membuatnya tidak dapat melihat apapun. Di sekitar matanya terlihat ada banyak sekali air mata yang mengalir keluar.     

Kondisi tubuhnya sangat mengenaskan..-     

Kesepuluh jari tangannya sudah di patahkan secara paksa.     

Kesepuluh kukunya juga sudah di cabut secara paksa dan sampai sekarang masih mengeluarkan darah yang kelihatannya tidak di obati sama sekali.     

Roknya basah yang kelihatannya dia sudah mengompol sejak tadi pagi.     

Dari Mulut, Hidung, dan Telinganya dia mengeluarkan darah.     

Dan bukan hanya itu..     

..Kondisinya sekarang ini sangat mengenaskan.     

Dia di ikat di atas kursi sambil di aliri Listrik bertegangan tinggi yang kapanpun dapat membunuhnya..Ajaibnya sampai sekarang ini dia masih hidup dan dapat bertahan dari listrik tegangan tinggi yang menyetrumnya.     

Di sekitar bagian tubuhnya ada kabel yang menyalurkan tegangan listrik yang tinggi dan itu semua dapat di kendalikan dengan sebuah remot.     

Di depannya ada sebuah Mikrofon yang langsung terhubung ke sebuah Tape recorder.     

Aku kemudian melepas tombol remot yang dari tadi aku tahan di sepanjang jalanku menuruni tangga.     

Listrik yang dari tadi menyetrum orang itu dalam sekejap berhenti dan orang itu juga menenang..Sedikit.     

Masih ada rasa takut dan panik di dirinya dan itu terlihat sangat jelas.     

Aku kemudian mendekatinya dan melepaskan lakban yang menutup matanya secara paksa dengan sekuat tenaga.     

Tarikan ku yang melepas lakban itu secara paksa membuat orang itu kesakitan dan menjerit sekali lagi untuk beberapa saat. Tapi untuk seterusnya dia akan lebih menjerit dari biasanya.     

"SELAMAT SIANG, HI-MA-WA-RI-CHAN!"     

"MMMMMMMHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!!"     

"Aku kembali..Bagaimana, Kau merindukanku?"     

"MMHHHHHHMMMMHHHHHMMMHHHHH!!!"     

"Sepertinya begitu karena aku ingin kau mendengar hariku di sekolah hari ini"     

"MHHHHMHHHHMHHHHH!!!"     

"Kau tahu...Pihak sekolah sudah mulai memberikan informasi akan menghilangnya dirimu dan mereka meminta bantuan kepada polisi juga seluruh murid-murid di sekolah...Bagaimana menurut mu? Mereka terlihat begitu mempedulikan mu, WOW, Menakjubkan bukan"     

"MHHHHHMHHHHHHMHHHHHHHHMMMMMMM!!!"     

"Benar, Aneh sekali padahal 2 minggu yang lalu kamu mulai di benci oleh teman-temanmu dan sekarang mereka khawatir terhadapmu...Bukan kah itu aneh, Hmmm?"     

"HMMMMMMMMM!!!"     

"Kau tahu...Temanmu, Zuka menyakitiku tadi siang di sekolah. Dia menendangku sampai aku batuk-batuk mengeluarkan darah. Dia memiliki tenaga yang kuat juga, Ya"     

"HHHHHHMMMMMMMMMHHHHHHHMMMMM!!!"     

"Kau pikir begitu...Hmmm...Kalau begitu bagaimana kalau aku memperlihatkan tentang hal baru dan menakjubkan yang baru saja aku beli tadi. Kau mau melihatnya, Kan?"     

Himawari menggelengkan kepalanya sambil menjerit ketakutan dan memohon-mohon dengan jeritannya yang tidak jelas.     

Aku mengeluarkan sebuah kotak yang berisi-     

"Taa-daa~, Apa kau menyukainya? Ini adalah Paku Payung yang tadi ku beli sepulang sekolah"     

"HHHHHHHMMMMMMMRRRRRHHHHHHH!!!!"     

Mata dari Himawari semakin melebar dan ketakutan, Matanya mengeluarkan air mata yang begitu deras dan matanya memerah. Jeritannya sangat nyaring yang membuat kuping ku menikmatinya.     

"AHAHAHAHAHA, Benar-benar...Kau pasti sudah tidak sabar untuk mencobanya bukan...IYA KAN IYA KAN IYA KAN...KATAKAN ITU KATAKAN IYA!!!"     

Aku melototinya dengan kedua mataku yang terbuka sangat lebar dan warna dari mataku berubah menjadi Merah darah.     

"HHHHHHHHHHMMMMMMMMMMMMMMRRRHH!!!!"     

"IYA BENAR, BENAR, BENAR SEPERTI ITU... ITU YANG INGIN AKU DENGAR"     

Aku sangat bersemangat. Ini sangat membuatku senang dan bersemangat. Aku ingin cepat-cepat menusukan Paku payung ini...Kepadanya.     

"Nee, Himawari-Chan~ apa kau tahu akan menuju kemana Paku payung ini?"     

"HMMMMMMHHHHHHHH!!!"     

Himawari mencoba untuk menggelengkan kepalanya tapi tidak bisa karena lehernya terikat dengan erat dan kuat di kursi.     

"Itu benar...Aku akan menusukan paku payung ini...Ke BOLA MATAMU!"     

Mendengar pernyataanku, Himawari langsung panik. Matanya terbuka lebar dan mengeluarkan banyak air mata. Dia mulai mencoba untuk memberontak dengan menggerakkan tubuhnya secara agresif tapi itu semua percuma. Dia juga mulai menjerit lebih keras dan sangat keras.     

"HHHHHHHHHHHMMMMMMMMMRRRRHHHH...HHHHHMMMMMMRRRRRHHHH!!!"     

"Ohhhh...Kau sudah tidak sabar lagi. Seperti yang sudah kuduga dari Himawari-Chan~ kau memang penuh dengan antusias. YA AKU JUGA SUDAH TIDAK SABAR LAGI...SAMA SEPERTI MU"     

"HMMMMMMHHHHHHRRRRRR!!!"     

"Nee Nee, Himawari-Chan~"     

Aku dengan cepat melompat ke arahnya dan memegang kepalanya dengan kedua tanganku lalu mendekatkan wajahku dengannya.     

"Aku ingin mendengar perkataan mu pada waktu itu. Di hari dimana kita akan menuju rumah ku untuk pertama kalinya. Aku ingin mendengar kamu mengucapkannya sekali lagi. Aku mohon"     

Mata dari Himawari terbuka lebar dan penuh ketakutan tapi tidak untuk mataku..     

..Mataku terbuka lebar penuh dengan Kekejian, Kekejaman, dan rasa tidak sabar.     

Jika Himawari merasa ketakutan beda dengan ku yang merasa..     

..Sangat bahagia.     

Aku kemudian tersenyum dengan lebar yang membuat Himawari tambah panik dan tambah ketakutan. Dia mengetahui dan menyadari apa arti di balik senyumanku.     

"Baik tanpa panjang lebar lagi ayo kita langsung ke menu utamanya"     

"HHHHHMMMMMMHHHMMMMMMMMM!!!"     

Aku mengambil lakban yang kuat dan ku rekatkan ke kelopak matanya agar matanya tidak menutup.     

Aku kemudian mengambil satu paku payung dan satu palu dari kotak perkakas milikku. Palu yang ku ambil sepertinya sedikit...Besar...Ah sudahlah.     

Himawari yang melihatnya dengan lebar mulai panik dan mengeluarkan jeritan yang sangat-amat kencang.     

Aku kemudian mengarahkan paku payungnya ke bagian belakang Bola Mata sebelah kiri milik Himawari.     

Saat aku melakukannya, Nafas Himawari sangat berat. Nafasnya sangat berat sampai-sampai aku dapat merasakannya keluar melewati kain yang menutup mulutnya.     

Detak jantungnya sangat terdengar sudah bagaikan drum yang menggebuh-gebuh dengan sangat kuat.     

Untuk ku, Aku sangat...Menikmatinya.     

Aku mengambil ancang-ancang bersiap memukul paku payung secara paksa kepada Bola mata bagian belakang Himawari.     

"AYOOO...KATAKAN SEKALI LAGI HIMAWARI-CHAN~ KATAKAN SEKALI LAGI~ AKU INGIN MENDENGARNYA~ AKU SANGAT INGIN MENDENGARNYA~"     

Aku mengatakan itu dengan nada yang sangat riang dan gembira dengan kedua mataku yang terbuka sangat lebar dan nafas yang berat keluar dari mulutku.     

"HHHHHMMMMMMHHHHHMMMMMMHHMMMMMM!!!"     

"KATAKAN PADAKU HIMAWARI-CHAN~ KATAKAN PADAKU~!!!"     

"HMMMMMMMMM....HHHHHHHMMMMMM....HHHHHMMMMMMRRRRHHH"     

"AYO CEPAT KATAKAN~! KATAKAN! KATAKAN! KATAKAN! KATAKAN!.."     

"HHHHHHHHHHHHHHHHMMMMMMMMMMRRRRRRRHHHHH!!!"     

"KATAKAN!!!!!!!!"     

Dengan sekuat tenaga aku mengayunkan palu yang aku pegang ke arah paku payung yang mengarah ke bagian belakang bola mata dari Himawari.     

Dengan begitu-     

TOK! SPLAT!     

"AAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRGGGGGGGGGGGGHHHHHHHHHHHHHH!!!!!!"     

Paku payung itu menancap dengan sangat kuat di bagian belakang bola mata sebelah kiri dari Himawari...     

Darah yang keluar dari matanya bercipratan dan mengenaiku..     

Tubuhku, Tanganku, bahkan wajahku..Semuanya tertutupi oleh darah dari mata kiri Himawari..     

Dan Himawari..     

..Menjerit kesakitan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.