(In)Sanity

CH. 4 - Part Two



CH. 4 - Part Two

0Kantor Polisi, 19.30 waktu setempat.     

Di satu ruangan rapat.     

Para polisi yang berkumpul di satu ruangan tersebut membahas dan menyelidiki kasus Pembunuhan sadis dan Mutilasi yang di alami oleh Hide Himawari.     

Ada lumayan banyak polisi yang berkumpul di satu ruangan tersebut. Salah satu dari mereka berdiri di paling depan memimpin rapat.     

Di belakangnya terdapat layar lebar dan di depannya terdapat proyektor yang memperlihatkan setiap bagian tubuh Himawari yang tersisa.     

Sayangnya hanya tinggal beberapa tubuh Himawari yang tersisa..Juga organ tubuhnya.     

Tidak di temukan kedua kaki milik Himawari, Kesepuluh jari tangannya, Kedua bola matanya, Dan beberapa organ dalam milik Himawari juga tidak di temukan.     

Beberapa polisi pemula banyak yang tidak tahan melihat kondisi mayat Himawari yang sangat kacau.     

Beberapa dari mereka keluar dari ruangan rapat untuk muntah dan kembali lagi kedalam karena rapat ini wajib.     

Beberapa dari mereka justru memaksakan diri mereka untuk melihat kondisi yang mengenaskan ini sebagai pengalaman..Tapi tidak banyak dari mereka yang dapat menahannya cukup lama dan dengan segera langsung keluar untuk muntah dan beberapa menit kemudian kembali lagi.     

Para polisi senior sudah sangat terbiasa dengan hal seperti ini. Bagi mereka ini sudah menjadi makanan setiap hari mereka.     

Ada sejarah mengenai kenapa mereka bisa sesantai ini dalam melihat dan membahas kasus pembunuhan Himawari ini.     

Mereka masih menyimpan satu asumsi pembunuh di kepala mereka tapi mereka berusaha untuk tidak membawa nama itu karena bagi mereka 'Dia' adalah awal dari mimpi buruk mereka.     

"Hmmmpppphhhh...Mweeeggghhhh!!!"     

Salah satu pendatang baru dan polisi pemula dalam kasus pembunuhan dan mutilasi merasa tidak enak saat melihat begitu banyak foto dari mayat Himawari.     

"Oi oi oi, Kau tidak apa. Shinji, Kau terlihat tidak enak badan..Ini kah pendatang baru yang menjanjikan itu, Hmmm"     

"T-Tidak, Aku tidak apa, Senpai. Hanya sedikit tidak enak badan"     

"Kalau itu jelas, Mereka yang baru pertama kali melihat hal mengerikan seperti ini pasti akan berakhir sepertimu dan yang lain"     

"T-Tidak, Bukan begitu...Aku hanya..Mmmmbbwwwe-"     

"Ya ya ya, Pikirkan cara lain untuk berbohong dan sok kuat lagi. Kau masih payah"     

"S-Senpai! Aku tidak bohong- Hmmmweeee-"     

"Kalau itu bohong namanya"     

"M-Maaf..."     

"Ya ya, Tidak usah di pikirkan, Cepat sana keluar dan kembali lagi kesini dalam 5 menit. Pembahasannya akan segera di mulai"     

"Eee? Dari tadi rapatnya belum di mulai?"     

"Secara keseluruhan belum. Ini masih tahap awal, Kami memiliki sejarah dalam kasus seperti ini dan tahap awal ini masih menjadi pertimbangan dan pembahasan kita terhadap siapa pelakunya"     

"Jadi tidak di bicarakan dan di bahas secara langsung?"     

"Tidak..Mengingat lagi ada banyak polisi waktu itu yang trauma dan pindah divisi"     

"Eee...Ya...Aku tidak menyangka itu.."     

"Sudah cepat sana keluar dan buang isi perut mu! Kau hanya menambah beban dirimu saja"     

"B-Baik!...D-Dan juga, Senpai..."     

"Apa?!"     

"Dilarang merokok di dalam ruang rapat...Ingat...E..Ehehehe...Heeee..."     

"Hmmm! Kau sudah berani mengatur ku, Shinji!"     

"T-Tidak, B-Bukan apa-apa. Aku permisih sebentar"     

Polisi baru itu dengan bergegas keluar dari ruang rapat berlari menuju kamar mandi.     

"Dasar anak itu...Seenaknya mengatur ku"     

Sementara itu Seniornya melanjutkan merokok dan mengangkatkan kedua kakinya di atas meja.     

Saat Shinji berada di luar, Dia melihat ada banyak polisi pemula yang mengalami kondisi yang sama sepertinya di lorong.     

"Uuuwwwaaaahhh...Tidak ku sangka bukan hanya aku saja..Aku tidak sendiri..Hehe"     

5 menit kemudian setelah menunggu para polisi yang masih berada di luar masuk kembali ke dalam ruang rapat, Pembahasan pun di mulai.     

"Eto...Kalau begitu mari kita mulai pembahasannya"     

Polisi yang memimpin rapat di depan Yaitu seorang Inspektur mematikan proyektor dan memulai pembahasan utama.     

"Menurut kalian semua..Siapa pelaku pembunuhan Hide Himawari?"     

Satu ruangan rapat menjadi bergemuruh.     

Para pemula tidak mengetahui apa-apa soal ini. Mereka bingung dengan pertanyaan Inspektur dan reaksi para senior mereka yang langsung berbicara satu sama lain.     

"S-Senpai...Ada apa ini?"     

Shinji menengok ke arah seniornya dan menemukan kalau seniornya dalam kondisi dan keadaan yang tenang dan santai sambil merokok tidak seperti yang lainnya.     

"Hmph...Kau akan tahu nanti"     

"B-Baik..."     

"Salah satu angkat tangan sekarang!"     

Inspektur memberikan perintah untuk para polisi yang selesai berunding.     

"Tidak masalah jika kalian pemula, Kami juga ingin mendengar pendapat kalian"     

Salah satu dari mereka mengangkat tangan dan berdiri lalu mulai berbicara mengeluarkan pendapat mereka. Dia bukan polisi senior melainkan pendatang baru.     

"Jawaban yang paling dekat adalah Penjahat yang kemarin berhasil melarikan diri sebulan yang lalu"     

"Hoooh, Kenapa bisa begitu?"     

"Melihat kasus dan sejarah dari si pelaku, Dia yang paling mendekati"     

"Lalu?"     

"Dia dikenal sebagai pembunuh berantai sadis yang menyiksa korbannya sebelum membunuhnya..Lebih tepatnya dia seorang Psikopat. Itu saja"     

"Hmph..Salah"     

"S-Senpai"     

Senior dari Shinji bergumam sendiri membalas tanggapan si pemula.     

Si Inspektur membalas tanggapan dan pendapat si pemula.     

"Itu memang benar kalau kau membicarakan soal 'Dia'...Dan?"     

"M-Masih ada yang kurang?"     

"Kau melewatkan satu hal, Pemula"     

"S-Satu hal?"     

"'Dia' yang kau maksud...Tidak pernah menyembunyikan mayat korbannya dan dia pastinya akan langsung membunuh korbannya di tempat"     

Pemula itu langsung merasa gugup.     

"Hide Himawari sebelum dibunuh dia di culik dan di bawa ke suatu tempat lalu di siksa selama beberapa hari..Tidak, Perhitungan hasil tim forensik mengatakan sekitar 2 minggu lebih. Di tambah lagi, Jika 'Dia' yang kau maksud adalah pembunuhnya, Dia tidak pernah memutilasi atau mengambil organ dalam korbannya. Akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuknya melakukan hal semacam itu. Ditambah lagi, Dia buka ahli medis. Kau paham"     

"P-Paham..Pak"     

"Bagus, Kau boleh duduk kembali, Anggap ini sebagai pelajaran mu. Baik yang lainnya"     

"Saya"     

Salah satu polisi pemula lainnya mengangkat tangannya dan berdiri.     

"Menurut saya ini pertengkaran antar kekasih"     

Satu ruangan di penuhi oleh tawa geli dari para polisi senior.     

"Kalau itu bodoh namanya"     

"S-Senpai"     

Senior dari Shinji kembali meledek pemula.     

"Hoh..Kenapa kau berpikiran seperti itu?"     

"Y-Yaa, Menurut ku seperti itu.."     

"Lebih jelasnya"     

"Maksud ku, Korban kali ini, Dia terlihat cantik bukan dan dia masih dalam umur perempuan remaja jadi-"     

"Jadi maksud mu pertengkaran kekasih dapat berdampak seperti ini? Penyiksaan, Mutilasi dan pengambilan organ dalam?! Ini justru terlihat seperti seseorang yang membutuhkan uang dengan cara yang sangat tertekan. Kenapa kau? Memiliki sejarah hal yang serupa?! Atau kau menonton Drama tadi malam?!"     

"T-Tidak pak"     

Para polisi senior kembali tertawa mengisi udara ruangan tersebut.     

"Kalau begitu kau boleh duduk. Kau hanya mempermalukan dirimu sendiri"     

"B-Baik...Maaf"     

"Ingat nak ini kantor polisi dan bukan sekolah seperti dulu. Tidak ada yang namanya main-main dan candaan saat rapat berlangsung. Ambil itu sebagai pelajaran"     

"B-Baik"     

"Selanjutnya!"     

Setelah hampir seluruh baik pemula dan senior memberikan pendapat mereka, Masih tidak di tentukan siapa dan yang paling dekat dengan pelaku pembunuhan tersebut.     

"Oi, Shinji"     

"Y-Ya!"     

"Kau tidak mengangkat tangan mu?"     

"T-Tidak, Senpai..."     

"Kalau begitu jangan"     

"Ehh?"     

"Kau hanya akan mempermalukan dirimu sama seperti pemula yang lain"     

"B-Baiklah...Lalu...Bagaimana dengan Senpai?"     

"Aku..."     

Senior dari Shinji mematikan rokok yang ada di mulutnya dengan mengambilnya dan menggosokknya ke asbak lalu mengambil rokok lainnya dan mulai menghisapnya.     

"..Bagaimana ya...Aku tunggu jika Inspektur sudah membawa nama 'Dia'"     

"`Dia'...?"     

"Ya, 'Dia'"     

"Maaf sebelumnya..'Dia' itu siapa dan jenis kelaminnya?"     

"Entahlah"     

"Heh?"     

"Kita tidak pernah tahu...Dan masih belum tahu...Selama 6 tahun ini"     

"B-Baiklah..."     

Setelah banyak masukkan dan pendapat dari para polisi baik pemula dan senior, Inspektur mulai angkat bicara soal pelakunya..Walaupun masih asumsi saja.     

"Semuanya..Apa kalian berpikir kalau pelakunya adalah..'Dia'"     

Mata Inspektur langsung menatap tajam.     

Para polisi Senoir langsung terdiam dan serius.     

"A-Ada apa ini???"     

Shinji dan polisi pemula lainnya langsung kebingungan dengan perubahan tekanan udara di dalam ruangan.     

"Aku tahu banyak dari kalian akan membantah ini karena cukup berbeda dengan gayanya..Tapi..Ini sudah menjadi korban ke 9 selama 4 bulan terakhir dan kondisinya hampir serupa dengan yang sebelumnya"     

Para polisi senior mulai bergemuruh saling berbisik satu sama lain.     

"Ehem..Walaupun caranya sangat berbeda 6 tahun yang lalu..Tapi..Ini sangat mendekati"     

"Apa ini yang Senpai maksud sebelumnya?"     

"...A...Begitulah"     

Mata dari senior Shinji langsung tertatap tajam kedepan. Bagi Shinji, Dia belum pernah melihat Seniornya seperti ini.     

"Apa ada dari kalian yang menyangkal ini?"     

Para polisi senior tidak ada yang berani menyangkal pendapat Inspektur.     

"Kalau begitu..Kita akan buka kasus ini lag-"     

"Tunggu Inspektur!"     

"Hmmmm?"     

"S-Senpai..."     

Inspektur dan polisi yang lainnya sekejap melihat ke arah Senior Shinji.     

"Bisa kita pikirkan kembali..Soal kasus ini.."     

"Ada apa, Shikishima? Dan juga..Sudah aku katakan kepadamu beribu-ribu kali kalau jaga sopan santun mu saat rapat! Dilarang merokok dan taruh kaki mu di bawah meja!"     

"Baik Baik~"     

Senior Shinji..Shikishima namanya..     

Dia pria tua yang berumur sekitar 35-40 tahun ke atas. Memiliki rambut coklat panjang berantakan sepundak. Berjenggot tipis dan berkumis tipis. Dia memiliki postur tubuh yang tinggi dengan kakinya yang panjang. Tubuhnya lumayan terbentuk.     

"Ada apa, Shikishima? Apa yang membuat mu berkata seperti itu?"     

"Hanya pengalaman"     

"Kita memiliki pengalaman yang sama, Shikishima"     

"Itu memang benar, Tapi..Apa anda yakin ingin membawa kembali kasus ini? Ingat berapa banyak yang keluar dan sekarang tinggal tersisa berapa orang yang masih bertahan selama 6 tahun ini?"     

Para senior terdiam dan tidak bereaksi sama sekali. Sementara itu para pemula kebingungan dan keheranan dengan pembicaraan Shikishima dengan Inspektur.     

"..Mereka yang keluar langsung di gantikan dengan para pemula..Persis seperti sekarang ini. Bahkan para pemula juga tidak ada yang bertahan lama"     

"Apa kau takut dengan kejadian yang sama, Shikishima?"     

"Tidak, Bukan seperti itu..Maksud ku, Menurut ku, Ini terlalu awal untuk membawa kembali kasus yang sudah lama kita tinggali hanya karena penemuan mayat Hide Himawari"     

"Sudah ada 9 korban termasuk Himawari..Apa maksud mu kita tidak perlu membawa kasus ini kembali?"     

"Tapi..8 korban sebelumnya berakhir tidak sama seperti Himawari..Hide Himawari dibunuh sekitar 1-2 hari kemarin tapi lukanya sudah ada sejak 2 minggu lebih ditambah Mutilasi. Sementara itu korban lainnya dibunuh dalam jangka waktu yang bervariasi..-"     

"..Ada yang dibunuh hanya dalam sehari baik dengan luka maupun tidak, Ada bahkan yang lebih dari 1 minggu dan ada yang hanya dalam beberapa hari, Ada yang sebulan dan ada yang dua bulan. Dan beberapa dari mereka tidak di mutilasi atau juga di ambil organ dalamnya. Yang sama hanya kesepuluh jari mereka ada yang sudah di patahkan ada juga yang tidak..Namun Himawari di potong..Kita tidak bisa mengansumsikan kasus ini dengan kasus 6 tahun yang lalu"     

Kau hebat, Shikishima..Kau memang teliti seperti biasanya.     

Inspektur berbicara di dalam hati.     

"Jadi maksud mu pelakunya adalah orang lain, Begitu"     

"Bisa iya dan bisa juga tidak"     

"Shikishima!"     

"Aku tidak mengatakan kalau dia bukan pelaku pembunuhan 6 tahun lalu dan aku juga tidak mengatakan kalau dia pelaku pembunuhan 6 tahun lalu..Aku hanya bilang kalau lebih baik kita tidak membuka kasus itu kembali..Itu saja"     

"Ada alasannya bukan..Shikishima"     

Shikishima terdiam sebentar. Para polisi senior juga terdiam dan menundukkan muka mereka. Para polisi pemula menjadi semakin bingung.     

"Tidak...Tidak ada alasannya.."     

Perkataannya justru semakin membuat bingung para polisi pemula tapi tidak untuk para senior yang sudah tahu alasan Shikishima yang sebenarnya.     

Shikishima..Kalau kau menggunakan alasan soal penjelasanmu tadi..Pasti tidak akan menambah curiga para pemula..Kau ini!     

Inspektur sekali lagi berbicara didalam hati.     

"Hmmm..Baiklah, Kalau begitu kita tidak akan membawa kasus itu ke dalam kasus kita kali ini"     

"Hmmm"     

Shikishima menjawab dengan tenang tanpa ekspresi.     

Shinji menjadi penasaran dengan seniornya dan kasus 6 tahun lalu.     

"Baiklah, Karena tidak ada yang dapat memberikan petunjuk tambahan, Rapat hari ini saya akhiri untuk sementara sampai mendapatkan lebih banyak petunjuk lainnya nanti. Bubar"     

Inspektur menutup rapat yang lumayan singkat yang hanya berjalan selama beberapa jam dan membicarakan kasus ini dengan tenang.     

.     

.     

.     

.     

Setelah rapat selesai, Shikishima dan Inspektur berbicara sambil merokok di luar sambil melihat keluar jendela.     

"Dasar kau, Shikishima, Lagi-lagi kau menambah beban kerja ku"     

"Maaf, Maaf, Inspektur..Hanya saja kau terlalu berkeinginan untuk membawa kasus itu kembali"     

"Tentu saja! Sudah 6 tahun berlalu dan sampai sekarang kita belum menemukan titik terang dari kasus itu dan sekarang kita mendapat bukti lanjutan dari kasus itu tapi kau malahan menolaknya lagi dan lagi. Di tambah lagi kau membuat para pendatang baru curiga, Apa yang harus ku katakan kepada mereka kalau mereka bertanya kepada ku"     

"Jawab saja seadanya"     

"Apa..'Rahasia' begitu..Itu justru terdengar seperti seorang wanita"     

Inspektur Tetsuya, Seorang polisi veteran yang sudah bekerja menjadi polisi selama 30 tahun lebih. Dia sudah menangani ratusan kasus dan selalu berhasil memecahkannya. Tapi hanya kasus 6 tahun yang lalu saja yang belum ia berhasil pecahkan.     

Inspektur Tetsuya memiliki tubuh yang bundar dalam artian lain gemuk. Dia lebih pendek dari Shikishima beberapa centi. Dia memiliki kumis yang tebal pendek. Rambutnya sangat pendek dan selalu disisir dengan rapih.     

Shikishima menghirup rokoknya lalu menghembus asap rokok dari dalam mulutnya ke udara.     

"Nee, Inspektur.."     

"Ada apa?"     

"Apa menurut mu...Itu perbuatannya..?"     

"Shikishima..Tidak lagi...Jadi memang benar kalau kau hanya takut"     

"Tidak bukan begitu...Yaa, Sedikitnya benar tapi..Tidak begitu"     

"Lagi-lagi perkataan mu membingungkan, Shikishima..Aku paham apa maksud mu tapi apa kau tidak terlalu paranoid? Sudah 3 tahun kau berpikir buruk tentangnya. Kau harus sedikit berpikir positif terhadap anakmu sendiri, Shikishima"     

"Hmph, Kalau itu tidak mungkin, Inspektur"     

"Mengapa?"     

"Dia..Putri ku..Dia gila sama seperti ku..Tapi kegilaannya berbeda denganku. Dia gila lebih kepada memainkan perasaan orang lain, Sedangkan aku, Aku gila dengan kebenaran. Kami sangat berbeda namun sama"     

"Lagi-lagi perkataanmu berputar-putar"     

"Nee, Inspektur. Aku sudah mencari putriku selama 2 tahun semenjak kehilangannya. Dia pergi dari rumah meninggalkan kami berdua, Orang tuanya. Aku berpikir kalau dia bergaul dengan orang-orang yang salah..Dan itu-"     

"Dan ternyata benar bukan"     

"...Ya. Sangat menyakitkan saat mengetahui kebenarannya. Aku tidak percaya kalau aku, Seorang polisi dan seorang ayah tidak dapat mengetahui tindakan putrinya sendiri"     

"Narkoba, Minuman keras, Seks bebas, Dunia Prostitusi, Gank, Penculikan, Penyeludupan dan bahkan Yakuza..Hmph, Putri mu benar-benar gadis yang nakal, Shikishima"     

"Kau tidak perlu mengingatkannya kembali, Inspektur. Aku sudah cukup mengingat itu kembali. Mengingatnya kembali justru membuat kepala ku sakit..Juga Istri ku pasti akan syok lagi"     

"Maaf maaf..Anggap saja sebagai balasan ku kepada mu karena telah menambah beban kerja ku"     

"Kalau begitu kita impas"     

Setiap kali rokok mereka habis, Mereka mengambil yang lainnya dan kembali merokok.     

"Tapi...Itu semua benar, Inspektur"     

"Memang"     

"Kau sudah rela membantuku untuk mencari putri ku dengan membuat kasus yang menjebak teman-temannya yang rusak itu"     

"Menangkap gank yang sering merusak lingkungan dan menyakiti orang lain, Menangkap para penyeludup narkoba dan pesta seks..Hmph, Niatnya hanya ingin membantu mu saja tapi aku justru mendapatkan banyak nama dan penghargaan. Aku merasa tidak terhormat dengan itu semua. Aku justru lebih terdengar sebagai pembohong"     

"Maaf dan juga terima kasih, Inspektur"     

"Tidak perlu kau pikirkan, Apa salahnya membantu teman yang kesusahan"     

"Hmph, Teman ya..."     

Shikishima terdiam sejenak dan melihat kebawah.     

"Hmmm? Ada apa, Shikishima, Kau kepikiran sesuatu?"     

"Tidak, Hanya saja..Putriku memiliki seorang teman..Bisa dibilang sahabatnya sejak kecil"     

"Ohhh...Benar juga, Kau sudah memeriksa satu-persatu teman-teman putrimu bukan"     

"Sudah. Aku bertemu dengan mereka satu-persatu di tempat tinggal mereka dan bertanya soal Putriku. Aku sudah mengunjungi lebih dari 3000 murid SMPnya dan tidak menemukan petunjuk untuk menemukannya melainkan mendapatkan kebenaran yang pahit mengenai putriku sampai aku berharap untuk tidak pernah mendengarnya"     

"Lalu bagaimana dengan Sahabatnya itu?"     

"Hmph, Kalau dia tidak mungkin"     

"Maksud mu?"     

"Sahabatnya itu kebalikan dari putriku. Dia gadis yang sangat rapuh dan malang, Rasanya aku ingin melindunginya selamanya tapi tidak bisa karena dia selalu berlaga sok kuat dan dapat mengatasi masalahnya sendiri..Tapi kenyataannya dia menjadi bahan bullyan setiap harinya dan penculikan juga pemerkosaan 2 tahun lalu tapi sampai sekarang dia masih sok kuat dengan dirinya"     

"Ohh, Maksud mu gadis itu...Sekarang aku ingat..Benar-benar gadis yang malang. Aku juga merasa kasihan dengannya. Apa yang dilakukan kedua orang tuanya"     

"Inspektur kau lupa?"     

"Tentang apa?"     

"Kedua orang tuanya menjadi korban pembunuhan sejak ia kecil dan itu kasus yang sama seperti yang...Kau tahu..."     

"Maksud mu...Ahhh, begitu"     

"Dia sudah hidup sendirian sejak kecil dan aku sudah mengenal kedua orang tuanya karena mereka adalah teman masa sekolah ku dulu. Aku sudah mengenalnya bahkan saat dia lahir. Bahkan sejak lahir, Dia memiliki tubuh yang sangat rapuh. Dia memiliki senyuman yang manis beda dengan putri ku yang terlihat dingin. Dia memiliki tubuh yang sangat bagus yang selalu membuat iri putriku padahal mereka berdua sama bagusnya"     

"Oy oy, Jaga ucapan mu, Shikishima, Jika terdengar oleh orang lain ini seperti pelecehan seksual, Loh..Terutama kepada anak muda..Juga putri mu"     

"Haha, Maaf kalau begitu"     

"Tapi..Siapa tahu, Shikishima..Putri mu akan kembali kepada mu dan membuang masa lalu buruknya itu untuk memulai hidup yang baru"     

"Hmph, Kalau itu sangat tidak mungkin, Inspektur"     

"Lagi-lagi kau berpikiran negatif terhadap putri mu sendiri, Shikishima"     

"Tidak...Itu benar, Inspektur"     

"Hmm..."     

"Putriku...Kanako...Tidak sekuat sahabatnya..."     

"Begitukah?"     

"Kanako...Saat dia pergi meninggalkan rumah..Dia berkata kalau dia membenci kami berdua dan dia bilang kalau tidak sanggup menjalani hidup dengan kami..Dia berkata seperti itu sambil tersenyum dan tertawa lalu pergi dengan tenangnya"     

"Benar-benar keterlaluan putrimu..Maaf saja tapi aku mengatakan yang sesungguhnya"     

"Tidak apa, Tidak perlu kau pikirkan, Inspektur. Kenyataannya memang begitu"     

"Lalu..Apa perbedaannya dengan sahabatnya?"     

"Sahabatnya itu kuat. Bahkan setelah dibully habis-habisan, Dia masih dapat bangkit dan tersenyum, Bahkan setelah disakiti dia masih dapat berdiri lagi dan tersenyum, Bahkan setelah kejadian itu..Penculikan dan pemerkosaan..Dia masih dapat berdiri dan menjalani hidupnya seperti gadis biasa seolah-olah bukan apa-apa...Walaupun dengan luka yang begitu banyak memenuhi tubuhnya"     

"Hmmm...Gadis yang benar-benar tangguh..Lalu, Apa yang akan kau lakukan setelah menemukan putri mu kembali?"     

Shikishima merenung sejenak sebelum menjawab.     

".....Aku akan membunuhnya!"     

"HAH!?!?!"     

"Maaf...Itu hanya ungkapan saja"     

"Yang serius, Shikishima. Kau mengejutkan ku"     

"Intinya tidak ada ampun baginya seolah-olah aku ingin membunuhnya"     

"Ah Begitukah..."     

"..Tapi..Aku tidak habis pikir mengenai sahabat Putrimu"     

"Ada apa dengannya?"     

"Jika itu gadis biasa pastinya akan bunuh diri sejak lama atau bahkan mengurung diri namun dia..Dia justru menjalani hidupnya seperti bukan apa-apa. Jujur saja jika itu aku, Aku akan menyerah dalam hidupku"     

"Hmmm, Kau pernah berharap menjadi perempuan juga, Inspektur~"     

"Bukan itu maksudku, Bodoh"     

"Aku paham"     

Mereka berdua memandang pemandangan yang ada di balik kaca yang berupa gedung-gedung kaca tingkat yang bersinar cerah.     

"Omong-omong, Shikishima"     

"Ada apa?"     

"Kau masih akan terus memberikannya setengah gajimu pada anak itu?"     

"Tentu. Dia sahabatnya, Kanako, Lagi pula..Dan dia hidup sendirian"     

"Jadi anak itu yang kau maksud. Aku baru tahu"     

"Ya, Memang dia yang ku maksud"     

"Siapa namanya?"     

"Hmm?"     

"Nama anak itu..Nama dari gadis malang itu"     

"...Hmph....Ingat ini dengan baik, Inspektur..Namanya adalah...."     

.     

.     

.     

.     

"Yuna Akari"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.